Perasaan Bagas

Sepanjang perjalanan pulang kembali ke kota, anjas menangisi kebodohan nya.

Dia begitu bodoh, dia memang pria brengsek yang begitu mudah melepas wanita sebaik ayuna.

" Aku, aku akan menebus penderitaan mu. Aku akan memperjuangkan kembali keluargaku. Aku akan merebut kembali hatimu" Ucap anjas.

Sementara itu, ayuna baru saja selesai membuat berbagai macam kue untuk di jual.

" Ayuna..." Panggil sisil.

" Ya?"

" Diluar ada pelanggan nomer satu mu."

" Haha, bagas?"

" Iya. Heran aku sama dia, tiap hari lo. Tiga kali sehari datang kesini. Kek minum obat aja. Pagi siang sore. Dia selalu ada. Heran deh aku."

" Biarin aja kenapa sih?, Bagus kan jika dia selalu datang.' Ucap ayuna.

" Iya si. Tapi aku rasa di kesini karena dia menyukai mu."

" Hahaha, jangan bercanda deh. Mana ada yang mau sama janda. Anaknya udah satu lagi."

" Aku mau." Ucap seseorang yang mengejutkan sisil dan ayuna.

" Bagas?" Ucap sisil.

" Aku mau kok sama janda yang anak nya satu." Ucap bagas.

" Haha. Jangan ngelantur deh." Kekeh ayuna.

" Ayuna.. Aku serius, aku menyukai mu."

Hening.

" Sebaiknya aku mengantar pesanan kue ini pada pelanggan." Ucap sisil.

"

Sepeninggalan sisil.

" Ayuna, aku benar benar serius dengan ucapan ku."

" Bagas dengar. Aku hargai perasaanmu. Tapi, sungguh aku belum bisa mengatakan apapun atau membalas perasaanmu." Ucap ayuna lembut.

" Aku akan menunggu."

" Ha?"

Ayuna menatap bagas, mencoba mencari arti dari ucapan nya.

" Aku akan menunggu ku membalas perasaanku. Kapan pun itu, walau aku harus menunggu seumur hidup."

" Bagas, kau tidak melakukan itu."

" Kenapa?" Tanya bagas.

" Aku...aku.."

" Ibu..." Panggil gibran.

" Sayang, kau sudah bangun?."

" Ibu, aku bosan."

" Gibran mau jalan jalan bersama om?" Tanya bagas.

Gibran menatap ayuna. Ayuna menggeleng

" Ayolah. Hanya bermain di mall ini." Ucap bagas.

" Tapi dia barusaja sembuh."

" Aku akan menjaga nya. Aku janji."

" Hmmm, baiklah."

Akhirnya ayuna membiarkan bagas membawa gibran. Memang jika gibran sedang bosan. Bagas lah yang selalu membawa gibran bermain hingga toko tutup.

Sementara itu, di kediaman anjas.

" Anjas, kau mau kemana?" Tanya rini, mama anjas.

" Aku ada urusan penting ma."

" Anjas. Tunggu, duduklah." Perintah rini.

Anjas tidak ada pilihan lain selain duduk.

" Anjas. Kau sudah menikah dengan selin selama hampir 5 tahun. Tapi kenapa kalian tidak punya anak?"

" Ma.."

" Anjas dengar. Perusahaan kita butuh penerus, kita butuh ahli waris dari garis keturunan Barata."

Selin yang mendengar pembicaraan itu, langsung mendekati rini dengan raut muka sedih.

" Bagaimana aku bisa hamil, ma. Jika mas anjas tidak pernah menyentuhku selama ini. Hiks hiks hiks..."

Rini geram mendengar penuturan selin.

" Anjas, apa benar yang di katakan selin?" Hardik rini.

" Benar ma. Walau kita tidur dalam kamar yang sama. Namun kami tidak pernah tidur bersama."

" Anjas..."

" Ma. Anjas tidak mencintai selin. Anjas hanya mencintai ayuna. Hanya ayuna ma!."

" Ayuna ayuna ayuna. Kenapa selalu saja dia? Anjas dengar, mama tidak mau tahu, kau harus membuat selin hamil. Mama ingin cucu."

" Anjas tidak bisa tidur dengan wanita yang tidk anjas cintai ma."

" Lalu, bagaimana selin akan hamil jika kau tidak tidur dengaan nya?. Pokok nya mama tidak mau tahu. Mama akan mengirim kalian ke XXX untuk bulan madu. Titik."

Anjas mendengus kesal. Lalu bangkit.

" Anjas. Mau kemana kamu?"

" Anjas...."

" Anjas kembali.." Teriak rini. Namun anjas tetap memilih pergi dari rumah.

" Selin. Dalam waktu lima tahun, apa saja yang kau lakukan. Kenapa kau tidak bisa mendapatkan hati anjas?" Kesal rini.

" Ma. aku sudah berusaha, tapi setiap kali aku mendekati mas anjas. Dia selalu mengatakan jika aku adalah seorang pelacvr." Ucap selin dengan wajah sedih.

" Sudah.. Jangan sedih. Mama akan pikirkan cara lain agar anjas mau membuatmu hamil." Rini memeluk selin.

Sementara itu, anjas pergi dan berniat langsung menemui gibran. Tapi pekerjaan menuntut nya untuk berada di kantor sepanjang hari.

Tok

Tok

Tok

Ceklek..

Sekertaris anjas masuk dan memberikan sebuah amplop kepada anjas.

" Apa ini?"

Anjas membuka nya, dan dia terkejut melihat hasil tes DNA dirinya dan gibran, akurat 100%.

" Gibran. Dia benar putraku. Tapi, kenapa ayuna tidak memberitahu ku kebenaran ini?"

" Hanya ada satu kemungkinan."

" Apa?"

" Ayuna mungkin tidak tau jika diri nya hamil. Dan untuk apa juga memberitahu mu, bukankah dirimu sudah menikah. Pasti nya kau akan memiliki putra sendiri."

" Ya. Kau benar. Lalu aku harus bagaimana?"

" Apa yang ingin kau lakukan?"

" Aku, aku mencintai ayuna. Sangat mencintai dirinya. Aku bahkan tidak bisa tidur seranjang dengan selin." Lirih anjas.

" Apa?, kalian menikah hampir lima tahun. Tidak mungkin kau tidak meniduri nya kan?"

" Ha...hhh. Tidak. Setiap kali aku berusaha membuka hati untuknya. Bayangan ayuna selalu ada dalam pikiranku. Saat aku mencoba menjadi suami untuk nya. Aku selalu melihat ayuna dalam mata ku."

" Perasaan bersalah yang membuatmu selalu memikirkan ayuna. Ditambah saat kalian bercerai, ternyata ayuna dalam kondisi hamil." Ucap asisten anjas.

" Lalu apa yang harus aku lakukan?"

" Dapatkan hati gibran. Lalu kau mungkin bisa menaklukan hati ayuna."

" Begitu kah?"

" Ya. Cobalah untuk memberitahu gibran jika kau adalah ayah kandung nya."

" Akan ku coba."

..

" Gibran, ayo kita pulang." Ajak ayuna.

" Biar ku antar." Tawar bagas.

" Tidak terima kasih."

" Bu, ayolah. Gibran ingin naik mobil. Sekali kali boleh kan, jika kita naik mobil."

" Gibran, kita bisa naik taxi."

Gibran tertunduk sedih. Ayuna mengalah. Akhirnya dia membiarkan bagas mengantar mereka.

" Terima kasih sudah mau mengantarku dan bagas."

" Sama sama?"

" Mau mampir?" Tawar ayuna.

" Lain kali saja. Aku sedang ada urusan."

" Baiklah."

Saat ayuna akan turun, bagas memanggilnya.

" Ayuna..."

" Ya?"

" Jangam sungkan pada ku. Anggap aku adalah teman, sahabat, saudara..., atau apa saja sesuka hati mu."

Ayuna tersenyum. Hati bagas sangat senang melihat senyum dari wanita yang di cintai nya itu.

" Terima kasih bagas, kau selalu baik kepada ku dan gibran."

" Sama sama. Kalau begitu aku pergi ya?" Pamit bagas.

" Hati hati.." Ucap ayuna.

" Bye bye om..."

Gibran melambaikan tangan ke arah bagas.

" Masuk yuk.."

" Ibu, ibu.. Om bagas sangat baik ya. Sama baik nya dengan paman anjas. Sudah beberapa hari ini paman anjas tidak datang menemui ku."

Ayuna mendekati gibran.

" Sayang dengar. Paman anjas bukan siapa siapa kita. Jadi kita tidak boleh selalu mengharapkan nya. Gibran paham?"

" Tapi kenapa?"

" Karena paman anjas sudah mempunyai keluarga sendiri. Jadi, dia sibuk dengaj keluarganya."

" Begitu ya..." Gibran tertunduk lesu

" Gibran jangan sedih. Kan sudah ada. bagas yang selalu menemani gibran bermain. Besol gibran sudah bisa mulai sekolah. Bagaimana jika ibu minta tolong om bagas untuk mengantar gibran ke sekolah?"

" Gibran mau, gibran mau bu.."

" Kalau mau, gibran tidak boleh sedih lagi. Tidak boleh mengharapkan paman anjas lagi. Oke."

" Oke bu."

Cup

Gibran mencium pipi ayuna lalu memeluk nya.

" Gibran menyayangi ibu."

" Ibu juga menyayangi gibran.

Ayuna membalas pelukan gibran. Dia menangis disana.

Gibran maafkan ibu harus menjauhkan mu dari ayah nak. Itu akan lebih baik. Jangan sampai kau terlalu dekat dengan ayah mu. Ibu tidak mau lagi berurusan dengan keluarga ayahmu. Batin ayuna.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...jangan lupa...

...like...

...komen...

...vote...

...hadiah...

Terpopuler

Comments

Fa Rel

Fa Rel

mending ma bagas lah anjas lembek gt mless jd nya

2022-05-05

0

Kenzo Asfa

Kenzo Asfa

jadi sama Bagas aja

2022-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Kesedihan Gibran
2 Gibran Bukan Anak Haram
3 Pergi Ke Mall
4 Tidak Sengaja Bertemu
5 Tawaran kerjasama
6 Jangan Sampai Dia Tahu
7 Rumah Sakit Part 1
8 Rumah Sakit Part 2
9 Sebuah Kebenaran
10 Perasaan Bagas
11 Usaha Bagas
12 Membuka Hati
13 Bertemu OrangTua Bagas
14 Keluarga Bagas
15 Janji Anjas
16 Kemarahan Ayuna
17 Jangan ambil gibranku
18 Kembalikan gibranku
19 Indahnya kebersamaan
20 Ayuna di lema
21 Siapa nina?
22 Ayuna Salah Paham
23 Kesempatan Anjas
24 Anjas VS Bagas
25 Menginap part 1
26 Menginap part 2
27 Menginap part 3
28 Penjelasan
29 Taman
30 Ada Apa dengan gibran?
31 Gibran kenapa?
32 Anjas Tau
33 Diagnosa
34 Berobat
35 Kekuatanku
36 Teman baru gibran
37 Hasil pemeriksaan Gibran
38 Apartemen dion
39 Pamit
40 Pulang
41 Me time berdua
42 Pertunangan
43 Curiga
44 Bagian dari keluarga
45 Usaha nina
46 Apartemen
47 Apartemen 2
48 Membujuk Gibran
49 Hadiah Gibran
50 Persiapan pernikahaan
51 Apa yang terjadi?
52 Pernikahan
53 Honeymoon
54 Masih di paris
55 Firasat
56 Khawatir
57 Jangan lagi,
58 Seperti Dejavu
59 Menunggu
60 Nomor asisten dokter obgyn
61 Mengintai
62 Saran
63 Sebuah kenyataan pahit
64 Menagih janji ayuna
65 Kebahagiaan kecil
66 Papi Baru?
67 Permainan
68 Teka teki
69 Kenyataan Menyakitkan
70 Bab Tidak Tahu Judul
71 Panik gak, panik gak?
72 Belum saatnya
73 Singapura
74 Haruskah aku berbahagia?
75 Tertangkap Basah
76 Sampai jumpa di pengadilan
77 Mencari Bayu
78 Apa ini?
79 Akhirnya
80 Permohonan maaf
81 Tidak mungkin
82 Ini pasti mimpi
83 Bangunkan Gibran
84 Terpuruk
85 Luka dan bahagia
86 Bersiap pulang
87 Dimana Ayuna?
88 Oh Tidak!!
89 Namanya Bela.
90 Pura-Pura
91 Duh, siapa ya?
92 Inikah yang dinamakan jodoh?
93 Catatan Gibran
94 Menata Hati
95 Part full Anjas
96 Anak Luknut
97 Ayuna dan Mama
98 Masih Ayuna dan Mama
99 Jangan Ada Valakor
100 Awas Serangga
101 Pasangan Untuk Anjas
102 Dasar Duda
103 Perasaan Anjas
104 Hari Bahagia
105 Anjas - Bella
106 Sepupu?
107 Tidak jadi pergi kan.
108 Senjata makan tuan?
109 Kamu adalah Jodohku
110 Part untuk Anjas-Bella
111 Menjadi Suami siaga
112 Welcome my Twins
113 Pesta Kejutan
114 Ups maaf. Sengaja.
115 Kembali ke Rumah
116 Rencana Bulan madu
117 Kunjungan Sisil
118 Tamu tak diundang
119 Berhati hati
120 Part Panjang 1 (Mencari Tahu Rencana Tara)
121 Part Panjang 2
122 Senjata Makan Tuan
123 Rumah Tara
124 Kedatangan Yudi
125 Yudi - Tara
126 Rencana Pesta
127 Pesta Untuk Gibran dan Kembar
128 Kesempatan untuk Tara
129 Part Tara
130 Terjebak
131 Kejutan yang gagal. Tara jera
132 Wanita Paling Bahagia
133 Wanita istimewa
134 Kemalangan Tara
135 Rencana konsultasi
136 Waktu berdua
137 Menikmati waktu berdua
138 Waktu berdua telah berakhir
139 Penyesalan
140 Penyesalan part 2
141 Bagas - Ayuna
142 Menuju akhir.
143 End
144 Promo novel baru !!!!
145 Tiga novel baru bulan September nih!!!
146 novel baru
147 Bab 1 promo novel
148 Season 2 is coming...
149 Destiny Of Love
150 Yang belum kepo...
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Kesedihan Gibran
2
Gibran Bukan Anak Haram
3
Pergi Ke Mall
4
Tidak Sengaja Bertemu
5
Tawaran kerjasama
6
Jangan Sampai Dia Tahu
7
Rumah Sakit Part 1
8
Rumah Sakit Part 2
9
Sebuah Kebenaran
10
Perasaan Bagas
11
Usaha Bagas
12
Membuka Hati
13
Bertemu OrangTua Bagas
14
Keluarga Bagas
15
Janji Anjas
16
Kemarahan Ayuna
17
Jangan ambil gibranku
18
Kembalikan gibranku
19
Indahnya kebersamaan
20
Ayuna di lema
21
Siapa nina?
22
Ayuna Salah Paham
23
Kesempatan Anjas
24
Anjas VS Bagas
25
Menginap part 1
26
Menginap part 2
27
Menginap part 3
28
Penjelasan
29
Taman
30
Ada Apa dengan gibran?
31
Gibran kenapa?
32
Anjas Tau
33
Diagnosa
34
Berobat
35
Kekuatanku
36
Teman baru gibran
37
Hasil pemeriksaan Gibran
38
Apartemen dion
39
Pamit
40
Pulang
41
Me time berdua
42
Pertunangan
43
Curiga
44
Bagian dari keluarga
45
Usaha nina
46
Apartemen
47
Apartemen 2
48
Membujuk Gibran
49
Hadiah Gibran
50
Persiapan pernikahaan
51
Apa yang terjadi?
52
Pernikahan
53
Honeymoon
54
Masih di paris
55
Firasat
56
Khawatir
57
Jangan lagi,
58
Seperti Dejavu
59
Menunggu
60
Nomor asisten dokter obgyn
61
Mengintai
62
Saran
63
Sebuah kenyataan pahit
64
Menagih janji ayuna
65
Kebahagiaan kecil
66
Papi Baru?
67
Permainan
68
Teka teki
69
Kenyataan Menyakitkan
70
Bab Tidak Tahu Judul
71
Panik gak, panik gak?
72
Belum saatnya
73
Singapura
74
Haruskah aku berbahagia?
75
Tertangkap Basah
76
Sampai jumpa di pengadilan
77
Mencari Bayu
78
Apa ini?
79
Akhirnya
80
Permohonan maaf
81
Tidak mungkin
82
Ini pasti mimpi
83
Bangunkan Gibran
84
Terpuruk
85
Luka dan bahagia
86
Bersiap pulang
87
Dimana Ayuna?
88
Oh Tidak!!
89
Namanya Bela.
90
Pura-Pura
91
Duh, siapa ya?
92
Inikah yang dinamakan jodoh?
93
Catatan Gibran
94
Menata Hati
95
Part full Anjas
96
Anak Luknut
97
Ayuna dan Mama
98
Masih Ayuna dan Mama
99
Jangan Ada Valakor
100
Awas Serangga
101
Pasangan Untuk Anjas
102
Dasar Duda
103
Perasaan Anjas
104
Hari Bahagia
105
Anjas - Bella
106
Sepupu?
107
Tidak jadi pergi kan.
108
Senjata makan tuan?
109
Kamu adalah Jodohku
110
Part untuk Anjas-Bella
111
Menjadi Suami siaga
112
Welcome my Twins
113
Pesta Kejutan
114
Ups maaf. Sengaja.
115
Kembali ke Rumah
116
Rencana Bulan madu
117
Kunjungan Sisil
118
Tamu tak diundang
119
Berhati hati
120
Part Panjang 1 (Mencari Tahu Rencana Tara)
121
Part Panjang 2
122
Senjata Makan Tuan
123
Rumah Tara
124
Kedatangan Yudi
125
Yudi - Tara
126
Rencana Pesta
127
Pesta Untuk Gibran dan Kembar
128
Kesempatan untuk Tara
129
Part Tara
130
Terjebak
131
Kejutan yang gagal. Tara jera
132
Wanita Paling Bahagia
133
Wanita istimewa
134
Kemalangan Tara
135
Rencana konsultasi
136
Waktu berdua
137
Menikmati waktu berdua
138
Waktu berdua telah berakhir
139
Penyesalan
140
Penyesalan part 2
141
Bagas - Ayuna
142
Menuju akhir.
143
End
144
Promo novel baru !!!!
145
Tiga novel baru bulan September nih!!!
146
novel baru
147
Bab 1 promo novel
148
Season 2 is coming...
149
Destiny Of Love
150
Yang belum kepo...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!