Usai sudah acara Resepsi dirumah Najwa, kini sang pengantin wanita di boyong pergi kerumah pengantin pria untuk mengadakan acara ngundu mantu disana. Tidak jauh berbeda dirumah Najwa, Dirumah Affan pun sekarang ramai meskipun tidak sesibuk seperti di rumah Najwa, karena pihak pengantin pria akan menggunakan jasa catering saat hari H tiba.
Rumah Affan memang lebih mewah jika dibandingkan dengan rumah Najwa, karena keluarga Affan terbilang cukup berada. Tapi keluarga Affan tidak mempermasalahkan pilihan anaknya, karena mereka cukup mengenal karakter Najwa yang baik dan sederhana.
"Sayang. Beristirahatlah, besok kita akan mengadakan acara ngundu mantu. Jadi kita butuh tenaga ekstra untuk berdiri, menyalami para tamu yang datang."
"Emm." Najwa mengangguk.
Affan mendekati istrinya dan ikut berbaring disebelahnya, sembari memainkan rambut panjang dan indah milik Najwa.
"Rambutmu sangat panjang dan indah. Berapa lama kamu membuat rambutmu menjadi sepanjang ini?" tanya Affan.
"Sekitar 3 tahun. Ini saja sering Nana potong. Pokoknya Nana nggak suka kalau panjangnya melebihi pinggang Nana. Apa mas menyukai rambut panjangku?" tanya Najwa.
"Mau panjang mau pendek, asalkan itu kamu, mas pasti menyukainya." Jawab Affan sembari mencolek hidung Najwa.
"Tapi kalau di ingat-ingat, mas jadi ingat kakak. Dulu dia punya satu mantan, tapi mantannya sudah meninggal sih."
"Kenapa dengan mantannya?" tanya Najwa.
"Dia memiliki rambut yang panjang dan indah sama sepertimu. Tapi menurutku rambutmu lebih indah sih. Kakak sangat menyukai gadis itu, terutama rambutnya. Apa kamu tahu? dia sampai tidak memperbolehkan pacarnya memotong rambut, hingga sering bertengkar gara-gara itu," ujar Affan terkekeh.
"Ya ampun. Masak gara-gara rambut jadi bertengkar?"
"Nggak tahu. Kakak terkadang suka aneh kalau menyukai sesuatu." Jawab Affan.
"Apa ada hal aneh lagi yang kakak sukai dan tidak sukai?" tanya Najwa.
"Dia itu gila kebersihan, dia juga gampang bosanan. Dia suka jengkol tapi nggak suka pete. Dan anehnya, kalau setiap mau makan, dia suka nyemil pisang dulu. Itulah kalau ada dia, dirumah selalu ada stok pisang."
"Apa bisa sembarang pisang?" tanya Najwa.
"Hanya mau pisang ambon." Jawab Affan.
"Aneh sekali," ujar Najwa.
"Aneh kan? makanya kalau sudah ada di rumah, pasti rumah akan ramai. Karena dia itu sangat rusuh. Semua harus serba perfec di mata dia."
"Emm...satu lagi, biasanya kalau lagi bad mood, dia suka minum coklat panas," sambung Affan.
"Nana jadi takut kalau ada dia. Bagaimana kalau dia tidak menyukaiku?" tanya Najwa.
"Tidak ada alasan dia tidak menyukaimu. Seluruh keluargaku menyukaimu, karena kamu mudah akrab dengan orang lain. Lagi pula kamu tidak usah khawatir, sepulang tugas aku akan mengajukan agar bisa menempati rumah dinas. Jadi kita bisa langsung mandiri disana," ujar Affan.
"Benarkah? apa itu tidak akan jadi hal mas?"
"Maksudmu mama papa?"
"Emm." Najwa mengangguk.
"Nana kan baru jadi menantu dirumah ini, masa iya langsung pindah gitu aja? apa tetangga disini nggak akan gosipin Nana? belum ngurus mertua, kok udah pindah."
"Jangan perdulikan omongan tetangga, toh kita makan nggak minta mereka. Lagipula dirumah kan masih ada Ayu yang menemani mama," ujar Affan.
"Baiklah. Nana ikut mas saja," ucap Najwa.
"Sekarang mendingan kita tidur. Sini mas peluk," ujar Affan.
Najwa mendekat kearah Affan, merekapun menghabiskan malam dengan berpelukkan.
*****
Suasana ramai memenuhi kediaman rumah Affan. Hari ini adalah hari acara ngundu mantu dirumah itu. Para tamu silih berganti berdatangan untuk mengucap selamat pada kedua mempelai. Hingga pada malam harinya, Najwa jadi mengeluh karena seluruh tubuhnya terasa pegal dan sakit.
"Mau mas pijit?" tanya Affan.
"Jangan mas. Seharusnya Nana yang pijitin Mas, bukan sebaliknya. Mas juga pasti capek kan? apalagi besok mas mau pergi," ujar Najwa.
"Tidak masalah. Anggap saja ini pijat perpisahan," ucap Affan sembari terkekeh.
Affan memijat kaki Najwa, sembari berbincang banyak hal dengan istrinya itu.
"Berapa lama mas pergi? Nana lupa," tanya Najwa.
"Paling cepat seminggu, paling lama dua minggu. Setelah itu petugas di rolling lagi,"
"Nana minta maaf ya mas. Karena datang bulan, Nana jadi belum bisa memberikan hak nya mas," ujar Najwa.
"Tidak masalah. Saat mas pulang nanti, mas akan merasakan semuanya. Yang ini," Affan menyentuh bibir Najwa dengan telunjuknya.
"Yang ini, dan yang itu," sambung Affan sembari menunjuk kearah dada dan inti Najwa.
"Kenapa harus nunggu mas pulang? kalau sekedar ciuman, Najwa masih bisa memberikannya," ucap Najwa.
"Tapi Mas mau serba pertama saat malam pertama kita. Mas akan bersabar saat mas pulang nanti," ujar Affan.
"Makasih ya mas. Mas sudah mau sabar," ucap Najwa.
"Tidurlah. Besok mas harus berangkat pagi, mas mau dibuatkan sarapan olehmu," ujar Affan.
"Ya mas." Jawab Affan.
Affan dan Najwa tertidur untuk menghilangkan penat, karena seharian mereka menyambut kedatangan tamu yang ingin mengucapkan selamat pada mereka.
*****
Cup
Affan mengecup kening Najwa sebelum mereka turun untuk berpamitan. Affan terlihat tampan dan gagah memakai seragam lorengnya, sementara Najwa sudah rapi dengan pakaian mengajar.
"Baik-Baik dirumah. Tunggu mas kembali," ujar Affan.
Grepppp
Najwa masuk kedalam pelukkan Affan. Pelukkan itu terasa nyaman bagi Najwa, tapi entah kenapa kenyamanan itu tidak sejalan dengan air matanya yang tiba-tiba mengucur deras.
"Kenapa. Hem?" tanya Affan.
"Nana nggak tahu, rasanya nggak rela mas pergi."
"Sangat normal untuk pengantin baru yang tidak ingin berpisah. Mas janji, saat mas pulang nanti kita akan berbulan madu kemanapun yang kamu mau,"
"Sungguh?" tanya Najwa.
"Tentu saja. Oh ya kakak tidak jadi pulang hari ini, kemungkinan dua hari lagi. Kalau kamu tidak nyaman sama tingkahnya, diamkan saja. Kamu juga kalau mau pergi mengajar tidak usah pakai angkot, gunakan saja motor matic mas. Motor warna merah, gantungan kuncinya yang ada foto kita berdua," ujar Affan panjang lebar.
"Kamu kalau mau kemana-mana minta temani Ayu saja. Meski bawel, tapi Ayu anak yang baik." sambung Affan.
"Ya mas," ujar Najwa sembari menyeka sisa air matanya.
"Ya sudah, kita turun yuk?"
"Emm." Najwa mengangguk.
Najwa dan Affan pun menuruni anak tangga, dan sarapan bersama sebelum sama-sama berangkat bekerja.
"Ayu. Kakak titip kak Najwa ya? temani dia kemanapun dia ingin di temani," ujar Affan pada adik semata wayangnya.
"Iya kak." Jawab Ayu.
"Oh ya. Mulai hari ini motor matic kakak, akan dibawa kak Najwa pergi mengajar."
"Iya Kak." Jawab Ayu.
"Ma. Ingat pesanku semalam ya?" tanya Affan pada Intan yang tak lain adalah ibu kandungnya.
"Ya. Mama ingat, kamu hati-hati ya?" ujar Intan.
"Iya ma. Nanti Affan kabari kalau sudah sampai." Jawab Affan.
"Pa," Affan memeluk pak Rahmat yang tak lain adalah ayah kandungnya.
"Hati-Hati. Jaga dirimu," ujar Rahmat sembari menepuk punggung putranya.
"Ya Pa. Affan pergi ya?"
Rahmat sekeluarga melambaikan tangan kearah Affan, tak terkecuali Najwa. Mata sendu bisa Affan lihat dari mata indah milik istrinya itu.
TO BE CONTINUE...🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Sarita
kasihan ya baru nikah di tinggal tugas .terus entar meninggal .jadi janda kembang dong Nazwa
2025-02-04
0
Siti Muhtarom
apa perginya afan ini mengantarkan dia pergi untuk selamanya Thor😢😢😢
2022-10-29
0
Nanda Lelo
sedihnya mulai menampakkan diri
2022-09-12
0