Suara alarm di handphone Hanin membangunkannya pagi itu dia menatap laki laki yang masih terlelap di sampingnya Laki laki yang semalam berkata lembut ingin membangun rumah tangga dan menjadikan dia ibu dari anak anaknya tapi sesaat lelaki itu kembali gila lalu kembali baik seperti dua karakter dalam satu tubuh
"Kau cukup tampan Tristan, jika saja kau suamiku seutuhnya yang mencintai aku maka aku akan merasa jadi wanita yang beruntung" gumam Hanin memandangi wajah Tristan
Hanin melangkahkan kakinya ke kamar mandi lalu bersiap ke kantor hari memang masih sangat pagi untuk berangkat ke kantor namun Hanin sebenarnya hanya ingin menghindari Tristan meskipun tidak mungkin karena di kantor mereka akan sering bertemu
"Loh Hanin masih pagi udah siap aja" ucap Iriana yang sedang menata makanan bersama pelayan
"Bibi aku mau ke kantor duluan juga sekalian pamit sepertinya sepulang dari kantor aku akan menginap di rumahku, aku merindukan adikku" ucap Hanin sambil menggenggam tangan Iriana
"Kau ada masalah dengan Tristan sayang? " tanya Iriana
"Tidak aku hanya ingin menginap sudah lama tidak pulang"
"Kau sudah izin suamimu? kenapa dia belum bangun? " tanya Iriana
"Semalam aku sudah izin, bibi nanti tolong bangunkan Tristan ya, aku mau menemui kakek dulu" meskipun kakek masih belum mau berbicara banyak padanya dan terkesan ketus tapi Hanin menghargai sebagai tetua di rumah itu
"Ya sudah, kamu berangkat sendiri? "
"Aku pesan taksi online, bye bi" Hanin mengecup pipi Iriana lalu masuk ke kamar kakek tidak lama setelah itu dia pergi menggunakan taksi
Iriana menggeleng melihat tingkah Hanin hanya beberapa hari tinggal satu atap tapi mereka sudah sangat dekat
Tepat pukul 07.00 pagi Tristan terbangun saat dia meraba Hanin di sampingnya tapi tidak ada siapapun disana, Tristan mengucek matanya mengedarkan pandangannya lalu bangun dan memeriksa ke kamar mandi tapi Hanin tidak ada disana Tristan setengah berlari ke bawah untuk mencari Hanin
"Tante dimana Hanin? " tanya Tristan yang baru sampai di meja makan
"Selamat pagi Tristan kenapa kau seperti sedang kebakaran jenggot? " goda Bayu tapi Tristan tidak menimpali ucapannya
"Dia pergi satu jam yang lalu ke kantor, dan dia bilang nanti malam akan menginap di rumah adiknya" jawab Iriana kembali menyuap makanannya
"Apa? "
"Bukannya dia bilang sudah izin padamu? "
"Ohh ya mungkin aku lupa" ucap Tristan lalu kembali ke kamarnya
Tristan melupakan sarapannya setelah mandi dan bersiap dia langsung pergi ke kantor
...****************...
Sesampainya di kantor Tristan menuju ruangan Hanin tapi dia tidak berada disana Dia kembali ke bawah menanyakan pada setiap staf yang dia temui
"Kenapa kau takut kehilangan Hanin Tristan? " ledek Bayu yang baru saja datang dan mendengar Tristan yang menanyakan Hanin
"Tutup mulutmu sialan" hardik Tristan lalu pergi
Setelah cukup lama mencari akhirnya Tristan menemukan keberadaan Hanin dari salah satu staf yang baru saja dari kantin perusahaan Tristan segera menyusulnya kesana dengan langkah besarnya
Ternyata benar Hanin disana dengan tatapan kosong mengaduk bubur di mangkuknya terlalu sibuk dengan pikirannya Hanin sampai tidak menyadari bahwa Tristan sudah duduk di sampingnya
Tristan mengangkat tangan Hanin yang memegang sendok untuk menyuapinya makan Hanin sontak terkejut sampai tersentak dari lamunannya
"Kau... jaga sikapmu" ucap Hanin pelan
"Aku mencarimu dari pagi seperti orang gila"
"Apa kau marah soal semalam? "
"Aku benar benar minta maaf"
"Aku tidak akan mengulanginya lagi, aku hanya cemburu melihatmu bersama pria lain"
"Jawab aku Hanin! " ujar Tristan mengangkat sendok Hanin berniat menyuapinya karena sedari tadi Hanin tidak menjawab perkataannya
"Hentikan Tristan mereka menatap kita" Hanin bergeser menjauhi Tristan
"Biarkan saja mereka punya mata bukan? lalu untuk apa gunanya mata mereka kalau tidak untuk melihat" perkataan Tristan membuat Hanin semakin kesal dan benar benar kehilangan selera makannya
"Kau makan saja sendiri" Hanin bangkit meninggalkan Tristan yang terkekeh berhasil menggoda Hanin
Padahal apapun yang staf lain lihat mereka tidak berani menggosipkan apapun yang mereka lihat jika itu berhubungan dengan bosnya
"Hanin keruanganku sekarang" panggil Tristan lewat telepon
Dengan malas Hanin berjalan ke arah ruangan Tristan Hanin tetap profesional dalam pekerjanya dia tidak ingin membawa urusan pribadi kedalam pekerjaan
"Ya tuan " Hanin baru saja masuk ke ruangan Tristan
"Kemari" Tristan melambaikan tangannya
"Ada yang bisa saya bantu tuan? " Hanin hanya berjalan beberapa langkah dan berhenti di depan meja Tristan
"Kemari Hanin aku akan membisikkan sesuatu" titah Tristan
"Katakan saja tuan disini tidak ada siapapun tidak akan ada yang dengar"
"Kau yang kemari atau aku yang kesana" Hanin berjalan gontai mendekati Tristan
Tepat berada di sampingnya Tristan menarik tangan Hanin hingga duduk di pangkuannya Hanin berontak ingin lepas tapi Tristan memeluk pinggangnya erat
"Kau menghindariku sayang? " Tristan mulai mengendus leher Hanin
"Jaga sikapmu Tristan" Hanin mendorong wajah Tristan agar mundur
"Kenapa? kau istriku tidak salah bukan jika aku melakuan apapun padamu"
"Ini di kantor Tristan mereka akan bilang yang tidak tidak tentang aku"
"Kau hanya memikirkan reputasimu nona" sesaat kemudian Tristan menciumi leher dan dada Hanin yang masih tertutup kemeja
"Tristan hentikan kau keterlaluan" bentak Hanin
"Kau meninggalkanku pagi ini, hukuman apa yang pantas untukmu? " tanya Tristan menatap dalam manik mata Hanin
"Aku benar benar lelah denganmu, terserah kau saja cepat lepaskan aku" lirih Hanin putus asa
"Hanin tatap aku, bisakah kau membuka hatimu untukku? " Tristan mengangkat dagu Hanin yang menunduk
"Kau mengatakan itu Tristan tapi perlakuanmu padaku membuatku ingin menjauh darimu" lirih Hanin
"Aku janji akan memperlakukanmu dengan baik, asal kau tidak dekat dengan laki laki lain dan kita mulai saling menerima satu sama lain"
"Aku tidak yakin Tristan" Hanin menepis tangan Tristan dari dagunya
"Akan aku buktikan Hanin beri aku kesempatan"
"Baiklah terserah kau saja, sekarang lepaskan aku" Hanin merasa perlawanannya selama ini sia sia maka dia akan mengikuti perkataan Tristan, kabur pun percuma Tristan dengan sangat mudah mencari seseorang meskipun bersembunyi di lubang semut
"Gadis pintar" ucap Tristan kemudian menekan tengkuk Hanin dan mencium bibirnya
Hanin tidak membalas pagutan Tristan dia hanya diam dan membuka mulutnya saat Tristan mulai menggigit bibirnya saat ciuman itu berlangsung tiba tiba pintu ruangan terbuka membuat Hanin terlonjak tapi tidak dengan Tristan dia masih menyesap bibir manis Hanin
"Ekhem.... aku butuh tanda tangan sekarang " Bayu meletakan berkasnya di meja
Tristan menghentikan aksinya dan Hanin segera berdiri menundukkan wajahnya yang sudah memerah seperti tomat
"Kau membuatnya malu" ucap Tristan menoleh sekejap pada Hanin
Tristan membubuhkan tanda tangan lalu Bayu pergi tapi sebelum benar benar pergi Bayu menoleh pada Hanin sepertinya kali ini dia tidak mendapat paksaan dari Tristan buktinya Hanin hanya menunduk malu tanpa ada air mata atau wajah pilu seperti biasanya
"Apa ini siasat Tristan " batin bayu entah kenapa rasanya Bayu iba mendengar cerita Hanin dari janu dan sekarang Tristan malah berniat menyakitinya
"Tristan aku harus kembali ke ruang kerjaku" ucap Hanin
"Aku kira kau masih ingin melanjutkan yang tadi" goda Tristan
"Kau gila" Hanin pergi tergesa gesa keluar dari ruangan Tristan
Tristan hanya menggeleng dan terkekeh dia begitu senang ketika dapat menggoda Hanin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments