Begitu mendengar kabar gibran kecelakaan. Sisil langsung menutup toko, setelah menjual habis seluruh kue yang ada di toko.
Sisil segera menghubungi alex. Suaminya. Untuk meminta diantar ke rumah sakit.
Sementara itu, ayuna tengah menyuapi gibran saat sisil dan suami nya datang.
" Ayuna.." Sapa sisil.
" Hai.."
" Bagaimana keadaan gibran?" Tanya suami sisil.
" Syukurlah gibran tidak terluka parah."
" Siapa yang melakukan ini pada keponakanku yang tampan." Ucap sisil sambil memeluk gibran.
" Iya, siapa yang melakukan ini. Biar ku seret dia ke penjara."
Ayuna menatap alex.
" Kita bicara di luar saja." Ucap ayuna.
" Gibran, istirahat yaa. Ibu akan bicara sebentar dengan bibi dan paman." Ucap ayuna, setelah memastikan gibran meminum obat.
" Ya bu."
" Anak pintar."
Ayuna mencium pipi gibran, kemudian berjalan keluar, di ikuti sisil dan alex.
" Katakan, siapa yang membuat gibran celaka." Tanya alex.
" Iya, siapa?. Berani berani nya dia melakukan itu pada gibran kesayangan ku." Imbuh sisil.
" Pelaku nya...., anjas!"
" Apa?"
Alex dan sisil saling berpandangan.
" Anjas, mantan suami kamu?" Tanya sisil.
" Ya."
" Bagaimana bisa?" Tanya sisil.
" Aku juga tidak tau, jika mobil yang menabrak gibran adalah milik anjas. Jika aku tau, aku tidak akan mau diantar dengan mobil anjas."
" Anjas harus bertanggung jawap. Aku akan melaporkan nya pada polisi." Ucap alex.
" Jangan.!!" Cegah ayuna.
Alex dan sisil menatap dengan tatapan binggung.
" Kenapa?" Tanya alex.
" Dengar ayuna. Aku tau jika anjas adalah ayah dari gibran. Tapi, bukan berarti kau memaafkan atas yang telah di perbuat. Entah kecelakaan itu sengaja atau tidak. Tetap saja anjas bersalah. Dia harus di hukum."
" Benar kata sisil." Imbuh alex.
" Kalian tidak mengerti."
" Mengerti apa?"
" Anjas memang yang membuat gibran celaka. Tapi, dia juga yang menyelamatkan gibran."
" Apa?"
Dahi alex dan sisil berkerut. Mereka tidak dapat memahami perkataan ayuna.
" Jadi...."
Ayuna menceritakan bagaimana saat dokter mengatakan, jika gibran butuh donor darah A+. Sedang darah A+ di rumah sakit itu sedang kosong. Karena darah ini termasuk jenis langka. Kebetulan darah anjas sama dengan gibran. Jadilah anjas yang mendonorkan darah nya pada gibran.
" Ya tuhan, jadi begitu.." Ucap sisil.
" Apa anjas tidak mencurigai sesuatu?" Tanya alex.
" Aku rasa tidak. Dan semoga saja tidak. Dia juga yang membayar semua tagihan rumah sakit gibran." Ucap ayuna.
" Termasuk ruang rawat VVIP?" Tanya sisil.
" Ya. Sil, aku takut. Aku takut anjas curiga dan mencari tahu siapa gibran."
" Jangan takut. Kau hanya perlu bersikap biasa. Seolah olah kau sudah memiliki suami."
" Hmm, baiklah."
" Ayuna, aku harus pulang. Besok aku akan datang lagi." Ucap sisil.
" Ya, terima kasih sisil."
" Sama sama. Dan seperti nya, aku harus menutup toko untuk beberapa hari ke depan." Ucap sisil lagi.
" Maafkan aku."
" Hei, ini bukan salahmu. Ini musibah kan?. Jaga gibran baik baik. Besok aku akan datang lagi."
Sisil memeluk gibran.
" Ya, sekali lagi terima kasih."
" Kami pergi dulu ayuna." Ucap alex.
" Ya. Terima kasih sudah datang."
" Tidak perlu sungkan. Hubungi kami jika kau perlu sesuatu." Ucap alex.
" Pasti."
" Bye ayuna."
" Bye sisil."
.....
Keesokan hari nya, anjas datang dengan membawa beberapa mainan untuk gibran.
" Hore, terima kasih paman."
Gibran langsung memeluk anjas.
Kenapa gibran begitu akrab dengan anjas. Padahal mereka baru bertemu kemarin. Apa ini yang dinamakan ikatan batin antara seorang anak dan ayah nya. Batin ayuna.
" Ay.." Panggil anjas.
" Hem, ya.."
" Ini ku bawakan makanan untukmu, kau pasti belum makan kan?"
Anjas memberikan sebuah kotak berisi makanan cepat saji restoran ternama.
" Tidak usah repot repot, aku akan beli makanan nanti." Tolak ayuna.
" Sudah, makan saja. Kau harus punya tenaga ekstra agar terus bisa menjaga gibran."
" Hmm, baiklah."
Ayuna menerima kotak dan memilih duduk di tempat duduk yang agak jauh dari ranjang gibran.
" Wah paman, ini adalah mainan terbaru. Pasti harga nya mahal." Ucap gibran.
" Ah tidak. Paman punya toko mainan. Jadi paman bisa mengambil nya sesuka hati paman."
" Wow paman hebat. Pasti paman sangat kaya."
" Tidak juga. Lekaslah sehat. Nanti paman akan mengajak gibran ke toko mainan milik paman. Disana gibran bisa memilih mainan apa saja yang gibran suka.?"
" Bener?"
"Iya!"
" Janji?"
" Paman janji"
" Terima kasih paman."
Gibran kembali memeluk anjas.
Perasaan ini datang lagi, kenapa aku merasa sangat bahagia jika berdekatan dengan gibran. Seolah ada bagian dari diriku dalam diri nya. Batin anjas.
Lama gibran berada di dalam pelukan anjas. Ayuna yang juga heran langsung menghampiri mereka, dan saat memeriksa, ternyata gibran tertidur.
" Maaf sudah merepotkan mu." Ucap ayuna.
" Tidak apa apa. Aku senang bisa dekat dengan putramu."
" Putra kita." lirih ayuna.
" Kau mengatakan sesuatu?"
" Ah tidak. Aku tidak mengatakan apa pun."
Anjas meletakan gibran dengan hati hati. Saat anjas akan menarik tangan nya. Gibran justru semakin memeluknya.
" Jangan pergi ayah.."
Deg !!!
Ayuna dan anjas saling berpandangan.
" Emm, gibran memang suka mengigau." Ucap ayuna.
" Oh begitu."
" Ya, mengingau."
Gibran, kenapa harus mengigau dengan memanggil dia ayah. Semoga saja anjas tidak curiga. Batin ayuna.
Dengan perlahan dan hati hati, akhirnya anjas bisa melepaskan tangan nya dari pelukan gibran.
" Ay..."
" Ya?"
" Seperti nya gibran merindukan ayah nya. Kenapa kau tidak minta dia untuk pulang dari luar negeri?" Tanya anjas.
Bagaimana aku bisa meminta ayah gibran pulang. Jika dirimu lah orangnya. An**jas, Kau adalah ayah gibran. Batin ayuna sambil menatap anjas.
" Ay,.hei. Kenapa melamun.?"
" Eh iya. Kau bilang apa tadi?"
" Kenapa kau tidak minta dia untuk pulang dari luar negeri?. Seperti nya gibran sangat merindukan ayah nya." Terang gibran lagi.
" Oh. Aku sudah meminta nya pulang. Dia bilang akan berusaha untuk bisa pulang."
" Begitu?"
" Ya."
" Anjas?" Panggil ayuna.
" Ya?"
" Bagaimana kabar mama dan papa mu?"
" Mereka baik. Terima kasih sudah bertanya. Kau masih peduli kepada mereka."
" Haha, tidak. Aku hanya basa basi." Kekeh ayuna.
" Kau tidak ke kantor?" Tanya ayuna.
" Tidak."
" Kenapa?"
" Karena aku ingin disini, lebih lama dengan gibran. Bolehkan?. Aku yakin ayah gibran juga tidak keberatan jika aku mengantikan posisi nya menjaga gibran untuk sementara waktu. Ya kan?" Ucap anjas sambil melihat ke arah gibran yang sedang tertidur pulas.
" Hmmm, ya terserah kau saja."
Tak lama kemudian..
Tok
Tok
Tok
Ceklek...
Sisil masuk.
" Hai ayuna.."
" Hai sisil."
" Oh, hai anjas." Ucap sisil saat melihat ada anjas disana.
" Hai sil. Apa kabar? sudah lama ya kita tidak bertemu. Aku dengar kau menikah dengan pengusaha sukses bernama Alex lee."
" Darimana kau tau?"
" Ya, baru baru ini aku bekerja sama dengan perusahaan milik suami mu itu. Dan aku baru tau jika CEO nya adalah Alex lee. Suamimu kan?"
" Ah, ya bener alex lee. Em, ayuna. Bisa kita bicara sebentar?"
" Oh. Tentu saja"
Sisil segera menarik tanya ayuna.
" Maaf ya, ku bawa ayuna." Ucap sisil pada anjas.
" Tentu."
Sisil membawa ayuna ke luar ruangan.
" Kenapa dia masih ada disini?" Tanya sisil.
" Aku juga tidak tau. Dia bilang akan lebih lama disini. Menemani gibran." Bisik ayuna.
" His. Bagaimana jika dia tau tentang gibran. Bagaimana jika dia sudah tau siapa gibran. Karena itu dia ada disini." Bisik sisil.
" Tidak mungkin."
" Mungkin saja kan anjas melakukan tes DNA pada gibran saat dia melakukan donor darah." Ucap sisil.
" Itu tidak mungkin."
" Ayuna...."
Sementara mereka terus berbicara, mereka tidak sadar jika anjas mendengar pembicaraan mereka. Saat anjas akan pergi setelah mendapat telepon dari sekertaris nya.
" Aku melakukan tes DNA pada gibran. Buat apa aku melakukan nya?. Memangnya siapa gibran hingga aku harus melakukan tes DNA?. Kecuali....."
Anjas menatap ke arah gibran yang masih tertidur.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Jangan lupa tinggalin...
...Like...
...komen...
...vote...
...hadiah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Kenzo Asfa
lanjutkan
2022-02-02
1