kesalahan satu malam
Hanin mendatangi salah satu temannya untuk meminta pekerjaan, Dia menawarkan sebuah pekerjaan menjadi pelayan di tempat dimana ia bekerja
"Bagaimana apa kau mau? " Tanya Vera
"Kerjanya seperti apa dulu? " Hanin agak ngeri mendengar tempat kerja Vera
"Hanya mengantarkan minuman atau paling sekedar menemani para tamu jika mereka mau " Jelas Vera
"Menemani? " Tanya Hanin mengerutkan keningnya
"Ya menemani berbincang menuangkan minuman ya kurang lebih seperti itu" Jelas Vera
"Tidak lebih kan? " Hanin meyakinkan
"Tidak jika kita memang tidak mau"
"Oke, aku ikut kalo gitu"
Malam itu tiba Vera membawa Hanin ketempat dimana dia bekerja, Vera mengenalkannya pada Dika pria yang punya club malam itu, Tatapan dika menelusuri tubuh Hanin dari atas sampai bawah dengan tatapan yang sangat mengerikan
"Kenapa dia menatapku seolah ingin menelanjangiku" Bisik Hanin pada Vera
"Diam saja kau mau kerja apa tidak? " Vera menggenggam tangan Hanin
"Baiklah kau boleh bekerja disini, ver kau ambil dulu seragam kerjanya kesini"
"Kau cantik cukup cantik, Ingat jangan buat pengunjungku kecewa" Bisik Dika seraya mengelus lengan Hanin membuatnya bergidik ngeri
"Tuan bolehkah saya mengajukan permintaan?" Tanya Hanin ragu ragu
"Apa itu? " Tanya Dika memegang bahu Hanin memutari tubuhnya
"Saya hanya jadi pelayan mengantarkan pesanan tidak lebih, saya tidak mau..." Hanin menggantung perkataannya tapi Dika sepertinya tahu kemana arah pembicaraan Hanin
"Sedikit mengecewakan baby, but no problem ada pengecualian untuk wanita se polos kamu" Ucap Dika menyentuh ujung rambut Hanin dan menciumnya
"Vera bantu dia berganti pakaian dan beri sedikit polesan di wajahnya, terlalu polos" Ujar Dika saat melihat Vera baru saja masuk
Di toilet Hanin terus saja mengoceh membuat telinga Vera merasa panas
"Apa ini Vera? Apa pakaiannya harus seperti ini? " Hanin memutar tubuhnya yang memakai rok mini dengan belahan di paha sebelah kiri
"Kau pikir bekerja di tempat yang seperti apa sampai berharap memakai pakaian tertutup" Ujar Hanin seraya mengoleskan bedak di wajah Hanin
"Sudah, bekerja yang baik dan ingat hati hati " Vera memegang kedua bahu Hanin dan menepuk bahu sebelah kanannya
Awalnya berjalan dengan baik Hanin mengantar minuman ke setiap ruangan dan sesekali menemani para tamu berbincang Meskipun di sodorkan minuman Hanin hanya pura pura meminumnya dan membuangnya ketika tamu itu lengah
Sampai pada puncaknya tengah malam semua pelayan di panggil untuk berbaris Hanin bertanya tanya ada apa sebenarnya ini
Pintu terbuka seorang pria dengan perawakan tinggi dan tubuh yang tegap masuk diikuti para pria memakai pakaian serba hitam, Dika menyambut pria tersebut sepertinya mereka sudah sangat akrab
"Hai brother, sudah seminggu ini kau tidak pernah datang" Dika menjabat tangan pria itu
"Biasa ayahku membuatku sangat kerepotan" Jawabnya dengan suara bariton yang khas
"Oke sekarang waktunya bersenang senang, seperti biasa pilih beberapa dari mereka" Dika menunjuk ke arah para pelayan yang berjajar
Kebanyakan wanita itu memberi kesan genit berbeda dengan Hanin yang menoleh ke sekeliling
Hanin merasa jijik dengan mereka sesekali dia bergidik 'Aku salah bekerja di tempat seperti ini' batin Hanin
"Ada yang baru, kau lihat gadis yang hanya berdiri celingukan itu? Dia bekerja hanya ingin sebagai pelayan tidak lebih" Bisik Dika
"Menarik, aku mau dia dan tambah 2 wanita yang sangat cantik" Ujarnya
"Baik tuan Tristan sudah memilih, kau Hani, Vera dan lili ikut temani tuan Tristan di ruang VVIP" Otomatis Hanin menunjuk dirinya dengan wajah terkejut
"Ini suatu kebanggaan sayang" Vera merangkul bahu Hanin
'Ya Tuhan kenapa aku merasa ada hal buruk yang akan terjadi' batinnya bergumam
Mereka masuk keruangan dimana Tristan sudah masuk lebih dulu Membawa beberapa macam minuman mahal yang di tawarkan Dika
Vera dan Hanin duduk di samping Tristan sementara lili di belakang Tristan merangkul leher Tristan dan menggerayangi Tristan yang sudah mabuk
'O my god ini sangat menjijikan' batin Hanin saat Tristan memeluk dengan sebelah tangan dan mulai mengendusnya seperti seekor anjing
Hanin mendorong pelan tubuh Tristan membuatnya langsung berhenti, Vera terlihat panik melihat Tristan mood Tristan di buat kacau oleh Hanin
"Tuan anda ingin menambah lagi minumannya? Tanya Vera
"Tidak kalian berdua pergilah orang ku akan memberikan imbalan di luar" Vera dan Hanin berdiri hendak pergi namun Tristan menahan tangan Hanin
"Bukan kau yang pergi tapi mereka berdua" Ucap Tristan menarik Hanin duduk kembali
"Baik tuan terimakasih atas kebaikan hatinya" Vera dan lili pergi keluar setelah mendapat bayaran
" Veraaaa " Teriak Hanin namun Vera hanya berbalik sebentar menatap khawatir pada Hanin
"Kenapa kau menolakku sayang? " Tristan menekan pinggang Hanin agar menempel padanya
" Tuan bukan begitu, saya hanya... " Ucapan Hanin terpotong
"Aku tidak suka penolakan nona, apa pun yang aku inginkan harus aku dapatkan" Tristan mendorong Hanin dengan tubuhnya ke sofa
Hanin berontak dia merasa berada dalam mode bahaya, Hanin memukul dada bahu juga wajah Tristan. Tristan yang kesal menangkap tangan Hanin dan menahannya di atas kepala Hanin
Hanin menangis berteriak sekuatnya meronta ronta di bawah tubuh Tristan
"Teriak yang keras sayang, kau semakin seksi" Bisik Tristan dengan sebelah tangannya mulai menelusuri lekuk tubuh Hanin
"Brengsek lepas bajingan aku mengutukmu sepanjang hidupku jika kau berani macam macam" Teriak Hanin
"Kau berani berteriak padaku? " Sedetik kemudian Tristan mencium Hanin dengan kasar secara paksa
Hanin terus berontak dan meronta ronta menendangnya, kakinya menendang Tristan niat menendang bagian burungnya namun hanya mengenai pahanya membuatnya mengerang marah
"Aarrgghhh wanita sialan aku sudah berbaik hati padamu" Tristan melepaskan Hanin karena pahanya terasa nyeri
Hanin segera berdiri dan hendak lari namun pinggangnya kembali di tarik oleh Tristan
Tristan mendekap tubuh Hanin erat membuat tubuh Hanin seakan remuk saat itu juga
"Diam atau peluru ini akan menembus kepalamu" Tristan mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya pada kepala Hanin
Tubuh Hanin bergetar hebat dia pucat ketakutan melihat pistol itu di hadapan wajahnya
Hanin mengangguk menuruti perkataan Tristan
"Tuangkan minumannya" Hanin menuangkannya ke gelas
"Minum" Hanin menggeleng ketakutan
"Minum" Bentak Tristan membuat Hanin memejamkan matanya
Tristan mengambil gelasnya dan meminum wine nya Lalu menekan tengkuk Hanin dan menciumnya memindahkan wine di mulutnya ke mulut Hanin membuatnya terbatuk batuk
"Uhuk uhuk"
"Sekarang minum atau aku memaksa dengan cara seperti itu" Hanin menuang kembali wine ke gelasnya dan meminumnya dengan mata terpejam
Satu gelas
Dua gelas
Tiga gelas
Hingga gelas keempat Hanin ambruk tak sadarkan diri, Tristan menyeringai menatap tubuh Hanin yang tergolek di sofa, Tristan membawanya kekamar dan melemparkan tubuhnya ke atas ranjang
Tristan menciumi bibir Hanin dan mengg*****ngi tubuhnya
Membuka setiap kancing di bajunya beberapa menit kemudian keduanya sama sama polos tanpa sehelai benang pun
.
.
Matahari sudah meninggi dua orang masih terlelap, Tristan meletakkan kepalanya di atas dada Hanin yang masih polos dan memeluknya
Hanin membuka perlahan matanya memegangi kepalanya yang terasa mau pecah Tubuhnya terasa berat samar samar penglihatannya melihat rambut seseorang di dadanya
"Aaaaaaaaaaa" Teriak Hanin membuat Tristan tersentak dari tidurnya
"Morning Hani, semalam adalah permainan yang indah "ucap Tristan menyeringai
Hanin mengintip ke bawah selimut dia benar benar dalam mode marah yang amat membuncah pagi ini, Bagaimana tidak bagian sensitif nya berdenyut nyeri dan ada bercak darah di seprei dan sekitar pahanya
"Laki laki brengsek bajingan, kau tidak pantas menjadi manusia kau lebihh pantas menjadi binatang" Teriak Hanin memukuli Tristan secara brutal
Tristan mendorong tubuh Hanin hingga terjungkal kebelakang, Selimutnya kini tidak lagi menutupi tubuhnya karna Tristan melemparkannya ke bawah
"Binatang? Kau bilang aku binatang? " Tristan menarik kaki Hanin hingga berada di bawah kungkungannya
"Sayang semalam kau tertidur jadi tidak bisa melihat bagaimana binatang ini memangsa santapannya"
"Menjijikan" Hanin menampar keras pipi Tristan membuat matanya menatap tajam bagaikan hewan buas yang siap menerkam
"Kau harus kembali merasakan bagaimana binatang ini menikmati tubuhmu" Sesaat kemudian Tristan mencium paksa bibir Hanin dan menggigiti leher dada dan sekujur tubuh Hanin meninggalkan bekas merah
Dengan kasar Tristan memaksa hanin kembali melakukannya
"Bajingan lepaskan" Hanin meronta
"Hentikan Aaaaa " jerit Hanin
"Aku mohon hentikan aku bisa mati"
"Hentikan bajingan"
Tanpa menghiraukan Hanin dia dengan santainya berjalan ke arah kamar mandi, Setelah sekian lama di kamar mandi dia keluar dengan baju lengkapnya dan Hanin pun sudah berpakaian
"Ini sejumlah uang untukmu, harga yang setimpal untuk kesucian calon wanita malam sepertimu" Tristan melempar selembar cek tertulis dengan angka nol yang sangat banyak
"500jt aku pikir itu sudah cukup bukan? Atau masih kurang? " Ucapnya seperti sindiran
"Aku tidak akan menerimanya, urusan ini akan aku laporkan pada polisi" Hanin melempar cek itu ke wajah Tristan sambil berlalu pergi
"Silahkan saja jika polisi akan percaya, banyak wanita yang melakukan itu padaku dan polisi hanya menganggapnya trik agar aku mau menikahi mereka, dan untuk gadis sepertimu apa polisi juga akan percaya apalagi kau bekerja di tempat yang menampung wanita malam" Ucap Tristan membuat langkah Hanin terhenti
"Aku harap kau menyesal untuk semua ini, aku tidak akan pernah memaafkanmu, aku membencimu sampai ketulang tulangku" Ucap Hanin segera pergi dengan jalan tertatih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Gung Dy
br mulai bc 🙂
2022-08-13
1
Ai laelasari
Terimakasih sudah mampir
pembaca setia 😍🥰
2022-01-31
2
Amelia_Ling
hadir thour,,
2022-01-31
1