Setelah ayah memberikan kotak kecil amanat dari ibu kandungku, ayah langsung pamit untuk pergi bekerja. Sebelum membuka kotak itu, ku pandangi dan ku pelajari lagi kotak kecil berwarna hitam mengkilap dengan ukiran di setiap sisinya itu. Kotak ini terlihat seperti kotak yang berisi benda mahal, apakah orang tua ku adalah orang kaya? Kalau mereka orang kaya mengapa mereka membuangku? oh atau jangan-jangan aku adalah anak haram mereka? Ahh kenapa mereka tidak membunuhku saja sih, jika aku memang aib bagi mereka? Baiklah sudah cukup bertanya-tanyanya, lebih baik aku buka saja kotaknya mungkin saja ada petunjuk mengenai orang tua ku.
Dengan perasaan deg-degan, perlahan ku buka kotak antik itu dan ku dapati di dalamnya sebuah cincin bertahtakan batu kristal berwarna biru aqua sangat indah, ini pasti barang mahal. Tunggu dulu, cincin ini seperti cincin yang sering kulihat di TV dipakai oleh bangsawan, eh? apakah ini berarti orang tua ku adalah bangsawan? hehe berarti aku adalah keturunan darah biru dong.
Tapi meskipun mereka bangsawan itu tidak menghilangkan kenyataan bahwa mereka telah membuangku. Memikirkan itu membuatku makin tidak bersemangat lagi. Ku ambil cincin itu dari kotaknya dan ku pakaikan di jari kelingkingku. Hmm...terlihat keren dan pas di jariku, kemudian ku lirik kotak kecil itu, ku lihat di dalamnya selain cincin ini, di dalamnya juga terdapat sebuah kertas yang terlipat rapi. Ku ambil kertas itu dan ku dapati ternyata itu adalah sebuah surat.
Su...rat? berarti ini adalah surat dari ibu kandungku. seperti ini isi suratnya,
Dear anakku Traeger, setidaknya itu adalah nama yang kami berikan padamu,
Selamat ulang tahun ke 17 sayang, semoga kamu sehat selalu dan menjadi anak yang baik. Wah ternyata kamu sudah dewasa ya! Bagaimana kabarmu? hmm.... kamu pasti baik-baik saja saat ini, aku yakin orang tua yang merawat mu hingga kamu sebesar ini adalah orang tua yang sangat menyayangimu. Maaf aku tidak bisa bersamamu saat kamu tumbuh besar, tapi doaku selalu bersama mu. Aku memaklumi kalau kamu membenci ayahanda dan ibunda karena meninggalkanmu, tapi kamu harus tahu bahwa kami benar-benar menyayangimu. Dan aku rasa hanya aku yang patut dibenci olehmu, karena aku yang meninggalkanmu, bukan ayahandamu. Jadi aku mohon jangan pernah kamu membencinya, dia tidak tahu apa-apa. Aku dan dia terpisah sudah cukup lama, ia diculik oleh sekelompok orang dan sampai saat ini aku tidak tahu dimana dia. Tidak sampai disitu, orang-orang itu juga mengejar ku, karena mereka berusaha mengambil kamu dariku. Demi melindungi mu aku terpaksa meninggalkanmu di hutan untuk mengelabui mereka. Jadi sekali lagi ibunda minta maaf.
Nak, bersama surat ini ibunda berikan kau satu-satunya peninggalan ayahandamu yang tersisa, cincin kristal ini. Cincin ini adalah simbol dari kepala keluarga kita, karena hari ini kamu sudah berumur 17 tahun dan kamu sudah dewasa, jadi cincin ini menjadi milik mu, itu artinya kamu adalah kepala keluarga yang baru. Mulai saat ini kamu bertanggungjawab untuk melindungi dan mempertahankan keberadaan keluarga kita. Tanggungjawab itu terdengar sangat berat tapi ibunda yakin kamu pasti bisa melakukannya.
Traeger anakku tercinta, Jika saat ini kamu sedang membaca surat ini berarti sesuatu terjadi padaku. Aku harap aku baik-baik saja sehingga aku bisa mencari mu dan bisa bertemu denganmu. Ahh, aku penasaran dengan nama yang orang tua angkatmu berikan padamu, aku harus memanggilmu apa saat kita bertemu nanti. Oh iya, jika di namamu terdapat nama Lance ketahuilah nak, itu adalah nama keluarga ibunda. Aku meminta orang tua angkatmu untuk menambahkan nama itu pada namamu. Jadi aku tidak kesulitan untuk mencari mu nanti dan menunjukkan kalau kamu adalah anakku.
Ibunda benar-benar tidak sabar untuk bertemu denganmu, sayangku.
Ku harap kamu baik-baik selalu anakku.
^^^Salam cinta Ibunda,^^^
^^^Rossaline Reichenbach Lance.^^^
Aneh, setelah ku baca surat dari ibunda, tanganku bergetar hebat dan sesuatu keluar dari mataku, apakah aku menangis? mengapa hanya dengan membacanya membuatku merasa terharu. sob...sob... Ja...jadi nama ibunda adalah Rossaline Reichenbach Lance. haha selain itu ternyata tulisan ibunda sama sepertiku, seperti ceker ayam. I...ibunda...ternyata....ternyata aku benar-benar bule....
Tidak, tidak, bukan itu yang harusnya ku pikirkan.
Ternyata ibuku benar-benar menyayangiku, dilihat dari kata-katanya sepertinya dia orang yang baik. Tapi ada satu hal yang membuatku bingung, aku sekarang menjadi seorang kepala keluarga, tapi ibunda tidak menyebutkan nama keluarganya. Ia bahkan tidak menyebutkan nama ayahanda, bagaimana aku bisa tahu itu semua. Mengapa Ibunda tidak mengatakan semuanya? hmm...sepertinya ibunda berusaha untuk tidak memyebutkannya secara gamblang karena ia takut jika suatu saat orang-orang itu menemukan surat ini dan mengancam keselamatanku. Tapi bagaimana aku bisa menemukan jawabannya, bagaimana cara agar aku bisa menemukan sebuah nama yang bahkan aku benar-benar tidak pernah mendengarnya.
Ku pelajari surat itu sangat lama, hingga ku sadari bahwa hari sudah mulai sore. Tapi sayangnya aku tetap tidak menemukan petunjuk apapun mengenai nama keluargaku itu. Aahhh aku seperti ingin menyerah saja, lagi pula ini semua terlalu tiba-tiba sehingga aku tidak tahu harus mulai dari mana. Yang bisa ku lakukan sekarang adalah merenungkan kembali apa yang ibunda katakan dalam suratnya.
Membaca kata-kata ibunda dalam surat ini membuatku juga ingin segera bertemu dengannya. Apakah mungkin ibunda selamat dari kejaran orang-orang itu dan masih hidup sekarang? Aku...aku juga penasaran dengan ayahanda apakah ia baik-baik saja? aku ingin tau semuanya.
sob...sob...sob...
"I...ini adalah ulang tahun terbaikku selama ini" Ucapku sambil menyeka mataku yang terus mengeluarkan air mata.
pip..
pip..
pip..
Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Oh ternyata pesan singkat dari Stella, my lovely girlfriend.
"Aku kangen nih, nanti aku ke rumahmu ya!"
Membaca pesan dari Stella cukup untuk membuat seluruh wajahku memerah seperti kepiting rebus.
***
Sementara itu di ruang tamu kediaman Doucan.
"Tuan, siapa orang ini?" tanya Alex.
"Oh aku tidak tahu, tapi ingat betul wajah dari orang ini" jawab Valter.
"A...apa yang ia perbuat pada anda tuan?" tanya Stella yang dari tadi sudah berada di dalam ruangan.
"Aku ingat dia saat sebelum aku ditidurkan 750 tahun yang lalu, ia adalah orang yang memperingatkan ku sebelum pertemuanku dengan The Great Four Majesty. Aku tidak tahu dia berpihak pada siapa, yang jelas saat itu ia menyuruhku untuk segera meninggalkan istana bersama keluargaku. Tapi sayangnya aku tidak mendengarkan sarannya" ucap Valter menjelaskan.
"Saya tidak tahu mengenai hal itu tuan dan saya rasa tidak ada satupun yang mengetahuinya" kata Alex dengan memasang wajah heran.
"Ya, sepertinya ia mendatangiku secara diam-diam, karena ku lihat ia juga terlihat sangat cemas saat itu" jawab Valter.
"Hmm...apa yang anda ingin lakukan padanya tuan?" tanya Stella.
"Aku ingin bertanya banyak hal padanya, tapi saat ini dia tidak sadarkan diri, jadi kita ikat dia di kursi dulu, untuk berjaga-jaga agar ia tidak kabur saat ia terbangun" perintah Valter.
"Baik tuan" jawab Alex.
Alex kemudian memerintahkan 2 pelayannya untuk membereskan semuanya.
"Tuan semuanya telah beres, sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Alex.
"Kita hanya perlu menunggu, lebih baik kau istirahat dulu Alex, kau terlihat kurang sehat hari ini. tenang saja aku akan memanggilmu jika aku memerlukan sesuatu" Ucap Valter.
"Baik tuan, terimakasih banyak. Kalau begitu saya permisi" jawab Alex.
"Iya" Jawab Valter.
Alex kemudian bergegas menuju ruangannya untuk beristirahat. Valter terus memperhatikan pelayannya itu sampai ia benar-benar hilang dari pandangannya. Pandangannya terus beralih pada Stella yang dari memperhatikannya seperti ingin berkata sesuatu. Kemudian dengan tatapan yang lembut, Valter bertanya kepada Stella,
"Stella, apa ada yang ingin kau katakan padaku?"
Pada awalnya Stella terlihat ragu untuk berbicara dengan Valter, namun pada akhirnya ia memberanikan diri untuk berbicara dengannya,
"Ba..baiklah tuan, sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal di pikiran saya, sehingga saya tidak tahan untuk menanyakannya pada anda"
"Dan apakah itu Stella?" tanya Valter yang penasaran dengan apa yang ingin dikatakan Stella.
"Maafkan pertanyaan lancang saya tuan-" ucap Stella dengan wajah merahnya karena menahan malu.
"Anda terbangun dari tidur anda setelah anda meminum darah Chandra, tapi bagaimana itu bisa terjadi padahal anda tidak bisa mengendalikan pikirannya dan melukainya ditambah lagi saat itu anda bahkan belum terbangun?" lanjut Stella.
"Nah itu dia, aku juga tidak tahu. Hanya saja, saat aku terbangun aku bisa merasakan sihir yang kuat di seluruh bagian gua terutama di peti mati yang ku tiduri, dan aku juga tidak tahu siapa yang melakukannya" jawab Valter.
"Ternyata begitu, baiklah tuan terimakasih, sekarang keganjalan yang ada di kepala saya sudah terjawab" jawab Stella dengan memasang raut wajah yang masih belum puas.
Melihat raut wajah Stella yang seperti itu membuat Valter masih penasaran dengan apa yang masih dipikirkan Stella, sehingga ia bertanya kembali pada Stella,
"Stella, jika kamu masih ingin bertanya padaku, tidak apa-apa tanyakan saja tidak perlu malu"
"Sa...saya hanya ingin meminta izin untuk bertemu dengan Chandra tuan" jawab Stella mantap.
"Terus?" ucap Valter sambil menatap Stella dengan penuh kelembutan.
"SAYA INGIN TAHU BAGAIMANA RASA DARI DARAHNYA CHANDRA!" Teriak Stella tidak tahan melihat tatapan dari tuannya itu.
Stella kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah ia menyadari apa yang dia lakukan.
"Ma...maaf tuan saya tidak bermaksud berteriak pada anda" ucap Stella dengan tangan yang masih menempel pada mulutnya.
Mendengar apa yang diucapkan Stella membuat Valter tertegun. Kemudian ia tertawa melihat tingkah laku Stella,
"Hoo...ternyata kau penasaran mengenai itu. ah, jangan-jangan kau punya keinginan untuk-" Kata Valter sambil tersenyum dengan nada menggoda.
"Ti...tidak tuan, saya hanya penasaran, karena saya merasa Chandra itu berbeda dari manusia lainnya" jawab Stella dengan malu-malu.
"Hmm...kau benar, dia itu berbeda" Valter terdiam sejenak, seakan ia sedang memikirkan sesuatu.
"Oh iya, kau menanyakan rasa dari darahnya Chandra ya" ucap Valter sambil meletakkan jari jempolnya di bibirnya dan mengingat-ingat kembali rasanya.
Stella mengangguk dengan antusias mendengar pertanyaannya.
"Hmm...rasanya sangat unik, aku tidak pernah merasakan sesuatu seperti itu. Meskipun begitu aku sangat menyukainya, kemudian..... kau coba saja lah rasakan sendiri" jelas Valter dengan nada menggoda yang membuat Stella makin menginginkan darah Chandra.
"Jika kau berani, coba saja minta pada Chandra" bisik Valter yang dalam sekejap sudah berada di samping Stella.
Setelah itu, Valter tersenyum pada Stella dan kemudian bergegas meninggalkan ruangan.
"Berhati-hatilah di jalan" ucap Valter.
Setelah Valter meninggalkan ruangan, tinggallah Stella di ruangan itu sendiri. Mendengar ucapan Valter membuat wajahnya makin memerah, dalam hatinya ia benar-benar memiliki hasrat untuk mencoba darah Chandra meski hanya setetes saja.
"Si...sial, aku sangat menginginkannya?!" gumam Stella.
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
happy birthday 🎈🎁🎊🎉🎂
2023-03-11
1
🛡️Change⚔️ Name🛡️
HBD 🥀🥀🥀
2023-03-04
1
🥑⃟Serina
HBD, nih ku kasih 2 bunga
2023-02-21
4