Mendengarku meneriakkan namanya, Stella menoleh ke arahku. Saat ia tahu siapa yang memanggil namanya itu, ia kemudian berlari ke arahku dan langsung merangkul lenganku sambil berkata, "Teman-teman, ini dia pacar tercintaku ku Chandra Felix Lance."
Seketika wajahku mulai memerah mendengar ucapannya. Kemudian dengan suara berbisik aku bertanya pada Stella, "Stella, Kamu ... Kamu jadi murid di sini?"
Sambil memandang wajahku dengan tersenyum Stella menjawab, "Tentu saja! Kamu kan sudah menjadi milikku, Aku tidak akan membiarkan seorang wanita pun di sekolah ini mendekatimu!"
Jawabannya sungguh membuatku terkejut, aku tidak menyangka Stella yang selama ini ku kenal sebagai orang yang kalem, ternyata bisa berbuat hingga sejauh ini. Tapi tak apa, aku sangat bahagia mengetahui bahwa dia benar-benar tidak ingin kehilanganku.
Teman-teman kelas ku yang mendengarkan deklarasi Stella terkaget-kaget mengetahui bahwa ternyata Stella sudah punya pacar yaitu aku. Seketika kelas menjadi riuh, mereka langsung menanyaiku berbagai pertanyaan mengenai hubunganku dengan Stella, "Oi Chandra kok Kau bisa sih nemu pacar secantik itu?"
"Kalian kenalan dimana eh?"
"Chandra aku tidak tahu kalau kau ternyata membutuhkan kasih sayang."
"Chandra kau pakai pelet ya untuk mendapatkan Stella"
"Kapan rencana kalian putus?"
"Ternyata tipenya Stella itu murid bandel sepertimu ya."
Itulah kira-kira pertanyaan yang mereka tanyakan padaku. Untuk menjawab pertanyaan itu, dengan percaya diri ku rangkul pundak Stella seraya berkata, "Dengarkanlah wahai para bujangan sekalian! Wanita cantik ini adalah pacarku, Aku tidak mengijinkan kalian merebutnya dariku, jika kalian ingin merebutnya dari pelukanku maka kalian harus menghadapiku dulu!"
Stella tersipu malu mendengarku mengucapkan perkataan itu di depan banyak orang. Melihat tingkah lakunya itu membuatku tersenyum, aku benar-benar tidak tahan untuk mengatakan bahwa pacarku ini manis sekali.
Stella kemudian merangkul pinggangku dan berkata, "Sayang ayo kita keluar sebentar! aku ingin berbicara empat mata denganmu."
"Baiklah, Sayang," jawabku.
Sambil memandangi wajah teman-teman bujang ku yang putus harapan, dengan nada menggoda aku berkata, "Wahai teman-teman bujangku, Aku dan pacarku pergi dulu yaa ..."
Sambil bergandengan tangan kami pun akhirnya keluar kelas dan menuju ke lapangan belakang sekolah yang saat ini memang agak sepi dan kamipun duduk di sebuah bangku yang berada di pinggir lapangan.
Karena tidak sabar ingin mendengarkan penjelasan Stella mengenai mengapa ia memutuskan untuk menjadi murid baru di kelasku, akhirnya aku bertanya padanya, "Stella, mengapa?"
"Maksudmu mengapa Aku bersekolah disini?" jawab Stella.
"Ya, yang itu," jawabku dengan cepat.
"Sudah kubilang, Aku tidak akan membiarkan Kamu mendekati atau didekati oleh wanita lain di sekolah ini!" jawabnya dengan mantap.
"Kamu tidak percaya kalau Aku hanya ingin Kamu bukan yang lain? Tidak ada wanita lain yang bisa menggantikan Kamu di hatiku," kataku untuk meyakinkan pacarku ini dengan kata-kata yang menurutku sendiri sangat cheese.
"Tenang saja Aku percaya padamu. Aku cuman tidak percaya pada wanita-wanita yang mengincar pacar tampanku ini," jawab Stella dengan yakin.
"Sayang, apa Kamu tidak terlalu berlebihan? Lagi pula sebenarnya umurmu berapa sih, kok Kamu bisa masuk ke sekolah ini?" tanyaku penasaran.
"Tidak ada yang berlebihan untuk kamu. Tenang saja, Sayang Kita seumuran kok," jawabnya.
Aku tahu menanyakan umur pada seorang wanita merupakan hal yang tabu, namun aku sangat penasaran dengan umur pacar vampir ku ini. Karena rasa penasaranku yang besar ini, akhirnya akupun memberanikan diri untuk bertanya padanya.
"Iya ... lebih tepatnya umurmu berapa, Sayang?" kataku memasang wajah memelas untuk mendapat jawaban.
"Ahhh ... wajah itu. Baiklah Aku beri tahu, tapi Kau jangan kaget ya!" jawabnya.
"U...umurku 165 tahun," lanjutnya yang tampak sekali sedang menahan malu.
Mendengar angka itu membuatku terpaku untuk beberapa saat.
"Hah ... jadi Kamu sudah nenek-nenek?!" jawabku dengan spontan.
"Ti...tidak kok, kalau di bangsaku umur segitu termasuk masih remaja. Kamu masih mencintaiku kan meski umurku segitu?" tanyanya dengan wajah yang terlihat gelisah.
"Aku tidak menyangka Aku mencintai nenek-nenek," mataku dengan nada meledek.
"Ais...kok Kamu gitu sih, ya sudah kalau begitu Aku tidak mau bicara sama Kamu lagi!" jawabnya dengan memasang wajah marah.
"Hahahaha ... jangan begitu dong Stella sayang ... Aku cuman bercanda kok. Aku tidak peduli dengan perbedaan umur Kita, meskipun umurmu 1000 tahun pun Aku tidak peduli, yang jelas Aku mencintai kamu apa danya," kataku yang sudah tidak mengerti sejak kapan aku bisa mengeluarkan kata-kata rayuan seperti itu.
Mendengar ucapanku, Stella tersenyum kembali. Sambil menggenggam tanganku dan menatap mataku dengan lembut dia berkata, "Aku tahu itu. I love you forever Chandra."
"I ... I love you too Stella," timpalku.
Setelah moment romantis itu, Stella kemudian mulai berbicara lagi, "Ngomong-ngomong kemarin Kamu kemana? Kenapa tidak masuk sekolah?"
"Nah itu dia, Aku ingin menceritakan sesuatu. Setelah Kita bertemu waktu itu, saat perjalanan pulang Aku diikuti oleh beberapa orang misterius, dan gara-gara ingin menghindari mereka akhirnya Aku tersesat di hutan." Aku menceritakan kejadian yang ku lami kemarin.
Stella yang dari tadi mendengarkan ceritaku dengan serius, kemudian ia terdiam sesaat sambil mengerutkan dahinya seperti sedang memikirkan sesuatu, setelah ia keluar dari pikirannya itu, akhirnya dia bicara, "Kamu diikuti oleh 3 orang bukan?"
"Iya, Aku merasa diikuti oleh 3 orang. Eh, tapi kok Kamu tahu kalau yang mengikutiku ada 3 orang?" tanyaku penasaran.
"Ya ... cuman tebakan saja," katanya dengan yakin.
"Duuhhh ... kasihan sekali pacarku ini ... tapi tenang saja sekarang Kamu aman, karena Aku ada di sini! Akan kupastikan Kau baik-baik saja!" lanjutnya sambil mengusap pipiku dengan kedua tangannya.
Aku masih belum terbiasa dengan tangan Stella yang dingin itu. Sehingga setiap dia menyentuhku, aku selalu kaget dengan perbedaan suhunya.
Kemudian aku kembali lanjutkan ceritaku, "Tidak hanya tersesat, saat Aku berlindung di sebuah gua Aku menemukan suatu ruangan yang didalamnya terdapat batu yang bercahaya dan sebuah peti mati yang di atasnya tersusun bunga yang banyak sekali dan kau tau apa yang ada di dalamnya?"
Sesaat aku menghela napas untuk memberikan efek mengejutkan, "Aku menemukan seorang pria berambut biru aqua yang wajahnya sangat cantik sekali tertidur di dalam peti mati itu!"
Saat ku menceritakan tentang pria itu, ekspresi Stella kemudian berubah menjadi bingung seakan tidak percaya akan apa yang ku katakan, tapi ia hanya diam menungguku selesai bercerita.
"Awalnya Aku kira dia sudah meninggal, namun setelah kutelusuri lebih lanjut ternyata dia masih bernapas dan jantungnya masih berdetak. Mengetahui hal itu, Aku langsung menyimpulkan kalau dia seorang vampir," kataku melanjutkan ceritaku.
"Stella, apa kamu tahu sesuatu tentang itu? Karena jika kulihat dia hanya tertidur dan dia seperti sudah tertidur sejak lama," tanyaku.
"Kamu tersesat di hutan dekat dengan tempat kita bertemu kemarin kan?" tanyanya.
Aku hanya mengangguk sebagai respons dari pertanyaanya.
"Aku tahu seluk beluk hutan itu termasuk semua guanya, tapi Aku tidak pernah menemukan suatu ruangan yang berisi batu yang bercahaya dan peti mati yang berisi pria berambut biru. Apakah Kamu yakin tidak salah lihat?" jawabnya terheran-heran.
"Aku yakin, aku tidak salah lihat aku bahkan menyentuhnya dan aku bisa merasakan dingin kulitnya sepertimu," kataku dengan sungguh-sungguh.
"Baiklah, mau kah Kamu menunjukkannya padaku setelah pulang sekolah?" pinta gadis cantik itu dengan antusias.
"Maafkan aku Stella, sepertinya selama sebulan ini Aku tidak bisa kemana-mana karena saat ini Aku dihukum ayahku untuk harus sudah ada di rumah sebelum jam 3. Jika Aku melanggarnya, maka Aku akan mendapat hukuman yang lebih berat," kataku dengan nada penuh penyesalan. Sangat menyesalkan tidak bisa memenuhi keinginan kekasihku itu.
"Ya sudah tidak apa-apa, Aku akan menunggumu menyelesaikan hukuman mu," jawabnya yang tampak kecewa karena keinginannya tak dapat langsung terpenuhi.
TEEEETTT........!!!!
Setelah beberapa saat kami mengobrol, akhirnya bel masuk sekolah berbunyi. Sambil bergandengan tangan aku dan Stella pun kembali ke kelas.
^^^Bersambung....^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
Pink Blossom
hmmm?? ap stella mnggunakn k'muatan'y ap mmng dia tau siapa yg mengikuti chandra
2023-03-11
1
Pink Blossom
stella udh msuk sklh kmrin ps Chandra tersesat d hutan
2023-03-11
2
Pink Blossom
ad aja yg nnya'y ky gni🤣🤣
2023-03-11
1