10. Mimpi

Semalaman Najwa tidak bisa tidur. Matanya masih menerawang, bahkan saat ini dirinya sedang meraba-raba tempat tidur, dimana Affan biasa berbaring. Najwa mencium seprei yang masih meninggalkan aroma tubuh suaminya. Dan lagi-lagi air matanya jatuh kembali.

"Mas. Ini adalah malam perpisahan kita. Setelah aku melangkah keluar dari rumah ini, maka disaat itu pula kita resmi berpisah. Kalau aku boleh meminta, bolehkah mas hadir didalam mimpiku sekali saja? aku ingin memelukmu sebagai salam perpisahan kita. Aku ingin melepaskan rasa rindu ini mas, ku mohon hadirlah. Sungguh aku sangat merindukanmu. Hikz...."

Tubuh Najwa kembali bergetar karena terisak. Dia bahkan meraung meski suaranya dia redam menggunakan sebuah bantal. Sungguh duka kehilangan Affan benar-benar mengoyakkan hati dan perasaannya. Dia benar-benar menderita.

Dan di saat isak tangis itu mulai mereda. Rasa lelahnya tak mampu lagi menopang pertahanan matanya yang kian lama kian meredup. Najwapun jatuh tertidur.

"Mas. Kamu benar-benar datang mas?" Najwa yang tengah berbaring , langsung bangkit dan berhambur kepelukkan Affan.

"Kenapa kamu sesedih ini. Hem?" tanya Affan.

"Bagaimana mungkin Nana tidak sedih? mas meninggalkan Nana seorang diri, mas meninggalkan Nana disaat pernikahan kita belum genap satu minggu. Apa mas tidak merasa sedih meninggalkan Nana?"

Affan mengusap puncak kepala Najwa. Kebiasaan yang sering pria itu lakukan, kebiasaan yang membuat Najwa selalu merasa di cintai dan di sayangi.

"Mas juga sedih, tapi mas tetap harus pergi. Mas menunggumu di surga. Mas sudah lega, karena sudah meninggalkanmu dengan orang yang lebih tepat."

"Apa maksud ucapan mas? Nana nggak rela mas pergi ninggalin Nana lagi. Mas tolong bawa Nana juga, Nana mau ikut mas saja."

"Sayang. Wanita sholehah akan tetap menjaga imannya, meskipun iman itu sedang di uji. Dan Allah memilihmu untuk menerima ujian ini, karena DIA tahu kamu mampu melewatinya."

"Percayalah. Dimasa depan kamu akan menemukan kebahagiaan yang jauh lebih indah dan berwarna, meskipun kamu akan melewati ujian demi ujian yang akan membuatmu bertambah dewasa."

"Apa itu artinya kita memang harus benar-benar berpisah mas?"

"Ya. Karena jodoh kita memang sudah ditakdirkan singkat. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, meski jodoh kita singkat, tapi mas sangat bahagia bersamamu."

"Hikz...kenapa jodoh kita harus sesingkat ini mas? rasanya sakit sekali. Hikz...."

"Tidak lama lagi akan ada yang mengobati rasa sakitmu itu. Kamu akan mendapatkan banyak cinta dari dia. Sayang, jika suatu saat kamu mendengar ucapanku, maka dengarlah dan terimalah. Itu semua demi kebaikkanmu di masa depan,"

Affan melepaskan pelukkan Najwa dan mencium kening wanita itu. Affan tersenyum dengan senyum khasnya. Perlahan pria itu menjauh, Najwapun mengejarnya hingga ke ambang pintu. Najwa berteriak-teriak memanggil nama Affan, namun pria itu perlahan menghilang dalam kegelapan lorong.

"Mas...jangan tinggalin Nana mas...mas, bawa Nana pergi mas. Hikz...."

Blammmmm

Mata Najwa terbuka seketika, air mata Najwa membasahi seluruh wajahnya. Mimpi yang dia dapatkan terasa begitu nyata, hingga Najwapun merasa hangatnya pelukkan Affan masih begitu membekas di dadanya.

Najwa kembali terisak. Meski dia senang Affan benar-benar hadir dalam mimpinya, tapi rasa rindu itu benar-benar mengguncang perasaannya.

"Mas. Nana masih kangen kamu mas...hikz...."

"Akhh...ya Allah...kenapa harus aku? kenapa? hikz...."

Ditengah malam, suara tangis Najwa yang pecah benar-benar memecahkan keheningan. Sementara di luar pintu, Ega mendengar isak tangis itu sempat mencengkram dadanya. Tangis itu benar-benar sampai ke sanubarinya, hingga dirinya ingin sekali masuk dan memeluk adik iparnya itu.

"Dia sepertinya benar-benar menderita kehilangan Affan. Tapi aku tidak boleh luluh, karena ini semua terjadi ada andil dia didalamnya. Dan aku sangat membenci itu," batin Ega.

Ega meninggalkan tempat itu dan kembali ke kamarnya setelah mengambil air minum di bawah.

Najwa meraih foto Affan dan mendekapnya didada. Kali ini matanya benar-benar tidak bisa lagi terpejam. Hingga adzan berkumandang, barulah Najwa bangkit dan membersihkan diri. Setelah itu dirinya menunaikan kewajibannya kepada Tuhan.

Najwa turun kebawah dan membantu mertuanya menyiapkan sarapan pagi.

"Kamu sudah bangun? ini masih pagi, tidurlah kalau masih ngantuk. Matamu juga ada lingkaran hitam, sepertinya kamu tidak istirahat dengan baik akhir-akhir ini," ujar Intan.

"Ngga apa ma. Najwa memang susah tidur belakangan ini. Mama masak apa?" tanya Najwa.

"Ini mama masak nasi goreng seafood sama rendang jengkol kesukaan kakakmu. Dia minta dibuatkan rendang jengkol katanya,"

"Oh...jadi Nana bisa bantu apa ini?" tanya Najwa.

"Emm...kamu goreng ayam saja kalau gitu," ujar Intan.

"Baiklah." Jawab Najwa.

"Kamu ngajar hari ini?" tanya Intan.

"Nggak ma."

"Baguslah. Jadi kamu bisa istirahat hari ini," ujar Intan.

"Bagaimana caranya aku mengatakan, kalau hari ini aku ingin berpamitan pulang kerumah orang tuaku. Aku tidak mungkin berada disini terus menerus, karena aku tidak lagi mempunyai ikatan apapun lagi. Sejujurnya aku sangat sedih meninggalkan mereka, karena mereka semua baik padaku," batin Najwa.

"Hey...kenapa melamun. Hem? nanti ayamnya gosong," tanya Intan sembari terkekeh.

Najwa membolak balik ayam yang dia goreng, setelah selesai dia meniriskannya dan meletakkannya di piring.

"Kamu panggil Ayu sama kakak kamu saja gih, biar kita bisa sarapan sama-sama," ucap Intan.

"Iya Ma." Najwa kemudian membangunkan Ayu yang kebetulan memang hendak turun kebawah.

"Kakak mau kemana?" tanya Ayu.

"Mau bangunin kak Ega, buat sarapan sama-sama." Jawab Najwa.

"Kakak harus hati-hati, kak Ega sangat galak kalau tidak mood dibangunkan. Kak Ega juga sering mengigau, dan kalau mengigau suka aneh,"

"Aneh?"

"Ya. Ayu sarankan bawa air satu gayung, buat jaga-jaga."

Najwa terkekeh mendengar ucapan adik iparnya, sembari mengibaskan tangan dan kemudian berlalu dari hadapan Ayu.

"Ye...dibilangin tidak percaya," ujar Ayu dan pergi turun kebawah.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu sama sekali tidak membuat Ega terbangun.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan itu semakin keras, dan Najwapun memanggil nama Ega. Namun pria yang dia panggil itu sama sekali tidak terjaga dari tidurnya.

"Bagaimana ini? kalau aku langsung masuk, bukankah itu tidak sopan dan tidak pantas? tapi kalau aku tidak membangunkannya, bagaimana kalau mama mengira aku bermusuhan dengan dia karena sikapnya padaku? lagian ini orang tidur, apa pingsan sih?" batin Najwa.

"Bismilah. Semoga tindakanku ini tidak menimbulkan masalah," ujar Najwa lirih.

Kriekkkk

Najwa menekan handle pintu yang ternyata tidak dikunci. Suasana kamar itu tampak remang, hingga mata Najwa awalnya sedikit agak sulit menyesuaikan dengan cahaya di kamar itu.

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

nahloh,, masalah ntik nih ma Ega

2022-09-12

0

eka

eka

tinggalin aj

2022-05-15

0

Adelia Rahma

Adelia Rahma

Ega salah faham deh

2022-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!