2. Kau Yakin?

Najwa mengayuh sepeda tuanya, sedikit melewati lematang sawah. Hari ini dia begitu terburu-buru mengajar, hingga terpaksa mengambil jalan pintas. Jalan pintas yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua, itupun lebarnya terbatas. Harus punya keahlian menyeimbangkan tubuh, agar kendaraan dan orang yang mengendarai tidak berakhir masuk ke paret sawah.

"Duh...kenapa harus kesiangan bangunnya. Inilah kalau kebiasaan habis sholat subuh tidur lagi. Jadi kesiangan kan? perasaan alarm juga aku stel jam 6 pagi, kenapa jadi jarum panjangnya di jam 6 , jarum pendeknya di jam 7?" gerutu Najwa.

Najwa begitu hati-hati meniti jalan setapak yang begitu sempit . Dia nggak mau waktu yang sudah mepet, membuat dirinya ceroboh dan harus mandi akibat tercebur di paret sawah.

Gadis itu sedikit menaikkan roknya lebih tinggi, agar dirinya bisa dengan mudah dan tidak gugup saat melewati jalan itu. Najwa bisa bernafas lega saat dirinya sudah berhasil melewati jalan yang begitu menantang menurutnya.

Dari kejauhan tampak satpam sekolah akan menutup pagar. Waktu memang sudah menunjukkan pukul 07. 20. Artinya dia sudah telambat 5 menit saat ini, padahal sekolah sedang mengadakan ujian semester.

Najwa memasang senyumnya yang paling manis, satpam sekolah hanya menggelengkan kepalanya, karena Najwa terlambat ke sekolah.

Najwa bergegas mengambil paket soal didalam ruang kepala sekolah, dia cukup tidak enak hati karena dirinya sedikit datang terlambat meskipun kepala sekolah tidak berkata apapun saat ini. Sahabat Najwa yang baru saja singgah ke toilet, segera menyusul Najwa berjalan karena kelas mereka memang bersebelahan.

"Najwa," serunya.

Gadis itu menatap Najwa, kemudian gadis hitam manis itu tersenyum.

"Najwa. Apa pagi ini kau tidak mandi?"

"Butet, kecilkan suaramu! bagaimana kalau didengar anak-anak?" ucap Najwa yang setengah berbisik pada sahabatnya yang mempunyai logat khusus saat bicara.

"Lah kenapa pula kau suruh aku bisik-bisik, suaraku memang seperti ini? malunya kau belum mandi?" tanya Butet yang memiliki nama asli Nita Saragih itu.

Najwa menepuk dahinya. Dia lupa sahabatnya itu memang tidak bisa berbicara pelan, suaranya sudah seperti toa masjid.

"Ya...ya...baiklah, aku coba bicara pelan-pelan, apa betol kau belum mandi?" tanya Nita sedikit mendekatkan mulutnya ke arah telinga Najwa.

"Ya. Jangan bilang siapa-siapa, aku bangun kesiangan tadi," bisik Najwa.

"Eh...kenapa pula rupanya, kenapa kau bangun kesiangan? pastilah kau asyik telpon-telpon kacang hijau kau itu ya?" tanya butet.

Ehemmmm

Kepala sekolah memperingatkan dengan sebuah deheman keras. Karena waktu ujian sudah akan dimulai tepat pada pukul 07.30.

"Aku beritahu kau, sebelum kau masuk kelas. Tolong kau bersihkan dulu belek matamu itu, nanti murid-murid tidak konsentrasi menjawab soal," ujar Butet sembari masuk kedalam kelas.

Najwa mengambil sapu tangan didalam saku bajunya, dan membersihkan kotoran mata yang bertengger disana.

Suasana sedikit hening saat ini, karena murid SD kelas 6 sedang ujian semester dengan sangat konsentrasi. Najwa mengontrol murid-muridnya yang ada di kelas itu, dia tidak mau kecolongan hingga ada murid yang mencontek.

Ting

Sebuah chat masuk kedalam ponsel Najwa. Gadis itu duduk ketempat duduknya, sambil sesekali melirik kearah muridnya yang tampak tenang mengerjakan soal.

"Sayang. Apa ujian semester hari ini jadi di laksanakan?" chat Affan.

Najwa senyum-senyum mendapat pesan itu, dan segera mengetik chat balasan untuk sang pujaan hati.

"Ya Mas. Nana kerja dulu ya? mas juga, selamat bertugas,"

"Baiklah. Mas mencintaimu sayang 😘,"

Sudah Affan duga, bertahun-tahun pacaran, tidak sekalipun Najwa membalas setiap kali dia mengirim emotion mesra. Entah Affan harus bersyukur atau malah harus menangis, karena sudah berpacaran dengan gadis sekaku Najwa. Semua prinsip-prinsip gadis itu seakan tak bisa pupus meski tersapu badai.

Najwa bisa bernafas lega, karena ujian Semester hari pertama sudah berhasil di lewati. Najwa ingin bergegas pulang, karena sejujurnya dia merasa gerah sebab tidak sempat mandi pagi.

"Mau buru-buru pulang kau rupanya," tanya Butet.

"Iya. Sudah nggak tahan, gerah." Jawab Najwa yang dibalas tawa oleh sahabatnya itu.

"Beruntungnya rumah calon suamimu itu agak jauhnya dari sini. Kalau tidak, dia pasti nggak mau jadikan kau calon istrinya yang malas mandi pagi," ujar Butet sembari terkekeh.

"Sembarangan. Aku nggak malas mandi pagi, ini karena darurat Butet," ucap Najwa.

"Sudah ah. Aku mau pulang dulu," sambung Najwa dan mulai bersiap-siap mengayuh sepedanya.

"Eh...gaya kali kau, rumah kitapun searah. Kenapa tidak sama-sama saja?"

"Ya sudah ayo," ujar Najwa.

Najwa dan Butet pulang bersama dengan mengayuh sepeda mereka.

"Apa kau yakin mau kawin dengan si kacang ijo itu?" tanya Butet.

Berulang kali Najwa memperingatkan Butet, agar gadis itu menyebut calon suaminya dengan sebutan nama. Tapi Butet lebih suka menamainya kacang ijo, dengan alasan itu warna seragam kebanggaan Affan. Karena sudah terbiasa mendengar Butet berkata demikian, jadilah Najwa tidak pernah mempermasalahkannya lagi.

"Yakinlah. Kami ini sudah berpacaran selama 9 tahun. Masa iya kami harus sama-sama menjaga jodoh orang lain? amit-amit deh," ujar Najwa.

"Sudah siapnya kau di tinggal-tingal tugas?" tanya Butet.

"Tidak masalah. Itu juga tugas mulia, demi negara. Aku sama sekali tidak keberatan." Jawab Najwa.

"Kamu sendiri bagaimana? kapan bang Ucok melamarmu?" tanya Najwa.

"Tidak tahu. Janji-Janji saja terus, aku sampai bosan menanyakannya. Sudahlah, kalau aku tak masalahnya itu. Tak dapat dia, masih banyak perjaka lain yang bisa ku dapatkan. Aku masih cantik dan bahenol, rugilah dia kalau aku sampai disambar orang." Jawab Butet.

"Jangan sampai kamu disambar kereta atau di sambar petir karena kamu terlalu percaya diri," ujar Najwa terkekeh.

"Tak apalah kau duluan yang kawin. Punyaku belum gatalnya ini," ucap Butet.

"Suka ngasal nih si Butet. Mana ada aku duluan nikah karena sudah gatal, itu karena memang jodohku sudah sampai. Aku do'akan kamu segera nyusul,"

"Eh...kau bilang waktu itu, calonmu itu ada kakaknya kan? dia saja kau kenalkan denganku? biar bisa iparan kita nanti. Apa dia perjaka tampan?" tanya Butet.

"Iya nanti akan aku sampaikan. Tapi sebetulnya aku juga belum pernah bertemu orangnya. Jadi aku nggak tahu dia tampan atau tidak. Bagaimana kalau hidungnya mancung ke atas?" tanya Najwa dengan menahan tawanya.

"Babilah itu yang kau bilang mancung keatas, sekalinya saja kau bilang hidungnya panjang. Nah...pinokiolah itu namanya," ujar Butet yang disambut tawa oleh Najwa.

Tidak terasa karena asyik mengobrol, merekapun sudah sampai. Butet memang lebih dulu sampai dari Najwa, karena rumah Najwa kelang 5 buah rumah dari rumah butet.

"Cepat sekali pulang ndok?" tanya Sumirah.

"Ya buk'e. Disekolah sedang ada ujian semester." Jawab Najwa.

"Makan sana. Kamu pagi tadi ndak sempat sarapan, pasti sudah lapar toh?"

"Bu'e tahu saja. Buk'e masak apa?"

"Garang asem kesukaanmu, sama soto." Jawab Sumirah.

"Wah...mantap," ujar Najwa sembari langsung menuju ke meja makan.

"Pak'e mana buk'e?" tanya Najwa.

"Kamu nanyain Pak'e mu. Ndak usah ditanya pasti kamu sudah tahu tempat peraduannya. Ndak jauh-jauh pasti di kebun singkongnya pak Tukijan." Jawab Sumirah.

"Ngadu ayam lagi?" tanya Najwa.

"Lah iya ndok. Apalagi kalau bukan itu, sudah tua, sudah mau punya mantu, tapi masih ora eling. Bikin malu saja!" ujar Sumirah.

"Kenapa mesti bingung buk, nggak suka bapak ngadu ayam, ya gulai saja kayak waktu itu ayamnya."

"Ho'oh. Abis itu wajan buk'e jadi sasaran palu Pak'e mu." Jawab Sumirah yang disambut kekehan Najwa.

Baru juga dibicarakan, Suratmo datang dengan menenteng seekor ayam jago beserta kurungan ayamnya dengan wajah masam. Sumirah cuma mencebikkan bibirnya, karena tahu wajah masam itu akibat kalah ngadu ayam.

TO BE CONTINUE...🤗🙏

Terpopuler

Comments

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

minuman kali kacang ijo ada2 aja si butet😁

2023-01-20

0

hìķàwäþî

hìķàwäþî

authornya dr ranah melayu nih.."kelang"
tp pun bukannya "selang" ya?

2022-09-30

0

hìķàwäþî

hìķàwäþî

rugi kau butet kl kau disambar petir..

2022-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!