9. Tidak Nafsu Makan

Hari ini adalah malam ke 7 diadakannya tahlilan di kediaman Rahmat. Sesuai kebiasaan desa itu, setiap ada yang meninggal akan diadakan tahlilan dimalam pertama, malam ketiga dan terakhir malam ketujuh. Suasana masih tampak ramai seperti malam sebelumnya. Namun perubahan itu tampak pada diri Najwa yang semakin hari semakin kurus.

Sudah seminggu sejak kepergian Affan, Nafsu makan Najwa benar-benar hilang. Pikirannya masih tertuju pada suami yang sudah meninggalkan dia untuk selamanya. Meskipun Butet sang sahabat sudah berusaha sebaik mungkin untuk menghibur, tapi tetap saja senyum Najwa hilang entah kemana.

Seperti biasa, setelah selesai tahlilan Najwa kembali ke kamarnya. Namun kali ini Najwa tidak langsung tidur, melainkan menarik kopernya dari atas lemari. Najwa mulai memasukkan pakaiannya satu persatu kedalam koper dengan berurai air mata. Tidak ada yang tahu betapa beratnya dia meninggalkan kamar itu, mengingat kamar itu adalah kamar kenangan terakhirnya bersama Affan.

"Hikz....astagfirullahaladzim ya Allah...astagfirullahaladzim...hikz..."

Berulang kali Najwa menepuk-nepuk dadanya untuk mengurangi rasa sakit dan sesak didadanya itu. Dirinya masih belum bisa ikhlas melepaskan kepergian suaminya.

Najwa menciumi baju koko yang Affan pakai terakhir kali dan belum sempat di cuci. Baju koko yang Affan kenakan saat sholat tahajud dan Najwa menungguinya hingga selesai. Najwa memeluk erat baju itu, bahkan baju itu sudah basah karena air matanya.

Saat melewati kamar Najwa, Ega tidak sengaja mendengar isak tangis wanita itu dari diluar pintu. Isak tangis yang begitu pilu dan menyayat hati itu seketika menggetarkan hati Ega, dan tanpa terasa diapun ikut meneteskan air mata.

Namun karena hatinya yang begitu keras, Ega secepat mungkin menghapus air matanya dan segera berlalu dari kamar itu.

Setelah puas menangis, Najwa melipat baju koko itu dan satu sarung untuk dia bawa sebelum pergi dari rumah itu. Najwa juga membawa sebuah foto Affan yang sedang mengenakan seragam loreng.

*****

Keesokkan harinya...

Najwa terlihat sudah segar setelah mandi dan berpakaian rapi, karena Najwa akan pergi ke sekolah.

"Loh, kamu sudah mulai masuk sekolah lagi Na? bukankah baru selesai ujian semester?" tanya Intan, saat Najwa menghampiri Intan dan keluarga yang tengah sarapan pagi.

"Iya Ma. Sudah beberapa hari Nana nggak masuk, Nana harus menyerahkan rekap nilai anak-anak. Karena hari sabtu nanti rapot akan dibagikan." Jawab Najwa.

"Oh gitu. Ya sudah, ayo sarapan dulu." ucap Intan.

"Tidak usah ma. Nana langsung berangkat saja," ujar Najwa.

"Tidak boleh. Lihat wajahmu sudah pucat begitu, wajahmu juga lebih tirus. Kamu mau buat mama sedih lagi?" tanya Intan.

"Eh?"

"Duduklah disebelah mama," ujar Intan sembari meraih tangan Najwa dan membuat menantunya itu duduk di sebelahnya.

Najwa melirik kearah Ega yang terlihat cuek sembari menikmati sebuah pisang ambon yang besar dan panjang. Pria itu bersikap seolah-olah tidak tahu, kalau Najwa saat ini tengah melihat kearahnya.

"Lupakan kesedihanmu ndok. Hidup itu harus tetap berjalan. Kamu masih sangat muda, jadi jangan terlalu larut dalam kesedihan," ujar Rahmat.

Najwa diam saja, meskipun sebenarnya matanya saat ini sedang berkaca-kaca. Najwa kemudian mengambil satu sendok besar nasi goreng dan mulai menikmati makanan itu walau terasa hambar di lidahnya.

"Kamu sakit? sepertinya lesu sekali," tanya intan sembari menatap kening Najwa.

"Nggak ma. Najwa cuma kurang tidur saja, soalnya semalam Nana begadang menyelesaikan rekapan nilai anak-anak."

"Oh...mama kira kamu sakit. Kalau kamu lesu, sebaiknya minta antar kakakmu saja pergi mengajar," ujar Intan.

Mendengar ucapan Intan, Ega jadi menghentikan kunyahannya dan meletakkan pisangnya yang tinggal separuh lagi.

"Ega nggak bisa. Ada perlu keluar soalnya." Jawab Ega.

"Ada perlu apa? wong jarak sekolah dari sini cuma sekitar 10 menit. Kamu kan bisa pergi setelah mengantar adikmu," ucap Rahmat.

"Pokoknya nggak bisa pa, aku sudah buru-buru ini," tolak Ega yang langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Emm...nggak apa-apa kok Pa. Nana pergi sendiri saja seperti biasanya. Emm...Nana juga hampir telat, Nana pergi dulu."

Najwa meminum segelas air untuk mendorong nasi goreng, agar segera masuk kedalam lambungnya. Setelah itu dia mencium tangan Intan dan Rahmat untuk berpamitan. Namun saat dia akan mencium tangan Ega, pria itu tidak menggubrisnya dan pergi begitu saja.

"Kamu jangan ambil hati ya? dia sifatnya memang begitu, tapi dia aslinya baik kok," ujar Intan.

"Iya kak. Dia itu emang sedikit aneh dan jutek. Sangat bertolak belakang dengan kak Affan yang ramah dan lembut. Ayu juga suka bertengkar sama dia, soalnya kak Ega sangat jahil orangnya." timpal Ayu.

"Husssttt...nggak boleh ngomong gitu. Nanti kakakmu jadi takut ketemu kak Ega," ujar Intan.

"Nggak apa ma. Ya udah Nana pergi dulu ya? assalammua'laikum,"

"Wa'alaikum salam." Jawab Intan.

Najwa kemudian pergi dengan mengendarai motor kesayangan Affan. Setelah sampai disekolah, seseorang yang mengikuti Najwa kemudian pergi begitu saja.

"Oh...sayangku, kenapa rupanya badanmu kurus? tak cantiklah aku lihat lesung pipimu yang kempot macam oma-oma 80 tahun." ujar Butet.

"Butet. Aku sedang tidak berselera buat bercanda," ujar Najwa sembari meletakkan tasnya di loker.

"Na. Kenapa kamu masih larut dalam kesedihan, Affan pasti tidak suka melihatmu seperti ini," ujar Butet.

Untuk pertama kalinya Butet menyebut nama Affan dengan benar. Dan itu malah terdengar aneh di telinga Najwa, hingga wanita itu menerbitkan sedikit senyumnya.

"Nah...macam itulah yang aku mau. Senyum kan ibadah," ucap Butet sembari menggebrak meja yang membuat Najwa terjengkit kaget.

"Butet apa-apaan sih? kaget tahu nggak?" ucap Najwa sembari mengelus dadanya.

"Akupun kaget. Karena melihat matahari ada di wajahmu itu. Itu karena kamu sudah bisa tersenyum sekarang," ujar Butet.

Mendengar ucapan Butet, Senyum Najwa lagi-lagi terbit. Senyum yang sudah hilang sejak seminggu belakangan ini.

"Mas. Kamu benar, kamu menyukai Nana berteman dengan Butet bukan? dia memang pandai menghiburku. Sesuai ucapanmu waktu itu, kamu tenang meninggalkanku, karena ada butet yang selalu bisa menghiburku disaat aku sedih kamu tinggalkan," batin Najwa.

"Teruslah tersenyum. Affan pasti bahagia melihatmu dari surga," ujar Butet.

"Butet. Peluk aku," ucap Najwa.

Butet memeluk Najwa, namun Najwa kembali menumpahkan air matanya. Butet tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia sangat mengerti perasaan sahabatnya itu. Gadis itu hanya bisa mengusap punggung Najwa, berharap sahabatnya itu akan segera tenang dan melupakan kesedihannya.

Di tempat yang berbeda, Ega kembali kerumah setelah pergi membeli paket internet di salah satu counter di desanya.

"Ega. Kemarilah," ujar Rahmat.

"Iya pa?" Ega mendekat kearah Rahmat, yang tengah membaca koran.

"Sikap macam apa yang kamu tunjukkan pada Najwa. Tingkahmu itu seperti orang tidak berpendidikkan. Dia itu iparmu, dan itu artinya dia adikmu juga."

"Itu dulu, tapi sekarang Affan sudah tidak ada. Jadi lebih baik dia segera pergi saja dari rumah ini. Itu lebih baik untuk keluarga kita yang ada dirumah ini."

"Apa maksudmu?" tanya Rahmat.

Ega menatap Rahmat. Dia tahu, jika dia mengatakan ucapan terakhirnya, Rahmat pasti akan marah besar. Dan untuk itu dia lebih memilih pergi begitu saja, daripada harus menjawab pertanyaan Rahmat. Dan Ega pun tidak menggubris teriakkan Rahmat, saat memanggil namanya berkali-kali untuk meminta penjelasan.

TO BE CONTINUE...🤗🙏

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

air mata ku tumpah

2022-09-12

0

Samsuna

Samsuna

aku masih sedih😭😭😭😭😭

2022-06-28

0

Kila Barokah

Kila Barokah

lanjud

2022-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!