Kurcaci

Hanin baru saja membuka matanya dia menatap sekeliling merasa asing dengan kamar yang ia tiduri, Hanin memeriksa tubuhnya dan bagian bawahnya tidak ada yang terjadi sepertinya Hanya terasa ngilu di bagian dadanya

"Sudah bangun? " Tristan baru saja keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk

Tubuh yang atletis dengan otot menonjol disana sini Hanin tercengang melihat pemandangan di hadapannya apa lagi tetesan air di tubuhnya menambah kesan seksi

'Aku tidak melihat dengan jelas tubuh ini sebelumnya' batin Hanin

Dia menggeleng dengan cepat kenapa otaknya jadi semesum ini dia tidak menyadari saat Tristan sudah ada di hadapannya

"Aaaaaaaaaa" pekik Hanin melihat Tristan bertolak pinggang di hadapannya

"Kenapa kau berteriak" tanya Tristan

"Aku terkejut" lirih Hanin

"Bisa Pakaikan aku pakaian nona? " goda Tristan

"Dasar gila" Hanin bangun dari duduknya mundur menjauhi Tristan

"Ayolah sayang Pakaikan aku ini" Tristan menenteng celana d***mnya

"Tidak" Hanin mundur selangkah demi selangkah menuju pintu

"Jangan bantah atasanmu nanti gaji mu aku potong " Tristan malah sengaja mendekat perlahan menakut-nakuti Hanin

"Ini bukan di kantor jangan macam macam atau aku hancurkan kantong menyanmu" gertak Hanin

"Aku tidak yakin kau berani menyentuhnya" Tristan semakin dekat dengan Hanin yang mengotak atik pintu karena terkunci

"Oohh sial" umpatnya

"Pakaikan atau aku yang melepaskan punyamu? " Tristan menyeringai membuat Hanin panik keringat dingin membasahi tubuhnya yang gemetar

"Jangan mendekat atau aku akan... "

"Akan apa nona? " Tristan menarik pinggang Hanin memepetkan tubuhnya

Dada Hanin tertekan dada Tristan membuatnya kembali menyembul dari atas, Tristan menatap bulatan itu hingga sulit untuknya menelan salivanya sendiri

"Apa yang kau lihat" bentak Hanin mengikuti arah pandang Tristan

"Dasar cabul" Hanin dengan susah menutup wajah Tristan yang tinggi

"Dasar kurcaci" hardik Tristan menangkap tangan Hanin dan mengarahkan ke bawahnya

"Bukannya kau ingin menghancurkannya? " goda Tristan saat Hanin menarik tangannya

"Bajingan aku mau pulang" teriak Hanin sesaat kemudian wanita itu melorot di lantai menangis tersedu sedu

Tristan yang memang ingin membuat Hanin tersiksa pada awalnya sekarang malah merasa iba dengan Hanin sesaat kemudian kesadarannya kembali

"Bangun bangun jangan cengeng " Tristan menendang pelan kaki Hanin

"Aku akan adukan ini pada tuan janu" ucapnya sambil terisak

"Dasar tukang ngadu" ucap Tristan lalu pergi ke berganti baju

"Huh kenapa aku tidak menyebut nama tuan janu saja tadi"

Terdengar nada ponsel dirinya berdering dia mencari asal suara ternyata suaranya ada di laci samping ranjang dia membuka lacinya mengambil handphone melihat nama adiknya tertera di layar handphone

"Hallo dek" sesaat kemudian Hanin menjauhkan teleponnya karena adiknya berteriak tidak berhenti bicara karena menghawatirkannya

"Maaf dek kakak menginap di rumah teman kakak"

"Kenapa tidak bilang dari kemarin? "

"Kakak lupa" ucap Hanin dengan kekehan

"Sama adik sendiri saja lupa? kau anggap aku apa? dompet? " pekiknya

"Maaf sayang nanti mau aku bawakan apa jangan marah marah dong"

"Bawakan aku spagetti carbonara, sudah aku mau sekolah"

"Baiklah sayang spagetti carbonara, hati hati ingat jangan nakal"

Tristan mengerutkan keningnya mendengar ucapan Hanin hanya ujungnya saja

"Sayang? itu pacarnya kah? gaya bicaranya menjijikkan" gumam Tristan

"Cepat mandi kita harus ke kantor" Tristan melemparkan handuk ke wajah Hanin

"Aku tidak punya baju ganti" lirih Hanin

"Mandi dulu saja aku akan menyuruh seseorang membawanya nanti"

Tanpa curiga Hanin menyelesaikan ritual mandinya hingga selesai pintu kamar mandi terbuka sedikit Hanin menyembulkan kepalanya melihat keadaan luar Tristan tidak ada di kamar dia segera keluar

"Astaga bajunya belum ada" Hanin menepuk keningnya dia hanya menggunakan handuk minim

Tiba tiba Tristan datang dari belakang Hanin dia mengamati lekuk tubuh Hanin yang hanya menggunakan handuk, dia mendekati Hanin dan menyusuri bahu dan lengan Hanin spontan Hanin menjerit ketakutan

"Hanya ada sabun aku membuangnya" Hanin melirik lengannya yang memang benar masih ada sisa sabun disana

"Cepat ganti pakaianmu" Tristan memberikan paper bag di tangannya

Hanin masuk ke ruang ganti dan memakai baju hingga dalaman yang di belikan Tristan

"Kenapa dia bisa tau semua ukuran bajuku bahkan dengan ********** " gumam Hanin

Yang di luar menghitung memperkirakan sebentar lagi Hanin akan menjerit

1

2

3

"Aaaaaaaaaa" ternyata benar saja Hanin menjerit sekeras-kerasnya

"Kau.. kau dasar mesum kurang ajar" Hanin memukuli Tristan yang tertawa ngakak menutupi kepala dengan tangannya..

"Bagaimana bisa kau tau ukuran semua pakaianku? " Hanin masih memukuli Tristan

"Ukuranmu lumayan besar untuk tubuh sekecil ini" Tristan menangkap tangan Hanin dan menahan dengan satu tangannya

"Da.. dari mana kau tau? " Hanin gugup saat Tristan berdiri di hadapannya menahan pergerakan tangannya di bawah

"Semalam aku mengukurnya" Tristan memeragakan dengan tangannya membuat Hanin terkejut

"Jadi.. jadi bukan aku yang salah mengancingkan cardiganku tapi kau yang? " Hanin dengan wajah bodohnya menatap Tristan yang mengangguk seraya mengedipkan mata

'Pantas aku merasa ngilu dasar bajingan' batin Hanin

"Bisakah kita berangkat sekarang? " ucap Hanin saat bibir Tristan sedikit lagi mengenai bibir Hanin

"Bermain sebentar sayang" Tristan memajukan wajahnya tapi Hanin mundur

"Aku akan benar benar mengadukan ini pada tuan janu" ucap Hanin dengan tatapan datar

"Baiklah si tua Janu itu cukup menyulitkanku" Tristan meraih kunci mobil dan membuka pintu apartemen

Setelah pintu terbuka Hanin dan Tristan baru saja menutup pintu, saat Tristan berbalik ke arah Hanin Hanin menendang angry bird milik Tristan hingga dia meringis kesakitan

"Itu pembalasan karena kau berani menyentuhku semalam" dengan secepat kilat Hanin berlari meninggalkan Tristan

.

.

Di tempat lain Janu sedang berada di kantor dia mendapatkan informasi bahwa Tristan membawa Hanin dalam kondisi pingsan semalam maka dari itu dia langsung menuju kantor Tristan untuk menyidang anak tertuanya itu

"Tristan" Suara beratnya memenuhi ruangan Tristan

"Bisakah ayah tidak teriak teriak? " Tristan menatap malas pada ayahnya

"Nikahi Hanin" perkataan Janu membuat Tristan shok

"Apa? kau bilang apa? " Tristan memastikan bahwa dia tidak salah dengar

"Aku sudah Memikirkannya, aku akan memberi hak waris padamu ketika kau dan Hanin sudah memiliki anak" ucap Janu

"Ayah.. omong kosong apa yang ayah bicarakan? aku tidak mencintainya ayah"

"Kau yang bicara omong kosong, kau tidak mencintainya tapi kau selalu mengambil keuntungan darinya, sebegitu BAJINGANNYA kah dirimu Tristan? "

"Jika ayah tau sebenarnya dia yang mem.... " ucapan Tristan terhenti

"Cukup Tristan apapun yang akan kau katakan sebaiknya kau telan kembali, aku sudah bulat nikahi dia beri aku cucu darinya maka hak warisanmu akan aku berikan, sebelum kau belum memberi Hanin anak aku akan mencabut semua fasilitas dan kau akan di gaji seperti karyawan, pikirkan baik baik" ucap Janu lalu pergi

"Semua gara gara si kurcaci sialan itu" gerutu Tristan

Episodes
1 Awal kehancuran
2 Kantor polisi
3 Pekerjaan baru
4 Kurcaci
5 merasa di jebak
6 sah secara hukum
7 Luis kembali
8 Cemburu?
9 Memalukan
10 Tanda merah
11 Pengganggu
12 Ingin tahu
13 Foto
14 Bertengkar
15 Jawab aku Hanin!
16 Tristan yang berbeda
17 Kedatangan Yasmine
18 Sedingin es
19 Mati rasa
20 Hanin yang rapuh
21 bodohnya aku
22 Suara meresahkan
23 Luis vs Tristan
24 Kemarahan Tristan
25 Dua orang yang berbeda
26 kembali ke mode semula
27 Lebih bahagia
28 Hancur
29 Amukan Tristan
30 Kabar mengejutkan
31 Ngidam
32 Rencana demi rencana
33 Nikmati hidupmu
34 Berita heboh lagi
35 Pria payah
36 Dulu berteman baik
37 Pergi ke dokter
38 Sedikit petunjuk
39 Menemukan titik terang
40 Kontraksi
41 Kenzo maverick
42 Mencurahkan isi hati
43 Rasa nyaman
44 Misteri kematian Edward
45 Andrew pergi
46 Yasmine melahirkan
47 Rencana Janu
48 Gugup
49 Si pandai bicara
50 Tentang Edward dan Vio
51 Kekhilafan Bayu
52 Pergilah ke neraka
53 Perkara foto
54 Sumber semua kekacauan
55 Olivia katerina
56 Kakak ipar
57 Olivia sakit
58 Acara pernikahan
59 Vera hamil
60 Mabuk membawa petaka
61 Masalalu yang hina
62 Petak umpet
63 Rahasia Sashi terbongkar
64 Kecurigaan Bayu
65 Kepergian Vera
66 Bertahun-tahun kemudian
67 Posesif
68 Ciuman pertama
69 Ulang tahun Rai
70 Backstreet
71 Akhirnya bertemu
72 Mulut Iriana
73 Amarah Kenzo
74 Awal kehancuran Olivia
75 Ancaman Kenzo
76 Tetap di temukan
77 Penderitaan Olivia
78 Ibu menyayangiku
79 Sikap Olivia berubah
80 Olivia hamil
81 Permintaan Hanin
82 Siapa ibuku?
83 Mulai mencari tahu
84 Penyakit Hanin
85 Akhirnya Cassandra tahu
86 Ketahuan
87 Teman kencan
88 Bertemu ibu kandung
89 Olivia menghilang
90 Berniat kabur
91 Segala kebencian
92 Seperti mayat hidup
93 Bersumpah demi ibu
94 Sikap lembut Kenzo
95 Sedikit perubahan
96 Kau bukan anakku
97 Kenzo membuat khawatir
98 Apa kau tidak marah?
99 Sudah aku duga
100 Kehilangan ibu Rai
101 Beri sedikit jarak
102 Fakta yang sebenarnya
103 Aku ingin melihatnya
104 Pencarian Rai
105 Jauh lebih baik
106 Merubah kebiasaan buruk
107 Akhirnya terjawab
108 Kasih sayang tulus
109 Kepulangan Rai
110 Kecelakaan
111 Bertemu Luis
112 Cinta mati
113 Percaya kata hatimu
114 Giveaway
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Awal kehancuran
2
Kantor polisi
3
Pekerjaan baru
4
Kurcaci
5
merasa di jebak
6
sah secara hukum
7
Luis kembali
8
Cemburu?
9
Memalukan
10
Tanda merah
11
Pengganggu
12
Ingin tahu
13
Foto
14
Bertengkar
15
Jawab aku Hanin!
16
Tristan yang berbeda
17
Kedatangan Yasmine
18
Sedingin es
19
Mati rasa
20
Hanin yang rapuh
21
bodohnya aku
22
Suara meresahkan
23
Luis vs Tristan
24
Kemarahan Tristan
25
Dua orang yang berbeda
26
kembali ke mode semula
27
Lebih bahagia
28
Hancur
29
Amukan Tristan
30
Kabar mengejutkan
31
Ngidam
32
Rencana demi rencana
33
Nikmati hidupmu
34
Berita heboh lagi
35
Pria payah
36
Dulu berteman baik
37
Pergi ke dokter
38
Sedikit petunjuk
39
Menemukan titik terang
40
Kontraksi
41
Kenzo maverick
42
Mencurahkan isi hati
43
Rasa nyaman
44
Misteri kematian Edward
45
Andrew pergi
46
Yasmine melahirkan
47
Rencana Janu
48
Gugup
49
Si pandai bicara
50
Tentang Edward dan Vio
51
Kekhilafan Bayu
52
Pergilah ke neraka
53
Perkara foto
54
Sumber semua kekacauan
55
Olivia katerina
56
Kakak ipar
57
Olivia sakit
58
Acara pernikahan
59
Vera hamil
60
Mabuk membawa petaka
61
Masalalu yang hina
62
Petak umpet
63
Rahasia Sashi terbongkar
64
Kecurigaan Bayu
65
Kepergian Vera
66
Bertahun-tahun kemudian
67
Posesif
68
Ciuman pertama
69
Ulang tahun Rai
70
Backstreet
71
Akhirnya bertemu
72
Mulut Iriana
73
Amarah Kenzo
74
Awal kehancuran Olivia
75
Ancaman Kenzo
76
Tetap di temukan
77
Penderitaan Olivia
78
Ibu menyayangiku
79
Sikap Olivia berubah
80
Olivia hamil
81
Permintaan Hanin
82
Siapa ibuku?
83
Mulai mencari tahu
84
Penyakit Hanin
85
Akhirnya Cassandra tahu
86
Ketahuan
87
Teman kencan
88
Bertemu ibu kandung
89
Olivia menghilang
90
Berniat kabur
91
Segala kebencian
92
Seperti mayat hidup
93
Bersumpah demi ibu
94
Sikap lembut Kenzo
95
Sedikit perubahan
96
Kau bukan anakku
97
Kenzo membuat khawatir
98
Apa kau tidak marah?
99
Sudah aku duga
100
Kehilangan ibu Rai
101
Beri sedikit jarak
102
Fakta yang sebenarnya
103
Aku ingin melihatnya
104
Pencarian Rai
105
Jauh lebih baik
106
Merubah kebiasaan buruk
107
Akhirnya terjawab
108
Kasih sayang tulus
109
Kepulangan Rai
110
Kecelakaan
111
Bertemu Luis
112
Cinta mati
113
Percaya kata hatimu
114
Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!