Di balik pepohonan seseorang sedang mengintai sasarannya dengan waspada tanpa membuat kecurigaan, menunggu waktu yang tepat untuk melakukan tugas dari Bossnya.
Telihat intaiannya sedang sibuk bermain dengan anak-anak di dalam sebuah bangunan. Seorang wanita dewasa yang bersamanya pergi ntah kemana.
Kesempatan yang baik dan harus di gunakan untuk mendekati intaiannya. Baru saja satu langkah keluar dari tempat persembunyiaannya. Sebuah mobil memasuki halaman dan dua orang pria turun dari mobil dengan pakaian formalnya, membuat seseorang yang baru ingin keluar langsung bersembunyi lagi.
"Ayo nak, pasti ratu-ratu keluarga Bagaskara sudah tidak sabar menunggu kita hehehe." canda Papa Mahendra.
"Papa ini." jawab Abhi menggeleng kepalanya.
Rumah Indah
Itu lah papan nama dari tempat yang dikunjungi keluarga Bagaskara, sebuah panti asuhan keluarga yang di tujukan anak-anak kurang beruntung dan keluarga Bagaskara selalu berbagi rezeki dan kebahagiaan mereka dengan anak-anak panti. Begitu pula hari ini dimana keluarga Bagaskara sengaja mengadakan syukuran di panti bersama anak-anak atas pernikahan putra tunggal keluarga Bagaskara, Papa Mahendra langsung membantu persiapan syukuran bersama Bunda Aliya sedangkan Abhi sedang mengamati dari dekat bagaimana istri kecilnya tersenyum dan sesekali menjawab pertanyaan anak-anak.
"Superheroo.." seru anak-anak yang melihat Abhi berdiri di depan pintu.
"Apa kabar My Girls n My Boys?" sapa Abhi sambil memasuki ruangan dan berjongkok merentangkan kedua tangannya.
Semua anak berhamburan memeluk tubuh Abhi yang kekar, hampir seluruh anak kini berebut memeluk Abhi.
"Wait, ladies n gentlemen! Bariis Ayo let's go." perintah Abhi yang langsung di lakukan oleh anak-anak.
Satu persatu anak-anak yang berbaris bergantian memeluk Abhi, bukannya kembali bermain justru anak-anak berbalik memeluk Asfa. Mendapatkan pelukan dari setiap anak membuat Asfa tersenyum. Abhi yang melihat itu juga ikut tersenyum.
"Hay boy, ayo ajak anak-anak ke ruang makan. Semua sudah siap. Ayo anak-anak let's go." ajak Papa Mahendra.
Semua anak-anak mengikuti Papa Mahendra seperti ekornya saja, terlihat panjang seperti kereta api. Hanya tinggal Abhi dan Asfa di dalam ruangan yang kembali membekukan suasana, meski sebelumnya sudah lebih mencair.
"Ayo Asfa, syukuran ini untuk pernikahan kita. Pasti semua menunggu kita." ajak Abhi lembut mempersilahkan Asfa untuk berjalan terlebih dahulu.
"Maaf, saya tidak tahu dimana ruangan makannya." tutur Asfa lirih.
"Baik lah, ayo jalan bersama." jawab Abhi dan berdiri di samping Asfa.
Suara anak-anak bercanda bisa terdengar dari luar, dan benar saja ruangan yang seperti aula itu sudah di penuhi anak-anak bahkan lebih banyak dari anak-anak yang tadi.
Dengan sigap Abhi menggenggam tangan Asfa dan membimbing istri kecilnya untuk berkumpul dengan bunda Aliya dan pengurus panti. Bunda Aliya menyambut Asfa dengan senyuman manis.
"Berhubung pihak terkait sudah hadir, mari acara syukuran ini kita mulai. Kami berharap doa anak-anak untuk pasangan baru keluarga Bagaskara langgeng dan cepat dapet momongan." ucap Papa Mahendra tanpa di saring.
"Auw Sakit." gumam Papa Mahendra yang merasakan cubitan di lenggannya namun tetap tersenyum.
"Makanya kalau ngomong tuh jangan ceplas ceplos! Lihat tuh mantu kita langsung lumer senyumnya." cetus Bunda Aliya pelan.
Acara makan bersama dengan beberapa tumpeng membuat semua anak-anak beserta pengurus panti tersenyum dan tertawa bahagia. Abhi bersyukur di dalam acara syukuran Asfa mau menjadi sosok yang berbeda meskipun hanya seujung kuku.
Selesai acara makan bersama, keluarga Bagaskara kembali meninggalkan panti dan pulang ke rumah masing-masing. Karena Abhi tidak membawa supir alhasil dirinya yang harus menyetir sendiri, yah meskipun sepanjang perjalanan hanya di isi dengan keheningan.
Sebuah taman di depan komplek perumahan terlihat sangat teduh dengan temaram bulan di atas langit. Rasanya ingin mengajak istri kecilnya untuk duduk di taman, sesaat menikmati keindahan malam namun melihat wajah lelah sang istri membuat Abhi menggurungkan niatnya.
"Bisakah kita kesana?" tanya Asfa sambil menunjuk taman.
"Tentu." jawab Abhi tersenyum senang karena merasa keinginannya akan terpenuhi.
Segera Abhi memarkirkan mobilnya di depan sebuah supermarket dan mengajak Asfa berjalan ke taman. Keduanya mencari tempat untuk duduk, sebenarnya Abhi hanya mengikuti Asfa dari belakang dan membiarkan Asfa memilih tempat sesukanya.
"Malam ini aku akan mengatakan sebuah kebenaran pada anda. Ku harap anda bisa membiarkan saya menyelesaikan cerita saya, sebelum anda marah atau pun melakukan hal lainnya." ucap Asfa menatap kumpulan bunga pukul 4 di depannya.
"Silahkan." jawab Abhi menyandarkan punggungnya di kursi taman.
"Saya adalah seorang pelayan di keluarga Narendra, pasti itu yang anda ketahui. Memang benar saya seorang pelayan, tapi alasan saya bekerja disana adalah kemauan saya sendiri meskipun hanya sebagai pelayan tapi tetap saya lakukan. Semua itu hanya memiliki satu alasan yaitu Saya mencintai Tuan A Narendra, putra sulung keluarga Narendra. Saya memang gadis naif, karena demi Cinta saya rela menjadi seorang pelayan dan karena kejujuran tentang alasan saya bekerjalah. Maka Tuan A Narendra meminta saya, membuktikan cinta saya kepadanya dengan menggantikan adiknya yang telah melarikan diri. Saya tidak suka ketika perasaan tulus yang saya punya di ragukan, maka dengan kesadaran saya menerima permintaan lelaki itu. Pernikahan ini di dasari atas paksaaan tapi keputusan saya menikah dengan anda adalah mutlak dari saya sendiri. Dan tentang permintaan saya pada anda, tentang kerjasama bersama Narendra family itu semata hanya untuk mewujudkan permintaan terakhir saya pada lelaki itu. Saya memintanya untuk jangan datang kembali ke dalam hidup saya. Malam ini saya sudah mengatakan kebenaran yang seharusnya anda ketahui dan rasa bersalah yang ada di dalam hati anda, setidaknya hilang karena pernikahan ini terjadi atas keputusan diri kita masing-masing." jelas Asfa panjang lebar tanpa menetes kan satu air mata pun.
"Aku senang atas kejujuran mu Asfa, tapi kejujuran mu tidak akan mengubah keputusan ku. Ucapan ku akan tetap sama, waktu mu hanya esok. Putuskan baik-baik apa yang kamu ingin kan, aku akan selalu mendukung mu. Ayo kita pulang, ini sudah semakin malam." balas Abhi.
Sungguh jawaban Abhi membuat Asfa tenang. Meskipun setelah mengetahui kebenarannya, tapi pria yang menjadi suaminya itu masih bersikap tenang. Setelah meninggalkan taman dan kembali melanjutkan perjalanan pulang yang tidak seberapa itu membuat kebisuan kembali berlangsung. Keduanya seakan sepakat untuk diam memahami situasi yang keduanya jalani.
"Istirahat lah! Besok pagi aku akan mengantar mu ke salon dan kita akan bertemu di malam hari. Aku akan menunggu mu di tempat seharusnya, tapi percayalah jika kamu memutuskan pergi. Aku tidak akan mengganggu hidup mu Asfa, meski hanya sedikit seujung kuku. " ucap Abhi sebelum menutup pintu kamar.
......................
"Tuan, Kami sudah membawa Nona Angel pulang. Beliau ada di dalam kamarnya." lapor assistantnya di ruangan kerja boss nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
syukurin lelaki pilihan Tuhan untukmu, asfa
2022-10-29
0
✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨
aku padamu abhi.. abhi benar benar lelaki bijaksana
2022-10-29
2
༄༅⃟𝐐Vee_hiatus☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
abi gentleman menanggapi semuanya dengan lapang dada dan kesabaran
2022-10-29
0