Happy reading ❤️
Pagi masih gelap ketika Nadia membuka mata. Ia terbangun karena mimpinya yang terasa begitu nyata. Nafasnya terengah-engah dan bayangan mimpi itu masih terlukis dengan jelas dalam benaknya padahal semalam ia sulit sekali untuk sekedar menutup matanya tapi bagaimana bisa ia bermimpi seperti itu.
"Ya Tuhan, ini pasti karena Alex yang keterlaluan dan menyebalkan... Tapi kenapa....,"
Tapi semalam dalam mimpinya Alex tak sejahat itu, ia datang dengan bunga dan coklat. Bahkan menutupi kepala Nadia yang terkena air hujan dengan jaketnya. Tak hanya itu, Alex juga menautkan jemarinya ke dalam genggaman tangannya. Alex memperlakukannya dengan penuh cinta seperti yang ia lakukan pada kekasihnya yang dulu.
"Itu hanya mimpi Nadia, hanya mimpi."
Nadia berusaha menyadarkan dirinya sendiri, ia ingat tepat sebelum tidur dirinya membaca buku harian Alex dengan kekasihnya. Jauh dalam diri Nadia ia merasa iri. Sebagai wanita tentunya ia ingin diperlakukan seperti itu. Satu-satunya lelaki yang menjadi kekasihnya adalah Bimo, meskipun mereka berhubungan salam 7 tahun lamanya tapi hubungan mereka lebih ke arah persahabatan dari pada hubungan cinta romantis.
"Sadar Nad, sadar." Nadia memijit pelipisnya yang berdenyut pening. Ia mengingat kembali bagaimana perlakuan Alex padanya kemarin.
"Bajingan tengik," gumam Nadia pelan. Kini ia telah kembali ke alam sadarnya.
Secepat kilat Nadia melesat ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan melakukan ibadahnya. Ia berganti baju dan segera berkemas untuk pulang ke kosannya. Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi dan ia merasa tenang karena masih banyak waktu untuk jam masuk kantornya.
Rumah orang tua Alex masih terasa sepi, namun Nadia tetap melangkahkan kakinya menuruni setiap undakan tangga dan membawanya ke lantai 1.
Nadia menolehkan kepala melihat sekitar. Rumah Alex yang mewah terasa lebih luas lagi karena saat ini dirinya hanya seorang diri.
"Duh, gimana pamitnya ?" Nadia berdecak kesal karena tak ada seorangpun di ruang makan tadi malam.
Lamat-lamat terdengar suara orang saling berbicara dari arah belakang ruang makan. Nadia pun memberanikan diri untuk melangkahkan kaki ke arah suara dan terkejut ketika melihat Mama Alex telah berada di dapur dengan pelayannya.
"Sayang ? udah bangun ? duduk sini, Mama buatin kopi atau teh ya ?" tanya Mama Alex beruntun. Wajahnya yang cantik berseri bahagia meksipun tak lagi muda.
"Mmm... gak usah Ma. Aku mau langsung pulang."
Mama Alex terdiam sesaat, ia cukup terkejut dengan jawaban yang Nadia berikan.
"Ini masih gelap loh, lagian kamu masuk kantor jam 9 kan ? apa gak kepagian ?" tanya Mama Alex beruntun. Wajahnya terlihat begitu cemas.
Nadia tersenyum melihat Mama Alex yang berbicara seperti itu. Ia teringat ibunya sendiri yang sering mencemaskan dirinya karena rasa sayang tentunya.
"Gak apa-apa kok, Ma. Biar gak macet dan aku gak terburu-buru jadinya," jawab Nadia seraya menyesap teh manis hangat yang di serahkan seorang pelayan padanya.
"Padahal Mama minta Alex buat anterin kamu jam setengah 7 nanti. Barusan mama telepon katanya sih baru saja bangun."
"Ppffffft," Nadia menyemburkan air yang diminumnya dan ia pun terbatuk karenanya.
"Pelan-pelan minumnya, Sayang."
Mama Alex segera menghampiri Nadia dan mengusap-usap punggung Nadia dengan lembut.
"Bi, minuman Nadia terlalu panas ya ?" tanya Mama Alex dan itu membuat pelayannya berubah pucat.
"Tidak, bukan karena terlalu panas," jawab Nadia.
Memang bukan karena air minumnya yang terlalu panas tapi karena nama seseorang yang menyebalkan yang di sebut mama Alex.
"Mmmm... Ma, aku pulang sendiri aja. Aku gak mau ketemu eh maksudku aku gak mau ngerepotin Alex." jawab Nadia takut-takut.
Mama Alex terdiam untuk sesaat, ia sadar Nadia tak mau bertemu Alex dan itu pasti ada alasannya.
"Alex sebenarnya seseorang yang lembut dan baik hati. Ia seorang yang penyayang, perhatian dan setia. Namun itu dulu... Tapi Mama sebagai ibunya sangat yakin jika sifat-sifat itu masih ada dalam dirinya. Alex hanya memerlukan orang yang tepat agar ia kembali seperti dulu," ungkap Mama Alex seraya menarik nafas dalam.
Nadia menyunggingkan senyum yang dipaksakan. Membayangkan apa yang Alex lakukan padanya, namun seketika senyumnya itu surut ketika ia mengingat bagaimana perhatiannya Alex pada kekasihnya yang dulu. Meskipun berat, akhirnya Nadia menyetujui apa yang mama Alex ceritakan.
"Semua orang mengatakan biarkan Alex lakukan apapun yang dia mau karena ia telah dewasa, tapi mama sebagai ibunya tak bisa melakukan itu. Mama tak bisa biarkan Alex hidup tak tentu arah, akan mama lakukan apapun untuk menyelamatkannya meski itu harus bertaruh nyawa." lanjut mama Alex dan lagi-lagi Nadia membenarkannya. Ia pun begitu, akan melakukan apapun untuk menyelamatkan orang-orang yang dicintainya. Ia tak akan menyerah.
"Hanya Tuhan yang tahu bagaimana mama mati-matian berusaha menyelamatkan Alex di saat semua orang berkata 'biarkan'. Termasuk mempertaruhkan persahabatan mama dengan ibumu yang sudah terjalin selama puluhan tahun. Mama tahu kamu gadis baik dan cerdas, kamu pasti bisa membawa Alex ke jalan yang lebih baik. Jadi mama mohon bersabarlah... dan jangan mundur dari perjodohan ini," ucap mama Alex penuh mohon dan ia mengatupkan kedua tangannya ketika mengatakan hal itu.
"Mama jangan seperti ini," jawab Nadia seraya membawa tangan mama Alex pada genggamannya.
"Bagaimana jika aku tak bisa menyelamatkan Alex?" tanya Nadia
"Mama yakin kamu bisa." jawab Mama Alex tanpa ragu.
"Mama mohon... Menikahlah dengan Alex, cobalah untuk hidup dengannya dan ajarkan ia bagaimana hidup yang benar. Jika Alex menyakiti kamu, jangan takut katakan pada Mama, karena Mama akan langsung datang padamu. Dan jika suatu saat nanti kamu memilih menyerah dan pergi maka mama akan rela menerimanya. Namun untuk saat ini, bantulah mama menyelamatkan orang yang sangat mama cintai," lirih mama Alex di antara isakkan tangisnya.
Nadia menatap nanar wanita yang tengah menangis di hadapannya, mungkin inilah yang ibunya lakukan 3 tahun lalu ketika ia ingin menyelamatkan nyawa sang ayah. Ibunya memohon bantuan pada teman yang sudah puluhan tahun tak ia temui namun mama Alex tanpa rasa keberatan langsung memberikan bantuan dan tak pernah mengungkitnya.
Bagaimana bisa Nadia menolak permintaan seseorang yang telah menyelamatkan lelaki yang paling penting dalam hidupnya.
"Jika suatu hari nanti saya menyerah, mama tak akan kecewa ?" tanya Nadia takut-takut.
"Mama sendiri yang akan membawamu dari sisi Alex,"
Nadia terdiam untuk beberapa saat, hingga keputusan berat pun ia ambil meksipun sesungguhnya ia tak mau.
"Baiklah Ma, saya gak akan mundur. Saya akan menikah dengan Alex," ucap Nadia dengan jelasnya.
Mama Alex mengusap pipinya yang basah dan menarik tubuh Nadia dalam pelukannya. Banyak kata terimakasih yang ia ucapkan pada calon menantunya itu.
"Ma, aku udah datang." ucapan Alex membuat Nadia dan mamanya menguraikan pelukan. Alex yang berdiri di ambang pintu melihat dengan heran pada keduanya.
Dapat Alex lihat dengan jelas jika Mamanya berusaha untuk mengusap pipinya yang basah. dirinya yakin ini ada sangkut pautnya dengan perjodohan. "Apa Nadia menolaknya ?" batin Alex dalam hatinya.
"Oh syukurlah kamu udah datang, Nadia harus segera pulang. Tak terasa sekarang sudah hampir pukul setengah 7." ucap mama Alex. Ternyata ia dan Nadia telah berbicara lebih dari satu jam lamanya.
"Ma, aku pulang."
Nadia mencium punggung tangan mama Alex dan dibalas dengan 2 kecupan di masing-masing pipinya.
"Terimakasih," bisik mama Alex dan Nadia pun menganggukkan kepalanya.
"Jaga Nadia, awas kalau terjadi apa-apa dengannya ! Jika terjadi sesuatu dengan Nadia, kamu berhadapan dengan mama,"
Alex menganggukkan kepalanya tanda patuh dan Nadia tersenyum miring melihatnya.
***
Di dalam mobil Nadia dan Alex diam tak berkata. Sesekali Alex melirik bibir calon istrinya itu. Masih terbayang dengan jelas mimpinya semalam, ia bisa menikmati bibir ranum itu bahkan berbuat lebih padanya. Mimpi khas lelaki dewasa yang membuatnya terbangun dalam keadaaan basah. Pada akhirnya Nadia lah yang bisa membuatnya basah walaupun hanya dalam mimpi.
to be continued ❤️
Kalau suka ceritanya vote yuuukkk
Buat yang ikhlas aja ❤️
makasih banyak 😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
She Imoed
keren kan Nadia,bisa bikin kmu basah,walau mash dlm mimpi😅😅
2023-05-27
1
EndRu
nhah kan baru nyentuh bibir aja malam udah mimpi basah. Alex Alex
2023-03-05
0
pipi gemoy
sdh ta vote thor
2023-01-03
1