Happy reading ❤️
Nadia menghela nafasnya yang terasa berat, dan Alex tersenyum puas karena akhirnya bisa mengalahkan Nadia. Perempuan itu pasti akan menolaknya, karena tak mungkin Nadia menerima pinangan dari lelaki yang baru ia kenal.
"Ayo kita nikah, Alex." jawab Nadia pasrah.
"Lo serius ?" Tanya Alex dengan tersenyum miring penuh ledekan.
Nadia menganggukan kepala, seraya menatap sendu mata lelaki yang duduk dihadapannya.
" Lo yakin ?" tanya Alex memastikan, dan Nadia kembali menganggukkan kepalanya tanpa bersuara.
"Baiklah dan ingat ini Lo yang minta, bukan gue." ucap Alex lagi, kali ini senyum seringai menghiasi wajahnya.
Nadia menelan salivanya sendiri, tiba-tiba saja mata mata Alex mengisyaratkan tatapan predator yang melihat mangsanya
"Lo gak bisa tarik ucapan lo lagi. Lo gak bisa mundur, Nadia." Kata Alex seraya mengangkat gelas yang berisikan air dan batu es itu kemudian ia menyesapnya perlahan. Menikmati wajah ketakutan di hadapannya.
Tangan Nadia mendadak dingin, kakinya gemetar. Alex terlihat berbeda dari yang tadi ia lihat. "Ya Tuhan," gumam Nadia pelan.
"Tapi ini setimpal dengan nyawa ayah yang terselamatkan," batin Nadia dalam hatinya.
"Lo gak tau bermain-main dengan siapa," kata Alex dalam hatinya. Tak sekalipun ia melepaskan Nadia dari tatapan matanya.
"Oh kalian disini, syukurlah jika kalian bisa berkenalan dengan lebih dekat lagi." ucap mama Alex dengan wajahnya yang sumringah.
"Hu'um, malah besok kita mau nonton film bareng. Ya kan, Nad ?"
"Eh, itu... anu."
"Kamu udah setuju tadi." Kata Alex lagi sembari mengangkat alis dan memperhatikan Nadia yang semakin terlihat tak berdaya dan ia pun tersenyum miring karena rasa puas yang menyelimuti dirinya.
"Eh iya, kita mau pergi nonton bareng." jawab Nadia seraya kembali menelan salivanya.
"Woooooowww bagus, pulangnya ke rumah mama ya kita makan malam bersama." Mama Alex begitu antusias dan senyumnya begitu lebar karena merasa senang dengan perjodohan yang menurutnya ini lancar.
"Besok siang, aku ke sini jemput kamu." ucap Alex. dengan lembutnya, sangat berbeda dari cara dia berbicara sebelumnya.
"hah ?" Nadia masih limbung, merasa tak percaya dengan apa yang sedang terjadi.
"Kasian kalau kamu pergi sendiri ke Jakarta. Bilang aja sama ibumu kalau kamu mau nonton sama Alex terus malamnya pulang ke rumah mama Vina, ya ?" Kata mama Alex mencoba membujuk calon menantunya itu.
"Aku.. ibu..," Ucap Nadia takut-takut.
"Biar aku yang bujuk ibumu, lagian Alex gak akan ikut nginap sama kamu. Dia akan pulang ke apartemennya." Mama Alex terus membujuk.
"Tentu, aku akan pulang ke apartemen. Kamu jangan khawatir." Alex masih bersikap manis di hadapan ibunya itu.
"Aku...,"
"Tenanglah, ibumu pasti memberikan izin jika mama Vina yang bicara. Tunggu ya." Dengan penuh semangat mama Alex segera pergi untuk menemui ibunya Nadia dan memohon agar anak gadisnya diberikan izin untuk makan malam di rumahnya.
Alex meletakkan gelasnya yang hanya menyisakan bongkahan batu es itu di atas meja, dan ia pun berdiri untuk mendekati Nadia yang duduk di hadapannya . "Besok siang Lo harus udah siap pas gue jemput. Gue gak suka cewek manja dan bikin gue nunggu. Ngerti ?" Tanya Alex seraya mengapit pipi Nadia dengan tangannya.
Mata mereka bertemu, dapat Nadia lihat mata hitam Alex yang berkilat membuat ia menganggukkan kepalanya patuh.
"Good girl," ucap Alex lirih.
" Nadia, ayah ibumu sudah memberikan izin pada kalian untuk pergi bersama. Dan ternyata kamu punya tempat kos di Jakarta ya ? Eh Alex, apa yang kamu lakukan ?" tanya Mama Alex yang terheran melihat anak lelakinya itu tengah berdiri begitu dekat dengan Nadia. Posisi Alex yang berdiri membelakangi membuatnya tak terllihat sedang melakukan apa yang sebenarnya pada Nadia.
Begitu juga ibu Nadia yang terheran melihat anaknya bisa sedekat itu dengan lelaki yang baru ia temui lagi setelah 20 tahun berpisah.
"Aku hanya berpamitan pada Nadia, bukankah begitu ?" tanya Alex seraya menghempaskan pipi Nadia dengan kasar dan membalikkan badannya. Ia tersenyum pada mama dan ibunya Nadia yang juga berada disana.
Wajah lega terlihat dari keduanya, tapi tidak dengan Nadia. Ia masih merasa gemetar karena rasa takut yang belum hilang. Tapi demi menjaga hati ibunya, Nadia memaksakan diri untuk tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.
***
Malam menjelang tidur Nadia tak bisa menutup mata, ia masih ingat kejadian tadi dengan lelaki bernama Alex itu. Lelaki yang besok akan ia temui kembali.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" Lirih Nadia. Ia merasa takut juga bingung karena Alex tak seperti lelaki lain yang Nadia kenal.
Selama ini ia hanya dekat dengan Bimo dan 2 teman lelakinya yang lain. Yang semuanya selalu bersikap baik layaknya sahabat bahkan lebih dari itu, Nadia menganggap ke tiga lelaki sahabatnya itu bagai saudara.
Bahkan ia dan 5 temannya itu memiliki grup dalam aplikasi pesannya. Mereka berteman semenjak tingkat SMP. Nadia dan Meta bekerja dalam satu kantor yang sama, Alina bekerja di Singapura. Bimo yang merupakan sarjana arsitektur bekerja di Jakarta, Adrian di Surabaya dan Diki yang merupakan suami dari Meta bekerja di Bandung. Ke 6nya adalah sahabat dekat. Meskipun pada akhirnya Nadia dan Bimo berpisah tapi persahabatan mereka tak pernah pecah.
Untuk menghilangkan rasa cemasnya saat ini Nadia tengah menuliskan chat di grup bersama ke 5 sahabatnya itu.
Bunyi notifikasi pesan kembali berbunyi dan nama grup 'Gak Jelas' tertera di layar pop up nya.
Adrian : Malam minggu bangk* gue cuma nongki ma temen kantor, seandainya lu pada ada disini :(
Meta : masih mending temen kantor lah gue, dari jaman sekolah sampai sekarang jadi temen tidur dia lagi, dia lagi.
Diki : ( menjawab teks Meta, istrinya ) Tapi gak pernah bosen kan, Yank ?
Alina : ( menjawab teks Meta ) 🤣🤣🤣🤣🤣
Bimo : Gue baru nyampe apartemen, cape banget abis maen basket ma anak kantor juga.
Nadia membaca chat temanya sembari tersenyum, membayangkan wajah mereka. Ingin Nadia bercerita tentang apa yang baru saja terjadi malam ini tapi ia takut terlalu cepat menyimpulkan.
Bimo : Si Adin ( panggilan sayang dari temannya untuk Nadia ) jadi makan malam ma temen ibunya gak ya ?
Alina : jangan-jangan Adin mau dijodohin 😱
Meta : Gak mungkinlah, emaknya bukan model begitu.
Adrian : Adin, oi ?
Nadia : jadi, ini baru selesai.
Alina : dijodohin gak ?
Nadia baru saja akan mengetikkan kata balasan ketika nomor tak dikenal mengirimkan pesan singkat padanya.
+628128013xxxx : Besok jam 11an gue jemput lo, sampai ketemu besok calon istriku.
Nadia membaca pesan itu pelan, seraya menelan saliva. Terbayang wajah Alex dengan mata hitam berkilat yang memandangnya penuh intimidasi.
Segera ia menutup aplikasi pesan tersebut tanpa terlebih dulu membalas pesan Alex ataupun teman-temannya. Nadia mematikan daya ponselnya dan segera merebahkan tubuhnya untuk tidur walaupun matanya sangat sulit untuk terpejam.
***
"Nad, Alex udah datang." ucap ayahnya dan itu membuat dada Nadia berdegup dengan kencang. wajahnya memucat ketika ia mendengar suara Alex yang kini tengah menyalami ibunya.
Dapat Nadia lihat dengan jelas bagaimana Alex dengan ramah mencium punggung tangan ibu juga ayahnya. Tak hanya itu, Alex juga membawakan berbagai macam makanan untuk kedua adik Nadia.
"Kamu udah siap ? Pergi sekarang yuk ? takut telat nontonnya." ajak Alex dengan lembutnya.
"Nak Alex apa gak capek bolak-balik Jakarta-Bogor ? apa gak sebaiknya nonton di sini saja ?" tanya ibu Nadia cemas."
"Enggak kok, Bu. Lagian Mama udah nunggu Nadia di Jakarta." jawab Alex dengan senyuman di wajahnya.
"Oh baiklah kalau begitu." ucap ibu Nadia yang merasa lega.
Nadia dan Alex pun berpamitan. Seperti sebelumnya, Alex kembali mencium tangan kedua orang tua Nadia. Membuat ayah dan ibunya merasa terpesona dengan kebaikan Alex yang luar biasa.
Sedangkan Nadia hanya bisa terdiam seribu bahasa melihat sandiwara lelaki itu.
***
Sepanjang perjalanan Nadia menyibukkan diri dengan menuliskan banyak pesan di grup bersama sahabatnya yang lain, sedangkan Alex fokus pada jalanan. Tak ada sepatah kata apapun yang mereka ucapkan hingga mereka tiba di kota Jakarta setelah 2 jam perjalanan.
Alex membelokkan mobilnya memasuki kawasan apartemen mewah miliknya. Nadia yang tersadar segera mengangkat wajahnya dan menatap Alex penuh tanda tanya.
"Lo gak pikir kita mau nonton film beneran kan ?" Tanya Alex seraya tertawa.
To be continued ❤️
Thanks for reading 😘❤️
Vote bagi yang ikhlas yaa
Tons of love for you guys ❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Eno cute18
cih mamanya alex ga minta balas budi Nadya klo kmu ga mau knp maksain diri sih muna tau gak
2023-11-10
0
EndRu
Alex mengerikan nih sebelum bucin
2023-03-05
0
Rita Herlina
alamak...bioskopnya private rupanya jd pindah apartm hhhhhhhh
2023-01-13
0