"Kau? vampir yang itu? yang sering ku lihat di film-film fiksi?" kataku tidak percaya mendengar pengakuan pacar baru ku ini.
"Iya!" katanya dengan singkat.
"Oke, baiklah ternyata vampir itu nyata ya," jawabku berusaha untuk tidak terkejut.
"Terus, kenapa kau bisa jalan-jalan di bawah sinar matahari dengan santainya, bukannya mereka tidak tahan sinar matahari ya? terus mereka juga punya gigi taring yang panjang kan? bukannya mereka juga bisa mengendalikan pikiran orang hanya dengan menatap mata mereka kan? dan satu lagi, untuk sumber makanan mereka meminum darah manusia kan? mengapa aku tidak melihat itu semua darimu?" lanjutku penasaran.
Stella yang sedari tadi diam mempelajari ekspresi yang ku tunjukan, kemudian menjawab semua pertanyaanku dengan tenang,
"Kami punya suatu ramuan yang memungkinkan kami untuk tahan terhadap sinar matahari, dan kami meminum itu setiap hari agar kami bisa hidup normal seperti kalian, aku juga punya gigi taring yang panjang, tapi aku bisa mengaturnya untuk hanya memanjang jika aku menginginkannya," jawab Stella sambil menunjukkan gigi taringnya yang memanjang.
Melihat itu aku hanya diam mematung, tidak percaya akan apa yang aku lihat.
"Untuk kemampuan mengendalikan pikiran seseorang, ku rasa setiap pribadi memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Dan perlu kau ketahui, kemampuanku termasuk pada tingkatan yang kuat. dan untuk makanan kami ...," saat sampai pada bagian makanan mereka, Stella terdiam sejenak dan sambil menghela napas ia menjawab
"Ya, kami meminum darah. Kami bisa memakan apa saja, namun itu tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi kami. Darah manusia merupakan darah yang paling berkualitas, tapi karena kami menginginkan hidup normal ditengah-tengah manusia jadi kami tidak bisa dengan mudah mendapatkannya. Oleh karena itu kami menggantinya dengan darah hewan, ada lagi yang ingin kau tanyakan? Sayang?"
Setelah menjawab semua pertanyaanku, Stella diam menatapku, seakan menungguku tanggapan dariku. Jujur saja, sebenarnya aku masih belum benar-benar yakin tentang apa yang dia bicarakan. Tapi, karena aku berjanji akan percaya padanya, aku akan berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa dia benar-benar mengatakan yang sesungguhnya.
Setelah merenung beberapa saat, aku menemukan sesuatu yang mengganjal dipikiranku dari apa yang dikatakan oleh Stella sejauh ini.
"Kau bilang kemampuan mengendalikan pikiran mu kuat, apakah kau ..., apakah kau menggunakannya padaku? apakah aku menyukaimu akibat dari pengaruh kekuatanmu?" Aku kembali menanyakan hal yang sangat penting bagiku.
Aku bisa lihat reaksinya yang terkejut mendengar pertanyaanku. Sambil mengusap pipiku dengan kedua tangannya, ia menjawabnya dengan mantap, "Tentu saja tidak, aku mempunyai prinsip untuk tidak menggunakan kekuatanku dalam urusan cinta."
Jawabannya itu membuatku lega, ternyata perasaan ku padanya ini adalah suatu kebenaran. Aku sangat yakin dia tidak mungkin melakukan itu padaku.
"Sudah ku duga. aku sangat yakin kau tidak akan menggunakan kekuatanmu untuk membuatku jatuh cinta padamu," kataku.
Saat ini wajahku pasti sangat merah karena tangan Stella yang sedingin es itu masih mengusap pipiku dengan lembut. Sungguh, aku benar-benar tidak ingin momen ini berakhir.
"Kenapa Kau memberitahukan semua itu padaku?" tanyaku membuka pembicaraan lagi.
Dengan kepala tertunduk sambil memainkan rambutnya Stella menjawab pertanyaanku, "Karena Kita sekarang kita pacaran, Aku tidak ingin ada kebohongan diantara Kita. Aku tidak ingin Kau tahu kebenaran itu dari orang lain dan kemudian Kau meninggalkanku karena Aku berbeda."
Hatiku meleleh mendengar penjelasannya itu, apalagi ekspresi malu-malu nya itu, membuatku menyadari betapa manisnya pacar baru ku ini. "Mengapa dari dulu Aku tidak pernah menyadarinya kalau Stella bisa semanis ini," kataku dalam hati.
Melihatku yang dari tadi senyum-senyum sendiri, Stella memukul pundak ku dan bertanya,
"Kenapa Kau senyum-senyum sendiri, apakah penjelasanku selucu itu ya?" katanya dengan nada sedikit kesal.
"Tidak, Aku hanya memikirkan betapa manisnya pacarku saat ini," jawabku dengan nada menggoda.
"Stella, terimakasih Kau sudah jujur padaku. Tenang saja, bagaimana atau apapun Kau, Aku tetap mencintaimu," lanjutku dengan mantap.
Aku tahu jawabanku itu sangat mainstream sekali, tapi perkataanku itu cukup untuk membuat seorang Stella tersipu malu. Aku bisa lihat itu dari sikap salah tinggkahnya itu. Aku tahu, aku sering mengatakannya tapi aku tidak bisa tahan untuk tidak mengatakan kalau pacar ku ini manis sekali.
"Sejak kapan mulutmu bisa mengeluarkan kata-kata manis hah?" kata Stella.
"Sejak Kau bersedia menjadi pacarku, hahaha," kataku dengan nada jahil.
***
Tidak terasa hari sudah sore. Waktu terasa begitu cepat ketika kami bersama, itulah yang ku rasakan. Stella kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menyuruhku untuk pulang. Seketika aku tersadar kalau aku hari ini bolos sekolah lagi dan kali ini aku pasti akan dihajar habis-habisan oleh ayahku. Oleh karena itu, aku memohon kepada Stella untuk ikut bersamanya,
"Stella, bawa Aku bersama mu! Kau tahu kan, hari ini Aku bolos sekolah lagi, Aku pasti dihajar habis-habisan sama ayahku, ya, ya, ya, ya!" kataku dengan nada memohon untuk membawaku bersamanya.
"Tidak, Aku tidak bisa membawamu bersamaku, Kau harus pulang. Kalau Kau tidak pulang bukankah itu malah menambah masalah," katanya dengan tenang.
"Tapi, tapi-" belum selesai aku menyelesaikan kalimatku, Stella sudah menghilang dari pandanganku. Ah iya, dia kan vampir pasti larinya cepat.
"KAU PIKIR AKU BOLOS KARENA SIAPA HAH?!" Teriak ku pada angin.
Setelah Stella pergi, tinggal aku seorang diri duduk dibawah pohon yang merupakan tempat bersejarah bagiku. Mengingat kejadian yang ku alami hari ini, membuatku tidak bisa berhenti tersenyum. Namun, senyum itu hilang ketika ku ingat bahwa tinju ayahku menanti ketika ku pulang nanti.
"Arrgh....iya Aku hampir melupakan hal itu. Sepertinya Aku hanya bisa pasrah menghadapi ayahku nanti!" gumamku.
Kemudian aku mulai beranjak dari tempatku duduk dan berjalan pulang.
Hari sudah mulai gelap dan aku masih dalam perjalananku menuju rumah. Ada sesuatu yang aneh selama perjalanan itu, aku merasa sedang diikuti. Namun, setiap kali aku menoleh ke belakang dan mengamati sekitar aku tidak melihat siapa-siapa. Karena mulai khawatir aku mempercepat langkahku, saat aku mempercepat langkahku aku bisa mendengar langkah seseorang yang juga mempercepat langkahnya. Dengan begitu aku yakin bahwa aku benar-benar diikuti.
Jika mendengar langkahnya itu, aku bisa katakan bahwa yang mengikutiku ada 3 orang. Sialnya aku benar-benar tidak bisa melihat mereka karena malam yang gelap ditambah jalan yang ku lalui tidak terdapat lampu jalan sehingga keadaan disini gelap total.
Mengetahui hal itu kemudian aku berlari secara random, karena aku sudah tidak tahu kiri kanan lagi. Yang ku pikirkan sekarang adalah bisa terlepas dari orang-orang yang mengikutiku itu. Syukurlah berkat kemampuan merawat luka Stella, aku bisa agak pulih dan masih bisa berlari.
Setelah beberapa lama aku berlari, aku tidak mendengar langkah dari orang-orang itu lagi, jadi ku pikir mereka sudah kehilangan jejak ku. Aku berhenti sejenak untuk memastikan bahwa aku benar-benar sudah tidak diikuti.
"huf~ sepertinya mereka tertinggal, syukurlah," gumamku sambil melihat kanan kiri untuk memastikan tidak ada orang yang mengikutiku.
Aku terdiam sembari menoleh ke kanan dan kiriku. Setelah itu aku menyadari bahwa sepertinya saat ini aku tersesat. "Ya ampun ... ini dimana sih? Semua yang Aku lihat hanya pohon-pohon besar disekitarku. Ya, Aku yakin sekarang Aku tersesat dan berada di daerah perhutanan. Wah lengkap sekali hidupku hari ini, setelah mendapatkan keberuntungan sekarang Aku malah mendapat kesialan," gerutuku dengan pasrah.
Meskipun begitu, aku masih terus melangkah, berharap bisa keluar dari hutan ini. Aku terus berjalan sampai aku menyadari bahwa sepertinya ini sudah tengah malam. Suasana saat ini makin mencekam, selain gelap, aku bisa mendengar macam-macam suara-suara hewan saling bersahutan. Yang ku takutkan adalah kalau tiba-tiba hewan buas menerkam diriku.
Untuk menghindari itu, aku memutuskan untuk mencari tempat untuk bersembunyi dan melanjutkan perjalananku besok. Setelah beberapa lama mencari akhirnya aku menemukan sebuah gua yang sepertinya aman untuk dijadikan tempat bersembunyi.
Kemudian aku masuki gua itu untuk memeriksa keamanannya. Setelah dirasa aman akhirnya aku duduk bersandar di dinding gua dan tanpa ku sadari aku pun tertidur.
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
Pink Blossom
yg ngikutin org jht ap vampir ya
2023-03-05
1
Sylius
Katanya lebih baik darah manusia, kalau kantong darah?
2023-03-02
3
Nengmela 😘
aku juga legaaaa
2023-02-18
2