Tanda merah

Hanin terbangun karena tidurnya terlalu sore hingga dia bangun tengah malam begini dia mengedarkan pandangan namun tidak melihat Tristan terdengar suara gemericik air dari kamar mandi sudah dapat di pastikan Tristan baru saja mandi

Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan sosok Tristan yang hanya dililit handuk di pinggangnya kaki Tristan melangkah keluar kamar mandi Hanin melihat ada beberapa tanda merah di tubuh Tristan dia dapat menebak Tristan baru saja pulang dan bermain bersama wanita hingga larut malam

Entah kenapa tapi hatinya merasa sesak melihat itu Hanin menundukan wajahnya dan keluar dari kamar dia membuat sandwich karena dirinya merasa lapar setelah selesai baru saja seberapa gigitan Tristan datang dan duduk di hadapannya

Hanin sama sekali tidak melirik nya dia masih sibuk mengunyah makanan tiba tiba tangan Tristan mengambil sandwich dari tangan Hanin dan mulai memakannya tidak mau berdebat Hanin meminum airnya laku kembali ke kamar

Ada perasaan tak biasa saat Hanin mendiamkannya begitu saja dia lebih suka Hanin yang cerewet dan selalu memakinya Tristan mengikuti Hanin ke kamar hati Tristan semakin merasa kacau saat melihat Hanin tidur di sofa dan menutup seluruh tubuhnya

Dia ingin menyapa Hanin dia sepertinya mulai merindukan makian Hanin Tristan berpikir apa dia keterlaluan kemarin tapi dia adalah suaminya bukannya hal wajar saat suami melakukan kewajibannya? itu yang terbersit di pikirannya

Dering ponsel di handphone Hanin membuyarkan lamunan Tristan Tristan mencari cari dimana handphone itu di letakkan setelah beberapa panggilan ternyata handphone Hanin di genggam

pemiliknya Hanin menjawab telepon dan menuju balkon

"*Hallo"

"Ohh ya, apa kau serius luis? sebenarnya aku ingin ikut tapi aku akan lihat jadwalku nanti

" Tidak perlu Luis aku akan pergi bersama Andrew "

"Oke, selamat malam kembali"

"Semoga mimpimu juga indah*" ucapan terakhir Hanin saat dia mematikan teleponnya

Tristan jelas sedang menguping di balik jendela yang mengarah ke balkon dia mengepalkan tangannya merasakan sesak di dadanya saat Hanin menelpon pria lain

'Hah apaan mimpi indah mimpi indah, matamu" batin Tristan

Hanin kembali masuk dan terlonjak saat melihat Tristan yang berada di depannya.tapi Hanin masih tidak bersuara dia melewati Tristan begitu saja dan kembali tidur si sofa

"Hanin" panggil Tristan tapi Hanin tidak bergeming

"Hanin apa kau akan mendiamkan aku terus? " pertanyaan itu keluar dari mulut Tristan tapi Hanin masih berada di bawah selimut

"Hanin " pekik Tristan menarik paksa selimut yang Hanin gunakan hingga teronggok di lantai

Hanin hanya menatap Tristan tanpa bicara

"Kenapa kau diam seperti orang bisu? " tanya Tristan namun lagi lagi Hanin malah pergi mengambil selimutnya dan tidur di sofa depan TV

"Argghhh" teriak Tristan

...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...

Janu sedang berada di ruang utama disana di tempati adik perempuan dan keluarganya sebenarnya Janu juga seharusnya tinggal disana namun dia lebih memilih membangun istananya sendiri

"Paman datang? " Bayu menyambutnya dengan senyuman

"Ibu ada paman" suara Bayu menggema di setiap ruangan

"Kau ini masih suka teriak teriak kau pikir ini hutan? " ucap Iriana ibunya Bayu

"Selamat Malam kak sudah lama kau tidak berkunjung" Iriana memeluk Janu

"Kemana suamimu? " tanya Janu

"Dia sudah beberapa hari berada di luar kota untuk bisnis, gara gara anaknya ini lebih memilih menjadi asisten anakmu jadi suamiku tidak ada yang membantu" sindir Iriana pada anaknya

"Ibu aku lebih nyaman berada di perusahaan Tristan itung itung belajar jika aku sudah siap maka aku akan mengelola perusahaan ayah" jawab Bayu

"Tapi kau berada di bawah orang lain sementara ayahmu akan mendapatkan jabatan dirut padamu" Ayah Bayu mengelola perusahaan ayah Janu yang tidak lain adalah mertuanya tapi entah mengapa Bayu lebih memilih menjadi asisten Tristan di banding mengelola usaha ayahnya

"Aku belum siap mengelola sendiri aku butuh belajar dari Tristan" jawabnya santai

"Aku tidak pernah mengerti jalan pikiranmu, kau bisa belajar sambil bekerja disana" ucap Iriana, Janu hanya mendengar perdebatan mereka seraya tersenyum dan menggeleng ternyata mereka tidak ada bedanya dengan dirinya dan Tristan selalu tidak pernah sejalan

"Ayah bagaimana kabarnya? " tanya Janu

"Begitulah kak masih sama bahkan di bawa keluar negeri pun tidak ada perubahan" ayah Janu dan Iriana sudah lama sakit tidak bisa bergerak layaknya mayat hidup

"Aku akan menemuinya" ucap Janu

"Kak dia ingin bertemu dengan Tristan, dia selalu bertanya kapan Tristan akan datang" ucap Iriana

"Anak itu jadi berubah semenjak kepergian adiknya, mungkin pikiran nya sedang kacau karena kepergian adiknya juga penyakit ibunya" ucap Janu yang berjalan masuk ke kamar ayahnya

Pria tua itu terbaring tak berdaya menoleh dengan ekor matanya ketika pintu terbuka

senyum getir nampak terlihat dari wajah keriputnya

"Ku kira kau sudah menganggap ayahmu mati" ucap nya tiba tiba

"Ayah maaf aku jarang menemuimu, akhir2 ini aku sibuk dengan pekerjaan, istri dan juga anakku ayah"

"Kenapa kau tidak membawa Tristan kemari?" tanyanya

"Itu dia anak itu susah di atur dan baru baru ini aku menikahkan dengan seorang gadis"

"Apa? kau menikahkannya dengan seorang gadis? kenapa kau tidak pernah mengatakan ini sebelumnya, apa kau masih menganggap keluarga ini sebagai keluarganmu? " bentaknya

"Bukan begitu ayah, dia memper***a seorang gadis mereka menikah tanpa cinta, aku mencoba menyatukan mereka toh seiring berjalannya waktu cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama bukan? aku berniat setelah mereka saling mencintai akan menggelar acara pernikahan besar"

"Apa kau tau babat bibit bebet bobotnya? " tanya ayahnya

"Aku tau dia gadis baik, dia yatim piatu dan tinggal bersama adiknya"

"Bukan dari keluarga terpandang? " ucapnya dengan nada tinggi

"Bukan ayah, tapi dia wanita baik baik tidak mengincar kekuasaan dan harta aku jamin itu"

"Kau mengulangi sejarahmu dulu" ucapnya sinis

Janu mendesah berat dia pikir ayahnya akan senang mendengar kabar ini yang ada dipikiran ayahnya hanya mendapat menantu kaya dan terpandang seperti suami Iriana sementara Janu lebih memilih keluar dari istana itu karena lebih memilih wanita sederhana

...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...

Pagi pagi Hanin sudah bersiap kekantor dia menikmati sarapannya terlebih dahulu, Tristan baru saja keluar dari kamar dan langsung duduk di hadapan Hanin. Tristan makan tapi matanya tidak lepas menatap Hanin merasa di pandangi Hanin pergi ke dapur tanpa melihat Tristan dan berangkat ke kantor tanpa bicara apapun

"Jika saja aku tidak membutuhkanmu untuk mendapatkan warisanku sudah aku bunuh kau" gumam Tristan

Di kantor hari ini begitu sibuk semua orang di kantor sibuk dengan tugasnya masing masing karena harus membuat laporan bulanan, Hanin sedang mengetik sesuatu di komputernya tiba tiba telepon berdering dia langsung menjawabnya

"Hallo"

"Keruanganku sekarang" titahnya

Hanin menghela nafas kasar dia dengan langkah beratnya menuju ruangan Tristan awalnya dia ragu untuk masuk tapi dia harus tetap profesional

"Anda memanggil saya tuan" ucap Hanin seraya menunduk

"Ya apa pekerjaanmu sudah selesai? " tanya Tristan

"Hampir selesai tuan, ada yang bisa saya bantu? " ucapnya masih menunduk

"Hanin kau marah padaku? " Hanin tidak menjawab

"Jawab aku Hanin" lanjutnya

"Aku rasa tidak ada yang harus di bicarakan, permisi" ucap Hanin pergi ke arah pintu

Klek

Suara pintu terkunci, Tristan mengunci pintunya menggunakan remote Hanin membelalak menatap Tristan tajam Yang di tatap hanya menyeringai

"Buka sekarang" ucap Hanin dingin

"Tidak, aku ingin mendengar ocehanmu"

'' Tristan apa kau gila? ini di kantor apa yang akan mereka bilang jika mereka mendengar aku mengomelimu" bentak Hanin

"Kau yang menginginkannya bukan? kau tidak bicara padaku dari kemarin, hari ini aku ingin mendengar ocehanmu"

"Bajingan cepat buka atau aku akan teriak" ancam Hanin

"Teriak saja agar mereka tahu kau adalah istriku mereka tidak akan berani ikut campur urusanku" jawab Tristan berdiri dari duduknya berjalan ke arah Hanin membuatnya gugup meremas ujung jarinya

"Berteriaklah" bisik Tristan memeluk erat tubuh Hanin

"Lepaskan aku sesak nafas" Hanin berontak berusaha melepaskan pelukannya

"Dengar aku tidak suka seseorang mengacuhkanku apalagi orang tidak penting sepertimu" Tristan membalikkan tubuh Hanin menghadapnya mencengkram erat pipi Hanin dengan sebelah tangan membuat mulut Hanin seperti ikan

"Lalu apa urusannya denganmu jika aku mengacuhkanmu bukankah aku tidak penting? "

"Berani sekali kau melawanku" Tristan mendorong pipi Hanin yang di cengkramnya hingga tubuhnya ikut mundur

Lalu menjatuhkannya di sofa

Tristan naik di paha Hanin mengangkanginya

"Lepaskan berengsek, dasar gila"

"Aku suka makianmu sayang"

"Aaaaa aku bilang lepaskan "

"Kau bilang aku tidak penting kenapa kau selalu memanfaatkanku berengsek" teriak Hanin seraya terisak

"Aku menjadikanmu jal**gku, bukankah kau mendapatkan keuntungan dari ayahku? mungkin kau bisa sedikit berbagi tubuhmu untuk imbalannya" bisik Tristan semakin menciumi leher dan telinga Hanin

Di luar ruangan seorang karyawan ingin memberikan laporan keuangan tapi pintu Tristan di kunci, niat hati ingin mengetuk pintu namun dia mendengar samar samar suara teriakan dan isakan seorang wanita

Dia amat kenal dengan suara ini karyawan yang lain datang dan juga mendengar teriakan Hanin yang memaki seseorang dia berpikir apa yang di maki adalah bosnya? tapi kenapa Hanin seberani itu

"Aku membencimu Tristan" teriak Hanin membuat 3 karyawan tercengang

"Lagi ngapain? " tanya Bayu yang baru saja keluar ruangan

"Hanin" jawab mereka Bayu juga menajamkan pendengarnya

"Tristan jangan lakukan ini, jangan selalu memaksaku" teriak Hanin pilu

Tristan menatap wajah Hanin yang berlinang air mata ada rasa tidak tega melihat Hanin memohon dan menangis pilu, Tristan mengacak rambutnya frustasi lalu pergi ke luar ruangan

"Apa yang kalian lihat bubar" teriak Tristan membuat karyawannya kalang kabut

Berbeda dengan Bayu dia langsung masuk melihat keadaan Hanin dia duduk memegangi kancing bajunya yang terlepas dengan rambut berantakan

"Kau baik baik saja? " tanya Bayu

Hanin hanya mengangguk menyeka air matanya

"Pakai ini" Bayu melepaskan jasnya memakainya ke depan Hanin

"Tapi yang kemarin.. " Hanin juga belum mengembalikan jas Bayu yang kemarin ia pinjamkan

"Tidak apa apa aku punya banyak di rumah" ucap Bayu seraya tersenyum

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

hayo bayu bikin tristan blungsatan😁

2022-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Awal kehancuran
2 Kantor polisi
3 Pekerjaan baru
4 Kurcaci
5 merasa di jebak
6 sah secara hukum
7 Luis kembali
8 Cemburu?
9 Memalukan
10 Tanda merah
11 Pengganggu
12 Ingin tahu
13 Foto
14 Bertengkar
15 Jawab aku Hanin!
16 Tristan yang berbeda
17 Kedatangan Yasmine
18 Sedingin es
19 Mati rasa
20 Hanin yang rapuh
21 bodohnya aku
22 Suara meresahkan
23 Luis vs Tristan
24 Kemarahan Tristan
25 Dua orang yang berbeda
26 kembali ke mode semula
27 Lebih bahagia
28 Hancur
29 Amukan Tristan
30 Kabar mengejutkan
31 Ngidam
32 Rencana demi rencana
33 Nikmati hidupmu
34 Berita heboh lagi
35 Pria payah
36 Dulu berteman baik
37 Pergi ke dokter
38 Sedikit petunjuk
39 Menemukan titik terang
40 Kontraksi
41 Kenzo maverick
42 Mencurahkan isi hati
43 Rasa nyaman
44 Misteri kematian Edward
45 Andrew pergi
46 Yasmine melahirkan
47 Rencana Janu
48 Gugup
49 Si pandai bicara
50 Tentang Edward dan Vio
51 Kekhilafan Bayu
52 Pergilah ke neraka
53 Perkara foto
54 Sumber semua kekacauan
55 Olivia katerina
56 Kakak ipar
57 Olivia sakit
58 Acara pernikahan
59 Vera hamil
60 Mabuk membawa petaka
61 Masalalu yang hina
62 Petak umpet
63 Rahasia Sashi terbongkar
64 Kecurigaan Bayu
65 Kepergian Vera
66 Bertahun-tahun kemudian
67 Posesif
68 Ciuman pertama
69 Ulang tahun Rai
70 Backstreet
71 Akhirnya bertemu
72 Mulut Iriana
73 Amarah Kenzo
74 Awal kehancuran Olivia
75 Ancaman Kenzo
76 Tetap di temukan
77 Penderitaan Olivia
78 Ibu menyayangiku
79 Sikap Olivia berubah
80 Olivia hamil
81 Permintaan Hanin
82 Siapa ibuku?
83 Mulai mencari tahu
84 Penyakit Hanin
85 Akhirnya Cassandra tahu
86 Ketahuan
87 Teman kencan
88 Bertemu ibu kandung
89 Olivia menghilang
90 Berniat kabur
91 Segala kebencian
92 Seperti mayat hidup
93 Bersumpah demi ibu
94 Sikap lembut Kenzo
95 Sedikit perubahan
96 Kau bukan anakku
97 Kenzo membuat khawatir
98 Apa kau tidak marah?
99 Sudah aku duga
100 Kehilangan ibu Rai
101 Beri sedikit jarak
102 Fakta yang sebenarnya
103 Aku ingin melihatnya
104 Pencarian Rai
105 Jauh lebih baik
106 Merubah kebiasaan buruk
107 Akhirnya terjawab
108 Kasih sayang tulus
109 Kepulangan Rai
110 Kecelakaan
111 Bertemu Luis
112 Cinta mati
113 Percaya kata hatimu
114 Giveaway
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Awal kehancuran
2
Kantor polisi
3
Pekerjaan baru
4
Kurcaci
5
merasa di jebak
6
sah secara hukum
7
Luis kembali
8
Cemburu?
9
Memalukan
10
Tanda merah
11
Pengganggu
12
Ingin tahu
13
Foto
14
Bertengkar
15
Jawab aku Hanin!
16
Tristan yang berbeda
17
Kedatangan Yasmine
18
Sedingin es
19
Mati rasa
20
Hanin yang rapuh
21
bodohnya aku
22
Suara meresahkan
23
Luis vs Tristan
24
Kemarahan Tristan
25
Dua orang yang berbeda
26
kembali ke mode semula
27
Lebih bahagia
28
Hancur
29
Amukan Tristan
30
Kabar mengejutkan
31
Ngidam
32
Rencana demi rencana
33
Nikmati hidupmu
34
Berita heboh lagi
35
Pria payah
36
Dulu berteman baik
37
Pergi ke dokter
38
Sedikit petunjuk
39
Menemukan titik terang
40
Kontraksi
41
Kenzo maverick
42
Mencurahkan isi hati
43
Rasa nyaman
44
Misteri kematian Edward
45
Andrew pergi
46
Yasmine melahirkan
47
Rencana Janu
48
Gugup
49
Si pandai bicara
50
Tentang Edward dan Vio
51
Kekhilafan Bayu
52
Pergilah ke neraka
53
Perkara foto
54
Sumber semua kekacauan
55
Olivia katerina
56
Kakak ipar
57
Olivia sakit
58
Acara pernikahan
59
Vera hamil
60
Mabuk membawa petaka
61
Masalalu yang hina
62
Petak umpet
63
Rahasia Sashi terbongkar
64
Kecurigaan Bayu
65
Kepergian Vera
66
Bertahun-tahun kemudian
67
Posesif
68
Ciuman pertama
69
Ulang tahun Rai
70
Backstreet
71
Akhirnya bertemu
72
Mulut Iriana
73
Amarah Kenzo
74
Awal kehancuran Olivia
75
Ancaman Kenzo
76
Tetap di temukan
77
Penderitaan Olivia
78
Ibu menyayangiku
79
Sikap Olivia berubah
80
Olivia hamil
81
Permintaan Hanin
82
Siapa ibuku?
83
Mulai mencari tahu
84
Penyakit Hanin
85
Akhirnya Cassandra tahu
86
Ketahuan
87
Teman kencan
88
Bertemu ibu kandung
89
Olivia menghilang
90
Berniat kabur
91
Segala kebencian
92
Seperti mayat hidup
93
Bersumpah demi ibu
94
Sikap lembut Kenzo
95
Sedikit perubahan
96
Kau bukan anakku
97
Kenzo membuat khawatir
98
Apa kau tidak marah?
99
Sudah aku duga
100
Kehilangan ibu Rai
101
Beri sedikit jarak
102
Fakta yang sebenarnya
103
Aku ingin melihatnya
104
Pencarian Rai
105
Jauh lebih baik
106
Merubah kebiasaan buruk
107
Akhirnya terjawab
108
Kasih sayang tulus
109
Kepulangan Rai
110
Kecelakaan
111
Bertemu Luis
112
Cinta mati
113
Percaya kata hatimu
114
Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!