6. Berita

"Kenapa rupanya wajahmu mendung tanpa hujan?" tanya Butet, saat gadis itu melihat aura sedih di wajah sahabatnya.

"Mas Affan pergi tugas. Pulangnya lumayan lama." Jawab Najwa dengan wajah datar.

"Alamak...pengantin baru beda kali. Baru ditinggal beberapa jam sudah hello kitty hatimu. Tidak apanya dia pergi, nanti saat pulang bertambahnya itu kangen suamimu."

"Eh...tapi ngomong-ngomong coba kau ceritakan, bagaimana itu rasanya malam pertamamu? apa betul sakit?" tanya Butet dengan suara menggelegarnya.

Mendengar pertanyaan sahabatnya, Najwa jadi terpaksa melihat ke kiri dan ke kanan, takut seseorang mendengar ucapan Butet. Dan benar saja, ada pak Adri di sekitar mereka, yang berpura-pura tidak mendengar perbincangan mereka.

"Hussttt...kecilkan suaramu itu," ujar Najwa setengah berbisik.

"Maaf...maaf...jadi bagaimana? apa rasanya? apa kau tahu? kau yang malam pertama, tapi aku ikut membayangkannya," ucap Butet dengan setengah berbisik pula namun masih bisa di dengar oleh pak Adri.

"Otakmu harus kamu cuci dengan deterjen. Masih gadis dilarang berpikiran mesum,"

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku penasaran ini, cepatlah kau jawab pertanyaanku," ujar Butet.

"Aku tidak tahu rasanya. Soalnya saat malam pertama itu aku kena haid." Jawab Najwa.

"Bah...bagaimana pula bisa begitu? jadi kau masih perawan, kasihanlah itu si kacang ijo."

"Hussssttt...Butet, kecilkan suaramu!" Najwa menepuk dahinya, sementara Adri sekuat tenaga menahan tawanya.

"Ya habisnya, aku sudah nggak sabarnya nunggu kau masuk sekolah, pengennya aku dengar cerita malam pertamamu. Tapi ada pula tragedi berdarah macam itu. Kecewalah aku jadinya," ujar butet dengan logat bahasa kentalnya.

"Lagian ngapain kamu kepo dengan urusan begituan. Meski sudah, aku juga tidak akan menceritakannya padamu. Dosa tahu,"

"Dosa dibagian mana pula? eh, meski agama kita beda. Tapi jangan coba-coba bohongi aku, aku kan cuma tanya proses terjadinya. Bukan minta di ceritakan panjang dan diameter burung yang melakukannya?" ujar Butet.

"Hadehhh...mboh, ora urus...mumet ndasku," ucap Najwa.

"Ckk...mulai keluar lagi kan? demi menghindari pertanyaan si Butet, kau tega membuatku membuka kamus tradisional," ucap Butet yang dibalas kekehan renyah dari Najwa.

Tringgg

Tawa Najwa mereda, saat mendengar sebuah chat masuk kedalam ponselnya. Senyum Najwa mengembang saat melihat suami tercintanya, yang mengirim chat untuknya.

"Sayang. Mas, sudah sampai. Kamu sudah makan siang belum?"

"Alhamdulillah kalau mas sudah nyampe. Sudah mas, mas cepat pulang ya?"

Affan menyunggingkan senyum, saat membaca isi chat dari Najwa.

"Kagen mas ya?"

Najwa tidak membalas chat dari Affan, hingga pria itu menelponnya secara langsung.

"Kok nggak di balas chat dari Mas?" tanya Affan di seberang telpon.

"Soalnya Nana tahu, mas pasti nelpon langsung untuk mendengar jawabannya."

"Dasar nakal. Jadi kangen nggak nih?" tanya Affan.

Najwa melirik ke kiri dan ke kanan. Ada Adri dan Butet di dekatnya.

"Iya kangen," jawab Najwa setengah berbisik.

"Kok bisik-bisik gitu?" tanya Affan.

"Malu mas. Ada guru lain di dekatku." Jawab Najwa.

"Aku nggak dengar...aku nggak dengar. Apalagi pas Najwa bilang kangen, aku sungguh nggak dengar," ujar Butet, yang membuat mata Najwa jadi melotot.

Mendengar suara itu, Affan jadi terkekeh. Pria itu tahu, itu adalah suara Butet sahabat dari istrinya.

"Butet ya?" tanya Affan.

"Iya mas. Maaf ya, dia memang suka nyablak orangnya."

"Nggak apa. Lucu orangnya, menghibur. Mas senang kamu berteman dengannya, jadi saat mas pergi kamu nggak akan merasa sedih," ujar Affan.

"Ya sudah. Mas mau ngecek lokasi dulu ya?" kata Affan.

"Iya mas. Hati-Hati ya?"

"Ya. Sayang?"

"Hem?"

"Mas mencintaimu," ujar Affan.

"Nana juga,"

"Juga apa?"

"Mencintaimu." Jawab Najwa.

"Awas...ada petir, kasihanilah daku yang jomblo ini." teriak Butet.

Affan yang sempat mendengar banyolan Butet, jadi tertawa keras. Najwa melirik kearah butet, setelah panggilan itu berakhir.

"Kebiasaan!"

"Apa? cuma curi dengar dikit, dasar pelit!"

"Makanya cepat nikah, biar nggak kepo."

"Eh...sombong, mentang-mentang sudah laku," ujar Butet yang dibalas kekehan oleh Najwa.

*****

Keesokkan harinya...

"Ma. Nana berangkat ngajar dulu ya?" ujar Najwa sembari mencium tangan ibu mertuanya.

"Hati-Hati. jangan terlalu ngebut," ujar Intan.

"Ya Ma. Papa mana?" tanya Najwa.

"Aihh...Papamu sejak pensiun dari kepolisian, dia suka menghabiskan waktu berkebun di belakang rumah. Jadi pagi-pagi dia sudah ada dibelakang rumah sana." Jawab Intan.

"Kalau begitu bilang sama papa, kalau Najwa pamit ngajar dulu,"

"Iya." Jawab Intan.

Najwa pergi dengan perasaan senang, suaminya bilang kemungkinan hanya seminggu berada di tempat kerjanya. Dan ini sudah hari kedua sejak Affan pergi. Najwa begitu tidak sabar ingin bertemu kembali dengan sang suami.

Terik matahari berada tepat di puncak kepala, saat Najwa dan Butet tengah makan siang sembari menonton tv di kantor. Sedang asyik nonton sinetron, tiba-tiba tanyangan di alihkan karena ingin memberikan sekilas info untuk penonton.

"Pemirsa. Telah terjadi kembali bentrokkan antar sesama warga sipil di perbatasan kota Jp. Bentrokkan ini di picu masih tentang perebutan wilayah alias sengketa tanah puluhan hektar, di salah satu wilayah kota Jp. Sudah berulang kali para petugas mendamaikan kedua belah pihak. Namun aksi damai itu berujung gagal. Miris, bentrok kali ini harus menelan korban jiwa yang berasal dari pihak petugas yang bertugas mengamankan bentrok tersebut. Dan dua orang petugaspun dinyatakan gugur,"

Deg

Deg

Deg

Jantung Najwa berdegup dengan kencang, sendokpun terlepas dari tangannya. Hatinyapun mulai gelisah.

"Na. Apa kacang ijo bertugas disana?" tanya Butet yang diangguki oleh Najwa.

"Kau tenang dulu. Belum tentu itu si kacang ijo, kendalikan dirimu."

"Siapapun orang itu, aku bisa merasakan kesedihan keluarganya terlebih anak dan istrinya. Butet, aku sangat takut. Aku harus memastikan siapa yang gugur itu," ujar Najwa dengan lelehan air mata.

Butet bisa merasakan tangan Najwa sedingin es batu. Sejujurnya Butet juga merasa cemas, meskipun Affan bukan kerabatnya. Najwapun bergegas menelpon mertuanya untuk memastikan berita itu.

"Hallo ma?"

"Ya Na. Ada apa?"

"Apa mama sudah dengar berita dari tempat kerja mas Affan?"

"Belum. Ada apa memangnya?"

"Nana baru liat berita di tv. Katanya bentrok di kota Jp menelan korban jiwa Dan itu dari pihak petugas. Ada dua orang yang meninggal,"

"Ap-Apa?" Intan terkejut.

"Ma...siapa petugas itu? Nana takut ma. Hikz...."

"Nana tenangkan dirimu nak. Mama akan kasih kabar papa dulu, biar papa tanya dulu dengan distrik disana."

"Ya ma. Cepat kabari Nana ya ma? atau Nana pulang saja?"

"Tidak usah. Kamu mengajarlah dengan tenang, nanti Mama akan kabari sebentar lagi," ujar Intan.

"Iya Ma." Jawab Najwa.

Najwa mengakhiri percakapan itu dengan hati gelisah.

Terpopuler

Comments

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

kalau aku udh yakin pasti Affan salah satu korban nya😭😭

2022-10-29

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

aku merinding,, sumpah,, deg degan aku,, padahal dah tau lah y alurnya bakal kyk gtu

2022-09-12

0

Samsuna

Samsuna

tegang aku😭

2022-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!