Happy reading ❤️
"Iya, aku langsung hapal, 14 Februari kan ? hari Valentine ?" tanya Nadia dengan hatinya yang terasa kecut.
14 Februari adalah hari kelahiran Laura Valentina mantan kekasih Alex yang dulu. Padahal Nadia belum memiliki perasaan apapun pada Alex tapi hatinya merasa tak rela karena ternyata suaminya itu masih menyimpan masa lalunya dalam hati.
"Bukannya kamu gak suka hal-hal yang berbau romantis ? tapi ternyata....," Nadia terkekeh pelan meledek suaminya.
"Ternyata apa ?" tanya Alex tak terima, ia pun memelototkan matanya pada sang istri yang kini malah tertawa.
"Jangan-jangan tato mu yang lain gambarnya Hello Kitty," lanjut Nadia sembari terus tertawa dan menyeret kopernya masuk.
"Lo...," desis Alex tak suka. Ia terus memperhatikan Nadia hingga sebuah ide muncul di kepalanya dan ia pun tersenyum miring penuh arti karenanya.
"Jadi lo pengen liat tato gue yang lain ?" tanya Alex yang kini berjalan mendekati Nadia dan tanpa ia sadari Alex telah berdiri tepat di belakangnya.
Nadia membalikkan tubuhnya dan mendapati Alex tengah membuka kancing kemejanya satu persatu.
"Ka...kamu ngapain ?" tanya Nadia terbata, ia menelan salivanya dengan susah payah. Tubuhnya gemetar seketika.
"Memperlihatkan tato gue yang lain," jawab Alex seraya menatap Nadia dengan mata laparnya.
"nghhh.. nggak usah, aku gak suka tato," tolak Nadia seraya berjalan mundur menjauhi.
"Ah... Gue lupa... ini malam pertama kita, Sayang." Alex berkata dengan lirih dan menyipitkan matanya memandangi Nadia dengan seksama bahkan kemeja yang ia kenakan hampir terlepas dari tubuhnya.
"A... Alex, ka.. kamu ngapain ? A... ayo pakai lagi bajunya nanti kamu masuk angin," Nadia terus melangkah mundur menjauhi.
"Untuk apa pakai baju kalau nanti juga kita sama-sama lepasin lagi," desis Alex penuh goda.
Nadia menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri mencari benda apapun yang bisa ia raih untuk menghalau suaminya itu.
"Cari apa, Sayang ? kenapa terus menjauh ? ayo sini puaskan aku," Alex terus mendekati hingga menyudutkan Nadia ke dinding dan memenjarakan tubuh istrinya disana.
"A... Alex, ini gak lucu dan aku gak ngerti apa yang kamu omongin," Nadia menatap mata hitam Alex yang berkilat. Kini suaminya itu telah bertelanjang dada membuat Nadia semakin gemetar di buatnya.
Alex menundukkan wajahnya mendekati bibir Nadia yang setengah terbuka.
Nadia memejamkan matanya dengan dada berdebar kencang, ia tahu bibir Alex akan segera menyentuh bibirnya seperti waktu itu. Meksipun takut tapi Nadia tak kuasa untuk melawan saat ini, kakinya terasa lemas tak bertulang.
"Boom !!! im not gonna kiss you ,girl. Jangan berharap untuk gue cium," bisik Alex tepat di telinga Nadia.
Nadia yang mendengar itu langsung membuka matanya. Sekali lagi ia merasa geram karena apa yang Alex lakukan seolah menyatakan jika dirinya sebagai wanita tidaklah menarik.
"Menjauhlah !! Desis Nadia seraya mendorong kuat tubuh Sehingga lelaki itu bergerak mundur,"
"You are disgusting," ( kamu menjijikkan ) geram Nadia gusar. Ia merasa marah juga malu di saat bersamaan, sedangkan Alex tertawa seraya mengenakan kemejanya kembali.
Nadia berjalan dengan perasaan marah tak tertahankan, banyak makian dalam hatinya yang ia tujukan untuk Alex.
Sedangkan Alex tanpa rasa bersalah berjalan menuju kamarnya. Kamar utama dengan pemandangan kota Jakarta yang tersaji lewat 2 jendela besar. Kamar yang luas dengan nuansa hitam dan abu-abu gelap. Ranjang king size yang letaknya menghadap 2 kaca besar terlihat begitu nyaman.
Nadia membuka kamar yang lain dan terletak tepat di seberang kamar Alex. Kamar itu tak begitu luas, hanya ada kasur lipat, meja kayu dan tumpukan kardus. Dibanding kamar, tempat ini lebih cocok disebut dengan kata gudang. Nadia memicingkan matanya melihat itu semua.
Tak ada kaca besar seperti milik Alex hanya dikelilingi tembok dan ventilasi kecil di dinding. Ia membulatkan matanya tak percaya, Alex sungguh sangat jahat. "Brengseeknya sangat alami si bangs*t itu," maki Nadia dalam hatinya.
"Kenapa ? gak suka ? lo boleh kok bobo di sini," ucap Alex seraya menepuk tempat kosong di sebelah dirinya terbaring. Ranjang king size dengan bedcover tebal diatasnya sungguh sangat menggoda iman tapi kewarasan Nadia masih pada tempatnya.
"Aku lebih baik tidur ditemani kardus daripada sama laki-laki gak punya hati nurani kaya kamu," jawab Nadia penuh emosi.
"Apa ??" tanya Alex seraya berdiri. Ia tak terima dikatakan seperti itu.
Belum juga Alex sampai di depan pintu Nadia, istrinya itu terlebih dahulu membanting pintu dengan kerasnya hingga suara dentuman pintu yang tertutup itu membuat Alex melonjak karena terkejut.
"Nadia !!!" hardik Alex tak suka tapi Nadia tak perduli, ia mulai membenahi kamarnya untuk tidur.
***
Pagi masih gelap ketika Nadia terbangun. Tubuhnya terasa pegal karena kasur lipat yang ia tiduri jauh dari kata empuk. Entah Alex sengaja atau tidak tapi lelaki itu memang sangat menyebalkan. Seketika ia merindukan kamar kosnya.
Nadia merentangkan tubuhnya hingga suara tulang-tulangnya yang diregangkan terdengar dengan jelas.
"Ya Tuhan, pegalnya," keluh Nadia dalam hatinya. Bahkan ia menepuk-nepuk pundaknya sendiri dengan kepalan tangan.
Nadia segera melesat ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri dan melakukan ibadahnya.
Jarak apartemen Alex dan kantornya terletak berjauhan oleh karena itu Nadia berusaha untuk berangkat lebih pagi agar tak kesiangan.
***
"Ya.. saya telah memesan semuanya sejak 1 Minggu yang lalu tapi sampai hari ini belum juga tiba," terdengar suara Alex yang kini tengah berada di dapur. Lelaki itu sepertinya sedang mengeluh tentang sesuatu.
Nadia mengendap-endap untuk sampai di tempat itu hanya demi segelas air putih. Ia merasa sangat haus saat ini.
"Saya gak mau tahu, semuanya harus tiba hari ini juga. Saya sudah membayarnya dengan mahal." lanjut Alex. Lelaki itu berdiri membelakangi dengan ponsel di telinganya. Ia bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer hitam yang sedikit ketat hingga bentuk tubuh bagian belakangnya terlihat sempurna.
Nadia berusaha tak bersuara, ia tak mau bertemu dengan Alex yang sedang berpenampilan seperti itu. Karena akan sangat canggung tentunya bertemu lelaki setengah telanj*ng seperti ini.
"Glek glek," Nadia meminum air putihnya tak sabaran, ia ingin segera pergi dari tempat itu.
Alex yang menyadari kehadiran Nadia akhirnya membalikkan tubuhnya dan berdiri menghadap sang istri.
"Ppffffft," Nadia menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya karena terkejut melihat Alex yang kini memandangnya. Nalurinya sebagai wanita dewasa membawa mata Nadia ke gundukkan anaconda milik Alex yang ternyata tak kecil itu. Entah itu masih tidur atau sudah bangun seperti pemiliknya.
"Apa kamu gak punya malu ?" tanya Nadia dengan pipinya yang merona merah.
"Akan saya hubungi lagi nanti," ucap Alex menutup panggilan teleponnya.
"Malu ?" tanya Alex terheran.
"Sadarkah kamu jika sekarang tak lagi tinggal sendirian ?"
"Lalu?" tanya Alex lagi.
"Bukankah kamu ini orang kaya ? bajumu pasti banyak kan ? pakailah salah satunya !! jangan seperti ini." hardik Nadia dengan tubuhnya yang gemetar.
"Memangnya kenapa ? apa kamu lupa ? kita ini suami istri, kamu boleh lihat aku lebih dari ini. Mau?" Tanya Alex seraya menyentuh karet celananya di pinggang, ia hendak menurunkan celana boxer yang dikenakannya.
"Astaga ! Aku tak tertarik sedikitpun !" jawab Nadia. Ia segera meletakkan gelasnya di atas meja dan segera pergi dari tempat itu dengan banyak makian yang keluar dari mulutnya.
To be continued ❤️
thanks for reading 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
EndRu
wxwxwxw dasar Alex
2023-03-05
1
nuri
ketika rsa tak tertarik & penasaran sedang adu argumen .....🕵️
2022-10-05
0
Alea Wahyudi
biasanya witing ing Trisno jalaran Soko kulino.......
2022-09-21
0