Proposal Kerjasama

Happy reading ❤️

Dengan penuh emosi Nadia menyambar kerupuk itu dan mulai memakannya dengan lahap. Akhirnya ia sadar jika Alex telah berbohong hanya agar ia pulang.

Alex belum juga menyentuh makanan di piringnya, ia masih memandang takjub wanita di hadapannya yang tengah makan dengan lahapnya.

"Nad, pelan-pelan." Alex mengingatkan.

Nadia yang mendengar itu langsung mengangkat wajahnya balik menatap Alex yang sedang memandanginya.

"Kamu pasti ada maunya," ucap Nadia seraya memicingkan matanya sinis.

"Makan aja dulu," timpal Alex dan ia pun mulai menikmati makanannya sendiri.

Nadia amati wajah tampan di depannya. Alex memang tampan asal dia diam saja tak melakukan apapun. Namun wajah Alex yang terlihat serius membuat Nadia merasa curiga.

Keduanya menikmati makan malam dalam hening hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar di ruangan itu. Nadia menyudahi makannya lebih dahulu, ia membereskan piringnya sendiri sedangkan Alex masih asik dengan makan malamnya.

'Ting tong,' suara bel di pintu depan terdengar dengan jelasnya. "Alex bilang mamanya gak akan datang lalu siapa yang menekan bel pintu ?" batin Nadia.

"Buka aja," ucap Alex yang baru saja menyelesaikan makan malamnya.

Nadia berjalan menuju pintu dan dengan malasnya lagi-lagi ia harus menekan 6 digit nomor yang entah mengapa sangat tak disukainya.

"Apartemen Pak Alexander ?" tanya seorang kurir yang memabwa paket dengan ukuran cukup besar itu.

"Iya, simpan di dalam saja," ucap Nadia dan kurir itu pun menurutinya.

"Alex, gimana ini berkas penerimaannya aku yang tanda tangani ?" teriak Nadia.

"Iya, Lo aja." jawab Alex yang kini berjalan mendekati dengan segelas minuman berwarna coklat pekat berbuih dengan batu es dan jeruk lemon di dalamnya Nadia melirik sekilas, ia tahu minuman apa yang tengah di sesap Alex saat ini dan ia merasa apa yang Alex lakukan tidak sepantasnya.

Nadia mengenyahkan segala pikirannya tentang hal itu, ia tak mau ikut campur dengan kebiasaan Alex meskipun Nadia yakin itu tak baik untuk kesehatannya. Ia kembali fokus pada kertas yang di tandatanganinya.

"Bukalah !" titah Alex seraya menyesap minumannya.

"aku ?" tanya Nadia meyakinkan.

"Iya, Lo yang buka," tunjuk Alex pada paket yang cukup besar itu.

"Gunting ?" tanya Nadia.

"Gak ada, gue lupa naro dimana," Alex yang tengah berdiri kini menyenderkan tubuhnya pada bahu sofa miliknya.

Nadia berfikir untuk sesaat dan segera berjalan menuju dapur. Ia mengambil salah satu pisau yang tersimpan ditempatnya di atas meja.

'Sraakkk sraakkk," Nadia menyayat selotip yang menjadi pengunci pada paket tersebut dengan pisau yang ia ambil dari dapur. Alex melihatnya dengan takjub bercampur ngeri.

Ngeri melihat kemampuan sang istri yang dengan lihainya bisa menguliti paket itu hanya dengan hitungan detik.

"Istri lo bukan wanita biasa," gumam Alex seolah mengingatkan dirinya sendiri.

"Done," ucap Nadia dengan bertolak pinggang, ia merasa bangga dengan kemampuannya saat ini.

"Bedcover ?" tanya Nadia terheran. Rasanya ia pernah melihatnya namun entah dimana

"Hu'um, buat lo ," jawab Alex seraya kembali menyesap minumannya.

Nadia tahu apa yang Alex lakukan bukan urusannya, namun ia merasa terganggu dengan kebiasaan suaminya itu. Berbicara secara langsung sepertinya bukan suatu ide yang bagus. Ia harus menemukan momen yang tepat untuk melakukannya.

"Buat aku ? kayanya pernah lihat di...,"

"Kamar gue," jawab Alex cepat

"Tapi kalau lo pengennya pakai yang di kamar gue gak pa-pa. Kita bobo bareng, and im oke with that," tambahnya dan seketika wajah Nadia terlihat kesal.

Kesal ketika ingat bagaimana Alex mengatakan tak kan mau menciumnya, tak terbayangkan jika mereka tidur dalam satu ranjang. Lelaki itu pasti akan lebih mengerjainya lagi.

"No thanks. Ini juga lebih dari cukup. Terimakasih." Nadia melengkungkan senyumnya, malam ini ia akan tidur jauh lebih nyaman dari sebelumnya

"Itu tidak gratis," ucap Alex seraya menunjuk bedcover tebal itu.

"Apa ?" Nadia mengerutkan dahinya karena merasa kesal. Baru saja ia berpikir jika Alex tak seburuk yang kira tapi ternyata...

"Itu gak murah." ucap Alex

"Iya aku tahu, tapi aku gak pernah minta." timpal Nadia. Ia mulai membayangkan bagaimana harus membayar bedcover yang berharga jutaan itu. Seketika rasa bahagianya hilang sudah.

"Boleh di bayar dengan kerjasama," timpal Alex.

Dan terjawab sudah apa yang menjadi pertanyaan dalam benak Nadia. Kenapa seorang 'Bocah tengik' di hadapannya ini bisa berubah baik. Ternyata ada sesuatu yang ia inginkan.

"ahhh... pantas saja kamu berbeda banget hari ini ternyata ada sesuatu yang kamu inginkan." ujar Nadia, meskipun kesal ia tahan karena ingin tahu apa yang Alex inginkan.

" Let's talk bout us," ( Ayo berbicara tentang kita ) ajak Alex.

"Memangnya ada apa dengan kita ?" tanya Nadia terheran namun Alex tak menjawabnya. Yang ia lakukan berdiri dari bahu sofa dan mulai berjalan memutari nya lalu duduk di atasnya.

Nadia mengikuti Alex, ia mendudukkan tubuhnya di atas sofa dengan hati berdebar penuh rasa cemas luar biasa. Gelas sloki yang telah kosong Alex letakkan di atas meja sebelum ia memulai berbicara.

"gue pikir, kita emang harus membicarakan hal ini. Kamu pasti ingat bahwa kita baru saja menikah, right ?" Tanya Alex dan Nadia menganggukan kepala.

"Kita hanya 2 orang asing yang diikat satu tali suci pernikahan," lanjut Alex. Kali ini Nadia terlihat terkejut dan Alex tersenyum karenanya.

"Gue sadar gue bukan laki-laki baik, tapi pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan yang kita lakukan kemarin bukan main-main," Masih Alex yang berbicara, sedangkan Nadia mendengarnya dengan seksama.

"Mmmm... Let's make it work out ( mari kita buat ini berhasil )."

"Caranya ?" tanya Nadia.

"Kita bikin peraturan bersama, tapi ini bukan pernikahan kontrak. Kita akan saling bertahan sekuat yang kita bisa. Gue gak akan pernah cere in lo tapi ketika lo bilang 'lepasin' saat itu juga akan gue lakuin. Tapi bukan berarti tiap berantem lo minta cerai, gue lakuin." terang Alex.

"Bertahan sekuat yang kita bisa ? karena kita tak saling memiliki perasaan... cinta ?" tanya Nadia dan Alex membenarkan dengan menganggukkan kepala.

"Ayolah, Nad. Lelaki kaya gue pasti bukan tipe ideal lo."

"Emang," Nadia spontan mengatakan itu dan Alex kembali tertawa.

"Gue tahu," lanjut Alex dan Nadia tersenyum canggung karenanya.

"Kita akan hidup bersama dalam satu atap sebagai teman dan sebagai pasangan jika dihadapan orang tua kita," kata Nadia.

Alex terdiam sebentar dan kemudian ia membenarkan.

"Oke itu sepertinya baik juga, tapi aku ingin ada semacam peraturan di dalamnya." lanjut Nadia.

"Sebutin aja yang lo mau,"

"Aku gak mau kamu nindas aku," itu hal pertama yang Nadia ucapkan.

"Nindas ?"

"Iya, aku gak mau kamu terus bercandain aku terus. im not a joke for you ( aku ini bukan lelucon untukmu). Yang kedua kita akan hidup berdua di sini tanpa pembantu, jadi kamu harus bantu segala pekerjaan rumah."

"Repot banget ! gue mampu kok bayarnya," protes Alex yang tak mau direpotkan dengan segala pekerjaan rumah tangga.

"Dan kamu mau nantinya pembantu kita tahu bagaimana rumah tangga kita ? tahu kalau kita tidur terpisah dan cerita sama mama ?" tanya Nadia.

Apa yang Nadia katakan memang benar adanya. Kan repot sekali jika ada orang luar yang mengetahuinya. Dengan berat hati Alex pun menyetujuinya.

"Oke, gue setuju." jawab Alex pada akhirnya.

"Please jangan buat sesuatu yang bikin orang tua kita menjadi syok karenanya." lanjut Nadia.

"Syok ? apa ?" Alex berkerut alis tak paham.

"Mmmm... bersabarlah selama menikah, kamu jangan main perempuan di luar sana."

"terus bagaimana kalau gue lagi 'pengen' apa lo mau bantu gue ?" tanya Alex dengan tersenyum miring.

"Gak mau ! dan gak akan mau ! kamu usaha aja sendiri." jawab Nadia.

"Gimana kalau orang tua kita berharap seorang cucu ? mau gak mau kita harus melakukannya." goda Alex karena Nadia kini terlihat salah tingkah dibuatnya.

"Ki... Kita bisa lakukan cara bayi tabung atau adopsi anak." jawab Nadia terbata.

"Kenapa harus pakai cara seperti itu ? asal lo tahu,Nad. Gue masih sangat mampu melakukannya dengan cara tradisional." goda Alex lagi.

"Dan ya Alex, kamu gak boleh berlalu lalang hanya mengenakan ****** *****. Di dalam rumah harus berpakaian lengkap."

"Kenapa ? kamu takut kepengen ?" kekeh Alex tertawa geli.

"Udah aku bilang di poin pertama jangan bercandain aku terus." hardik Nadia dengan memelototkan matanya dan tawa Alex pecah seketika.

"Terus apa lagi yang lo mau ?" tanya Alex seraya mengusap matanya yang sedikit basah karena tawanya.

Nadia terdiam untuk sesaat dan berpikir apa lagi yang ia inginkan namun rasanya semua itu saja cukup untuk saat ini.

"udah, kayanya untuk saat ini cukup begitu aja," jawab Nadia.

Alex menganggukkan kepalanya tanda setuju. "Gue akan lakuin semua yang lo minta termasuk gak main-main sama cewek di luar sana walaupun berat karena mereka yang datangin gue."

Nadia memutar bola matanya malas ketika mendengar apa yang Alex katakan.

"Gue cuma minta satu hal sama lo,"

"Apa ?" tanya Nadia sedikit cemas.

"Kita gak tahu berapa lama akan tinggal bersama, tapi selama itu berlangsung jangan pakai perasaan di dalamnya,"

"apa ?" gumam Nadia hampir tak terdengar.

"Karena gue gak mau jadi canggung karenanya. Gue... udah ada seseorang yang gue cinta dan akan selalu begitu. Banyak cewek datang silih berganti tapi hanya dia yang gue cinta. Trust me." terang Alex yang. kini berubah lebih serius dari sebelumnya.

"Aku gak akan pernah jatuh cinta sama kamu" ucap Nadia dengan penuh keyakinan.

"Ya.... itu sesuatu yang sangat bodoh dan gue gak akan bisa membalasnya. Dan ketika itu terjadi, seandainya lo punya perasaan lebih sama gue maka itu sama aja lo minta untuk gue lepasin."

To be continued ❤️

Selamat hari Minggu ❤️❤️❤️

Minggu update ? wkwkwkwkwk gak nyangka banget aku.....

Tons of love for you guys ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

EndRu

EndRu

baca yang ke 4. tapi masih nyesek bac kesepakatan ini 😭😭😭

2023-03-05

1

Bunga Dwi Femina

Bunga Dwi Femina

seru ceritanya..bikin deg2an 😂

2022-12-04

0

IK

IK

nadia dkasih krupuk azz langsung hap dy🤣

2022-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Pasrah
3 Kebaikan Alex Yang Mempesona
4 Berbicara
5 Basah
6 Makan Malam
7 Gak Suka
8 Buku Harian
9 Memohon
10 Masih Milikmu
11 Tied The Knot
12 Tinggal Bersama
13 Pulang
14 Proposal Kerjasama
15 Bagi Tugas
16 Makan Siang
17 Multitalenta
18 Mug Nadia
19 Bingung Judulnya
20 Berhutang
21 That Kiss
22 Mencoba
23 Hati dan Logika
24 Terbawa Perasaan
25 Jatuh Cinta
26 Impian Alex
27 Hari Yang Ditunggu ( 1 )
28 Hari Yang Ditunggu ( 2 )
29 Setelah Pertengkaran
30 Sakit
31 Tangis Terakhir
32 Desir Yang Berbeda
33 Tak Juga Sirna
34 Tak Suka
35 Cemburu
36 Makan Malam
37 Setelah Makan Malam
38 Dinas Kerja
39 Berminat
40 Presentasi
41 Tanya Jawab
42 Dinas Lagi
43 Melarikan Diri
44 Setelah Itu
45 Syarat
46 Pertama
47 Setelah Yang Pertama
48 Bingung Judulnya
49 Tentang Cinta
50 Wanita Jatuh Cinta
51 Bekal
52 Rindu
53 Terlambat Datang
54 Cemburu
55 You Don't Understand Me
56 Menjemput
57 Tentang Masa Lalu
58 Tentang Cinta
59 Katakan Padaku
60 Tamu
61 Kerjasama
62 Tenggelam
63 Sekali Ini Saja
64 Terungkap
65 How About Us ?
66 Apa Yang Nadia Putuskan
67 Orang Asing
68 New Normal
69 Dinas Kerja Kali ini.
70 Hasil Pemeriksaan.
71 Pengumuman
72 In Love
73 Tentang Kita
74 Tentang Kita (2)
75 Kejutan
76 Manja
77 Klien Baru
78 Rumor
79 Yang Kemudian Terjadi
80 Melarikan Diri
81 Sama Paniknya
82 Selanjutnya
83 Kehilangan
84 Menemani
85 Pulang
86 Takut
87 Bingung Judulnya
88 Pemangsa Dan Buruannya
89 Yang Terluka
90 Pertanda
91 Tak Sanggup Lagi
92 Kenangan Indah
93 Ketika Hujan
94 Hingga Waktunya Tiba
95 I Love You Too Much
96 Hanya Cinta Yang Bisa Menyakiti
97 Cincin Pernikahan
98 Saling Mengingat
99 Akhir Cerita Lola
100 Lebih Dari Itu
101 Aku Membutuhkanmu
102 Wawancara
103 Masih Menyelesaikan Masalah
104 Perasaan Aneh
105 Kenal Lebih Dekat
106 Aku Mencintaimu
107 Stuck With You
108 Selanjutnya
109 Makan Siang
110 Pengumuman
111 Kembali Ke Jakarta
112 Kesepakatan Baru
113 Masuk Kerja.
114 Rahasia Kecil
115 Rahasia Kecil 2
116 Hanya Cinta Yang Membuat Bahagia
117 Akhir Pekan
118 Masih Di Akhir Pekan
119 Selanjutnya
120 Kunjungan
121 Sidang Pertama
122 Pikiran Buruk
123 Tentang Kita
124 Selalu Ada
125 Sidang Kedua
126 Kesalahan Fatal
127 Ketakutan Terbesar
128 One Year Down
129 Forever To Go
130 Hadiah
131 Hadiah ( 2 )
132 Mengabulkan Permohonan
133 Boss Baru
134 Boss Baru 2
135 Ancaman
136 Makan Siang
137 Putusan Sidang.
138 Bulan Madu
139 Belum Juga Datang
140 The Finale
141 Pengumuman
142 Pengumuman pemenang
143 Bonchap 1
144 Bonchap 2
145 Bonchap 3
146 Bonchap 4
147 Bonchap 5
148 Last Bonus Chapter
149 Bonchap Lagi
150 Pengumuman
151 Apa Boleh
152 Salah Kamar dan Boncap In Love
153 Ditolak
154 Sampai Kapan
155 Insyekur
156 Promo Novel
157 Cemburu
158 Angan-angan
159 Terungkap
160 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Awal Mula
2
Pasrah
3
Kebaikan Alex Yang Mempesona
4
Berbicara
5
Basah
6
Makan Malam
7
Gak Suka
8
Buku Harian
9
Memohon
10
Masih Milikmu
11
Tied The Knot
12
Tinggal Bersama
13
Pulang
14
Proposal Kerjasama
15
Bagi Tugas
16
Makan Siang
17
Multitalenta
18
Mug Nadia
19
Bingung Judulnya
20
Berhutang
21
That Kiss
22
Mencoba
23
Hati dan Logika
24
Terbawa Perasaan
25
Jatuh Cinta
26
Impian Alex
27
Hari Yang Ditunggu ( 1 )
28
Hari Yang Ditunggu ( 2 )
29
Setelah Pertengkaran
30
Sakit
31
Tangis Terakhir
32
Desir Yang Berbeda
33
Tak Juga Sirna
34
Tak Suka
35
Cemburu
36
Makan Malam
37
Setelah Makan Malam
38
Dinas Kerja
39
Berminat
40
Presentasi
41
Tanya Jawab
42
Dinas Lagi
43
Melarikan Diri
44
Setelah Itu
45
Syarat
46
Pertama
47
Setelah Yang Pertama
48
Bingung Judulnya
49
Tentang Cinta
50
Wanita Jatuh Cinta
51
Bekal
52
Rindu
53
Terlambat Datang
54
Cemburu
55
You Don't Understand Me
56
Menjemput
57
Tentang Masa Lalu
58
Tentang Cinta
59
Katakan Padaku
60
Tamu
61
Kerjasama
62
Tenggelam
63
Sekali Ini Saja
64
Terungkap
65
How About Us ?
66
Apa Yang Nadia Putuskan
67
Orang Asing
68
New Normal
69
Dinas Kerja Kali ini.
70
Hasil Pemeriksaan.
71
Pengumuman
72
In Love
73
Tentang Kita
74
Tentang Kita (2)
75
Kejutan
76
Manja
77
Klien Baru
78
Rumor
79
Yang Kemudian Terjadi
80
Melarikan Diri
81
Sama Paniknya
82
Selanjutnya
83
Kehilangan
84
Menemani
85
Pulang
86
Takut
87
Bingung Judulnya
88
Pemangsa Dan Buruannya
89
Yang Terluka
90
Pertanda
91
Tak Sanggup Lagi
92
Kenangan Indah
93
Ketika Hujan
94
Hingga Waktunya Tiba
95
I Love You Too Much
96
Hanya Cinta Yang Bisa Menyakiti
97
Cincin Pernikahan
98
Saling Mengingat
99
Akhir Cerita Lola
100
Lebih Dari Itu
101
Aku Membutuhkanmu
102
Wawancara
103
Masih Menyelesaikan Masalah
104
Perasaan Aneh
105
Kenal Lebih Dekat
106
Aku Mencintaimu
107
Stuck With You
108
Selanjutnya
109
Makan Siang
110
Pengumuman
111
Kembali Ke Jakarta
112
Kesepakatan Baru
113
Masuk Kerja.
114
Rahasia Kecil
115
Rahasia Kecil 2
116
Hanya Cinta Yang Membuat Bahagia
117
Akhir Pekan
118
Masih Di Akhir Pekan
119
Selanjutnya
120
Kunjungan
121
Sidang Pertama
122
Pikiran Buruk
123
Tentang Kita
124
Selalu Ada
125
Sidang Kedua
126
Kesalahan Fatal
127
Ketakutan Terbesar
128
One Year Down
129
Forever To Go
130
Hadiah
131
Hadiah ( 2 )
132
Mengabulkan Permohonan
133
Boss Baru
134
Boss Baru 2
135
Ancaman
136
Makan Siang
137
Putusan Sidang.
138
Bulan Madu
139
Belum Juga Datang
140
The Finale
141
Pengumuman
142
Pengumuman pemenang
143
Bonchap 1
144
Bonchap 2
145
Bonchap 3
146
Bonchap 4
147
Bonchap 5
148
Last Bonus Chapter
149
Bonchap Lagi
150
Pengumuman
151
Apa Boleh
152
Salah Kamar dan Boncap In Love
153
Ditolak
154
Sampai Kapan
155
Insyekur
156
Promo Novel
157
Cemburu
158
Angan-angan
159
Terungkap
160
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!