Aku terbangun keesokan harinya, sinar matahari sudah menerangi gua tempat aku bersembunyi. Sepertinya karena kelelahan setelah kejar-kejaran dengan penguntit-penguntit itu tanpa ku sadari aku tertidur semalaman.
Aku terbangun dengan kepala yang sangat berat sekali, aku bahkan tidak sanggup berdiri karena kepalaku pusing sekali, sekelilingku terasa seperti berputar-putar. Ah iya, Aku ingat saat di sekolah sebelum aku pergi menemui Stella kemarin, aku merasakan hal sama, cuman saat ini lebih parah dari pada kemarin. Sepertinya ini adalah kelanjutan dari sakit kemarin, aku tidak terlalu merasakannya kemarin karena suasana hatiku yang sangat bahagia itu.
Aku memutuskan untuk tetap berbaring di dalam gua ini sampai aku sudah cukup kuat untuk berjalan dan melanjutkan perjalanan pulangku.
Sudah kira-kira 2 jam aku berbaring, tapi kepalaku masih terasa sangat berat sehingga aku belum cukup kuat untuk berdiri. Selama aku berbaring, aku terus memikirkan penguntit-penguntit itu, siapa sebenarnya mereka dan apa yang mereka inginkan dariku. Yang aku tahu aku hanyalah siswa SMA biasa kecuali warna mataku yang berbeda ini yang tidak biasa, keluargaku juga keluarga yang biasa saja, dan aku juga tidak membuat masalah dengan siapa-siapa (kecuali yaa... si bola berjalan dan si duo sadis).
Saat sedang asyik dengan lamunanku, tiba-tiba angin berhembus dari dalam gua menyentuh tubuhku.Aneh, angin apa itu tadi? Badanku yang terkena hembusan angin itu perlahan mulai terasa ringan dan kepalaku yang tadinya berat sekali sekarang malah ringan sekali.
Karena penasaran, aku pun berdiri dan mengikuti sumber angin yang berada jauh di dalam gua yang gelap dan lembap. Sudah sekitar 30 menit aku berjalan, tapi aku masih belum menemukan sumbernya, sepertinya sumber angin itu letaknya jauh sekali di dalam sana.
Ku lanjutkan penelusuran ku, hingga akhirnya aku menemukan setitik cahaya berwarna ungu terang diujung pandangku.
"Kupikir itu adalah sumbernya," gumamku.
Saat hampir mendekati sumber cahaya itu, tiba-tiba hawa di sekitarku berubah menjadi dingin sekali bahkan tubuhku sampai menggigil karenanya. Karena rasa penasaran ku, aku melawan rasa dingin itu untuk bisa sampai pada cahaya itu.
Setelah sekian lama melawan rasa dingin itu, akhirnya aku bisa sampai pada suatu ruangan (ya, di dalam gua ini ada ruangan) yang merupakan sumber dari cahaya berwarna ungu itu. Saat ku memasuki ruangan itu, kudapati ternyata cahaya itu berasal dari sebuah batu yang sangat terang yang terletak di sudut ruangan. Di samping batu yang bercahaya itu, yang menarik perhatianku adalah sebuah peti mati yang terletak ditengah-tengah ruangan. Peti mati itu berwarna hitam mengkilap, sehingga membuatnya terkesan mewah dan di atas peti mati itu dihiasi oleh bunga anyelir berwarna merah muda yang sangat banyak dan tertata rapi.
Kudekati dan kupelajari peti mati itu. Ternyata peti mati itu tidak tertutup rapat sehingga bisa ku rasakan angin berhembus keluar dari dalamnya. Dengan begitu, aku yakin bahwa angin yang berhembus tadi berasal dari peti ini.
Aku tertegun melihat semua ini, batu bercahaya itu dan peti mati ini. "Kenapa sebuah batu bisa bercahaya? dan kenapa ada peti mati disini?" Itulah yang ku pikirkan.
"Peti mati ini, didalamnya ada mayatnya tidak ya? tapi kenapa petinya tidak tertutup rapat? dan kenapa dari dalamnya bisa keluar angin?" tanyaku dalam hati.
Aku tidak mengerti, mengapa banyak sekali hal aneh yang terjadi padaku dari kemarin? kemarin vampir dan sekarang ini?
Kutatap tajam peti mati itu cukup lama. Sungguh, aku sangat penasaran akan isinya. Semakin lama aku menatapnya, semakin besar hasratku ingin membuka peti mati itu. Tapi sesuatu dalam diriku mengatakan bahwa jangan sampai aku membuka peti mati itu. Tadinya aku mau menyerah dan pergi dengan berpura-pura tidak pernah melihatnya. Tapi rasa penasaran itu mengalahkan logika ku.
Sebelum ku dorong tutup peti mati itu, aku menurunkan semua bunga anyelir berwarna merah muda yang menghiasi bagian atas dari peti mati itu dan menyusunnya dengan rapi dekat dengan peti matinya (karena sayang sekali jika bunganya rusak). Setelah itu, kudorong tutup peti mati itu, tapi entah mengapa ia tidak mau bergerak padahal peti itu tidak tertutup rapat. Namun, aku tidak menyerah dan terus berusaha mendorongnya sekuat tenaga. Akhirnya aku berhasil, tutup peti itu bergerak sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya tutup peti mati itu terjatuh dan aku bisa melihat dengan jelas apa yang ada di dalamnya.
Peti mati itu berisi seseorang pria yang terbaring dengan tenang. Pria itu mengenakan pakaian serba hitam serta memiliki wajah cantik dengan rambut panjang berwarna biru aqua sehingga menambah kesan anggun padanya. Bisa dikatakan jika hanya melihat wajahnya saja ia pasti akan disangka sebagai seorang wanita. Tapi untungnya postur tubuhnya yang tinggi dan tegap dapat memecahkan kesalahpahaman itu.
Kupandangi pria itu seraya berpikir, "Apakah orang ini masih hidup atau sudah meninggal? Jika dilihat-lihat kulitnya pucat sekali, seperti orang yang sudah meninggal."
Karena penasaran, aku mencoba menyentuh pipinya dan ternyata pipinya sangat dingin sekali seperti es. Sejauh ini ciri-cirinya menunjukkan bahwa orang ini sudah meninggal. Seketika terbesit dalam pikiran ku tentang Stella yang merupakan seorang vampir.
"Jangan lega dulu Chandra, pastikan dulu baru lega!" gumamku.
Ku dekatkan jari ku pada hidungnya untuk memastikan apakah pria ini masih bernapas atau tidak. Aku bisa merasakan dari jariku ada udara yang berhembus keluar dari hidungnya meski sangat lemah. Mengetahui hal itu seketika aku melompat ke belakang karena saking terkejutnya.
"Ja ... jangan-jangan dia seorang vampir," kataku dengan badan yang gemetar.
"Ta ... tapi jangan-jangan itu adalah angin yang dari tadi berhembus dari sini, eh-" Aku menjeda perkataanku ketika aku baru menyadari bahwa angin yang dari tadi berhembus dari peti mati ini sudah berhenti.
Dari sini aku sudah merasa tidak enak dan ingin segera keluar dari gua ini. Namun, entah mengapa aku malah tertarik untuk mendekati peti itu lagi dan mendekatkan telingaku pada dadanya demi memastikan apakah jantungnya masih berdetak atau tidak. Dan benar saja ternyata jantungnya benar-benar masih berdetak (bodoh sekali emang, kenapa tidak langsung lari sih?!). Mengetahui hal itu, aku langsung berlari mencari jalan keluar dari gua.
"TERNYATA ORANG ITU BENAR-BENAR SEORANG VAMPIR....!!!!!" teriakku sambil berlari.
Setelah beberapa saat berlari akhirnya aku berhasil keluar dari gua. Sambil terengah-engah ku lihat ke belakang untuk memastikan bahwa vampir itu tidak mengejarku. Meski telah ku tunggu, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa vampir itu akan muncul. Ah iya, sepertinya siang hari emang merupakan waktu tidurnya.
***
Karena tubuhku yang sudah pulih karena efek dari angin itu, maka sudah saatnya aku mencari jalan pulang. Sangat sulit untuk menemukan jalan di tengah-tengah hutan, aku berjalan seperti berputar-putar saja. Namun meskipun begitu, pada akhirnya aku bisa menemukan jalan utama yang kukenali, yang mana itu artinya aku sudah keluar dari hutan.
Saat keluar dari hutan itu hari sudah sore, dengan begitu aku tersesat di hutan seharian. "Hmm...itu waktu yang cepat untuk menemukan jalan keluar, hebat sekali aku," ucapku dengan begitu bangganya.
Setelah keluar dari hutan, kemudian aku melanjutkan perjalananku menuju ke rumah.
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Pink Blossom
smkin deg²n bca'y moga² Chandra gk knp²
2023-03-05
1
Pink Blossom
deg²n kn,, psti pria itu jg vampir
2023-03-05
1
Imamah Nur
Dasar Chandra, usil. Awas kalau menimbulkan bahaya
2023-02-18
3