Hanin bangun pagi pagi sekali dengan tubuh yang terasa remuk dia tertatih berjalan ke kamar mandi dan sedikit berendam setelah itu dia bersikap untuk ke kantor dan diam diam pergi
"Sepagi ini mau kemana nak? " tanya Janu membuat langkah Hanin terhenti
"Ahh ayah ibu aku akan pergi kekantor" jawab Hanin
''Kenapa pagi pagi sekali? mungkin kantor juga masih di kunci"
"Aku akan ke rumah menemui Andrew dulu" Hanin tersenyum ke arah Ressa yang bersembunyi di belakang Janu
"Baiklah hati hati" Janu sedikit menepuk bahu Hanin
"Aww" pekik Hanin saat Janu menepuk bahunya
"Kenapa apa kau terluka? " tanya Janu
"Tidak ayah aku hanya salah posisi waktu tidur membuat bahuku sakit" bohong Hanin
"Kalau begitu aku pergi dulu" lanjutnya
"Wanita itu menutupi perlakuan anakku padanya" batin Ressa
Setelah beberapa jam kepergian Hanin Tristan bangun mengedarkan pandangannya tapi dia tidak menemukan Hanin setelah mandi dan berpakaian rapih Tristan turun untuk sarapan dengan orang tuanya
"Apa kalian melihat Hanin? " tanya Tristan
"Dia pergi dari pagi" jawab Janu
Di meja makan hening tidak ada pembicaraan hanya dentingan sendok yang terdengar , Ressa sesekali menatap Tristan yang terlihat sedang menikmati makanan
"Tristan" panggilan sang ibu membuat berhenti makan
"Ya ibu" Tristan tersenyum mendekati ibunya dan berlutut di sampingnya
"Tentang istrimu, sebenarnya dia.... " ucapan Ressa terpotong
"Ibu tenang saja dia tidak akan menyakiti ibu" ucap Tristan
"Bukan itu Tristan"
Tring tring
Sebuah pesan masuk membuat Tristan bangkit meraih handphonenya di atas meja
"Ibu ayah aku berangkat ada urusan penting dan mungkin nanti malam aku pulang ke apartemen"
"Jaga istrimu" ucap janu
"Ya ayah" ucap Tristan sebelum pergi
"Kenapa wajahmu terlihat kecewa? " tanya Janu pada Ressa
"Aku ingin katakan bahwa istrinya bukan wanita yang membunuh Edward tapi dia tidak mau dengar" lirih Ressa
"Apa kau yakin? " tanya Janu
"Ya dia pendek dan bulat sementara wanita itu tinggi dan langsing" ucapnya
"Tristan tidak akan percaya meskipun kita mengatakannya, menurutnya Edward bunuh diri karena Hanin mempermainkan hatinya, kau tau sendiri anak itu tidak akan percaya omongan orang lain jika tidak dengan bukti" ucap Janu
"Jadi harus bagaimana aku kasihan dengan gadis itu" ucap Ressa
"Memang apa yang Tristan lakukan padanya? jangan bilang kalau Tristan... "
"Ahh tidak tidak bukan seperti itu, aku hanya kasihan dia di tuduh" ucap Ressa dengan segera takut jika ayahnya tau maka Tristan akan mendapatkan masalah
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di kantor lagi lagi saat Tristan baru saja sampai Hanin dan Bayu sedang berbincang entah apa yang mereka bicarakan hingga tertawa berdua, Tristan mengepalkan tangannya kuat hingga kuku jarinya memutih dan masuk keruangannya dengan membanting pintu membuat kedua orang itu terlonjak
"Kenapa orang itu? apa dia tidak dapat jatah semalam? " tanya Bayu pada Hanin yang sudah melotot
"Haha aku bercanda" lanjut Bayu
"Kau ini, kembali ke tempat kerja bos sudah datang" ucap Hanin
Telepon berdering tangan Hanin terulur untuk menjawabnya
"Ke ruangan ku sekarang" ucap Tristan lalu mematikan teleponnya
"Tuan ada yang bisa saya bantu? " ucap Hanin ketika masuk
"Kemari" Hanin patuh mendekat di sisi meja kerja Tristan
"Kau suka menggoda laki-laki? " tanya Tristan sinis
"Apa maksudmu? " berang Hanin
"Kau seperti wanita penggoda yang selalu dikelilingi pria" hardik Tristan
"Jika kau hanya ingin mengatakan omong kosong maaf aku tidak punya waktu" ucap Hanin lalu pergi
"Berani sekali dia"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Kau tau Vio? " tanya Delina dengan serius
"Apa? "
"Andrew sepertinya tertarik padamu" ucap Delina
"Kau sembarangan bicara"
"Aku serius dia tidak pernah mengundang wanita kerumahnya"
"Kau tau dari mana? siapa tau di belakang kita dia sering bawa wanita"
"Ya aku cuma curi curi dengar sih hehe"
"Huh kau itu dasar tukang gosip"
Andrew menghampiri Vio yang sedang duduk di kursinya dia menaruh beberapa buku di meja Vio
Vio mengerutkan alisnya menatap Andrew
"Kau ketinggalan pelajaran dan ini aku sudah merangkumnya Untuk mu" ucap Andrew lalu pergi keluar kelas
"Apa aku bilang dia menyukaimu" ucap Delina menyenggol lengan Vio
"Belum tentu, diakan baik pada semua orang" jawab Vio
"Tapi tidak pernah repot repot membuat rangkuman hingga 4 buku begini" Delina mengambil dan membukanya satu persatu
Vio hanya tersenyum menatap buku buku itu
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam itu
"Kau dimana? " Yasmine menelpon Luis
"Di kantor aku lembur" jawab Luis
"Hanin berada di club salah satu teman Tristan, kau pura pura kesana sepertinya dia sedang kacau ini kesempatanmu"
"Kau mengikutinya? " tanya Luis
"Orang suruhanku, aku sedang bekerja aku tutup teleponnya" ucap Yasmine lalu menutup teleponnya
Setelah pulang bekerja Hanin memutuskan untuk menemui Vera di club Hanin sedang menangis di pelukan Vera yang juga ikut menangis tidak lupa Hanin juga memesan wine untuk menghilangkan rasa sakitnya
"Kenapa kau tak pernah mengatakannya padaku sejak awal? " tanya Vera mengusap rambut Hanin yang memeluknya
"Aku kira aku kuat menghadapi semuanya tapi ternyata aku salah, aku rapuh ver" isak tangis Hanin
"Dia benar benar jahat, dia mengatakan mencintaiku tapi buktinya dia hanya ingin menyakitiku, membalas dendam untuk sesuatu yang tidak pernah aku lakukan dia memang laki laki brengsek bajingan" racau Hanin
"Hanin pulanglah kau sudah cukup mabuk" ucap Vera menjauhkan wine itu dari hadapan Hanin
"Satu gelas lagi aku janji" Hanin berusaha menjangkaunya tapi Vera menahan tangannya.
'' Jangan merepotkan aku Hanin, ini masih jam kerjaku" ucap Vera
"Hanin"
"Kau mengenalnya? " tanya Vera
"Ya aku Luis teman sekolahnya dulu" jawab Luis
"Apa kau bisa mengantarkannya pulang? " aku masih ada pekerjaan " ucap Vera
"Baiklah aku akan mengantarnya pulang"
Luis memapah Hanin hingga keluar club malam baru saja membuka pintu mobil tiba tiba tangan Hanin di tarik ke belakang hingga terlepas dari dekapan luis dan terjatuh di dekapan seseorang
"Kau ingin membawa kabur istri orang? " ucapnya dengan nyalang
"Istri? apa yang kau lakukan pada istrimu hingga dia memutuskan menghilangkan kekacauannya di club malam? " ucap Luis tak mau kalah
"Bukan urusanmu dan satu lagi jangan coba dekati istriku"
"Jika kau menyakitinya aku akan membawanya jauh darimu"
"Dan saat itu aku akan pastikan kau dan keluargamu hancur lebur" ancam Tristan lalu pergi membawa Hanin
Didalam mobil Tristan memeluk Hanin menyembunyikan wajahnya di dada bidangnya Hanin terus meracau kadang tertawa kadang menangis Tristan hanya mendengarkannya tanpa menjawab apapun
"Kau tau? Suamiku itu sangat bajingan dia pura pura mencintaiku tapi setelah aku mencintainya dia menyakiti aku bahkan sekarang dia sering menyiksa tubuhku, aku lelah " racaunya
"Edward andai kau ada disini aku yakin kau akan membawaku keluar dari neraka ini, bawa aku bersamamu Edward aku masih mencintaimu" ucapnya seraya menangis
"Kau membohongi aku, kau bilang akan menikahiku setelah kau bekerja di perusahaan ayahmu tapi kau tidak pernah kembali padaku"
"Aku benci si Tristan gila itu dia menyebalkan ingin sekali aku membunuhnya" Tristan tercengang mendengar penuturan terakhir Hanin
Tristan melepaskan pelukannya hingga Hanin terjatuh ke bawah kursi mobil bukannya bangun Hanin malah tidur bersandar di bawah sana
"Dasar idiot" Tristan mengangkatnya dan menyandarkannya di kursi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mila Heriyana
nasipmu Hanin, smg nanti kamu mendapatkan kebahagian
2022-09-05
1