Hari demi hari berlalu....,
Minggu ke minggu begitu cepat berlalu..
Ayuna mulai terbiasa dengan bagas, yang selalu datang di pagi hari, dan sarapan bersama dengan nya juga gibran.
Gibran juga mulai melupakan anjas. Terlihat jika gibran tidak pernah lagi menanyakan tentang anjas.
Ayuna bersyukur karena dia tidak perlu lagi merasa khawatir, jika anjas akan curiga jika gibran adalah anak mereka.
Dan entah sejak kapan gibran mulai mengubah panggilan nya kepada ayuna, dari ibu menjadi mami, ayuna yakin ini pasti ulah bagas. Karena gibran memanggil bagas dengan sebutan papi.
Terkadang ayuna heran, sebenarnya apa pekerjaan bagas, karena bagas selalu ada setiap saat bersama nya dan juga gibran.
Saat di tanya, bagas selalu menjawap jika pekerjaan nya santai. Dia bisa mengerjakan nya dimana saja.
" Hari ini kita makan apa?" Tanya bagas pada gibran.
" Mami masak sup daging spesial untuk kita."
" Uh, benarkah?. Papi sudah tidak sabar ingin mencicipi masakan mami. Ayo kita segera kedapur." Ajak bagas pada gibran.
" Ayo."
Mereka pun segera bergabung ke meja makan.
Seperti biasa, ayuna selalu senang saat bagas dan gibran berebut untuk mencicipi masakan buatan nya.
" Papi dulu..."
" ihh gibran.."
" Gak bisa. Pokok nya papi dulu."
" Papi udah tua. Harus ngalah dong."
" Enak aja papi tua. Papi masih mudah, masih segar, masih fresh.."
" Pokok nya gibran dulu."
" Papi.."
" Gibran..."
Gibran saling dorong untuk berada di barisan paling depan.
" Hayoo.., duduk yang baik dong." Ucap ayuna.
Gibran dan bagas akhirnya mengalah, dan duduk dengan baik seperti perintah ayuna.
" Gini kan enak." Ucap ayuna, yang mulai menuangkan sup kedalam mangkuk gibran dan bagas.
Gibran menjulurkan lidah nya ke arah bagas. Karena dialah yang pertama kali mencicipi sup buatan ayuna.
" Mami, hari ini, gibran akan ikut latihan untuk pentas seni. Jadi mungkin akan pulang lebih lama dari biasa nya." Ucap gibran.
" Tidak masalah. Papi akan ada bahkan sebelum gibran selesai kelas."
Seperti biasa, setelah sarapan. Ayuna akan membereskan meja, sedang bagas mencuci perabot yang kotor.
" Ayo berangkat." Ucap bagas
" Gibran kenapa?" Tanya ayuna yang melihat gibran melihat isi tas nya.
" Astaga, gibran lupa membawa buku PR. Sebentar ya papi, mami, gibran ambil buku nya dulu."
Sepeninggalan gibran.
" Bagas..." Panggil ayuna.
" Ya?"
" Terima kasih, kau sudah banyak meluangkan waktu untuk menemani kami."
" Sudah ku bilang kan, jika ini adalah usaha ku untuk mendapatkan hati mu."
" Dan sekarang kau mendapatkan nya." Ucap ayuna.
Bagas menatap ayuna, dengan tatapan tidak percaya.
" Bisa kau ulangi sekali lagi?" pinta bagas.
" Aku akan membuka hati untukmu."
Ayuna menatap bagas dengan senyuman.
" Kau serius?" Tanya bagas.
" Hmmm, aku rasa.."
Tanpa aba aba, bagas langsung memeluk ayuna.
" Terima kasih, terima kasih."
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki gibran.
Bagas segera melepas pelukan nya.
" Ayo kita berangkat papi." ajak gibran.
" Lets go.."
Bagas berjalan menggandeng tangan ayuna. Gibran menatap mereka dengan tatapan heran.
Pasal nya ini adalah pemandangan langka, melihat bagas berjalan sambil mengandeng tangan ayuna.
" Tumben.." Ucap gibran.
" Ada apa?" Tanya ayuna.
" Tumben mami dan papi berjalan sambil bergandengan tangan. Kayak mau nyebrang aja, hehe.." Kekeh gibran.
Ayuna segera melepas tangan bagas. Dan menunduk menutupi rasa malu nya.
" Cie cie, muka mami merah. Mami malu ya?" Goda gibran.
" Sudah sudah. Ayo Berangkat. Nanti telat lo.."
...****************...
Sementara yang terjadi di kantor anjas...
Brak !!
Dion melempar berkas ke meja anjas.
" Apa ini?" Tanya anjas
" Berkas yang kau minta." Ucap dion yang langsung duduk didepan anjas.
Anjas langsung membuka berkas.
" Bagas adi saputra. Ceo Sanjaya Grup." Ucap anjas.
" Pemilik sekaligus pendiri Mall Citra Land, dan The Blooms Garden " Imbuh dion.
" Wow, rival ku sangat berat."
" Dengar. Sebaiknya kau mundur saja, dari niatmu untuk mendapatkan kembali hati ayuna."
" Kenapa?"
" Sainganmu sangat berat. Juga posisi mu yang masih menjadi suami selin, akan membuat semua nya menjadi sangat rumit. Aku sarankan, kau kembali lah pada kenyataan hari ini, bahwa selin adalah istrimu. Dan ayuna adalag bagian dari masa lalu mu."
" Tapi...."
" Pikirkan itu bung. Mulai lah untuk membuka hati untuk selin."
" Tapi aku belum memperjuangkan cinta kita." Ucap anjas.
" Cinta seperti apa yang kau maksud. Cinta karena kau tau jika gibran adalah putra mu? atau hanya cinta karena keegoisan karena kau tidak rela ayuna bersama pria lain?"
Dion menepuk nepuk bahu anjas.
" Pikirkan dengan baik, cinta seperti apa yang ingin kau menangkan. Jangan sampai ego mu membuat semua nya menjadi kacau balau. Aku harus pergi."
Setelah mengatakan itu, dion langsung keluar dari ruangan anjas.
Drttt drrtt drrttt
Ponsel dion.
" Ya halo?"
"-----"
"Aku sudah berusaha melakukan nya untukmu."
"----"
" Baiklah, aku tunggu di apartemenku."
"____"
" I love you to."
Dion meletakan kembali ponsel nya kedalam saku jas, lalu melihat anjas melalui kaca pintu. Sebelum kemudian memutuskan untuk benar benar pergi.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Jangan lupa...
...like...
...komen...
...vote...
...hadiah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments