MATIMU MEMBERIKU JODOH

MATIMU MEMBERIKU JODOH

1. Kencan Terakhir

"Awas hati-hati!"

Affan sedikit berteriak saat tangan Najwa hampir saja di raih oleh seekor kera yang akan diberi Najwa makan. Najwa mengelus dadanya, gadis berjilbab itu sedikit terkejut. Bukan karena terkejut akan mendapat cakaran dari sang kera, tapi terkejut karena suara Affan yang berteriak mengagetkan dirinya.

"Kamu nggak apa-apa? apa tanganmu terluka?" tanya Affan panik.

Ingin sekali Affan meraih tangan putih mulus itu, untuk memeriksanya. Tapi Najwa pasti tidak akan mengizinkan dia menyentuhnya, karena gadis itu tidak suka kalau Affan menyentuh dirinya sembarangan. Cukup aneh memang, berpacaran selama 9 tahun, mereka tidak pernah berpegangan tangan apalagi berciuman.

"Nana nggak apa-apa mas. Mungkin keranya senang di kasih makan." Jawab Najwa sembari tersenyum.

Affan menghembuskan nafas lega. Sejak awal dia memang kurang setuju untuk kencan di kebun binatang. Tapi Najwa menginginkan pergi kesana, dengan alasan tempatnya ramai sangat cocok untuk pasangan yang belum menikah. Tentu saja menurut Affan itu adalah alasan yang konyol.

"Sayang. Kita nonton saja Yuk?" tanya Affan.

"Nggak mau mas, mending cari tempat lain. Kata temanku, bioskop suka dimatikan lampunya, iya kan?" ujar Najwa.

Affan menghela nafasnya, dia sudah tahu arah pembicaraan Najwa. Tapi sejak dulu memang begitulah kekasihnya itu. Selalu pandai menjaga dirinya dari hal-hal yang di inginkan oleh pasangan muda.

"Sayang. Dua minggu lagi kita akan menikah, aku rasa nggak apa-apalah kita sesekali nonton ke bioskop. Mas juga pengen kayak pasangan lainnya," bujuk Affan.

"Nana nggak mau mas. Kalau kita bisa bertahan selama 9 tahun, maka harus bisa melewati godaan selama 2 minggu ini." Jawab Najwa.

Affan menatap wajah cantik Najwa, yang sejujurnya wajah itu selalu bisa menggoda imannya yang lemah, terutama bagian bibir gadis itu yang begitu menggugah seleranya.

"Mas. Matamu itu loh, dikondisikan!" ujar Najwa membuyarkan hasrat pria itu.

"Astagfirullahaladzim," batin Affan.

"Itulah alasan Nana suka nggak mau diajak ketempat aneh-aneh. Mas itu nggak kesana aja udah punya niat yang nggak baik, apalagi kalau jadi kesana?"

"Kok mikirnya gitu?" tanya Affan.

"Jangan mas kira, Nana nggak paham kearah mana mata mas itu." Jawab Najwa.

"Maaf," ujar Affan lirih.

"Mas. Nana itu bukan manusia sempurna. di keyakinan kita memang tidak ada anjuran pacaran sebelum menikah. Tapi paling tidak kita masih bisa menjaga batasan. Lagi pula ini kencan terakhir kita,"

"Kencan terakhir?" tanya Affan.

"Iya. Dua minggu lagi kita akan menikah, akhir-akhir ini Nana akan di sibukkan dengan ujian semester para muridku. Nana harus segera menyelesaikan pemberian nilai rapot, karena sebentar lagi akan masuk waktu libur sekolah."

"Jadi selama dua minggu kita nggak akan ketemu?" tanya Affan.

"Ya ampun mas, kita ini sudah pacaran lama. Masak iya mas masih punya perasaan begitu?"

"Oh, jadi cuma mas nih...yang kalau nggak ketemu sehari rasanya setahun?"

"Hissttt gombal," ujar Najwa yang disambut tawa oleh Affan.

"Tapi kalau mas kangen, boleh main kerumah kan?" tanya Affan.

"Boleh." Jawab Najwa.

"Kita cari makan yuk? mas sudah lapar," ucap Affan.

Najwa melihat jam yang melingkar dipegelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 lewat 5 menit.

"Kita cari masjid dulu mas, ini sudah waktunya sholat dzuhur."

Affan melihat Arloji ditangannya, dan dia pun setuju untuk beribadah terlebih dahulu, sebelum mengisi perut.

"Sejujurnya mas agak sedikit sedih," ujar Affan sembari mengaduk jus alpukat yang dia pesan.

"Kenapa Mas?" tanya Najwa.

"Ini soal kakakku yang tidak bisa menghadiri pernikahan kita." Jawab Affan sembari menyedot jus alpukat dari sedotan.

"Loh kenapa mas?" tanya Najwa.

"Dia kan sedang melanjutkan kuliahnya di luar kota. Nah...pada hari pernikahan kita, dia sedang ada ujian akhir, dan ujiannya itu nggak main-main. Ya maklum saja, dia kan kerja di kantor pajak, ditambah orangnya disiplin juga." Jawab Affan.

"Hah...nggak apalah mas, yang penting kita mendapat restunya. Nanti setelah dia selesai ujian juga akan pulang, nanti kita bisa berkumpul bersama."

Affan terdiam. Pria itu memang belum memberitahu calon istrinya tentang kepergiannya untuk menyelesaikan misi negara. Pria itu tidak ingin membuat Najwa bersedih di hari pernikahan mereka.

"Bu Najwa?" sapa seorang pria.

"Pak Adri?" Najwa melirik ke arah wanita yang menggandeng lengan pria itu.

"Calonnya ya bu?" tanya Adri pada gadis yang diam-diam dia sukai sejak dulu.

"Iya pak. Kenalkan, ini mas Affan. Mas, kenalkan ini pak Adri, salah satu guru di sekolahku," ucap Najwa.

Affan dan Adri bersalaman. Najwa juga berkenalan dengan gadis yang Adri bawa.

"Pantas saja dia tidak melirikku. Pria ini selain tampan, tubuhnya juga bagus. Apa pria ini seorang pengusaha? tapi kalau dilihat dari rambutnya, apa dia ini seorang perwira?" batin Adri.

"Kami cari meja dulu ya bu?" ujar Adri dengan sedikit senyuman.

"Silahkan pak," ucap Najwa.

"Mas Affan," Adri menganggukkan kepala tanda perpisahan.

"Oke lanjut," Affan mengacungkan jempolnya.

Adri dan teman perempuannya berlalu dari hadapan Najwa dan Affan. Sepasang sejoli itu kembali melanjutkan obrolan mereka.

"Sepertinya cowok tadi suka kamu yanx," ucap Affan sembari mengaduk jus alpukat kembali.

"Emang Nana bisa ngelarang?" tanya Najwa.

"Mas percaya kamu, tapi mas nggak percaya dia. Kalau suatu saat dia mengajakmu berduaan dengan alasan tugas mengajar, Mas nggak akan mengizinkan itu,"

"Iya. Nana akan mendengarkan apa yang suamiku larang. Apa mas senang. Hem?"

"Maaf. Bukannya posesif, tapi Mas tahu kamu itu banyak yang suka. Mas nggak rela kalau ada pria lain yang menyentuhmu sebelum mas,"

"Jadi kalau mas sudah menyentuhku, orang lain baru boleh menyentuhku?" goda Najwa.

"Enak saja. Akan mas patahkan tangannya, kalau ada yang berani melakukan itu padamu." Jawab Affan.

"Emm...Mas, emang kakakmu tidak keberatan kalau kamu menikah lebih dulu? takutnya dia nggak mau hadir kepernikahan kita, karena kamu menikah lebih dulu."

"Nggak kok. Mas sudah nanya dia berkali-kali, dia bilang nggak masalah kok. Lagian ya, kalau kita nungguin dia nikah, mungkin kita akan beruban."

"Loh, kenapa mas?"

"Kakak tu tipe yang gila kerja, dan ambisius. Itulah selama 9 tahun kita pacaran, kamu nggak pernah ketemu sama dia. Dia itu dari SMP sekolahnya udah merantau ke luar kota. Dia orang yang smart banget, makanya karier dia cemerlang."

"Sayang banget ya mas, kakak nggak bisa hadir ke pernikahan kita. Apa dia sudah punya calon istri?" tanya Najwa iseng.

"Nggak tahu kalau calon istri, tapi kalau pacar nggak ke itung kayaknya. Playboy kelas teri dia mah," ujar Affan terkekeh.

"Jangan-Jangan Mas gitu juga ya?" tanya Najwa.

"Enak aja. Kamu itu cinta pertama dan terakhirku." Jawab Affan.

"Makasih ya mas, kamu udah jadiin aku cinta pertama dan terakhirmu. Karena mas juga cinta pertama dan terakhirku,"

"Oh...astaga yanx...andai kita sudah sah, ini moment manis buas bermesraan," goda Affan.

"Apaan sih mas," Najwa tersipu, sementara Affan terkekeh melihat Najwa yang malu-malu.

TO BE CONTINUE...🤗🙏

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

pertama k sini,,

2022-09-12

0

fajar gordyn

fajar gordyn

selalu pilih novel neti jelia dari suamiku ceo ganas lanjut ke sini mudah2an aja g klah seru

2022-06-28

0

Irna Navila II

Irna Navila II

ketagihan baca bang ezra, bingung mau pilih novel yg mana dulu pilih ini deh..

2022-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!