Janu meminta bertemu dengan Hanin di sebuah restauran mendadak ada yang harus di bicarakan dan mendesak kata Janu kini mereka telah berhadapan di sebuah kursi
"Ada yang bisa di bantu tuan? " tanya Hanin
"Saya tidak mau berbasa-basi, menikahlah dengan Tristan"
Deg
'Apa apaan tuan Janu ini, apa dia tidak tahu aku sangat membenci anaknya itu' batin Hanin
"Maaf tuan saya tidak bersedia" tolak Hanin secara langsung
"Kenapa? dia sudah merampas hal berharga pada dirimu, apa kau tidak ingin pertanggungjawaban? " tanya Janu
"Saya dan dia tidak saling mencintai tuan, saya tidak mau menjadi janda muda" ucapan Hanin membuat Janu terkekeh
"Aku pastikan dia tidak akan meninggalkanmu"
"Itu justru akan membuatku mati berdiri" jawab Hanin membuat Janu tertawa renyah
"Semenyebalkan itu kah anakku? " tanya janu masih terkekeh
"Lebih dari yang anda tau tuan, dia selalu melecehkan saya dimana pun padahal dia dan saya tidak saling mengenal sebelumnya, saya juga bingung apa salah saya " lirih Hanin
"Ada kesalahan pahaman diantara kalian"
"Kesalahan pahaman bagaimana saya tidak mengerti? "
"Maka dari itu kamu harus bersedia menikah dengan dia selain bisa mencari tau kamu juga bisa membalas dendam padanya tapi jika dia macam macam aku akan langsung menghajarnya"
"Aku tidak tertarik tuan" Hanin tetap dalam keputusan nya
"Padahal aku punya video kalian saat itu dari CCTV Dika, tadinya aku akan menghapusnya tapi berhubung kau menolak aku bisa menjual video itu untuk mendapatkan uang" Hanin melotot sempurna tak percaya dengan pria tua di hadapannya
"Tuan anda jangan mengancam saya, saya tetap tidak mau"
"Ya terserah kau mau atau tidak? jika menolak aku akan menyebarkannya, aku bisa melakukan apapun untuk tujuannku"
'Anak dan ayah sama saja suka mengancam dan menghalalkan segala cara' batin Hanin kesal
"Sebenarnya apa tujuan anda? saya benar benar heran biasanya orang kaya akan menjodohkan anaknya dengan keluarga terpandang" gerutu Hanin
"Aku bukan mereka sayang, jadi menantuku maka aku akan menjamin kebutuhan adikmu dan pendidikannya hingga s3" mendengar perkataan Janu yang menggiurkan Hanin sempat goyah namun kemudian menggeleng
"Tidak tuan" tolak Hanin
"Baiklah lihat baik baik video ini" Janu memperlihatkan video dimana Tristan membuka pakaiannya yang tergolek tak berdaya
Mata Hanin melebar sempurna dia memutar video itu dengan tangan gemetar suaranya terasa tercekat kala melihat Tristan melancarkan aksinya refleks Hanin melemparkan handphone ke atas meja
"Tidak tidak itu bukan aku" Hanin menyangkal
"Kau lihat sendiri aku tidak pernah main main dengan ucapanku"
Janu tinggal menekan tanda kirim hendak mengirim video panas tersebut pada orang lain
"Jangan tuan baiklah aku akan menurutinya" ucap Hanin dengan cepat
"Gadis pintar, pertahankan usia pernikahanmu sampai satu tahun maka aku akan memberikanmu rumah, mobil jika kalian sampai punya anak aku akan memberikan rumah mobil dan perusahaan cabang di kota S untukmu"
'Siapa juga yang mau anak dari si brengsek itu' gerutu Hanin dalam hati
"Terserah padamu tuan, bukankah aku tidak bisa menolak? " ucap Hanin bernada sindiran
"Tenang saja sayang kau dan adikmu akan hidup berkecukupan dan sesuai janjiku dia akan aku biayai sampai S3" Ucap Janu sambil terkekeh
"Terimakasih atas kebaikanmu tuan, jika tidak ada lagi yang harus di bahas saya permisi" ucap Hanin
"Baiklah, pernikahan kita adakan besok"
"What? kenapa secepat itu? " Hanin kembali duduk setelah sempat berdiri
"Kau tenang saja aku yang urus semuanya"
"Aku ada satu permintaan tuan"
"Apa itu? "
"Bisakah pernikahan ini di adakan diam diam? "
"Kenapa? bukannya setiap wanita ingin pernikahan yang megah?"
"Aku bukan mereka " ucap Hanin dengan gaya bicara Janu
Pria itu terkekeh dia tahu Hanin sedang kesal padanya sepanjang perjalanan pulang Hanin terus saja memikirkan ini apa dia harus kabur atau bagaimana ahh dia merasa di jebak lagi dan lagi oleh keluarga Januar
"sedang memikirkan apa kak? " tanya adik semata wayangnya
"Tidak ada, jika aku menikah apa kau akan Menyetujuinya? " tanya Hanin
"Tentu asal kau bahagia"
"Besok aku akan menikah"
"Apaa? aku tidak salah dengar? bahkan kau tidak punya kekasih? " adiknya menjadi penasaran
"Ceritanya panjang yang pasti besok aku akan menikah, dan kau belajar dengan giat mertuaku akan membiayai sekolahmu sampai s3"
"Wooww amazing apakah calon kakak iparku sangat kaya? " tanya nya seraya memegang tangan Hanin
"Mungkin tapi dia sangat menyebalkan"
"Cerita sedikit"
"Nanti saja aku harus pergi ke mini market membeli pembalut kau mau menitip sesuatu? "
"minuman soda"
"Oke"
Hanin berjalan menuju minimarket karena jaraknya dekat dia tidak perlu menggunakan kendaraan dan saat ini pikirannya sedang kacau dia ingin menghirup udara segar
Tiba tiba sebuah mobil berhenti di hadapannya seseorang turun dengan setelan jasnya berjalan kearah Hanin yang menatapnya dengan penuh kekesalan
"Kau, gara gara kau aku mengalami kesulitan" Ucapnya bersamaan
"Kau pikir aku tidak kesulitan? ayahmu mengancam akan menyebar video bodohmu jika aku tidak mau menuruti kata katanya" pekik Hanin
"Ikut aku" Tristan menarik Hanin ke dalam mobilnya
"Apa yang kau lakukan? " Hanin berusaha melepaskan tangannya
Merasa kesal Tristan mengangkat tubuh Hanin dan memaksanya masuk lalu menguncinya Hanin seperti mengenal jalanan yang mereka lalui
"Apartemenmu? " tanya Hanin
"Ada yang ingin aku bicarakan"
"Awas kalau kau berani macam macam"
sesampainya disana Hanin di sodorkan dengan selembar kertas, Hanin membaca seksama isi dari kertas tersebut, Itu surat perjanjian pra nikah yang di buat Tristan. Hanin melemparkan surat itu kehadapan Tristan merasa isi surat itu memberatkannya dan menguntungkan Tristan
"Ubah pasal pasal yang merugikanku" ketus Hanin
"Yang mana? "
"2 melakukan kewajiban seorang istri
dan no 4 menuruti semua kemauanmu"
"Bukannya no 2 menguntungkan juga bagimu? kau akan mendapatkan kenikmatan "
"menjijikkan" Hanin bergidik ngeri
"Baik aku ubah no 2 untuk no 4 aku tidak mau mengubahnya"
"ubah sekarang "
surat itu selesai di revisi dan kembali Hanin membacanya Hanin mengernyitkan keningnya bagaimana tidak disana tertulis 'Boleh menyentuh secara fisik tapi tidak boleh melakukan hubungan suami istri'
"Apa apaan ini? biar aku yang ganti"
Hanin mengambil pulpen dan kertas kosong dan menulis disana
isinya kurang lebih seperti
1 bersikap seolah baik baik saja di depan keluarga
2 Tidak memberi tahu siapapun tentang pernikahan
3 tidak ada kontak fisik
4 jangan mencampuri urusan masing masing
"Bagaimana tuan? " Hanin mengulurkan kertasnya
"Tidak menguntungkan sama sekali" kelakar Tristan
"Kau ingin mengambil keuntungan? dasar gila" pekik Hanin
"Cepatlah kita tanda tangan saja" Tristan merebut pulpen dan mulai menandatangani surat kontrak tersebut
"Sudah selesai, sekarang antar aku pulang" ucap Hanin
"Kenapa kita tidak bersenang-senang dulu? " Tristan dengan cepat menarik tangan Hanin hingga menimpa tubuhnya
"Lepaskan aku gila, kau melanggar peraturan sebelum memulainya" Hanin memukuli Tristan
"Menginap malam ini disini besok kita ke gereja sama sama" ucap Tristan melepaskan Hanin
"Aku akan tidur di sofa" ucap Tristan berlalu pergi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments