Happy reading ❤️
Bibir mereka saling bersentuhan untuk beberapa saat tanpa berciuman hingga suara bisikan Alex membawa kesadaran Nadia kembali pada tempatnya.
"Bibir lo emang menggoda tapi sayangnya gue gak suka." bisik Alex dengan jelasnya.
Nadia membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang ia dengar. Lelaki ini sudah sangat keterlaluan.
"Lepasin !" Nadia berontak sekuat tenaga hingga Alex bergerak mundur tak lagi memenjarakan tubuhnya.
Nadia mengusap bibirnya dengan punggung tangan seolah jijik dengan apa yang Alex lakukan dan ia pun menatap nyalang pada lelaki
"Lo !" ucap keduanya bersamaan.
"Alex," panggil mama Alex dari luar karena sang anak tak keluar juga dari kamarnya.
Tanpa bicara lagi Alex pun memutar kunci kamarnya dan mendapati Mamanya telah berdiri di depan pintu.
"Ngapain kamu kunci pintunya ?" tanya Mama Alex curiga.
"Aku cuma ngecek masih bisa berfungsi nggak nya, kan udah lama kamar ini gak aku tempati." jawab Alex.
"Nadia mana ?"
" Nadia langsung masuk kamar mandi tadi," jawab Alex lagi.
Nadia masih terdiam membeku di tempatnya berdiri, ia bisa mendengar semua yang Alex katakan. Matanya mengembun menahan tangis, kakinya masih gemetar dan telapak tangannya yang basah akan keringat saling meremas satu sama lain.
"Apa salahku ?? kalau dia tak mau menikah tinggal bilang saja." Lirih Nadia sembari mengusap pipinya yang basah.
"Ayo turun ! biarkan Nadia beristirahat," Mama Alex menggandeng tangan anak lelakinya itu.
Alex meraih tangan Mamanya dan menutup pintu kamar Nadia, meninggalkan gadis itu dalam tangisnya yang tak terdengar.
***
'Jahat' satu kata yang Nadia tujukan pada Alex.
Saat ini Nadia terbaring di ranjang milik Alex seraya menatap kosong langit-langit di atasnya. Bukan inginnya menerima perjodohan ini namun ia hanya mencoba untuk membalas budi.
Tak bisa memejamkan matanya, Nadia pun bangkit dan menyalakan kembali lampu kamar yang tadi ia matikan.
Ia dudukkan tubuhnya di atas ranjang dan menelisik isi kamar lelaki yang sangat ia benci saat ini. Terdapat banyak buku yang tertata rapi di rak. Ada juga beberapa foto yang terpajang di sana.
Nadia berdiri dan berjalan untuk melihat foto-foto itu. Ternyata itu adalah foto Alex dan teman-temannya. Dilihat dari gaya dan tempatnya dapat Nadia tebak jika itu adalah foto ketika Alex masih duduk di bangku kuliah.
"Wajahnya memang lebih menyebalkan dari yang lainnya. Awas kamu !!" geram Nadia sembari memelototkan matanya tepat di foto yang menampakkan wajah Alex.
Tak hanya foto tapi juga banyak sertifikat penghargaan yang di pajang atas nama lelaki itu.
"Alexander Henry Salim," Nadia membacanya pelan.
Seperti dirinya, ternyata Alex juga merupakan seorang sarjana teknik. Malah lelaki itu telah menyelesaikan pendidikannya S2 nya sebagai salah satu lulusan terbaik.
"Sayang sekali isi kepalamu berbanding terbalik dengan kelakuanmu," kesal Nadia.
Nadia kembali berjalan dan kali ini rak buku yang menjadi pilihannya. Terdapat banyak sekali buku yang berkaitan dengan teknik, bahasa, dan bacaan lainnya tentang ilmu pengetahuan.
"So boring," ( sangat membosankan ) ejek Nadia.pada buku-buku milik Alex dengan mencebikkan bibirnya.
Nadia hampir saja pergi namun sebuah buku berwarna hitam mencuri perhatiannya. Ia ambil buku itu dan membaca judulnya pelan.
"Alex dan Lola," gumam Nadia membaca judul buku itu dan ia pun mulai membukanya.
Ternyata itu adalah sebuah buku jurnal yang ditempeli banyak foto Alex dan kekasihnya yang dulu. Wajah Alex terlihat begitu bahagia, senyumnya terkembang sempurna sangat berbeda jika ia berada dekat dengan Nadia.
Di banyak foto, Alex memeluk wanita yang bernama Lola itu dengan mesra. Bahkan ada beberapa foto yang menunjukkan Alex sedang mencium mesra kekasihnya. Pandangan matanya teduh dan sang wanita menyenderkan kepalanya ke dada lelaki itu.
"Happy bornday my Love, Laura Valentina." ( selamat hari lahir kekasihku , Laura Valentina)." gumam Nadia membaca tulisan di salah satu halaman dan terdapat foto Alex dengan Lola yang mengenakan topi khas pesta ulang tahun. Tak dapat Nadia percaya jika demi wanita yang dicintainya Alex bersedia melakukan hal konyol seperti itu.
Tak hanya topi ulang tahun tapi di beberapa foto Alex juga meniupkan terompet dengan baju pantai yang terlihat begitu menggelikan. Alex benar-benar menjadi seseorang yang berbeda.
"14 Februari 2015," Foto itu diambil hampir 7 tahun yang lalu dan Alex masih menyimpannya dengan baik. Pasti semua ini sangat berarti bagi Alex.
Nadia membuka lembaran lainnya, banyak sekali tiket nonton film dan konser yang Alex simpan. Yang menarik bagi Nadia adalah setiap nomor kursi yang Alex pilih adalah 14. Pasti karena itu tanggal lahir kekasihnya.
"Dasar pembohong," geram Nadia.
Dirinya ingat jika alex pernah mengatakan jika ia tak menyukai hal-hal berbau romantis karena itu semua hanya omong kosong. Tapi banyak sekali foto Lola yang memeluk buket bunga dan sekotak coklat berbentuk hati di tangannya. Banyak juga penggalan lirik lagu cinta yang Alex tuliskan di buku itu
"Betapa beruntungnya Lola, beruntung sekali dicintai oleh seorang lelaki sedalam itu." gumam Nadia dengan tersenyum masam. Dalam hatinya yang paling dalam, sebagai wanita Nadia merasa iri.
"Dan bagaimana bisa lelaki arogan dan tak punya hati itu bisa memiliki sebuah buku harian ? pasti karena ia sangat mencintai wanitanya." lirih Nadia menjawab pertanyaannya sendiri.
Nadia meletakkan kembali buku itu ke tempatnya, lalu ia kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
" Alex pasti sangat mencintainya, dia sangat cantik. Jauh sekali denganku. Pantas saja Alex begitu tak suka padaku." Nadia membayangkan bagaimana cantiknya kekasih Alex yang dulu. Nadia juga membandingkan bagaimana sikap alex yang begitu manis pada Lola namun begitu buruk padanya.
Pikiran Nadia menerawang jauh, ia tak bisa membayangkan bagaimana pernikahannya nanti jika lelaki yang menjadi suaminya masih tak bisa melepaskan masa lalunya.
"Sebaiknya kamu putuskan untuk tidak melanjutkannya, Nadia. Tak ada harapan dalam pernikahanmu nanti." ucap Nadia. Ia telah memutuskan untuk tidak menikahi seorang Alex.
***
Di tempat lain, Alex baru saja tiba di apartemennya. Ia melemparkan jaketnya ke sembarang arah dan mendudukkan tubuhnya di atas sofa dengan kepala menengadah ke atas. Dengan satu tangan ia memijit pangkal hidungnya yang mancung. Ia merasa pening saat ini.
Yang terbayang dalam kepalanya adalah bibir Nadia yang bergetar karena sentuhannya. "Ah shiitttt," harusnya Alex merasa senang karena bisa menindasnya dengan harapan Nadia lah yang mundur dari pernikahan ini hingga Alex tak merasa bersalah pada Mamanya.
Ternyata meskipun ia menyetujui tapi dalam hatinya yang paling dalam Alex tak mau melakukannya.
"Bagaimana mungkin aku menikah jika seluruh hatiku masih milikmu, Lola."
Banyak wanita cantik yang Alex jadikan sebagai pelipur lara namun tak seorangpun dari mereka yang berhasil membuatnya lupa pada kekasihnya yang dulu. Dan Alex pun yakin jika Nadia pun takkan mampu melakukannya.
"Seorang Nadia tak kan bisa menaklukkan aku, meskipun aku akui kamu ternyata cukup tangguh." gumam Alex seraya menyentuh bibirnya yang tadi bersentuhan dengan bibir calon istrinya itu.
"Daaammn," gumam Alex lirih.
To be continued ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
She Imoed
ngomng gk suka,tp dibayangin mulu😅😅😅
2023-05-27
1
EndRu
Nadia yang selalu ditindas Alex di awal memang bikin ngap ati . sukses dah Kak Mee ngaduk2 rasa ati . Lope Lope pokoknya 🥰🥰🥰
2023-03-05
0
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-02-07
0