"Non, Tuan masuk rumah sakit." ucap suara dari seberang telepon yang membuat gadis di dalam mobil itu seketika lemas.
"Queen are you ok?(Queen apakah kamu baik-baik saja?)" tanya justin dengan panik, melihat reaksi Asfa yang seperti mendapat kejutan besar.
"Ayo ke rumah sakit utama, biarkan aku melihat apa yang sebenarnya terjadi. Abhi kecelakaan, minta anak buah kita untuk memindahkan pria itu langsung kerumah sakit utama." perintah Asfa dengan lirih namun dapat di dengar justin.
Dengan satu tangan menyetir dan satu tangannya menggunakan ponsel dengan menghubungi beberapa anak buah yang paling senior. Justin telah mengurus semua seperti perintah nona mudanya. Sekilas matanya melirik nona muda yang masih terdiam, memejamkan mata seakan ada beban yang di pikul seorang diri.
"Queen, minumlah!" pinta justin menyodorkan minuman yang selalu tersedia di dalam mobil itu.
"Thanks, apakah rumah sakit utama sudah menyiapkan semuanya?" tanya Asfa sembari meminun air yang ada di dalam botol.
"Seperti perintah anda queen, apa yang anda fikirkan queen?" tanya justin tanpa mengalihkan fokusnya pada jalanan.
"Bukan apa-apa, selidiki saja semua yang terjadi. Dan ya tambahkan penjagaan untuk gadis kecil itu, aku merasa kali ini di luar kendali ku." ucap Asfa kembali memejamkan matanya.
"Siap queen." jawab justin menambah kecepatan agar segera sampai di rumah sakit utama.
Sedangkan di rumah sakit medika tengah terjadi perebutan brangkar pasien. Antara petugas rumah sakit medika dengan sepuluh orang pria berpakaian hitam, seperti bodyguard yang memberikan surat perintah untuk pemindahan pasien atas nama Tuan Abhishek Mahendra Bagaskara. Hingga menjadi pusat perhatian seluruh penghuni rumah sakit medika, assistan Abhi yang baru menyelesaikan administrasi harus tertegun dengan kejadian menghebohkan itu.
"Maaf permisi, mau dibawa kemana tuan Abhi?" tanya Leo dengan sopan.
"Queen memerintahkan kami untuk memindahkan Tuan Abhishek ke rumah sakit utama, ini surat perintahnya. Tolong permudah pekerjaan kami, karena nyawa kami taruhannya." jelas seorang pria berkacamata yang terlihat seperti seorang guru ketimbang seorang bodyguard, memberikan satu map merah berlambang kan rumah sakit utama.
"Queen? RA Company? Dok, biarkan mereka membawa boss saya. Saya akan bersama mereka.Terimakasih." ucap Leo setelah memeriksa map itu dan tahu siapa orang-orang yang kini di hadapinya.
Setelah perebutan selesai. Leo mengikuti kemanapun para bodyguard itu membawa bossnya dan memang benar perjalanan yang tidak begitu lama, akhirnya berhenti di depan pintu gerbang hitam dengan sebuah patung harimau di atas sana. Rumah sakit utama begitulah orang menyebutnya, sebenarnya nama rumah sakit itu adalah Rumah sakit Bintang AL, namun karena orang-orang tahu jika rumah sakit itu tidak bisa di masuki sembarang orang bahkan sekelas pengusaha seperti Abhi saja masih belum di perbolehkan.
Menurut cerita, rumah sakit utama di dirikan untuk ilmu pengetahuan dengan berbagai penelitian dan pasien yang bisa di rawat di sana, hanyalah dari keluarga dengan marga yang cukup di takuti oleh siapapun. Hanya saja tidak ada yang tahu siapa pendiri dari rumah sakit utama, bangunan rumah sakit utama terlihat seperti sebuah mansion mewah dengan dinding yang begitu cerah secerah langit di siang hari.
"Cepat bawa tuan Abhishek ke ruangan Class VVIP!" titah seorang dokter yang sudah menunggu di lobi rumah sakit utama dengan beberapa assistennya.
Para bodyguard hanya mengikuti setiap arahan dari dokter yang sudah menunggu dan Leo juga hanya menjadi pengikut setia. Setelah menggunakan lift khusus brangkar, dokter memasuki sebuah ruangan yang luasnya dua kamar dari kamar bossnya sendiri, bahkan semua peralatan medis sangatlah lengkap.
Rumah sakit mini, aku fans mu pendiri rumah sakit utama.~ batin Leo yang melihat takjub seperti apa dalam dari satu kamar Class VVIP di rumah sakit utama.
"Permisi tuan! Tolong tinggalkan ruangan ini, biarkan dokter bekerja terlebih dahulu." ucap seorang dokter yang melihat satu pria berjas tetap berdiri di dalam kamar pasien, bukannya mengikuti para bodyguard yang sudah meninggalkan ruangan itu.
"Maaf, saya tidak bisa meninggalkannya sendiri!" jawab Leo dengan tegas.
"Biarkan saja dia, sepertinya orang baru di tempat queen. Ayo kita bekerja terlebih dahulu sebelum queen yang membedah kita! " jawab docter yang memberikan perintah sejak awal.
Deg...
Mendengar hal itu membuat Leo merinding. Siapa dan seperti apa queen yang bisa membawa pasien sesuka hatinya, memasuki rumah sakit utama terlebih sepertinya para bodyguard ataupun dokter sangat pasrah dan tidak ada raut penyiksaan kecuali tanggung jawab dalam tugas mereka. Leo memilih untuk meninggalkan ruangan rawat Abhi, agar tidak membuat masalah apapun sembari menghubungi kedua orang tua Abhi yang masih menikmati masa liburan tak di rencanakan mereka itu.
Tap... tap... tap....
Suara langkah dengan tempo yang berirama dan tegas semakin mendekat, membuat Leo yang tengah berbincang di telfon menoleh ke sumber suara. Satu pria dengan pakaian santai namun rapi berjalan ke arahnya, dialah yang di temuinya kemarin sebelum kejadian naas hari ini.
"Tuan Justin." panggil Leo menutup telfon dan menyambut kedatangan pria itu dengan sedikit membungkuk.
Keduanya sama-sama assisten tapi dalam level berbeda, hanya itu yang Leo pahami karena kedua perusahaan bagaikan langit dan bumi. Seberapapun jauh keberhasilan keluarga Bagaskara masih jauh dari jangkauan perusahaan RA Company yang baru berdiri tapi sudah berhasil bekerjasama dengan berbagai perusahaan nomer satu lainnya di berbagai belahan dunia.
"Di atas ada landasan helikopter, pergilah bersama pengawal ku dan jemput Tuan dan Nyonya Bagaskara. Biarkan aku yang menjaga tuan Abhishek, dan aku sudah meminta sopir ku untuk menjemput istrinya." tutur Justin dengan wajah datarnya.
"Tapi saya tidak tahu kemana Tuan dan Nyonya Bagaskara berlibur." tukas Leo dengan sedikit canggung.
"Soal itu, tenanglah. Orang ku sudah melacak lokasi mereka, tapi tempatnya sangat terpencil jadi lebih baik menggunakan heli. Setidaknya jika kamu yang menemui mereka, maka mereka akan percaya." ucap Justin dengan memberikan sebuah ponsel pada Leo.
"Terimakasih, tapi ini? Saya..." ucap Leo.
"Ponsel mu tidak akan berguna, pakailah ini untuk menghubungi ku.Pergilah." potong justin yang tahu apa maksud Leo.
"Permisi, tolong jaga boss saya." pamit Leo menerima ponsel dari Justin dan membungkuk, sebelum mengikuti dua bodyguard yang ternyata berdiri cukup jauh dari Justin.
Kepergian Leo, membuat Justin menekan earphones dan memberikan kode semua aman. Selang beberapa saat Asfa keluar dari tempatnya, menuju ke ruangan Abhi dimana para dokter tengah menangani keadaannya yang memang cukup parah.
Asfa tidak peduli jika kini para dokter menjadi tegang karena kedatangannya, bukan sebagai istri tapi sebagai seorang queen yang memiliki hak penuh atas rumah sakit utama. Justin yang menyadari aura dingin di ruangan rawat itu, segera membawa nona mudanya keluar dari ruangan. Agar dokter kembali berkonsentrasi tanpa tekanan dari siapapun.
"Istirahat lah, biarkan aku yang menunggu. Bukankah beberapa hari ini kamu kurang istirahat?!" ucap Justin dengan lembut mengelus kepala Asfa.
"Aku tidak bisa! Berikan semua rincian kecelakaan Abhi, aku sendiri yang akan menghukum pelakunya jika ada yang berusaha melukainya! " ucap Asfa dengan tangan mengepal.
"Diam, dan istirahatlah! Tanggung jawabku bukan masalah seperti ini, tapi keselamatan dan kesehatan mu Queen Asfa Luxifer. Ku mohon tenangkan dirimu. Aku akan mengurus segalanya." ucap justin dengan sedikit penekanan.
"Baiklah, kabari aku jika dokter sudah selesai." jawab Asfa dengan berjalan kembali ke ruangan miliknya sendiri.
Seperti itulah Justin memperlakukan nona mudanya bagaikan boneka yang tidak boleh tergores sedikit saja, bukan hanya sebagia assisten tapi juga sebagai seorang kakak yang melindungi adiknya. Keduanya memang sudah bersama dengan latihan yang sama-sama berat, membuat Justin tahu benar apa kelemahan dari nona mudanya. Kasih sayangnya bukan hanya hubungan kerja tapi banyak hubungan lainnya yang tidak perlu di jelaskan, Asfa tidak pernah mempermasalahkan apapun karena baginya Justin juga keluarganya.
Justin menghubungi beberapa anak buahnya lagi. Untuk segera menyelesaikan tugas darinya dan memastikan semuanya murni kecelakaan biasa atau di sengaja. Sedangkan di sebuah rumah mewah, di dalam kamar yang terang menunjukkan begitu banyak pecahan barang yang terbuat dari porselen dan juga lukisan yang penuh dengan seni, sprei yang kini tergeletak di lantai dengan bantal yang sudah kempes akibat bulu-bulu dalam bantal telah keluar dari tempatnya.
"Hiks... hikss... aku akan menemui mu. Maafkan aku, bukan maksudku membuat mu celaka." ucap lirih seorang gadis yang duduk di sudut lemari dengan mencengkram sebuah ponsel yang masih memutar sebuah video kecelakaan lalu lintas parah, sebuah mobil dengan plat yang di kenalnya menghantam tiang listrik mengakibatkan seorang pengemudi jatuh tidak sadarkan diri dengan luka kepala yang parah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ
syukurlah kalau Asfa udah mulai nyaman sama Abhi
2022-10-29
1
❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ
Leo gak usah membantah sama perkataan bodyguard itu kalau kamu mau selamat
2022-10-29
1
Zhou Zhi lou
berita yg sangat mengejutkan saat tuan masuk rmh sakit
2022-10-29
1