"Ternyata Cinta Itu membuat seorang Putri Keluarga Phoenix jatuh di kubangan lumpur, untung aja kembali terangkat setelah menikah dengan Keluarga Bagaskara." ucap Asfa sembari menikmati jalanan yang sangat sepi.
Malam yang tenang tanpa bintang membuat Asfa menikmati perjalanannya dengan tenang dan nyaman. Bayangan-bayangan cinta butanya seakan membuat hatinya tertusuk namun tidak untuk dikenang. Seperti sebuah penjara yang tak lagi terkunci dan membiarkan jiwanya terbang ke angkasa, kembali pada langit yang berhak atas dirinya.
Dunia Bintangnya telah menanti kedatangannya untuk kembali menjadi pusat dunia, dengan identitas yang akan membuatnya semakin terbang dengan tahta kekuasaan. Seperti takdir yang membuatnya menjadi anggota keluarga Bagaskara, maka dirinya bersiap untuk memulai awal kehidupan barunya.
Setelah memarkir mobilnya, Asfa kembali berganti pakaian tidur dan meninggalkan mobilnya di tempat parkir. Dengan santai Asfa kembali ke dalam kamar hotel, setelah memasuki kamar hotel terlihat Abhi masih menikmati tidur nya di sofa, bergegas Asfa ikut merebahkan tubuhnya di kasur king size setelah melakukan pekerjaan yang di anggapnya hanya buang-buang waktu.
....................
Sebuah cahaya mengusik tidur lelapnya, membuat Asfa membuka mata yang masih mengantuk namun pemandangan kamar sudah berbeda. Kamar hotel tidak seperti apa yang ada di depannya lagi, di perhatikannya sekeliling.
"What's? Why I am here? (Apa? Kenapa aku di sini?)" seru Asfa dengan terkejut, karena mendapati dirinya kini tidur di kamar rumah Abhi.
Seingatnya terakhir kamar hotel yang menjadi tempatnya terlelap. Suara Asfa cukup keras hingga terdengar sampai di kamar mandi, Abhi langsung buru-buru keluar dari kamar mandi untuk melihat apa yang terjadi.
"Asfa apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja?" cecar Abhi dengan berlari ke arah Asfa.
"Aaarrh! Apa yang kau lakukan hah! Dimana pakaian mu?" teriak Asfa langsung menutupi matanya dengan kedua tangannya.
Abhi tidak paham dengan apa yang di maksud Asfa, namun sejurus sebuah pintu kaca di depan sana menampilkan keadaannya yang sudah tidak memakai sehelai benang pun. Buru-buru Abhi kembali masuk ke dalam kamar dan meneruskan mandi sembari mengumpat di dalam hati tanpa henti.
"Apa dia itu pikun? Tapi kan masih muda ya meskipun sudah berumur! Astaga mata ku jadi ternoda, lebih baik aku mandi di kamar lain saja. Yah itu lebih baik!" gumam Asfa dan mengambil pakaian serta handuk untuk mandi di kamar lain.
Selesai dengan ritual mandinya. Abhi bergegas untuk berganti pakaian kerja dan rasa bersyukur karena Asfa sudah tidak ada di kamar, jelas terbukti dari helaan nafas lega Abhi. Wajahnya tiba-tiba memerah mengingat Asfa kini sudah melihat seluruh tubuhnya, tapi ada perasaan dimana Abhi tidak ingin istrinya itu berfikiran buruk tentangnya.
Jujur saja setelah semua yang di lakukan Asfa dengan kembali dan mau memberi kan kesempatan pada hubungan pernikahan. Maka Abhi mulai mencoba membuka hatinya untuk Asfa demi mewujudkan permintaan terakhir sang kakek.
Yah setidaknya sebagai seorang pengusaha sukses dirinya paham kapan harus bertahan atau melakukan pemutusan sebuah hubungan meskipun itu hubungan pernikahan yang pada dasarnya memang tidak di dasari Cinta.
Tanpa di ketahui Abhi siapa sebenarnya seorang Asfa. Karena semua identitas Asfa adalah daftar nama Blacklist. Abhi hanya mengetahui kost dan tempat kerja Asfa sebelum menikah, hanya 2 hal itu.
.................
Suasana meja makan menjadi canggung ketika Abhi sudah melihat Asfa duduk di salah satu kursi dengan menikmati dua roti bakar isi yogurt, terlihat gadis itu sangat menikmati sarapannya. Bahkan seakan tidak terjadi apa pun, Asfa mengacuhkan Abhi yang diam-diam melirik ke arahnya.
"Apakah aku boleh keluar rumah?" tanya Asfa setelah selesai menghabiskan roti bakar.
"Tuan ini kopi anda." ucap pelayan yang terlihat sudah tua.
"Terimakasih bi, apa mau belanja atau mau kemana? " tanya balik Abhi sembari menyesap kopi hitamnya.
"Hanya ingin jalan-jalan melihat jalanan." tukas Asfa sekenanya, tidak mungkin jika akan mengatakan jujur kemana tujuannya.
"Baiklah, apa kamu bisa menggunakan mobil?" tanya Abhi memperhatikan Asfa dengan seksama.
"Hehehe Tuan ini! Aku hanya pelayan lalu bagaimana menggunakan mobil? Yang ada baru keluar pintu gerbang melayang." canda Asfa dengan senyuman aneh.
" Pergilah dengan supir ku! Biar Aku membawa mobil sendiri. Dan ini untuk mu, pakailah sesuka mu. Ini adalah hak mu." ucap Abhi sembari mengambil sebuah kartu black Card dan meletakkannya di depan Asfa.
"Bisa kah berikan aku yang tunai, yang itu saja! Aku tidak tahu cara menggunakan ini." cicit Asfa mengembalikan Black Card dan meminta uang beberapa lembar yang terlihat di dompet Abhi.
''Baiklah. Ambil ini dan simpan lah ini juga! Lain kali aku akan mengajari mu." ucap Abhi mengambil lembaran uang dan tetap menyodorkan Black card ke Asfa.
Setelah selesai meminum kopinya, Abhi keluar untuk pergi bekerja dan Asfa kembali memasuki kamar untuk mengambil sebuah tas selempang untuk menyimpan ponsel dan uang tunai beserta black card dari Abhi. Dengan pakaian casual yang telah di sediakan oleh Abhi, Asfa tidak perlu pusing untuk mencari pakaian yang baik untuk di gunakan.
Setelah memastikan penampilannya pas, Asfa keluar dari kamarnya menuruni tangga dan keluar meninggalkan rumah Abhi tanpa menggunakan mobil atau pun sopir.
"Non, kenapa jalan? Pak Dodi ada di belakang biar saya panggilkan." tegur Pak satpam hendak meninggalkan pos satpam.
"Tidak perlu pak, tuh taksi saya sudah sampai. Saya pergi dulu, dah pak satpam." pamit Asfa melewati gerbang khusus orang dan memasuki taksi sebelum pak satpam menjawab ucapannya.
"Eeh Nona Asfa!" seru pak satpam yang sudah terlambat.
Sedang kan di dalam taksi sang supir baru saja melepaskan topi yang tadi menutupi kepalanya, dan masker yang menutupi wajah.
"Bagaimana dengan misi mu Justin?" tanya Asfa yang mulai sibuk memeriksa laptop yang sudah ada di kursi belakang.
"File E No 1. Semua ada di dalamnya, semoga Nona Angel senang dengan hadiah pernikahan dari ku." jawab Justin dengan menggoda Asfa.
"Berikan saja jantung mu itu pada yang membutuhkan jika sudah bosan Hidup! Atau mau ku cabut sekarang?" hardik Asfa tanpa melihat ke depan.
"Ampeun deh. Kapan Nona Angel akan berubah," gumam Justin sembari fokus menyetir.
Asfa tidak peduli dengan apa yang Justin keluhkan, karena fokusnya kini pada File E No 1 dimana itu misi kehancuran hidup seseorang. Sedang kan di sebuah kantor dengan ruangan klasik, seorang pria tengah menyatukan jemarinya memikirkan apa yang sedang terjadi.
Pak satpam di rumahnya mengatakan jika Nona muda tidak menggunakan sopir tapi menggunakan taksi. Sedangkan melalui pantauan CCTV rumah tidak terlihat jelas seperti apa mobil taksi itu, apa lagi plat mobilnya karena sistem tiba-tiba error disaat bersamaan kedatangan taksi itu.
"Tunggu dulu! Saat Asfa berteriak tadi pagi bukan kah dia menggunakan bahasa inggris? Dan bahasanya terlalu mencolok jika sebagai seorang pelayan karena dia mengucapkannya dengan fasih, apa lagi keluarga Narendra mengatakan bahwa Asfa hanya lulus SD saja. Apa sebenarnya yang gadis ini sembunyikan." desah Abhi mengusap wajahnya dengan frustasi.
................
"Fantastic! You are work always best Justin!(Fantastis! Pekerjaanmu selalu yang terbaik Justin!)" puji Asfa dengan senyum devilnya setelah selesai melihat File E No 1.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Viona Alleandra Valencia
Waduh si Asfa main cabut jantung aja
2022-10-29
0
⍣⃝కꫝ🎸Riza🌍ɢ⃟꙰Ⓜʜ֟͜͡ᴠE𝆯⃟🚀⚔️⃠
masih penuH misteRii ya bi si asfA ini 😁😁😁
2022-10-29
0
🍌 ᷢ ͩ𝐕⃝⃟🏴☠️Meiling❤️⃟Wᵃf
nah loh si Abi jadi curiga kan sama bahasa Asfa yang sangat fasih dalam berbahasa Inggris
2022-10-29
0