LUKA DALAM BAHAGIA

LUKA DALAM BAHAGIA

Kesedihan Gibran

" Gibran anak haram. Gibran anak haram.."

" Jangan mau berteman dengan gibran. Dia anak haram."

" Ibu nya saja seorang p*lacur."

" Huu, gibran tidak punya ayah."

" Gibran anak haram."

" AKU BUKAN ANAK HARAM."

Gibran kesal, dan langsung meninju seorang anak.

" Argh, huhu huhu.. Akan ku adukan pada ibuku. Huhuhu..."

Anak yang kena pukul gibran, langsung menangis, dan berlari pulang. Sedangkan anak-anak yang lain ketakutan melihat gibran. Akhirnya mereka membubarkan diri. Dan pulang ke rumah masing masing.

" Gibran.., Sudah pulang nak?" Sapa ku.

" Sudah bu.."

Gibran meletakan keranjang yang biasa dia bawa untuk berjualan.

Aku menghampiri gibran yang terlihat lesu.

" Hei boy, kenapa muka nya di tekuk begitu. Jadi jelek dong." Gurau ku, sambil memegang kedua pipi nya.

" Bu, apa benar gibran anak haram?, apa gibran tidak punya ayah?"

Deg !!

Lagi. gibran menanyakan hal ini lagi. Hampir setiap hari, dia menanyakan hal ini. Apa yang harus ku katakan nak. Aku tau di luar sana, mereka semua memperolok mu. Tapi apalah daya ku, memberitahu mu juga percuma. Ayahmu tidak akan kembali pada ibu lagi.

" Nak..."

Brak

Brak

Brak

" Ayuna keluar kamu.."

Brak

Brak

Brak

" Iya, keluar kamu ayuna."

" Ayuna.."

Belum sempat aku bicara dengan gibran, pintu rumah ku di ketuk orang. Seperti nya gibran memukul temannya lagi. Ini sudah ketiga kali nya dalam satu minggu, rumah ku kedatangan banyak tamu.

Bukan untuk bertamu. Melainkan untuk menghakimi ku dan juga anak ku.

Ceklek..

" Heh, ayu. Kamu itu gak bisa mendidik anak dengan benar ya?"

" Iya. Gibran udah sering mukul temen temen nya. Pantas saja dia tidak punya kawan."

" Ayuna, kamu itu gak punya moral apa?"

" Ya jelas tidak. la wong dia saja tidak berpendidikan, dan tidak punya moral. Lihat saja, dia bahkan hamil tanpa menikah."

" bla bla bla bla..."

Gibran semakin memeluk ku erat. Dia seakan menyalurkan kekuatan untuk ku membela diri.

" Bu, saya tegaskan sekali lagi. Saya hamil dengam suami. Dan kami cerai sebelum mengetahui jika saya hamil."

" Ah, alasan."

" Iya, pasti alasan."

Aku ke dalam dan mengambil akte perceraian.

" Lihat. Bisa ibu lihat. Ini adalah akte perceraian saya."

" Halah, palingan ini hanya akal-akal dia saja."

" Jika memang benar. Pasti kamu di cerai karena kamu suka main serong. Iya kan?"

" Bu, saya tidak serendah itu." Sergah ku.

" Halah. Ngaku aja. Bukti nya, anak kamu jadi anak berandalan. Suka mukul teman nya."

" Itu karena mereka selalu memperolok gibran."

" Memperolok apa?"

" Gibran di katai anak haram."

" Lo, kan memang anak haram. Hamil dan melahirkan tanpa suami. Apa dong jika bukan anak haram."

Airmata tak dapat ku bendung. Aku menangis sambil terus membela diri. Hingga seorang penyelamat datang.

" Ibu ibu, sudah. Jangan main bully." Ucap bu sinta.

" Bu sinta jangan terkecoh dengan mula polos ayuna. Hati hati, bisa bisa suami ibu di embat."

" Sudah, sana bubar. Bubar."

" Hu.. Dasar p*lacur."

" Ayuna, kamu tidak apa apa?" Tanya bu sinta.

" Iya bu, saya tidak apa apa. Terima kasih sudah membantu."

" Sama sama. Ada apa lagi?"

" Seperti biasa bu, gibran di bully. Dan dia hanya membela diri nya sendiri."

Bu sinta menatap iba gibran, kemudian merentangkan ke dua tangan nya.

" Sini sayang, peluk nenek."

Gibran langsung berlari memeluk bu sinta.

Bu sinta adalah satu satu nya orang yang bersikap baik pada ku, di kampung ini. Beliau lah yang mengijinkan aku menyewa rumah nya, dengan membayar uang sewa semampu ku. Terkadang, bu sinta menolak jika aku akan membayar tunggakan rumah sewa ku. Yang sudah menunggak selama enam bulan.

" Terima kasih ya bu, lagi lagi ibu sudah menolong kami."

" Iya, sama sama. Jangan sungkan, kalau butuh sesuatu datang saja ke rumah." Ucap bu sinta ramah.

" Baik bu. Gibran, ayo kita masuk, nak." Ucap ku.

Gibran menghampiri ku.

" Bu, gak masuk dulu?" Tawarku pada bu sinta.

" Tidak usah, saya ada urusan. Saya pamit ya.."

" Iya bu.."

Sepeninggalan bu sinta, aku mengajak gibran masuk.

..

Malam hari ..

Seperti biasa aku makan malam dengan nasi goreng dan telur dadar.

" Bu, gibran ingin sekali makan pizza, dan burger. Seperti kawan kawan yang lain. Kapan kapan boleh kan bu, kita makan pizza dan burger. Terus kita jala jalan ke mall. Gibran ingin sekali tahu, mall itu seperti apa."

" Iya sayang. Ibu janji, akan membawa gibran makan pizza dan pergi ke mall."

" Benarkah?" Ucap gibran dengan mata berbinar.

" Iya sayang. Tapi gibran harus sabar yaa, menunggu ibu punya cukup uang, untuk membawa gibran ke mall."

" Baik bu."

" Anak pintar. Sekarang, ayo kita makan."

" Seperti biasa, nasi goreng ibu yang terbaik." Ucap gibran.

Tok

Tok

Tok

" Yuna.."

" Ayuna..."

" Bu, seperti nya itu suara bu sinta." Ucap gibran.

" Iya, ada apa ya beliau malam malam datang ke rumah." Ucapku sambil meletakan piring yang hendak ku cuci.

Gibran menggeleng tanda tidak tahu, lalu melanjutkan makan malam nya.

" Tunggulah disini, ibu akan melihat nya."

" Ya ibu."

Tok

Tok

Tok

" Ayuna..."

" Iya, sebentar."

Aku segera berlari agar cepat sampai dan segera membuka kan pintu.

" Ayuna.."

" Bu Sinta. Mari masuk bu.."

Setelah kami masuk dan duduk.

" Ada apa bu, tumben malam malam?" Tanya ku.

" Gini. Tadi ibu sebenernya mau memesan kue tart. Tapi toko nya sedang libur sampai satu minggu ke depan. Padahal rencana nya besok ibu akan membuat pesta kejutan buat galang. Cucu ibu."

" Lo, galang ada disini?"

" Besok lukman akan membawa nya mengunjungi ibu. Dan besok adalah hari ulangtahun nya. Ibu pikir akan membuat pesta kecil kecilan. Karena ibu tidak bisa memesan kue. Bagaimana jika yuna saja yang membuatkan kue?"

" Yuna?" Aku menunjuk diriku sendiri.

" Iya. Kue yuna kan enak."

" Ah, ibu terlalu berlebihan. Kue yuna biasa saja bu, jika dibandingkan dengan kue di toko toko."

" Sudah sudah. Pokok nya kue yuna enak. Jadi, luna mau kan membantu ibu."

" Tapi bu, yuna tidak punya oven dan mixer yang bagus. Mixer yuna cuma yang murahaan."

" Nanti ibu antar kesini barang dan bahan yang dibutuhkan. Ya, yuna mau membantu ibu kan?"

" Bagaimana kalau ternyata kue buatan yuna tidak enak."

" Enak pasti enak. Ibu akan membantu yuna. Bagaimana?"

" Baiklah bu."

" Bagus. Kalau begitu, ibu pulang dulu. Mengambil bahan dan barang yang di perlukan."

Bu sinta kemudian pamit. Selang tiga puluh menit kemudian, bu sinta kembali datang bersama suami nya.

Aku yang memang sudah menunggu, langsung membantu membawakan barang dan bahan yang akan di gunakan.

" Letakan di situ saja bu." Ucapku pada bu sinta.

" Oven nya diletakan dimana?" Tanya pak ali. Suami bu sinta.

" Di sana saja pak."

" Bu, bapak pamit pulang ya, ada urusan sebentar. Nanti ibu telepon bapak saja, jika sudah selesai." Ucap pak ali kepada bu sinta.

" Ya sudah, sana bapak pergi."

Setelah mobil pak ali hilang dari pandangan. Aku langsung menutup pintu, dan mengunci nya.

" Eh eh, bukan nya itu mobil pak ali, suami bu sinta?"

" Iya benar. Pak ali barusaja keluar dari rumah ayuna."

" Ternyata ayuna memang seorang pel*cur."

...----------------...

...----------------...

......................

...Jangan lupa ☺️...

...Like...

...komen...

...vote...

...hadiah...

Terpopuler

Comments

Murni Dewita

Murni Dewita

mampir

2023-10-03

0

gula-gula kapas

gula-gula kapas

e..e..e..mulut longkang la makcik ni busuk 😡 suka-suka je ckp placur👊penumbuk tuk makcik yg bermulut longkang🙊

2022-07-03

0

gula-gula kapas

gula-gula kapas

makcik xbaik ckap anak orang anak haram dosa tau nt kata-kata makcik berbalik kpda makcik🤭

2022-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kesedihan Gibran
2 Gibran Bukan Anak Haram
3 Pergi Ke Mall
4 Tidak Sengaja Bertemu
5 Tawaran kerjasama
6 Jangan Sampai Dia Tahu
7 Rumah Sakit Part 1
8 Rumah Sakit Part 2
9 Sebuah Kebenaran
10 Perasaan Bagas
11 Usaha Bagas
12 Membuka Hati
13 Bertemu OrangTua Bagas
14 Keluarga Bagas
15 Janji Anjas
16 Kemarahan Ayuna
17 Jangan ambil gibranku
18 Kembalikan gibranku
19 Indahnya kebersamaan
20 Ayuna di lema
21 Siapa nina?
22 Ayuna Salah Paham
23 Kesempatan Anjas
24 Anjas VS Bagas
25 Menginap part 1
26 Menginap part 2
27 Menginap part 3
28 Penjelasan
29 Taman
30 Ada Apa dengan gibran?
31 Gibran kenapa?
32 Anjas Tau
33 Diagnosa
34 Berobat
35 Kekuatanku
36 Teman baru gibran
37 Hasil pemeriksaan Gibran
38 Apartemen dion
39 Pamit
40 Pulang
41 Me time berdua
42 Pertunangan
43 Curiga
44 Bagian dari keluarga
45 Usaha nina
46 Apartemen
47 Apartemen 2
48 Membujuk Gibran
49 Hadiah Gibran
50 Persiapan pernikahaan
51 Apa yang terjadi?
52 Pernikahan
53 Honeymoon
54 Masih di paris
55 Firasat
56 Khawatir
57 Jangan lagi,
58 Seperti Dejavu
59 Menunggu
60 Nomor asisten dokter obgyn
61 Mengintai
62 Saran
63 Sebuah kenyataan pahit
64 Menagih janji ayuna
65 Kebahagiaan kecil
66 Papi Baru?
67 Permainan
68 Teka teki
69 Kenyataan Menyakitkan
70 Bab Tidak Tahu Judul
71 Panik gak, panik gak?
72 Belum saatnya
73 Singapura
74 Haruskah aku berbahagia?
75 Tertangkap Basah
76 Sampai jumpa di pengadilan
77 Mencari Bayu
78 Apa ini?
79 Akhirnya
80 Permohonan maaf
81 Tidak mungkin
82 Ini pasti mimpi
83 Bangunkan Gibran
84 Terpuruk
85 Luka dan bahagia
86 Bersiap pulang
87 Dimana Ayuna?
88 Oh Tidak!!
89 Namanya Bela.
90 Pura-Pura
91 Duh, siapa ya?
92 Inikah yang dinamakan jodoh?
93 Catatan Gibran
94 Menata Hati
95 Part full Anjas
96 Anak Luknut
97 Ayuna dan Mama
98 Masih Ayuna dan Mama
99 Jangan Ada Valakor
100 Awas Serangga
101 Pasangan Untuk Anjas
102 Dasar Duda
103 Perasaan Anjas
104 Hari Bahagia
105 Anjas - Bella
106 Sepupu?
107 Tidak jadi pergi kan.
108 Senjata makan tuan?
109 Kamu adalah Jodohku
110 Part untuk Anjas-Bella
111 Menjadi Suami siaga
112 Welcome my Twins
113 Pesta Kejutan
114 Ups maaf. Sengaja.
115 Kembali ke Rumah
116 Rencana Bulan madu
117 Kunjungan Sisil
118 Tamu tak diundang
119 Berhati hati
120 Part Panjang 1 (Mencari Tahu Rencana Tara)
121 Part Panjang 2
122 Senjata Makan Tuan
123 Rumah Tara
124 Kedatangan Yudi
125 Yudi - Tara
126 Rencana Pesta
127 Pesta Untuk Gibran dan Kembar
128 Kesempatan untuk Tara
129 Part Tara
130 Terjebak
131 Kejutan yang gagal. Tara jera
132 Wanita Paling Bahagia
133 Wanita istimewa
134 Kemalangan Tara
135 Rencana konsultasi
136 Waktu berdua
137 Menikmati waktu berdua
138 Waktu berdua telah berakhir
139 Penyesalan
140 Penyesalan part 2
141 Bagas - Ayuna
142 Menuju akhir.
143 End
144 Promo novel baru !!!!
145 Tiga novel baru bulan September nih!!!
146 novel baru
147 Bab 1 promo novel
148 Season 2 is coming...
149 Destiny Of Love
150 Yang belum kepo...
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Kesedihan Gibran
2
Gibran Bukan Anak Haram
3
Pergi Ke Mall
4
Tidak Sengaja Bertemu
5
Tawaran kerjasama
6
Jangan Sampai Dia Tahu
7
Rumah Sakit Part 1
8
Rumah Sakit Part 2
9
Sebuah Kebenaran
10
Perasaan Bagas
11
Usaha Bagas
12
Membuka Hati
13
Bertemu OrangTua Bagas
14
Keluarga Bagas
15
Janji Anjas
16
Kemarahan Ayuna
17
Jangan ambil gibranku
18
Kembalikan gibranku
19
Indahnya kebersamaan
20
Ayuna di lema
21
Siapa nina?
22
Ayuna Salah Paham
23
Kesempatan Anjas
24
Anjas VS Bagas
25
Menginap part 1
26
Menginap part 2
27
Menginap part 3
28
Penjelasan
29
Taman
30
Ada Apa dengan gibran?
31
Gibran kenapa?
32
Anjas Tau
33
Diagnosa
34
Berobat
35
Kekuatanku
36
Teman baru gibran
37
Hasil pemeriksaan Gibran
38
Apartemen dion
39
Pamit
40
Pulang
41
Me time berdua
42
Pertunangan
43
Curiga
44
Bagian dari keluarga
45
Usaha nina
46
Apartemen
47
Apartemen 2
48
Membujuk Gibran
49
Hadiah Gibran
50
Persiapan pernikahaan
51
Apa yang terjadi?
52
Pernikahan
53
Honeymoon
54
Masih di paris
55
Firasat
56
Khawatir
57
Jangan lagi,
58
Seperti Dejavu
59
Menunggu
60
Nomor asisten dokter obgyn
61
Mengintai
62
Saran
63
Sebuah kenyataan pahit
64
Menagih janji ayuna
65
Kebahagiaan kecil
66
Papi Baru?
67
Permainan
68
Teka teki
69
Kenyataan Menyakitkan
70
Bab Tidak Tahu Judul
71
Panik gak, panik gak?
72
Belum saatnya
73
Singapura
74
Haruskah aku berbahagia?
75
Tertangkap Basah
76
Sampai jumpa di pengadilan
77
Mencari Bayu
78
Apa ini?
79
Akhirnya
80
Permohonan maaf
81
Tidak mungkin
82
Ini pasti mimpi
83
Bangunkan Gibran
84
Terpuruk
85
Luka dan bahagia
86
Bersiap pulang
87
Dimana Ayuna?
88
Oh Tidak!!
89
Namanya Bela.
90
Pura-Pura
91
Duh, siapa ya?
92
Inikah yang dinamakan jodoh?
93
Catatan Gibran
94
Menata Hati
95
Part full Anjas
96
Anak Luknut
97
Ayuna dan Mama
98
Masih Ayuna dan Mama
99
Jangan Ada Valakor
100
Awas Serangga
101
Pasangan Untuk Anjas
102
Dasar Duda
103
Perasaan Anjas
104
Hari Bahagia
105
Anjas - Bella
106
Sepupu?
107
Tidak jadi pergi kan.
108
Senjata makan tuan?
109
Kamu adalah Jodohku
110
Part untuk Anjas-Bella
111
Menjadi Suami siaga
112
Welcome my Twins
113
Pesta Kejutan
114
Ups maaf. Sengaja.
115
Kembali ke Rumah
116
Rencana Bulan madu
117
Kunjungan Sisil
118
Tamu tak diundang
119
Berhati hati
120
Part Panjang 1 (Mencari Tahu Rencana Tara)
121
Part Panjang 2
122
Senjata Makan Tuan
123
Rumah Tara
124
Kedatangan Yudi
125
Yudi - Tara
126
Rencana Pesta
127
Pesta Untuk Gibran dan Kembar
128
Kesempatan untuk Tara
129
Part Tara
130
Terjebak
131
Kejutan yang gagal. Tara jera
132
Wanita Paling Bahagia
133
Wanita istimewa
134
Kemalangan Tara
135
Rencana konsultasi
136
Waktu berdua
137
Menikmati waktu berdua
138
Waktu berdua telah berakhir
139
Penyesalan
140
Penyesalan part 2
141
Bagas - Ayuna
142
Menuju akhir.
143
End
144
Promo novel baru !!!!
145
Tiga novel baru bulan September nih!!!
146
novel baru
147
Bab 1 promo novel
148
Season 2 is coming...
149
Destiny Of Love
150
Yang belum kepo...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!