Happy reading ❤️
Ketiganya menolehkan kepala menatap Nadia yang saat ini sedang makan dengan lahap. Sadar ditatapi, Nadia pun membalas pandangan mata mereka dengan tersenyum canggung menahan malu.
"ck..ck..ck..." decak Alex tak percaya.
Nadia segera meminum segelas air yang telah disediakan, ia berusaha mendorong masuk semua kerupuk yang ada dalam mulutnya.
"Pelan-pelan, Sayang." Ucap mama Alex dan Nadia hanya tersenyum menanggapinya.
"Kamu suka kerupuk ya ?" Tanya mama Alex yang di jawab Nadia oleh anggukan kepala.
"Aku suka banget, Harus ada kerupuk tiap makan." ucap Nadia malu-malu.
"Persis banget sama ibumu, beliau juga begitu."
"Apa ibunya juga makannya banyak ?" tanya Alex yang saat ini sibuk memperhatikan Nadia.
Nadia langsung memalingkan wajahnya dan Memelototkan matanya pada Alex.
"Nadia pasti sedang merasa lapar," ucap Ayah Alex yang sedari tadi diam.
"Apa Alex tidak membelikan kamu makanan ? tadi kalian pergi cukup lama kan ?" Tanya mama Alex.
Nadia yang mendengar pertanyaan mama Alex langsung menyunggingkan senyum licik di wajahnya.
"Tidak... Jangankan membelikan makanan, sekedar menawarkan pun tidak," jawab Nadia dengan wajahnya yang berubah sendu.
"what," gumam Alex tak percaya. Ia tak menyangka jika Nadia akan berkata seperti itu.
"Dasar bocah tengik," geram Mama alex hampir tak terdengar. Ia mengatakan itu seraya menatap nyalang pada anaknya.
"No, Ma ! itu gak bener." sela Alex membela diri.
"Padahal tadi aku basah-basahan juga Ma, tapi gak berani bicara apalagi meminta pada Alex." ucap Nadia lagi.
"Basah-basahan ?" tanya Mama alex. Ia semakin menatap Alex dengan tak suka.
"Iya kehujanan," potong Alex cepat.
"Iya Ma, Alex biarin aku kehujanan. Tapi gak pa-pa kok, aku baik-baik aja." timpal Nadia yang memasang wajah memelas.
"Alex, kamu sungguh keterlaluan ! membiarkan Nadia kehujanan juga pelit sekali padanya. Kamu mampu membeli mobil mewah, tapi membelikan Nadia sekedar cemilan tak bisa ? laki-laki macam apa kamu ini ?" Tanya mama Alex dengan suara meninggi.
"brengseek," Jawab Nadia sembari terbatuk. Ia sengaja melakukan itu. Alex yang duduk tepat di sebelahnya dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Nadia namun tidak dengan ibunya.
"Awas lo !" Ancam Alex sembari mendelikkan matanya.
"Try me !!" jawab Nadia seraya tertawa licik.
Mama Alex terus mengomel dan sesekali ditimpali oleh ayahnya. Sedangkan Alex menundukkan kepalanya sembari memaki pelan.
***
Malam kian larut dan Alex masih saja mendapatkan ceramah dari mamanya meskipun kini mereka tak lagi berada di ruang makan.
Mama Alex mengatakan jika anaknya itu harus lebih menghargai wanita, terlebih lagi Nadia karena ia akan menjadi istrinya kelak.
Nadia yang mendengarkan itu mengangguk-angguk kan kepalanya tanda setuju dan Alex menatapnya dengan kesal karena mamanya lebih membela wanita itu daripada anaknya sendiri.
Cukup lama mereka saling bicara hingga akhirnya Nadia meminta izin untuk pulang ke kosannya.
"Kamu mau pulang ? ini sudah sangat malam, sebaiknya menginap saja," bujuk mama Alex.
"Gak pa-pa, Ma. Aku udah biasa kok, lagian gak bawa baju untuk kerja besok kan." jawab Nadia.
"Apa kata ibumu nanti kalau mama biarin anak gadisnya pulang ke kosan semalam ini. Tempat kos kamu arahnya berlawanan dengan apartemen Alex kan jadi..,"
"Saya akan pulang sendiri, Ma. Gak usah diantarkan Alex." potong Nadia cepat. Ia pun melirik Alex dengan ujung matanya. Tak mungkin dirinya kembali berduaan dengan lelaki yang menyebalkan itu.
"Aku anterin aja, gak pa-pa kok." Timpal Alex penuh maksud.
"Gak mau !" jawab Nadia cepat.
"Kalau gak mau diantarkan Alex, sebaiknya kamu menginap saja. Mama gak akan ngizinin kamu pulang sendirian." ucap Mama Alex, raut wajahnya terlihat cemas.
Nadia melirik Alex dengan ujung matanya. Kembali berduaan dengan lelaki menyebalkan itu bukanlah ide yang bagus terlebih lagi perlawanan pada Alex yang baru saja ia mulai.
Mengingat jam masuk kantornya adalah jam 9 pagi, akhirnya Nadia memutuskan untuk menginap dan akan pulang ke kosannya besok pagi setelah subuh.
"Baiklah, Ma. Aku akan menginap disini tapi setelah subuh saya pulang ya, soalnya harus masuk kerja," putus Nadia yang disambut baik oleh mama Alex.
"Syukurlah kalau begitu, mama siapkan dulu piyama buat kamu. Malam ini tidur di kamar Alex yang dulu ditempati Alex ya. Dari tadi siang sudah dibersihkan."
Nadia pun mengangguk patuh dan mama Alex sangat senang karenanya. Tak lama menanti mama Alex pun datang dengan membawa satu stel piyama tidur dan menyerahkannya pada Nadia.
"Sudah malam ayo cepat istirahat. Kamar Alex di lantai 2 sebelah kiri, biar mama an.."
"Biar aku yang antarkan," potong Alex cepat seraya mendahului berdiri.
Nadia dan mama Alex sontak mendongakkan kepala melihat ke arah Alex yang kini telah berdiri. Nadia melihatnya penuh rasa curiga sedangkan Mama Alex menatap anaknya seraya tersenyum bahagia. Ia merasa senang karena sepertinya Alex mulai menerima kehadiran Nadia.
"Ayo Nad," ajak Alex. Bahkan ia bersuara lembut ketika mengatakan itu.
"Nah biar Alex yang menunjukkan kamarnya. Tapi ingat jangan macam-macam, Alex." Ancam mamanya mengingatkan.
"Ada kalian di sini, mana mungkin aku macam-macam." jawab Alex meyakinkan.
Nadia menelan salivanya karena cemas, dirinya yakin jika Alex sedang merencanakan sesuatu. Meksipun tak mau tapi akhirnya ia menuruti. Nadia berdiri dan Alex tersenyum penuh maksud padanya.
Alex berjalan lebih dulu sedangkan Nadia mengekori di belakangnya selambat yang dia bisa. Beberapa kali Alex menolehkan kepala, ia merasa gemas karena tahu Nadia berjalan dengan pelan untuk menjaga jarak darinya.
"Bisa lebih cepat gak sih ?" Tanya Alex gemas.
"Ini udah kecepatan maksimal," jawab Nadia tak acuh.
"Cckkk," decak Alex kesal sembari terus berjalan hingga ia tiba lebih dulu dan membuka pintu kamarnya yang telah lama ia tinggalkan. Tak ada yang berubah, semua masih pada tempatnya hanya saja lebih rapi dan lebih bersih dari yang terakhir kali ia lihat.
"Aku udah tahu di mana tempatnya, kamu boleh pergi," ucap Nadia yang kini masih berdiri di luar kamar.
"Oke," jawab Alex seraya berjalan keluar.
"Terimakasih," ucap Nadia ketika Alex melewatinya.
Nadia melangkahkan kakinya memasuki kamar itu dan kaget luar biasa ketika ia mendengar suara kunci yang di putar dan melihat ternyata Alex yang melakukan itu.
Hampir saja Nadia berteriak namun tangan Alex lebih cepat meraih tubuhnya dan memojokkannya si salah satu dinding kamar.
Satu tangan Alex membekap mulutnya sedangkan tangan yang lain merengkuh pinggang Nadia untuk lebih dekat dengannya.
Nadia memukul-mukul dada Alex mencoba untuk berontak namun sepertinya itu tak berpengaruh apapun karena Alex tak menjauh sedikitpun.
"Ssttt jangan berisik, atau gue lakukan lebih dari ini." bisik Alex mengancam.
Dada Nadia berdegup kencang, lututnya terasa lemas karena rengkuhan tangan Alex di pinggangnya terlalu mengintimidasi. Dapat Nadia rasakan tubuhnya dan Alex menempel satu sama lain dan hanya terhalang kain pakaian saja. Ini adalah pengalaman yang pertama bagi Nadia untuk sedekat dan seintim ini dengan seorang lelaki.
Tangan Alex yang membekap mulut, beralih meraih kedua tangan Nadia dan menahannya di dinding tepat di atas kepalanya.
"Lo belum tahu berurusan dengan siapa, Nadia." desis Alex penuh penekanan, matanya menatap tajam wanita yang berada dalam kuasanya.
Nadia balas menatap mata lelaki itu meskipun dalam hatinya ia merasakan takut yang luar biasa, namun suara dalam kepalanya mengatakan jika ia harus berani menghadapi lelaki yang kini tengah mengintimidasinya.
"Dan kamu pun gak tau siapa sebenarnya yang sedang kamu hadapi," jawab Nadia seraya mengangkat wajahnya, sekuat tenaga ia menekan rasa takut yang menyelimuti dirinya.
Alex merasa tak percaya dengan apa yang terjadi, Nadia yang terlihat lemah ternyata bisa mengimbanginya. Ia pun tersenyum miring ketika mendapatkan ide untuk lebih mengintimidasi.
Alex menundukkan kepalanya, mendekatkan bibirnya ke bibir Nadia yang bergetar karena takut. Nafasnya yang menyeruakkan aroma mint bisa Nadia cium dengan begitu jelas.
Bibir mereka saling bersentuhan untuk beberapa saat tanpa berciuman hingga suara bisikan Alex membawa kesadaran Nadia kembali pada tempatnya.
"Bibir lo emang menggoda tapi sayangnya gue gak suka." bisik Alex dengan jelasnya.
To be continued ❤️
Thanks for reading 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
EndRu
luar biasa nyebelin.
feel-nya dapet banget Kak Mee 🥰🥰🤩
2023-03-05
0
susi 2020
😘😘😍🙄
2023-02-07
0
susi 2020
😲🥰🥰
2023-02-07
0