Rumah Sakit Part 1

Sebelum baca klik favorit ya kak ☺️

...----------------...

...----------------...

Kondisi gibran mulai membaik. Dia kini di rawat di ruang VVIP atas permintaan anjas.

" Aku akan mencicil tagihan rumah sakit ini pada mu, nanti." Ucap ayuna pada anjas.

" Ay. Tidak perlu diganti. Aku tulus menolong, anggap saja ini permintaan maaf ku karena telah menyebabkan putra mu terluka." Ucap Anjas penuh sesal.

Ayuna menghela nafas. Anjas memang yang menabrak gibran. Entah itu sengaja atau tidak, Ayuna tidak tau. Yang dia tau, anjas telah menyelamatkan gibran. Jika saja tidak ada anjas. Mungkin saat ini ayuna sudah pontang panting mencari orang dengan golongan darah yang sama dengan gibran.

" Terima kasih." Ucap ayuna.

" Ha, apa katamu?"

Ayuna menghela nafas, dan mengulangi kata kata nya.

" Terima kasih karena telah bersedia mendonorkan darah untuk gibran." Ucap ayuna.

" Sama sama. Aku Harus pergi. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu."

Anjas memberikan kartu nama nya pada ayuna. Lalu pergi meninggalkan ayuna.

Baru beberapa langkah berjalan, anjas terjatuh.

" Anjas??" Teriak ayuna.

Ayuna segera berlari ke arah anjas. Membopong tubuh nya, dan mendudukan nya di kursi.

" Kau kenapa?" Tanya ayuna.

" Tidak apa apa. Ini biasa terjadi, pada orang yang sudah mendonorkan darah."

" Kau harus makan sesuatu."

Ayuna membuka kotak bekal yang seharusnya menjadi makan siang gibran, saat perjalanan pulang dari sekolah menuju mall. Tempat ayuna bekerja.

Ayuna membuka kotak itu, dan memberikan sebuah roti isi kepada anjas.

" Apa ini?" Tanya anjas.

" Makan saja. Agar kau tidak terlalu lemas."

Anjas menerima pemberian ayuna, lalu memakannya.

" Enak." Puji anjas.

" Kau mau lagi?, ini habiskan."

Ayuna memberikan semua yany ada di kotak kepada anjas.

" Bolehkan?" Tanya anjas.

" Tentu. Imbalan karena kau sudah memberikan darahmu pada gibran ku."

Ayuna tersenyum menatap anjas. Anjas tidak percaya. Wanita yang di cintai nya dulu hingga kini, sedang tersenyum tulus pada nya.

" Terima kasih."

Anjas langsung memakan habis semua isi dalam kotak bekal itu. Lalu ayuna memberikan sebotol air minum pada anjas.

" Hah, aku sudah merasa lebih baik." Ucap anjas.

" Baguslah." Ucap ayuna, Sambil meletakan kembali kotak dan botol kedalam tas.

" Roti tadi kau beli atau..."

" Aku membuatnya sendiri." Jawap ayuna cepat.

" Wow. Sungguh?"

" Ya.."

" Pantas saja, rasa nya berbeda. Di kota ini pasti tidak ada roti se enak ini."

" Ada. Jika kau pergi ke CITRA LAND Lantai 5."

Ayuna tanpa sadar memberitahu tempat dimana dia bekerja.

" Serius?. Dulu aku sering kesana. Tapi tidak pernah menjumpai sebuah toko roti."

" Ah, itu..."

Belum sempat ayuna menjawap, seorang suster menghampiri nya.

" Maaf, apa ibu keluarga pasien?"

" Ya. Saya adalah ibu nya."

" Pasien sudah siuman. Dan sedang mencari ibu."

Ayuna segera berdiri, hendak menuju kamar dimana gibran di rawat. Namun, saat hendak melangkah. Anjas memegang tangan nya.

" Bolehkan aku melihat gibran juga?" Tanya anjas.

Ayuna tampak berfikir.

" Baiklah."

" Terima kasih."

Sesampai nya di ruangan gibran. Ayuna langsung menangis dan memeluk serta menciumi gibran.

" Gibran tidak apa apa nak?, katakan dimana yang sakit."

" Bu, gibran baik baik saja. Hanya merasa sedikit pusing."

Ayuna kembali mencium kepala gibran yang di balut perban. Luka lecet ada dimana mana.

" Bu, siapa dia?"

" Dia..."

Anjas mendekat.

" Saya anjas, teman ibu kamu."

" Gibran kira dia adalah ayah, karena gibran bermimpi, ibu telah menemukan ayah. Dan membawa nya pada gibran."

Deg !

Jantung ayuna terasa berhenti berdetak. Dia menatapa anjas.

" Gibran, tidak sopan" Panggil ayuna lembut.

" Maafkan gibran bu."

" Ayuna, tidak apa apa. Mungkin gibran merindukan ayah nya."

Anjas ingin bertanya, tapi dia tidak enak hati kepada ayuna. Karena dia telah salah menduga. Mengira lukman adalah ayah gibran. Lalu dimana ayah gibran. Begitu kira kira yang ada di pikiran anjas.

" Gibran. Maaf, saya lah yang menyebabkan gibran terluka. Jadi gibran bisa menghukum saya." Ucap anjas.

Gibran menatap ayuna.

" Sayang, paman ini memang yang sudah membuat gibran terluka. Tapi, paman ini juga yang menyelamatkan gibran. Gibran membutuhkan donor darah. Dan, kebetulan darah paman ini dan gibran sama. Jadi, paman mendonorkan darah nya untuk gibran." Terang ayuna lembut.

" Benarkah paman?"

Gibran menatap anjas.

" Benar."

" Bu, bolehkan gibran memeluk paman anjas?, sebagai ucapan terima kasih."

Ayuna menatap anjas, seperti meminta ijin. Anjas mengangguk. Ayuna kembali menatap gibran dan tersenyum.

" Boleh sayang.."

Anjas mendekat, dan memeluk gibran.

" Terima kasih paman, karena telah menolonh gibran."

" Sama sama nak. Lekas sehat ya, biar bisa menjaga ibu ayuna lagi."

Anjas mempererat pelukan nya. Ada rasa nyaman di hati anjas saat memeluk gibran.

Perasaan apa ini, kenapa aku begitu bahagia dipeluk gibran. Seakan akan gibran mengobati kerinduan ku yang mendalam pada ayuna. Batin anjas.

Ayuna menatap dua laki laki yang di cintai nya.

Anjas, gibran adalah putra mu. Dia putra kita. Buah hati kita. Maafkan aku l, yang tidak memberitahu mu. Lebih baik kau tidak tahu siapa gibran. Dan semoga saja kau tidak tertarik untuk mencari tahu tentang gibran. Batin ayuna.

Anjas melepas pelukan nya. Ayuna menghapus air mata nya.

" Jagoan. Paman harus pergi, karena ada pekerjaan."

Gibran terlihat sedih. Anjas yang melihat perubahan wajah gibran langsung menoleh ke arah ayuna.

" Tidak apa apa." Lirih ayuna.

" Besok paman akan datang lagi menjenguk gibran. Nanti akan paman bawakan gibran mainan, agar gibran tidak bosan selama ada di rumah sakit."

" Baiklah. Paman janji?"

" Bolehkan, besok aku datang lagi?" Tanya anjas sambil menatap ayuna.

" Boleh ya bu.." Gibran menatap ayuna dengan mata berkaca.

" Boleh kok." Ayuna tersenyum.

" Kalau begitu paman pamit ya.." Ucap anjas.

" Ya paman."

Entah dorongan dari mana, namun anjas mendekat dan mencium kening gibran.

" Cepat sembuh jagoan." Bisik anjas.

" Ayuna, aku pamit ya.." Ucap anjas.

" Emm, biar ku antar kau sampai pintu. Sayang, tidak keberatan kan jika ibu mengantar paman sebentar?"

" Tentu ibu."

" Anak pintar."

Ayuna mengantar anjas sampai pintu.

" Ay, boleh aku bertanya sesuatu?"

" Apa?"

" Dimana ayah gibran."

Deg.

Ayuna mati kutu. Apa yang harus dia katakan.

" Halo, ay..."

" Eh iya. Maaf bisa ulangi perkataan mu?"

" Dimana ayah gibran."

" Ayah gibran.., emmm.., ayah gibran ke luar kota. Ya, keluar kota." Ucap ayuna gugup.

" Oh.., tapi kenapa tadi gibran..."

" Ah, gibran memang suka begitu. Namanya juga anak anak. Mereka senang berimajinasi. Benar kan?" Kekeh ayuna.

Anjas menatap ayuna. Dia tau jika ayuna sedang berbohong.

" Baiklah. Aku pamit. Besok aku akan datang lagi." Ucap anjas.

" Baiklah, sekali lagi terima kasih." ucap ayuna.

" Sama sama."

Sepeninggalan anjas, ponsel ayuna berdering. Panggilan dari sisil.

" Astaga aku lupa memberitahu sisil."

Dengan hati hati, ayuna mengangkat panggilan nya, dan menjauhkan ponsel dari telinga nya.

" AYUNA... KAU KEMANA SAJA. KITA BANYAK PELANGGAN HARI INI...."

" AYUNA... BLA BLA BLA BLA BLA BLA..."

Sisil mengoceh dari A hingga Z.

" Halo ayuna. Kau mendengar ku."

" Aku dengar."

" Kenapa tidak menjawap?"

" Gimana mau menjawap, kamu ngoceh kayak burung beo hilang rem nya."

" Haha, memang burung beo punya rem. Sudah. Kamu dimana?, kenapa tidak kembali ke toko?"

" Aku di rumah sakit."

" Hah?, Siapa yang sakit?"

" Gibran di tabrak mobil saat akan menyebrang."

" APAAA????"

" Busyet. Telinga gue woy." Ketus ayuna.

" Parah gak. Dirumah sakit mana?, aku akan datang sekarang juga."

" Medika Health."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...Biasakan untuk klik tombol like...

...Beri komen, kritik atau saran...

...Jika suka kasih vote dan hadiah....

...Jangan lupa tekan favorit ☺️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

Murni Dewita

Murni Dewita

nex

2023-10-03

0

Kenzo Asfa

Kenzo Asfa

lanjut

2022-02-02

1

Adila Nisa Ardani

Adila Nisa Ardani

semoga aja Anjas cepet tau klau Gibran anaknya

2022-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Kesedihan Gibran
2 Gibran Bukan Anak Haram
3 Pergi Ke Mall
4 Tidak Sengaja Bertemu
5 Tawaran kerjasama
6 Jangan Sampai Dia Tahu
7 Rumah Sakit Part 1
8 Rumah Sakit Part 2
9 Sebuah Kebenaran
10 Perasaan Bagas
11 Usaha Bagas
12 Membuka Hati
13 Bertemu OrangTua Bagas
14 Keluarga Bagas
15 Janji Anjas
16 Kemarahan Ayuna
17 Jangan ambil gibranku
18 Kembalikan gibranku
19 Indahnya kebersamaan
20 Ayuna di lema
21 Siapa nina?
22 Ayuna Salah Paham
23 Kesempatan Anjas
24 Anjas VS Bagas
25 Menginap part 1
26 Menginap part 2
27 Menginap part 3
28 Penjelasan
29 Taman
30 Ada Apa dengan gibran?
31 Gibran kenapa?
32 Anjas Tau
33 Diagnosa
34 Berobat
35 Kekuatanku
36 Teman baru gibran
37 Hasil pemeriksaan Gibran
38 Apartemen dion
39 Pamit
40 Pulang
41 Me time berdua
42 Pertunangan
43 Curiga
44 Bagian dari keluarga
45 Usaha nina
46 Apartemen
47 Apartemen 2
48 Membujuk Gibran
49 Hadiah Gibran
50 Persiapan pernikahaan
51 Apa yang terjadi?
52 Pernikahan
53 Honeymoon
54 Masih di paris
55 Firasat
56 Khawatir
57 Jangan lagi,
58 Seperti Dejavu
59 Menunggu
60 Nomor asisten dokter obgyn
61 Mengintai
62 Saran
63 Sebuah kenyataan pahit
64 Menagih janji ayuna
65 Kebahagiaan kecil
66 Papi Baru?
67 Permainan
68 Teka teki
69 Kenyataan Menyakitkan
70 Bab Tidak Tahu Judul
71 Panik gak, panik gak?
72 Belum saatnya
73 Singapura
74 Haruskah aku berbahagia?
75 Tertangkap Basah
76 Sampai jumpa di pengadilan
77 Mencari Bayu
78 Apa ini?
79 Akhirnya
80 Permohonan maaf
81 Tidak mungkin
82 Ini pasti mimpi
83 Bangunkan Gibran
84 Terpuruk
85 Luka dan bahagia
86 Bersiap pulang
87 Dimana Ayuna?
88 Oh Tidak!!
89 Namanya Bela.
90 Pura-Pura
91 Duh, siapa ya?
92 Inikah yang dinamakan jodoh?
93 Catatan Gibran
94 Menata Hati
95 Part full Anjas
96 Anak Luknut
97 Ayuna dan Mama
98 Masih Ayuna dan Mama
99 Jangan Ada Valakor
100 Awas Serangga
101 Pasangan Untuk Anjas
102 Dasar Duda
103 Perasaan Anjas
104 Hari Bahagia
105 Anjas - Bella
106 Sepupu?
107 Tidak jadi pergi kan.
108 Senjata makan tuan?
109 Kamu adalah Jodohku
110 Part untuk Anjas-Bella
111 Menjadi Suami siaga
112 Welcome my Twins
113 Pesta Kejutan
114 Ups maaf. Sengaja.
115 Kembali ke Rumah
116 Rencana Bulan madu
117 Kunjungan Sisil
118 Tamu tak diundang
119 Berhati hati
120 Part Panjang 1 (Mencari Tahu Rencana Tara)
121 Part Panjang 2
122 Senjata Makan Tuan
123 Rumah Tara
124 Kedatangan Yudi
125 Yudi - Tara
126 Rencana Pesta
127 Pesta Untuk Gibran dan Kembar
128 Kesempatan untuk Tara
129 Part Tara
130 Terjebak
131 Kejutan yang gagal. Tara jera
132 Wanita Paling Bahagia
133 Wanita istimewa
134 Kemalangan Tara
135 Rencana konsultasi
136 Waktu berdua
137 Menikmati waktu berdua
138 Waktu berdua telah berakhir
139 Penyesalan
140 Penyesalan part 2
141 Bagas - Ayuna
142 Menuju akhir.
143 End
144 Promo novel baru !!!!
145 Tiga novel baru bulan September nih!!!
146 novel baru
147 Bab 1 promo novel
148 Season 2 is coming...
149 Destiny Of Love
150 Yang belum kepo...
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Kesedihan Gibran
2
Gibran Bukan Anak Haram
3
Pergi Ke Mall
4
Tidak Sengaja Bertemu
5
Tawaran kerjasama
6
Jangan Sampai Dia Tahu
7
Rumah Sakit Part 1
8
Rumah Sakit Part 2
9
Sebuah Kebenaran
10
Perasaan Bagas
11
Usaha Bagas
12
Membuka Hati
13
Bertemu OrangTua Bagas
14
Keluarga Bagas
15
Janji Anjas
16
Kemarahan Ayuna
17
Jangan ambil gibranku
18
Kembalikan gibranku
19
Indahnya kebersamaan
20
Ayuna di lema
21
Siapa nina?
22
Ayuna Salah Paham
23
Kesempatan Anjas
24
Anjas VS Bagas
25
Menginap part 1
26
Menginap part 2
27
Menginap part 3
28
Penjelasan
29
Taman
30
Ada Apa dengan gibran?
31
Gibran kenapa?
32
Anjas Tau
33
Diagnosa
34
Berobat
35
Kekuatanku
36
Teman baru gibran
37
Hasil pemeriksaan Gibran
38
Apartemen dion
39
Pamit
40
Pulang
41
Me time berdua
42
Pertunangan
43
Curiga
44
Bagian dari keluarga
45
Usaha nina
46
Apartemen
47
Apartemen 2
48
Membujuk Gibran
49
Hadiah Gibran
50
Persiapan pernikahaan
51
Apa yang terjadi?
52
Pernikahan
53
Honeymoon
54
Masih di paris
55
Firasat
56
Khawatir
57
Jangan lagi,
58
Seperti Dejavu
59
Menunggu
60
Nomor asisten dokter obgyn
61
Mengintai
62
Saran
63
Sebuah kenyataan pahit
64
Menagih janji ayuna
65
Kebahagiaan kecil
66
Papi Baru?
67
Permainan
68
Teka teki
69
Kenyataan Menyakitkan
70
Bab Tidak Tahu Judul
71
Panik gak, panik gak?
72
Belum saatnya
73
Singapura
74
Haruskah aku berbahagia?
75
Tertangkap Basah
76
Sampai jumpa di pengadilan
77
Mencari Bayu
78
Apa ini?
79
Akhirnya
80
Permohonan maaf
81
Tidak mungkin
82
Ini pasti mimpi
83
Bangunkan Gibran
84
Terpuruk
85
Luka dan bahagia
86
Bersiap pulang
87
Dimana Ayuna?
88
Oh Tidak!!
89
Namanya Bela.
90
Pura-Pura
91
Duh, siapa ya?
92
Inikah yang dinamakan jodoh?
93
Catatan Gibran
94
Menata Hati
95
Part full Anjas
96
Anak Luknut
97
Ayuna dan Mama
98
Masih Ayuna dan Mama
99
Jangan Ada Valakor
100
Awas Serangga
101
Pasangan Untuk Anjas
102
Dasar Duda
103
Perasaan Anjas
104
Hari Bahagia
105
Anjas - Bella
106
Sepupu?
107
Tidak jadi pergi kan.
108
Senjata makan tuan?
109
Kamu adalah Jodohku
110
Part untuk Anjas-Bella
111
Menjadi Suami siaga
112
Welcome my Twins
113
Pesta Kejutan
114
Ups maaf. Sengaja.
115
Kembali ke Rumah
116
Rencana Bulan madu
117
Kunjungan Sisil
118
Tamu tak diundang
119
Berhati hati
120
Part Panjang 1 (Mencari Tahu Rencana Tara)
121
Part Panjang 2
122
Senjata Makan Tuan
123
Rumah Tara
124
Kedatangan Yudi
125
Yudi - Tara
126
Rencana Pesta
127
Pesta Untuk Gibran dan Kembar
128
Kesempatan untuk Tara
129
Part Tara
130
Terjebak
131
Kejutan yang gagal. Tara jera
132
Wanita Paling Bahagia
133
Wanita istimewa
134
Kemalangan Tara
135
Rencana konsultasi
136
Waktu berdua
137
Menikmati waktu berdua
138
Waktu berdua telah berakhir
139
Penyesalan
140
Penyesalan part 2
141
Bagas - Ayuna
142
Menuju akhir.
143
End
144
Promo novel baru !!!!
145
Tiga novel baru bulan September nih!!!
146
novel baru
147
Bab 1 promo novel
148
Season 2 is coming...
149
Destiny Of Love
150
Yang belum kepo...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!