"Maaf. Aku harus melakukan ini. Demi keselamatan mu Asfa. Apapun yang terjadi nanti, ku harap kamu mau memaafkan ku." ucap Abhi lirih dengan pejaman mata sesaat untuk menenangkan fikiran dan mengambil keputusan terberat di dalam pernikahannya.
Setelah mendengar saran dari seorang dokter untuk menolong kondisi istrinya yang dingin bagaikan es di Kutub Utara.
.....................
Cahaya matahari perlahan mulai menerobos celah celah tirai yang tertutup tanpa beraturan, membuat sinarnya menerangi sebuah kamar beraroma wangi nan mewah dari pengharum ruangan keluaran luar negri. Dua sosok manusia dengan selimut tebal yang menggulung, membuat keduanya enggan menjemput keindahan pagi.
Tok.. tok.. tok...
Suara ketukan pintu berulang kali terdengar. Satu tangan mulai keluar dari balik selimut, mencoba memposisikan diri untuk mengembalikan kesadarannya. Tubuhnya meliuk seakan peregangan adalah hal utama, satu langkah kakinya keluar dari selimut dan menapaki dinginnya lantai marmer bermotif bunga emas.
"Aaaargghh..." serunya sesaat melihat pantulan dirinya di cermin.
Satu sosok manusia lagi kini terbangun karena jeritan seseorang, memaksanya untuk mendapatkan kesadaran secepat mungkin. Matanya menangkap wujud indah satu sosok mungil yang berdiri menghadap cermin tanpa sehelai benang pun, tanpa berkedip mata itu menatap. Hingga sosok mungil itu langsung berlari memasuki kamar mandi, ketika tatapannya bertemu dengan sosok di atas tempat tidur tanpa satu kedipan mata.
"Sabar Abhi, bersiaplah untuk menjelaskan. Kuharap Asfa mau mendengarkan ku, semoga." gumam Abhi turun dari tempat tidur dan mengambil pakaian bersih untuk dirinya dan menyiapkan pakaian bersih untuk Asfa yang di letakkan di tempat tidur.
Didalam kamar mandi dengan perasaan tidak karuan, Asfa memandang wajahnya di depan cermin. Sembari berulang kali menggelengkan kepalanya, berharap apa yang difikirkan tidak menjadi kenyataan. Berulang kali dilihatnya setiap jengkal tubuhnya, namun tidak ada satu tanda merah di tubuh putih mulusnya. Tidak ada rasa sakit juga di bagian kewanitaannya.
"Syukurlah semua yang ku fikirkan tidak terjadi, bodohnya aku! Bagaimana bisa ketiduran disaat berendam, dan aaah kenapa jadi begini." keluh Asfa beralih menguyur tubuhnya di bawah shower yang menyala.
Membiarkan dinginnya air meredam amarahnya, dengan segala rasa aneh yang ntah baginya lebih rumit dibandingkan menggunakan senjata dan merakit berbagai macam teknologi. Tanpa di sadari Asfa, sudah hampir satu jam lebih dirinya didalam kamar mandi membuat Abhi yang sudah selesai mengambil makanan kini berjalan mondar mandir karena cemas.
"Kapan gadis ini akan keluar? Ayolah keluar Asfa, apa yang kamu lakukan didalam sana selama ini." gumam Abhi berjalan maju mundur berulang kali seperti kipas angin salah arah.
Lima belas menit kemudian...
"Sudah cukup!" ucap Abhi dan berjalan mendekati pintu kamar mandi.
Ceklek...
Belum sempat tangannya menyentuh pintu, pintu terbuka dan menampilkan gadis dengan kimono yang besar untuk tubuhnya, bibirnya sudah membiru karena terlalu lama berada di air. Tanpa aba-aba Abhi menarik Asfa dan memeluknya, seakan tidak ingin gadis itu kedinginan lagi seperti semalam. Asfa yang tidak tahu harus bersikap apa, memilih untuk diam tanpa membalas pelukan Abhi.
"Apa yang kamu lakukan! Katakan lah jika ada masalah!" tukas Abhi dengan buru-buru melepaskan pelukan dan membawa Asfa ke tempat tidur.
"Aku bisa sendiri!" cegah Asfa mengambil pakaian yang hendak Abhi pakaikan ke tubuhnya.
"Astaga ada apa denganku! Kenapa aku bersikap kelewatan, pastinya gadis itu masih berfikir aku menodainya!" gumam Abhi menepuk dahinya sendiri seakan baru menyadari kesalahannya.
"Dia itu kenapa sih! Yang benar saja mau mengganti pakaianku dengan emosinya yang gak karuan itu, tenang Asfa. Ingat siapa kamu saat ini!" keluh Asfa sembari menggunakan pakaian pilihan Abhi di dalam kamar mandi.
Setelah lima menit. Asfa keluar tapi tidak lagi melihat Abhi didalam kamar, tanpa mempedulikan itu. Kini tangannya mulai sibuk mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kecil yang tersedia banyak didalam lemari, hampir seluruh wajahnya kini tertutupi rambut. Hingga handuknya di ambil secara paksa, berganti dengan udara panas yang menerpa kulit serta rambutnya. Siapa lagi jika pelakunya bukan suaminya yang seakan menutupi wajahnya dengan panci dapur dari segala rasa malu.
"Aku bisa..." protes Asfa mencoba mengambil pengering rambut dari tangan Abhi.
"Diamlah! Akan lebih cepat kering jika aku yang melakukannya." sela Abhi yang paham penolakan istrinya.
Dengan wajah menunduk. Asfa membiarkan Abhi mengeringkan rambutnya, tanpa melakukan perlawanan. Percuma saja jika jati dirinya masih gadis polos. Dengan berbagai peredaman emosi yang ada di dalam jiwanya, kini bermain ekspresi sudah menjadi kebiasaan bagi gadis mungil itu. Abhi yang melihat istrinya hanya diam dan menunduk hanya bisa menghela nafas dan merasa bersalah.
"Ayo kita makan setelah itu kita bicarakan!" ajak Abhi dan menggandeng tangan Asfa ke tempat meja dan sofa dikamar.
Sekali lagi Asfa hanya menurut dengan menunduk, menikmati makanan yang sudah tersedia tanpa banyak bertanya dan membiarkan pria di samping nya berulang kali memandangnya dengan hembusan nafas yang dalam. Diam namun pasti pendengaran dan ketajamam seorang Asfa tetap berjalan dan membiarkan segala sesuatu seperti gadis lemah.
"Aku minta maaf untuk semua yang kulakukan semalam, aku tidak bermaksud mengambil kesempatan dalam kesempitan tapi keadaanmu di luar kendali ku." jelas Abhi membuka percakapan setelah selesai makan.
"Memang apa yang terjadi semalam?" tanya Asfa dengan mata mengerjap memandang Abhi.
"Em itu. Aku memeluk mu dengan tanpa pakaian apapun." jawab Abhi dengan wajah yang memerah menahan malu dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah jendela.
Hahaha pria ini sungguh lucu, anggap saja ini hukuman dari ku. Selamat menikmati suamiku sayang.~ batin asfa menahan tawanya.
"Apa kamu tidak mau bekerja? Bukankah Nona Aqsa ingin menjalin kerja sama dengan keluarga ini lagi?" ucap Asfa mengalihkan topic dan berhasil membuat suasana berubah drastis.
"Tenang saja. Aku sudah menyiapkan hadiah terbaik untuk keluarga itu. Sesuai permintaan mu yang terakhir, istirahat lah. Hari ini akan menjadi melelahkan, aku ke ruang kerja ok.'' jawab Abhi dan mengacak rambut Asfa.
Pintu kamar tertutup, membuat Asfa segera mengunci kamar dan segera mengambil ponsel pintarnya untuk memberikan perintah kepada orang-orang kepercayaannya. Hanya hitungan detik semua jaringannya sudah dalam kendali, membuat senyum devilnya kembali muncul.
" LET'S play My doll Mrs. Aqsa Narendra!(Mari bermain boneka ku nona Aqsa Narendra!)." ucap Asfa menempelkan earphones bluetooth ke telinganya dengan jemarinya yang berselancar di atas ponsel pintarnya sembari menikmati alunan musik favoritnya.
.......................
Prangg.. Buug.. Prangg..
"Hancur sudah semua usaha ku! Semua ini gara-gara kau anak sial@n, andai saja kau tidak kabur dari pernikahan itu.Dan rencana mu semakin menghancurkan hidup keluarga ku di tambah lagi kakak mu yang menghilang ntah kemana setelah semua kejahatannya terungkap!" teriak seorang pria paruh baya yang melemparkan segala benda di sekitarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Zhou Zhi lou
abhi, kamu jgn mrsa berslh begitu pd asfa. tahu lah u hny ingin keslmtnnya
2022-10-29
1
HAPUS APK 🙏🙏
tidak mungkin juga abhi melakukan itu kalau tidak mendapat ijin mu asfa
2022-10-29
0
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
asfa bener" gadis hebat menghancurkan tanpa menyentuh
2022-10-28
2