Pagi hari nya...
Tin
Tin
(bunyi klakson mobil)
" Bu, siapa ya?" Tanya gibran saat sedang sarapan.
" Ibu juga tidak tahu." Ucap ayuna.
" Mungkin itu om bagas."
" Tidak mungkin. Ibu lupa memberi tahu om bagas semalam."
" Yah, ibu..."
" Sebentar ya, ibu lihat dulu. Habiskan makanan nya, oke."
" Oke bu.."
Tin
Tin
Suara klakson mobil lagi.
" Apa iya, tamu di rumah ku? Tapi siapa? yang tau rumah ku kan hanya sisil dan bagas." Gumam ayuna sambil membuka pintu.
Ceklek...
Ayuna membuka pintu, dan..
" Bagas??"
" Hai.." Bagas turun dari mobil, dan menghampiri ayuna.
" Kok tamu nya tidak di persilahkan masuk?" Ucap bagas, membuyarkan lamunan ayuna.
" Eh iya. Ayo masuk. Gibran sedang sarapan."
" Kebetulan sekali, aku juga belum sarapan. Apa boleh aku sarapan disini?" Tanya bagas.
" Ha?, ohya tentu."
Ayuna kemudian masuk ke dalam di ikuti bagas.
" Hai boy." Sapa bagas.
" Om bagas."
Gibran langsung berlari memeluk nya.
" Ayo sini om, kita sarapan bersama. Nasi goreng buatan ibu sangat enak lo." Tawar gibran.
Gibran langsung menarik tangan bagas, dan menyuruhnya untuk duduk di dekat nya.
Ayuna lalu mengambil piring, dan mempersilahkan bagas untuk mencicipi nasi goreng nya.
" Maaf ya, hanya ada nasi goreng dan telur." Ucap ayuna.
" Tidak masalah. Apapun aku makan, asal itu masakan mu." Ucap bagas.
" Gombal." Ucap ayuna.
" Nama nya juga usaha." Ucap bagas.
" Ohya, ngomong ngomong ada apa kau datang pagi pagi?"
" Sengaja ingin mengantar calon anak dan istri ke sekolah dan toko."
" Uhuk uhuk.."
" Pelan pelan doang.."
Bagas memberikan ayuna segelas air.
" Om, calon anak dan istri itu apa?" Tanya gibran.
" Artinya gibran akan menjadi anak om bagas. Dan ibu ayuna akan menjadi istri om bagas. Dan kita akan menjadi keluarga yang bahagia. Gibran mau?"
" Mau... Gibran jadi anak nya om bagas."
Ayuna menginjak kaki bagas.
" Awww....."
" Om bagas kenapa?"
" Tidak apa apa."
Bagas menatap ayuna dengan tatapan penuh cinta. Sedang ayuna menatap dengan tatapan membunuh.
" Aku hanya berusaha. Memangnya salah?"
" Tidak." Jawap ayuna.
" Usaha apa om." Tanya gibran.
" Usaha untuk mendapatkan hati ibu kamu." Bisik bagas.
" Ehem.."
" Sudah habiskan makanan mu." Ucap bagas pada gibran.
Setelah selesai makan, ayuna membereskan piring di bantu bagas. Lalu ayuna mengelap meja. Saat ayuna berbalik, hendak mencuci piring. Dia terkejut karena bagas sudah melakukan nya.
" Bagas. Kamu apa apaan sih?, Kenapa mencuci piring. Kamu kan tamu disini." Ucap ayuna setengah kesal.
" Tidak ada salahnya kan membantu calon istri. Ya, itung itung aku belajar menjadi suami yang baik." Ucap bagas sambil mengedipkan mata.
" Dasar gombal. Dah lah yuk berangkat. Nanti gibran bisa telat ke sekolah." Ucap ayuna.
" Lets go..."
Ayuna dan gibran pun naik ke mobio bagas.
" Ay..., kamu duduk didepan dong. Masak ikut duduk di belakang?. Memangnya aku ini supir?" Ketus bagas.
" Ah iya maaf."
Ayuna segera turun dan duduk didepan. Disamping bagas. Saat ayuna kesulitan memasang sabuk pengaman, bagas dengan cepat membantu ayuna.
" Te..teri..ma ka..sih." Ucap ayuna gugup.
" Tidak usah gugup. Kayak mau ujian aja." Goda bagas.
" Ya sudah, ayo jalan." Ucap ayuna mengusir kegugupan nya.
" Lets go..."
Bagas melajukan kendaraan nya dengan kecepatan sedang.
" Gibran mau gak, kalau setiap hari om bagas jemput untuk kesekolah."
" Mau..." Ucap gibran.
" Tidak.." Ucap ayuna.
Bagas dan gibran sama sama menatap tajam ayuna. Melihat dirinya kalah tandang. Jadilah ayuna hanya tersenyum kecil.
" Hehe, maksud ibu.. Kasihan om bagas juga harus datang setiap hari kan?"
" Aku senang kok. Apalagi bisa selalu makan masakanmu." Ucap bagas.
" Bagas...."
" Apa?. Aku hanya berkata jujur. "
Ayuna memutar bola mata nya.
Tak lama kemudian, mereka sudah sampai disekolah gibran. Ayuna turun, dan membuka kan pintu untuk gibran.
" Hati hati sayang."
" Ya bu..."
Cup
Ayuna mencium pipi gibran.
" Bye ibu.."
" Bye sayang.."
Setelah memastikan gibran hilang dari pandangan ayuna. Ayuna pun segera kbali masuk ke dalam mobil.
" Udah?" Tanya bagas.
" Udah, yuk ke toko." Ucap ayuna sambil melihat jam tangan nya.
Hening.
Ayuna menatap bagas heran.
" Kok gak jalan?"
" Mau dong di cup cup kayak gibran."
" Oh.. kamu mau?"
Bagas segera mengangguk, dengan mata berbinar binar.
" Tutup mata dong."
Dengan cepat bagas menutup mata nya. Dengan hati berdebar debar, dia sudah siap mendapat cup cup pertama nya dari ayuna.
Bagas tidak menduga dia akan mendapatkan cup cup secepat ini dari ayuna.
Ayuna tersenyum melihat tingkah bagas.
Lalu, ayuna bersiap mencium pipi bagas. Bukan dengan bibir nya, melainkan dengan tangan.
" Mmmmmmuuuuuaaahhhh..., udah kan." Kekeh ayuna.
Bagas membuka mata, dan menatap ayuna dengan kesal.
" Dih, kok gitu muka nya?, jelek. Kek baju gk di strika satu abad."
" Tau ah."
" Uh tayang, gemes nya kalau lagi ngambek." Goda ayuna, sambil menarik pipi bagas.
" Ayuna, sakit." Bagas makin cemberut.
" Yah ngambek. Padahal tadi mau ngajakin malam malem bareng."
" Beneran?."
Wajah bagas yang tadi nya cemberut, kini berubah jadi riang dan ceria.
" Iya.."
" Dimana?" Tanya bagas dengan penuh semangat.
" Dalam mimpi, hahaha...., dah lah yuk berangkat. Bisa bisa sisil jadi mak lamvir lagi kalau aku gak datang datang." Ucap ayuna.
" Sisil tidak akan marah, jika marah akan ku kasih free untuk sewa bulan ini. Kan aku pemilik mall nya." Lirih bagas.
Ayuna sibuk dengan ponsel nya. Jadi dia tidak mendengar dengan jelas, apa yang barusaja bagas katakan.
" Ha?, apa? kau mengatakan sesuatu tentang sisil yang tidak akan marah, karena apa tadi?" Tamya ayuna.
" Karena aku sangat mencintai mu."
" Bagas....."
" Ya sayang.."
" Tau ah..."
" Dih, gantian. Kenapa jadi kamu yang marah?"
" Tau ah, jalan gak?. Kalau enggak, aku naik taxi nih!"
" Dih, jangan dong. Ya ya jalan. Dasar, kalau ngambek jelek." Ketus daniel.
" Biarin."
Daniel pun melajukan kendaraan nya menuju mall, tempat ayuna bekerja.
Tanpa ayuna sadari, anjas sedari tadi melihat mereka. Kaca mobil yang dari awal memang tidak di tutup, dan jarak anjas yang memang dekat. Membuat nya bisa melihat dengan jelas, apa yang terjadi antara ayuna dan bagas.
" Siapa dia?, kenapa ayuna terlihat begitu bahagia bersama nya??" Gumam anjas.
" Hei, kau masih disini. Ayo, kita harus segera menghadiri pertemuan penting." Ucap sekertaris anjas.
" Dion, aku ingin kau mencari tau siapa laki laki yang sedang dekat dengan ayuna."
" Kenapa?"
" Aku tadi melihat ayuna diantar oleh seseorang. Dan ayuna terlihat bahagia saat bersenda gurau dengan nya."
" Kau yakin ingin mendapatkan hati ayuna lagi?"
" Iya, kenapa?. Bukan nya kau yang bilang jika aku harus mendapatkan hati ayuna."
" Aku bilang mendapatkan hati gibran. Bukan ayuna."
" Itu sama saja."
Dion menghela nafas panjang.
" Itu soal mudah. Aku akan segera mencari tau. Sekarang, kita harus meeting dulu. Ini sangat penting."
" Hmmm, baiklah."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Jangan lupa...
... like...
...komen...
...vote...
...hadiah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Icha Luxent
aemangat thor..👍🏻👍🏻💪💪
2022-02-13
2