" Ayuna.." Panggil bagas, saat mereka sudah sampai di mall.
Ayuna menoleh.
" Jangan takut, buang semua pikiran jelek mu. Semua yang kau pikirkan tidak akan terjadi."
" Bagaimana kalau.."
" Sttt..., dengar keluarga ku tidak pernah memandang seseorang sebelah mata. Jika mereka menentang kita. Aku akan tetap berdiri di sampingmu. Itu janji ku."
Bagas memegang pipi ayuna.
" Aku menyayangi mu tulus karena memang hatiku memilih untuk mencintai mu. Jadi, ijinkan aku menghapus luka di hatimu."
Ayuna menatap lekat bagas. Dan tersenyum.
" Terima kasih."
" Sama sama."
Saat bagas akan mencium ayuna. Ponsel ayuna kembali berdering.
drrttt drrrtt drrrttt..
" Emmm, sebaiknya aku harus pergi. Sebelum sisil menjadi serigala."
" Ya.. Kau benar."
Ayuna akhirnya turun dan langsung menuju toko.
Disana sisil sudah memasang muka merah padam.
" Kemari kau.." Ketus sisil langsung menarik tangan ayuna masuk ke dalam kamar.
" Ada apa?"
Sisil langsung memeriksa tubuh ayuna.
" Hei. Kau ini mau ngapain sih,?"
" Apa yang lakukan tadi dengan bagas?"
" Aku tidak melakukan apa apa."
Sisil menatap ayuna dari atas ke bawah. Ayuna menutupi dada dan bagian vital nya.
" Buka baju mu."
" Eh.."
" Ku bilang buka."
" Sisil..."
Sisil mencoba membuka pakaian ayuna. Ayuna berteriak
" Sisil.. Kau sudah gila?"
" Aku hanya memastikan jika kau tidak di perkosa oleh bagas"
" Sisil. Aku ada di rumah keluarga bagas. Bukan di rumah bagas."
" Oh, beda ya?" Ucap sisil.
" Beda lah. Di rumah keluarga bagas. Ada banyak orang."
" Jadi, bagas benar benar benar membawa mu menemui keluarga mu?"
" Ya?"
" Bagaimana mereka?"
" Hah, aku tidak bisa menilai nya. Kau hanya baru sekali bertemu dengan keluarga nya."
" Ya. Kau benar. Jadi ayo kembali bekerja."
Hari hari berlalu. Dan hampir setiap hari, bagas membawa ayuna ke rumah orang tua nya. Membuat ayuna menjadi akrab dengan mama dan juga adik adik bagas.
Respon Keluarga bagas saat tau, jika ayuna memiliki seorang anak laki laki benar benar diluar ekspektasi ayuna. Jika ayuna berpikir keluarga bagas akan langsung berubah dan tidak lagi menyetujui hubungan mereka. Justru mereka sangat bahagia menerima kehadiran gibran ditengah tengah keluarga mereka. Mama dan papa bagas juga ingin di panggil oma dan opa oleh gibran.
" Sudah ku bilang kan, keluarga ku tidak pernah memandang siapapun dari status. Mereka menganggap semua orang sama derajatnya." Ucap bagas saat mengantar ayuna ke toko.
" Ya. Aku sangat bahagia. Mereka juga menerima gibran dengan baik. Terima kasih."
" Jadi, apa boleh sekarang aku mendapatkan ciuman?"
" Nih, ciuman sama tangan."
Ayuna menempelkan tangan nya ke pipi bagas. Lalu segera turun dari mobil.
" Ay. Nanti siang aku ada urusan. Jadi tidak bisa menjemput gibran."
" Tidak apa. Aku akan menjemput nya."
" Baiklah. Tapi, akan aku usahakan untuk bisa menjemput nya."
" Santai saja. Fokus pada pekerjaanmu."
" Baiklah, aku pergi ya?"
" Bye.."
...
Siang hari....
Ayuna datang sepuluh menit lebih awal dari jam pulang gibran. Dia menunggu di kursi yang biasa di gunakan para orang tua jika menunggu anak anak pulang.
" Ayuna..."
Ayuna menoleh..
" Anjas.."
" Hai ayuna. Apa kabar?"
" Ya, kabarku baik. Bagaimana dengan mu?"
" Aku baik."
" Ada perlu apa kemari?" Tanya ayuna.
" Aku merindukan gibran." Ucap anjas.
" Gibran sudah melupakan mu. Jadi tolong jangan dekati dia lagi."
" Kenapa?"
" Aku, aku tidak mau merepotkan mu. Bukankah kau sudah memiliki keluarga. Kau pasti sibuk dengan keluarga mu." Ucap ayuna.
" Aku..." Ucapan anjas terjeda, karena bel sekolah berbunyi.
" Mami..."
Gibran langsung berlari memeluk ayuna.
" Hai paman..' Sapa gibran.
" Hai boy."
Anjas memeluk gibran.
" Paman kemana saja, kenapa lama tidak menemui gibran."
" Maaf ya sayang. Paman sibuk akhir akhir ini."
" Gibran ayo pulang sayang." Ajak ayuna.
Gibran menurut.
" Maaf anjas. Kami harus pergi. Ucapkan selamat tinggal pada paman."
" Bye paman."
" Bye gibran."
Tanpa ayuna sadari, anjas mengikuti mereka sedari menaiki taxi hingga sampai ke toko.
" Ayuna.." Panggil anjas, saat ayuna hampir sampai di toko.
" Ada apa lagi anjas."
" Aku ingin mengajak gibran jalan jalan."
" Maaf. Tapi gibran harus istirahat. Dan aku harus bekerja."
" Ayuna. Aku rasa kita harus bicara."
" Gibran. Pergilah lebih dulu ke toko. Dan katakan pada tante sisil, bahkan mami ada urusan sebentar."
" Baik mam."
sepeninggalan gibran..
" Ada apa?, cepat katakan. Waktu ku tidak banyak." Ucap ayuna.
" Kenapa sikap mu berbeda?" Tanya anjas
" Berbeda apa nya?"
" Kau jadi lebih dingin sekarang?"
" Sikap ku masih seperti biasa nya."
" Kau berubah ay.."
" Aku masih ayuna yang biasa nya. Dan ya, anjas. Aku harap kau tidak lagi menemui gibran."
" Kenapa?"
" Tidak apa apa. Bukankan sangat tidak etis jika kau yang sudah berkeluarga, justru menganggu orang lain. Aku tidak mau di juluki pelakor oleh istri atau keluargamu. Sudah cukup yang mereka lakukan pada ku dulu."
" Tapi aku hanya ingin dekat dengan gibran."
" Aku tidak mengijinkan nya."
" Kenapa?"
" Urus saja keluarga mu sendiri, anjas."
Ayuna berbalik. Hendak meninggalkan anjas.
" Apa kau takut jika gibran tau bahwa aku adalah ayah kandung nya?"
Deg !!
Anjas tau. Bagaimana anjas bisa tau?. Batin ayuna.
Ayuna terdiam. Anjas mendekati ayuna.
" Kenapa kau tidak memberi tahu ku, jika dulu kau hamil?. Dan kenapa saat pertemuan kita kau juga tidak memberi tahu jika gibran adalah putra ku. Putra kita?"
Ayuna masih terdiam.
" Jawap ayuna jawap. Kenapa kau menyembunyikan kebenaran?"
" Bukan urusan mu." Ketus ayuna.
Saat ayuna akan pergi. Anjas memegang tangan nya.
" lepaskan aku."
" Katakan dulu. Kenapa kau tidak memberitahu ku tentang gibran?"
" Untuk apa aku memberi tahu mu?.Kau bukan siapa siapa lagi bagi ku. aku juga tidak ingin lagi berurusan dengan keluarga mu yang konglomerat itu." Ketus ayuna.
" Ayuna, aku mencintai mu.."
" Cinta seperti apa yang kau maksud?, Jangan karena gibran, kau jadi mengatakan hal yang kau sendiri tidak mengerti arti nya."
" Tidak. Aku bersungguh sungguh mencintaimu."
" Bulshit."
" Aku benar benar mencintai mu. Dari dulu hingga sekarang."
Ayuna terdiam. Anjas mendekati ayuna dan memeluk nya.
" Aku janji akan memperjuangkan cinta kita."
Ayuna mendorong kasar tubuh anjas.
" Jangan bicara hal yang tidak bisa kau lakukan anjas."
" Aku bersungguh sungguh. Aku akan berjuang agar kita bisa kembali bersama."
" Kenapa baru sekarang?" Ketua ayuna.
" Karena... karena...."
" Karena gibran????" Hardik ayuna.
Anjas terdiam. Ayuna tersenyum smirk.
" Sudah ku duga. Dengar. Jalani saja hidupmu. Dan aku jalani hidupku. Kita sudah selesai."
Ayuna pergi meninggalkan anjas.
" Aku berjanji akan mendapatkan kembali hati mu." Teriak anjas.
Namun ayuna tetap berjalan, dan tidak menoleh ke belakang lagi.
" Aku janji ayuna. Aku akan mendapatkan mu lagi. Kau akan jadi milik ku. Hanya milik ku." Lirih anjas sambil menatap kepergian ayuna.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Jangan lupa...
...like...
...komen...
...vote...
...hadiah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
amalia gati subagio
laki absurd arogan egoistis narsistis serakah
2022-06-11
0
None
telat berjuangnya bro..itu juga kalo mmg mau berjuang
2022-05-20
0
Icha Luxent
sama bagas aja thorr..💪💪💪👍🏻👍🏻
2022-02-13
2