Maaf. Aku hanya akan menjadi gadis bodoh dan lugu di hadapan mu! Wajah asli ku akan selalu tersimpan dalam gelap nya malam di balik sang rembulan. Aku pergi tanpa izin mu, maaf.~ batin Asfa sejenak menatap wajah Abhi yang begitu tenang dan tampan.
Dengan pakaian yang sudah tersimpan rapat di dalam tempat tersembunyi, kini Asfa tengah menuruni pilar yang terhubung dari balkon kamar Abhi menuju ke teras belakang. Tanpa sepengetahuan pemilik rumah, Asfa mengetahui setiap rincian denah rumah mewah itu termasuk beberapa ruang rahasia yang sengaja Abhi buat. Bagaimana gadis mungil itu tahu dalam waktu singkat, tentu karena keahliannya sendiri.
Seorang putri bintang tidak akan disandingkan dengan identitasnya jika gadis itu tidak genius, namun semua keaslian tentangnya hanyalah kamuflase dalam dunia nyata dari kehidupan barunya. Dengan cekatan kaki dan tangan ramping itu mulai menyelinap dan memanjat dinding belakang, dimana seseorang tengah menunggunya, didalam sebuah mobil sport hitam kesayangan tuannya.
Tok.. tok.. tok..
Klik..
"Jalan!" perintah Asfa setelah masuk ke kursi samping kemudi.
Tanpa jawaban sosok di kursi kemudi langsung menancapkan gas untuk meninggalkan kediaman Abhi, sedangkan gadis yang baru masuk sibuk mengetik dengan cepat di laptop yang kini berpangku di pahanya itu. Tanpa mempedulikan kecepatan sang pengemudi, baginya kecepatan itu hanyalah sepoi angin yang lembut dan tidak akan menggangu konsentrasinya.
"Queen." panggil sosok itu.
"Hmm" jawab Asfa tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Ada penghalang yang mengikuti, bagaimana? " tanya sosok itu.
Asfa dengan cepat menutup laptop dan melihat sang pengemudi dan melihat ke arah yang di isyaratkan. Dari kaca spion memang terlihat beberapa mobil mengejar mobilnya dan mobil di belakang anti peluru. Ntah semua itu kebetulan atau memang hanya tidak sengaja, namun bagi sang pengemudi hal ini tidak baik karena kini keduanya tanpa anggota lainnya meski kemampuan queennya tidak dapat di ragukan. Tapi membahayakan nyawa pewaris tunggal dari Tuan besar berarti menggali kuburannya sendiri.
"Ayo olahraga." ucap Asfa dan mengedipkan mata birunya.
Melihat kerlingan mata nakal yang menjadi ciri khas queennya justru membuat pengemudi itu seketika merinding, apapun yang ada di dalam otak kecil itu pastilah akan berakhir menyeramkan. Tapi itu lebih baik dibandingkan mata itu di penuhi amarah, amarah yang bisa membakar satu negara jika itu terjadi.
"Permainan apa queen?" tanya pengemudi itu tanpa menurunkan kecepatan sedikitpun.
"Permainan anak jalanan? bagaimana?" tukas Asfa dengan senyuman yang manis.
"Seperti yang anda inginkan queen!" jawab pengemudi itu dan mulai menurunkan kecepatan sebelum akhirnya menghentikan mobilnya.
Dengan cepat keduanya bertukar posisi, tidak lupa kedua orang itu menggunakan topeng yang selalu tersedia di dalam mobil. Dengan santainya Asfa menunggu mobil yang dibelakang mendekat. Benar dugaan pengemudi itu jika lima mobil tadi mengikuti mobilnya ntah sejak kapan, namun itu bukan hal yang perlu di fikirkan.
Kini dua mobil sudah berhenti di samping kanan dan kiri mobil hitam milik Asfa, sedangkan ketiga mobil lainnya ada dibelakang karena jalan yang tidak memungkinkan. Dengan santai Asfa menurunkan kaca mobilnya dan menoleh ke arah samping, pengemudi yang kini duduk di kursinya juga melakukan hal sama dengan sebuah kertas yang bertuliskan sesuatu.
"Disappear" ucap seorang pengemudi yang ada di sebelah kiri.
Setelah kedua sisi melihat tulisan di kertas, dengan satu isyarat Asfa dan orangnya melemparkan kertas itu ke udara, deru suara mesin yang langsung menyala. Tanpa menunggu lama Asfa mulai menancapkan gas dengan kecepatan penuh tanpa peduli apa yang akan menghadang, dengan suara mobilnya yang seperti hembusan angin. Mobil Asfa mulai melakukan kejar-kejaran tanpa henti hingga sebuah titik yang sudah di tentukan, Asfa memutar haluan mobil tanpa mempedulikan mobil yang mulai mendekati ke arahnya.
Tanpa menunggu waktu yang terbuang, dengan cepat Asfa melaju ke arah lima mobil yang kini meluncur ke arahnya. Sedangkan kelima mobil itu tidak menyangka dengan kegilaan yang di lakukan mobil incaran mereka, hingga kecepatan tidak mampu dihentikan. Kecuali dengan menggerem mobil mereka secepat mungkin.
Kelima mobil itu mulai melakukan pengereman mendadak namun detik terakhir sebelum terjadi tabrakan, mobil hitam itu terbang melintasi kelima mobil dengan pendaratan mulus. Wajah pucat dengan rasa terkejut tidak dapat di pungkiri, meskipun Asfa dan orang di sebelahnya tidak bisa melihat, tapi sudah pasti kelima mobil itu akan mengalami skot jantung yang menyehatkan.
"Gila! Sinting!" teriak satu pemuda yang turun dari mobil pertama.
"WOY! Itu sama aja bego! " seru teman semobilnya yang masih mengatur detak jantungnya.
Sosok-sosok sekitar 7 orang kini menghabiskan semua umpatan karena kegilaan dari mobil yang di anggap sebagai tantangan malam itu oleh geng elite, ketujuh pemuda itu memang anak-anak orang kaya yang terbiasa balapan liar. Disaat melihat sebuah mobil sport hitam yang meluncur dengan kecepatan di atas rata-rata membuat geng itu menargetkan sebagai tantangan balapan dadakan. Namun siapa sangka justru ketujuh pemuda itu mendapatkan skot jantung dadakan.
"Bro, kok kaya familiar ya ama trik tadi?" tukas seorang pemuda yang sedari tadi diam, dengan menaruh jari di kening seakan berfikir keras.
"Eh Zero! Sejak kapan bocah satu ini menginggat hal seperti balapan?" sindir pemuda dengan pakaian rapi.
"Dan! Zero yang paling peka dibanding kita semua! Coba ingat yang bener ro." sela pemuda dengan jaket kulit coklat.
"Balik yuh! Skot jantungnya lumayan memperlancar darah kita, kita bahas besok di markas aja, gimana? " usul pemuda dengan kaos oblong dan jeans robek.
"Ken bener. Ayo balik. Aku usahain buat inget-inget siapa yang punya trik kaya tadi." jawab Zero dan masuk ke mobilnya yang ada di tengah.
Kelima mobil itu mulai meninggalkan tempat kejadian dan berpencar ke arah rumah masing-masing, Zero yang melewati jalan sendirian merasa sedikit tenang setelah nafasnya kembali normal. Namun di saat berbalik ke arah jalan yang menuju ke perumahan miliknya, matanya tidak sengaja melihat sebuah mobil sport hitam di depan salah satu rumah bertingkat 3. Rumah di barisan paling awal dari komplek perumahan tempat tinggalnya, membuat Zero berhenti di seberang jalan dan melihat mobil itu keluar meninggalkan rumah mewah itu.
"Apa aku salah ya? Tapi itu mobil sama persis, apa aku coba tanya ya, atau pulang aja?" gumam Zero sambil memandang rumah mewah itu dengan seksama.
Sedangkan di dalam rumah mewah itu, seseorang membisikkan sesuatu ke atasannya. Mendengar hal yang mencurigakan membuat atasannya mengambil tindakan. Tanpa di sadari disaat melamun dengan banyak pertanyaan dan keraguan, seseorang mengetuk kaca mobil pemuda itu.
"Maaf ada apa?" tanya Zero dengan gugup.
"Queen kami ingin bertemu dengan anda, silahkan turun dan ikuti kami!" tukas pria dengan tubuh kekar namun memakai topeng.
"Baik, bagaimana dengan mobil saya? Maaf rumah saya ada di perumahan ini juga, bisakah saya pulang terlebih dahulu?" elak Zero mencoba untuk menghindar.
Mendengar hal itu, pria kekar mengambil ponselnya menghubungi seseorang dengan wajah serius dan suara tegas. Tanpa menunggu lama ponsel yang masih tersambung dengan seseorang di seberang sana, di arahkan pada pemuda di dalam mobil.
"Masuk! Jangan membantah ku. Aku tahu semua tentang mu Zero Alanda!" titah seseorang yang tegas, meskipun jelas suara itu adalah suara seorang wanita.
Tanpa berfikir lagi, akhirnya zero mengikuti pria kekar itu dan meninggalkan mobilnya di jalan. Tidak penting lagi baginya soal mobil tapi sosok di seberang telfon yang mengucapkan nama lengkapnya membuat Zero menahan gemuruh di dalam dadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf♡᭄⃟ន𝒶𝒹 𝓖𝓮𝓪♡ᥫ᭡💯
good Asfa kalahin aja tuh orang2 songong 🏃♀️🏃♀️🏃♀️
2022-10-29
0
❤️⃟Wᵃf♡᭄⃟ន𝒶𝒹 𝓖𝓮𝓪♡ᥫ᭡💯
Wahh Asfa hebat banget bener2 cewek pemberani
2022-10-29
0
༄༅⃟𝐐Vee_hiatus☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
zero kali ini kamu salah sasaran
2022-10-29
2