Bab 7: Kepercayaan Papa

"Tuan, Kami sudah membawa Nona Angel pulang. Beliau ada di dalam kamarnya." lapor assistantnya di ruangan kerja bossnya.

Lambaian tangan dari pria di depan jendela, membuat assisten itu mengundurkan diri dan kembali ke tempatnya. Membiarkan Tuannya sendiri.

....................

Suara isak tangis memenuhi kamar luas bernuansa hitam kelabu. Ruangan yang kedap suara itu, kini mendengarkan isakan tangis penghuni kamar. Tirai yang masih setia tertutup rapat menambahkan kesan gelap. Seseorang membuka pintu kamar dan berjalan menuju ke arah jendela.

Sraaak.. (Tirai di sibakkan)

"Lihatlah karang dilautan itu, ombak masih setia menerjang karang tanpa henti. Apakah air mata mu tidak terbuang sia-sia?" tanya pria di depan jendela.

Hiks... Hiks... Hiks....

Suara tangisan itu menyayat hatinya. Sebagai seorang ayah tentu dirinya tidak senang melihat air mata yang mengalir dari putrinya.

Dengan kehidupan yang selalu keras membuatnya tetap bersikap tenang, namun suara isakan itu semakin terdengar lebih memilukan hatinya. Dengan langkahnya yang besar menghampiri putrinya yang terduduk di lantai.

Tangannya mencekram bahu putrinya dan mengajaknya untuk berdiri tegak, namun tubuh putrinya seakan tidak bertulang seakan kehidupan tidak ada di dalamnya.

Dengan merengkuh putrinya ke dalam pelukannya. Membawanya ke dalam ruangan kerja, dimana banyak hal yang di lakukan bersama di tempat itu. Setelah memasuki ruangan kerja, pria itu menurunkan putrinya meski isakan tangis masih terdengar.

Plaak.. Brug.. ( Satu tamparan keras darinya membuat putrinya jatuh tersungkur di lantai)

Rasa sakit di hatinya, tak menghentikan niatnya untuk menyadarkan sang putri. Satu tamparan yang di berikan berharap putrinya sadar dan berhenti menangis. Karena rasa sesak, pria itu duduk di kursi kebesaraanya dan mencoba mengendalikan emosinya, namun isakan masih enggan meninggalkan putrinya.

"Ingat lah Siapa Dirimu! Aku Tidak memiliki Putri selemah ini!" seru seorang Pria di atas kursi kebesaraanya.

"Bangkitlah! Tempat mu Di atas Bukan Di bawah! Queen Asfa Luxifer!" seru pria itu lagi dan mendekati gadis remaja yang masih menangis karena harus menikah dengan seorang pria yang tidak dikenalnya.

Ditatapnya mata sang putri, melihat kehancuran yang membakar hati anaknya. Dengan tangan yang sama pria itu mengelus pipi anaknya yang memerah, kembali memeluknya dengan erat mencoba memberikan kekuatan sebagai seorang ayah.

"Apakah harus Papa lenyapkan mereka semua? Yang menjadi alasan mutiara ku menangis bak gadis bodoh!" bisik pria itu di telinga Asfa.

Seketika tangis Asfa berhenti mendengarkan bisikan papanya, membuatnya memejamkan mata dan menenangkan hatinya yang terluka. Kini tangannya terulur untuk membalas pelukan sang Papa dan memberikan jawaban atas bisikan Papanya.

"Papa benar. Putri Bintang akan selalu di atas Langit bersama Sang Dewa Langit. Papa tidak perlu khawatir, aku sudah kembali." ucap Asfa melepaskan pelukannya.

"Maafkan Papa karena menampar mu." gumam pria itu.

"Papa adalah Pusat Dunia Putri Bintang. Apa pun yang Papa lakukan pasti untuk kebaikan ku, cukup sekali aku menjadi gadis naif dan meninggalkan identitasku. Sekarang aku kembali pada Dunia Putri Bintang." ucap Asfa dan menatap papanya dengan senyuman.

"Bagaimana dengan tawaran Papa?" tanya pria itu.

"Jangan masuk ke urusan sepele seperti itu Pa! Gak lucu kan, seorang Dewa Langit harus turun tangan hanya karena manusia pinggir jalan. Hehehe." canda Asfa.

"Bisa aja kamu nak. Tapi lihat lah gaun mu jadi kotor, iuh bau lagi hahaha." goda pria itu.

"Hehehe benar Pa. Awas aja itu Justin, masa lagi enak-enaknya di rias main culik aja! Hampir saja patah tuh lehernya." sahut Asfa.

"Sudah lah, bagaimana pun dia juga yang menjadi kepercayaan Papa. Sekarang apa yang akan kamu lakukan? Apa pun keputusan mu pasti Papa dukung." ucap pria itu mengusap kepala Asfa.

"Belikan aku gaun baru Pa dan panggilkan aku perias terbaik. Bagaimana pun keadaannya, aku sudah menjadi istrinya emm ya meskipun pernikahan itu di anggap tidak sah jika pria itu tahu nama ku yang sebenarnya." rengek Asfa dengan mata berembun bangkit dari duduk di lantai.

"Apakah kamu serius nak? Bukankah Dunia mu berbeda dengan pria itu?" tanya pria itu.

"Hanya kita yang tahu seperti apa Dunia kita Pa. Cepat atau lambat pasti akan mengetahui jika kita menginginkan hal itu terjadi, tapi satu kesempatan tidak ada salahnya pa. Dimana berkas yang Justin berikan?" tukas Asfa meneliti setiap berkas di atas meja.

"Di kamar mu, di tempat favorite mu. Papa akan dukung keputusan mu nak, kamu bisa melakukan apa pun karena Papa percaya siapa dirimu." jawab pria itu.

"Tolong minta beberapa orang untuk mengawasi keluarga Narendra terutama Tuan muda itu! Buatlah pria itu memasuki lingkungan yang tidak seharusnya." pinta Asfa sebelum meninggalkan ruangan kerja Papanya.

Langkahnya yang kini berat karena gaunnya yang berlapis, membuat tubuh Asfa yang tidak semampai harus menyeimbangkan langkahnya. Aroma mawar yang menjadi favorit, menyambut kedatangannya saat membuka pintu kamar dan Asfa kembali memejamkan mata.

Hampir satu bulan lebih dirinya tidak menempati kamar mewahnya itu, semua barang masih di tempat yang sama. Setelah melepaskan gaun dan menggantinya dengan gaun santai selutut, Asfa mendekati meja yang mengarah ke luar jendela.

Di ambilnya berkas di laci pertama, berdiri di depan jendela membiarkan angin laut menerpa wajahnya. Lembar demi lembar di bacanya dengan teliti, tak ada sedikit garis senyuman di wajahnya. Wajahnya datar dan dingin melihat setiap foto yang ada di dalam berkas pertama, hingga berganti ke berkas ke dua dengan foto dimana keluarga barunya ada di dalamnya.

"INTERESTING! WELCOME TO MY LIFE.(MENARIK! SELAMAT DATANG DALAM HIDUP KU.)" gumam Asfa meletakkan berkasnya ke tempat semula.

Pantulan bayangan dirinya terlihat jelas di cermin besar itu, perlahan Asfa mendekati cermin itu dengan langkah penuh irama. Di amatinya seluruh tubuhnya, warna kulitnya yang tidak begitu putih menutupi kulit aslinya, mata coklat nya yang terlihat sendu dengan rambutnya yang tergelung ke atas.

"Aku harus mandi!" tukas Asfa dan menghilang di pintu bercak merah.

Setelah hampir 2 jam baru lah sesosok gadis dengan warna kulitnya yang putih bersinar, bibir mungilnya yang merah merona, warna mata biru laut dengan alisnya yang tipis melengkung sempurna, hidungnya yang mancung.

Sekali lagi gadis itu berdiri di atas cermin dimana kini semuanya terlihat jauh berbeda dari sebelumnya, senyuman yang tercetak itu sangatlah menggoda. Tangannya terulur menyentuh permukaan cermin dan menatap lekat ke mata biru laut nan tajam.

"Queen Asfa Luxifer Telah Kembali." ucapnya dengan smirksnya.

Tok.. Tok.. Tok...

"Nona Angel, perias dan gaun anda sudah datang!" seru seseorang melalui interkom.

Ceklek...

"Siapkan mobil terbaik dan hukuman mu akan ku katakan nanti!" perintah Asfa setelah membukakan pintu.

"Bawa mereka ke kamar tamu! Aku akan segera datang." ucap Asfa dan langsung menutup pintu kamarnya.

Justin hanya bisa menunduk dan menelan ludahnya jika Putri Bintang sudah mengucapkan perintah atau peringatan dengan sikap yang selalu tidak mudah dipahami.

Putri Bintang akan menjadi siapa pun dan melakukan apa pun seperti keinginannya seperti keputusannya menjadi seorang pelayan di keluarga Narendra. Tuan Besar pun hanya bisa memberikan izin tanpa melarang, yah terkadang dirinya harus terjebak antara ayah dan anaknya itu.

.....................

"Nak acara sudah mau dimulai, dimana istri mu." tanya Bunda Aliya cemas.

"Duduk lah Bunda, Pa ikutlah dengan ku sebentar. Abhi ingin membicarakan sesuatu." pinta Abhi.

Setelah memasuki kamar yang sudah di pesan, Abhi menjelaskan apa yang sudah menjadi keputusannya dimana dirinya memberikan Asfa kebebasan untuk memutuskan atau melanjutkan pernikahannya.

Dan dengan tegas semua keputusan di buat olehnya, tentu saja Abhi menyembunyikan fakta jika Asfa menjadi seorang pelayan hanya demi cintanya. Setelah menenangkan orang tuanya dan membuat keduanya setuju, Abhi beserta kedua orang tuanya kembali turun ke aula hotel tempat resepsi di adakan.

Dari luar lorong depan lift terlihat para tamu seperti berkumpul karena sesuatu, semakin mendekati para tamu Abhi mendengar bisikan-bisikan para tamu seakan kagum dan memuji seseorang.

Orang tua Abhi yang sudah melewati kerumunan terkejut melihat sosok gadis yang seperti turun dari khayangan. Kulitnya yang bersinar semakin terlihat indah terkena sorot lampu gantung di atasnya, wajahnya yang manis dengan mata coklatnya seakan menghipnotis para tamu undangan termasuk orang tua Abhi.

"Asfa!" seru Abhi yang membuat semua orang mengalihkan pandangan mereka ke Abhi.

"Nak? Mana Asfa?" tanya Bunda Aliya yang mendengar jelas ucapan Abhi.

Belum sempat menjawab, gadis ber mata coklat dengan gaun berwarna peach di taburi hiasan mutiara di lengannya itu berjalan mendekati Abhi. Semua mata mengikuti langkah gadis yang mempesona itu, hingga jarak satu meter barulah berhenti tepat di depan Abhi.

"Maaf sudah terlambat." ucap Asfa memandang wajah Abhi untuk pertama kali.

Deg...

Sungguh rasanya tidak percaya, wajah yang selalu menunduk selama beberapa hari itu kini menatapnya dengan berani seakan penderitaan dan rasa takut gadis itu sudah mati. Senggolan tangan Bunda Aliya membuat Abhi melepaskan kunci an pandangan matanya dan kembali mengambil kesadaran dalam dirinya.

"Tidak masalah. Ayo ke tempat pelaminan." ajak Abhi dan mengulurkan tangan yang di sambut dengan baik oleh Asfa.

Papa Mahendra segera mengandeng Bunda Aliya untuk menyambut para tamu dan mempersilahkan tamu undangan memberikan ucapan selamat pada pasangan baru. Sedangkan di sudut meja belakang terlihat sepasang mata masih setia menatap lekat ke arah mempelai wanita yang terlihat begitu berbeda dari biasanya.

Seakan tidak percaya dengan penglihatannya sepasang mata itu enggan mengedipkan matanya.

Suur.. Pyaar (seorang pelayan tidak sengaja menabrak meja itu dan minuman tumpah mengenai celana seorang pria muda sebelum akhirnya pecah terjatuh)

"Heh. Apa-apaan Kau ini! Tidak Becus bekerja!" bentak Tuan A Narendra.

"Maafkan sayaa pak. Akan saya bersihkan." ucap pelayan itu dan bersiap mengelap meja namun tangannya di tahan.

Bug.. Bug..

"Beraninya Kau men jawab ku hah! Dasar pelayan rendahan!" seru Tuan A Narendra yang mengalihkan perhatian para tamu termasuk pasangan di pelaminan.

"Pergilah kau!" teriak Tuan Narendra mendorong pelayan itu.

"Sudah lah nak, pulang lah biarkan kami yang mewakili keluarga kita dan tetap disini. Jangan buat keributan!" bisik Tuan Narendra.

Dengan kesal Tuan Muda A Narendra meninggalkan mejanya , sejenak berhenti melihat mempelai wanitanya dan kembali berbalik meninggalkan Hotel Imperial, setelah memasuki mobilnya sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.

[WELCOME To Angel's World] unknown number.

[SELAMAT DATANG di Dunia Malaikat] nomer tak dikenal.

Tanpa peduli siapa yang mengirim pesan, pria muda itu melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata meninggalkan gedung ber lantai 10 itu.

Terpopuler

Comments

Viona Alleandra Valencia

Viona Alleandra Valencia

Udah biarin aja si Narendra pasti suatu saat dia akan menyesal karena udah nyerahin kamu sama Abhi

2022-10-29

0

Viona Alleandra Valencia

Viona Alleandra Valencia

Buat apa kamu menangisi cowok kaya Narendra gitu bikin besar kepala dia aja

2022-10-29

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

tuan A narendra. hati2 di dunia malaikat

2022-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Sah
2 Bab 2: Narendra Family
3 Bab 3: Bagaskara Family
4 Bab 4: Visual
5 Bab 5: Istri Abhi
6 Bab 6: Kejujuran
7 Bab 7: Kepercayaan Papa
8 Bab 8: Pertanyaan keraguan
9 Bab 9: Kembali
10 Bab 10: Curiga
11 Bab 11: Pelelangan
12 Bab 12: Buah biji nyungsep
13 Bab 13: Permainan Jalanan
14 Bab 14: Zero Alanda
15 Bab 15: Gift for Narendra FAMILY
16 Bab 16: Rencana Nona Aqsa
17 Bab 17: Negatif Thingking
18 Bab 18: Kehangatan dan Hukuman
19 Bab 19: Delia Arora
20 Bab 20: Kabar Buruk
21 Bab 21: Kabar buruk ll
22 Bab 22: Hanna Vs Justin
23 Bab 23: Kesepakatan dua pengkhianat
24 Bab 24: Drama seorang Queen
25 Bab 25: Surga dunia seorang Mafia
26 Bab 26: Surprise Meeting
27 Bab 27: Undangan unik
28 Bab 28: Intimidasi Tuan Besar
29 Bab 29: Bunda Anya
30 Bab 30: Proposal langka
31 Bab 31: Satu atap dua perasaan
32 Bab 32: Cinta seorang ibu
33 Bab 33: Satu berita dari biang kerok
34 Bab 34: Kupu-kupu Istana
35 Bab 35: Virus aroma coklat
36 Bab 36: Bukan saatnya kembali
37 Bab 37: Kembali nya Dia
38 Bab 38: Penghuni pondok
39 Bab 39: Keputusan dari pilihan terbaik
40 Bab 40: Hukuman setimpal
41 Bab 41: Percaya tidak percaya
42 Bab 42: Menantu ajaib
43 Bab 43: Akhir seorang kepala pelayan
44 Bab 44: Gerombolan ikan di club
45 Bab 45: Quality time Family
46 Bab 46: Salah Satu klausul
47 Bab 47: Moli di tebing keramat
48 Pengumuman
49 Bab 48: Sepenggal cerita
50 Bab 49: Bertemu pria beruban
51 Bab 50: Apartemen Lavender
52 Bab 51: Tindakan tegas queen
53 Bab 52: Kepercayaan seorang kakak
54 Bab 53: Rombongan sirkus
55 Bab 54: Kembali beraksi
56 Bab 55: Royal Asfa Company
57 Bab 56: Menyesal tapi terlanjur menolong
58 Bab 57: Perkenalan singkat
59 Bab 58: Kekaguman Leon
60 Bab 59: Tuan rumah seperti tikus
61 Bab 60: Skakmat
62 Bab 61: Diatas langit masih ada langit
63 Bab 62: Diam terkadang lebih baik
64 Author narsis
65 Bab 63: Dalang meeting dadakan
66 Bab 64: Wakil berlagak pemimpin
67 Bab 65: Menjenguk kesayangan
68 Bab 66: Peduli
69 Bab 67: Kemunculan dokter utama
70 Bab 68: Balapan liar
71 Bab 69: Mie ayam special
72 Bab 70: Ucapan di dalam hati
73 Bab 71: Meminta maaf dan belajar
74 Bab 72: Mansion di kebun jeruk bali
75 Bab 73: Kembali melihat
76 Bab 74: Terpesona
77 Bab 75: Delia vs Rania
78 Bab 76: Arti pensiun
79 Bab 77: Xifer versi wanita
80 Bab 78: Sama tapi berbeda cara
81 Bab 79: Nasgitel
82 Bab 80: Meeting
83 Bab 81: Bibit pengkhianat
84 Ramadhan Kareem
85 Bab 82: Sistem perusahaan
86 Bab 83: Duel jalur bukit
87 Bab 84: Darah
88 Bab 85: Pertanyaan demi pertanyaan
89 Bab 86: Hanya jatuh Cinta, apa salah?
90 Bab 87: Rayuan yang gagal
91 Bab 88: Serpihan ingatan
92 Bab 89: Mencari Bintang
93 Bab 90: Patut di curigai
94 Bab 91: Pembicaraan tentang hati
95 Bab 92: Masih tentang cinta
96 Bab 93: Pelukan seorang sahabat
97 Bab 94: Dilema
98 Bab 95: Dominic frustasi
99 Bab 96: Suara itu
100 Bab 97: Doorrr
101 Bab 98: Heli dengan barikade motor sports
102 Bab 99: Bau anyir
103 Bab 100: Racun baru
104 Bab 101: Bantuan dan Kepercayaan
105 Bab 102: Pengorbanan seorang Ayah
106 Bab 103: Asfa kembali
107 Bab 104: Key Unlocks
108 Bab 105: Darah
109 Bab 106: Permintaan aneh dokter Aal
110 Bab 107: Wajah lecek di dalam Villa
111 Bab 108: Nek Nyawa mu Siji, Baliyo
112 Bab 109: Game
113 Bab 110: Nada bariton Alvaro
114 Bab 111: Si Wanita iblis
115 Bab 112: Love Sick
116 Bab 113: Masih polos
117 Bab 114: Kontrak untuk Rania
118 Bab 115: Penawar Racun
119 Bab 116: Pohon Rahasia
120 Bab 117: Rumah terlarang di Perum Laskar Pelangi
121 Bab 120: Rumah terlarang di Perum Laskar Pelangi
122 Bab 118: Penguntit si Penguntit
123 Bab 119: Identitas Rania
124 Bab 120: Pernyataan Asfa
125 Bab 121: Percaya
126 Bab 122: Ikrar janji suci
127 Bab 123: Rasa sesak
128 Bab 124: Ekpresi
129 Bab 125: Tak berakhlak
130 Bab 126: Zain Vs Abhi
131 Bab 127: Patung dan Drakula
132 Bab 128: Meeting bumbu emosi
133 Bab 129: Pencurian First Kiss
134 Bab 130: Kanza Hermawan
135 Bab 131: Heli pengantar
136 Bab 132: Villa Keluarga Aranda
137 Bab 133: Abhi Vs Asfa
138 Bab 134: Ultimatum
139 Bab 135: Satu koin dua sisi
140 Bab 136: My rabbit
141 Bab 137: Game
142 Bab 138: Will you Marry me
143 Bab 139: Best wedding with surprise day
144 Ruang Othoor
145 Bab 140: Ini malam kita.
146 Bab 141: Alasan pernikahan Abhi Vs Asfa
147 Bab 142: Aliska kembali
148 Bab 143: Pasien kamar 6A
149 Bab 144: Waktu
150 Bab 145: Makan malam di Villa Delima
151 Bab 146: Makan malam di Villa Delima II
152 Bab 147: Kanker Darah
153 Bab 148: Club dan Misi balas dendam
154 Bab 149: Batasan dan kesadaran
155 Bab 150: Sang Pengawas
156 Bab 151: Emosi
157 Bab 152: Panggilan
158 Bab 153: Terong
159 Bab 154: Melow
160 Bab 155: Nenek Ara Vs Tuan Luxifer
161 Ruang Othoor #Respect Penulis
162 Bab 156: Konferensi Pers AGC
163 Bab 157: Aku kakak macam apa?
164 Bab 158: Mansion
165 Bab 159: Rencana Tuan Luxifer
166 Bab 160: Pertanyaan
167 Bab 161: Iska adalah
168 Bab 162: Riwayat kesehatan Queen
169 Bab 163: Cinta dan Luka
170 Bab 164: Kenangan seperti Layar Tancap
171 Bab 165: Mengalah
172 Bab 166: Kembali ke perusahaan
173 Bab 167: Sahabat dan Luka
174 Bab 168: Kontrak kerjasama
175 Bab 169: Kerjasama
176 Bab 170: Perasaan Abhi dan Sikap Asfa
177 Bab 171: Perdebatan
178 Bab 172: Sahabat? Cinta?
179 Bab 173: Dia gila?
180 Bab 174: Ikatan Batin
181 Bab 175: Menyerah
182 Bab 176: Jadilah dirimu sendiri!
183 Bab 177: Makanan Kesukaan
184 Bab 178: Tak ada Jawaban- Sikap
185 Bab 179: Tugas
186 Bab 180: Tanggung Jawab
187 Bab 181: Harapan dan Menurut
188 Bab 182: Tuan Muda Burhan
189 Bab 183: Club dan Rumah Sakit
190 Bab 184: Bad Dream dan Perselisihan
191 Bab 185: Si bos Mager
192 Bab 186: Senyuman-Taman Cinta
193 Bab 187: Tragedi Cafe HighStar
194 Bab 188: Kepercayaan hancur - Perpisahan
195 Bab 189: Cinta - usapan nyaman
196 Promo Novel Baru
197 Bab 190: Topeng -Ratu Drama
198 Bab 191: Dilema
199 Bab 192: Pengalih Suasana
200 Bab 193: Kegilaan sang Sugar Daddy
201 Bab 194: Ruangan Operasi
202 Bab 195: Dia Rania Istriku!
203 Bab 196: Percayalah! - Hipotermia
204 Bab 197: Bukan Menantuku! - Pria pecandu alkohol
205 Bab 198: Anak Haram - Janji
206 Bab 199: Cleo Dilema - Amarah untuk siapa?
207 Bab 200: Penantian Abhi - Segudang tanda tanya
208 Bab 201: Abhi dan si Suster
209 Bab 202: Pernyataan Kebenaran
210 Bab 203: Lirikan Mata - Suster biasa
211 Bab 204: Hanya Benalu - Bertahanlah
212 Bab 205: Dimana Bayiku?
213 Bab 206: BERPURA-PURA
214 Bab 207: Ruangan itu? - Perdebatan
215 Bab 208: Queen - Emosi
216 Bab 209: Abhi Cemburu - Kenapa?
217 Bab 210: Selidiki Semuanya!
218 Bab 211: Ruang Kerja Tuan Luxifer
219 Bab 212: Menantu Pertama
220 Bab 213: Pria si Pemarah
221 Bab 214: Perdebatan
222 Bab 215: Bagiku dia....
223 Bab 216: FLASHDISK
224 Bab 217: Pasukan Khusus
225 Bab 218: BOOM
226 Bab 219: BOS
227 Bab 220: Sang Bos - Sang Sopir
228 Bab 221: RUANGAN EKSEKUSI
229 Bab 222: SIAPA??
230 Bab 223: DIAM! - Agen J
231 Bab 224: KEGELAPAN - CAIRAN KIMIA
232 Bab 225: HAMIL ANAKMU! - READY!
233 Bab 226: SIAPA KAMU?
234 Bab 227: KITA TUKAR TEMPAT!
235 Bab 228: KOTAK PETI? - SHOOT!
236 Bab 229: DENTUMAN - ULTIMATUM
237 Bab 230: PERCAYA? - ADIL, TIDAK ADIL?
238 Bab 231: FOKUS!
239 Bab 232: KEBENARAN PAPA?!
240 Bab 233: HATI ke HATI
241 Bab 234: SIAPA BOS MU?
242 Bab 235: LIVE SHOW - PERBINCANGAN
243 Bab 236: HUJAN
244 Bab 237: MAAF - SEMUA TELAH BERAKHIR
245 Bab 238: RUMAH SAKIT - AIR...
246 Bab 239: Hmmm?
247 Bab 240: BERTAHANLAH NAK!
248 Bab 241: APA YANG TERJADI?
249 Bab 242: KAKEK BURHAN WITH TUAN LUXIFER
250 Bab 243: CINTA - ELISA
251 Bab 244: HANNA, I MISS YOU
252 Bab 245: KISAH CINTA SINGKAT
253 Bab 246: QUEEN
254 Bab 247: SUASANA MANSION
255 Bab 248: MENDENGARKAN KELUHAN
256 Bab 249: RENCANA? - DITAHAN
257 Bab 250: PRIA TERBODOH
258 Bab 251: PERJALANAN
259 Bab 252: HUTAN, READY?
260 Bab 253: JALUR ATAS? - MEMEJAMKAN MATA
261 Bab 254: TOUCH ME! YOU CAN?
262 Bab 255: HARI BERSEJARAH
263 Bab 256: QUEEN ASFA LUXIFER!
264 Bab 257: SPECIAL PART
Episodes

Updated 264 Episodes

1
Bab 1: Sah
2
Bab 2: Narendra Family
3
Bab 3: Bagaskara Family
4
Bab 4: Visual
5
Bab 5: Istri Abhi
6
Bab 6: Kejujuran
7
Bab 7: Kepercayaan Papa
8
Bab 8: Pertanyaan keraguan
9
Bab 9: Kembali
10
Bab 10: Curiga
11
Bab 11: Pelelangan
12
Bab 12: Buah biji nyungsep
13
Bab 13: Permainan Jalanan
14
Bab 14: Zero Alanda
15
Bab 15: Gift for Narendra FAMILY
16
Bab 16: Rencana Nona Aqsa
17
Bab 17: Negatif Thingking
18
Bab 18: Kehangatan dan Hukuman
19
Bab 19: Delia Arora
20
Bab 20: Kabar Buruk
21
Bab 21: Kabar buruk ll
22
Bab 22: Hanna Vs Justin
23
Bab 23: Kesepakatan dua pengkhianat
24
Bab 24: Drama seorang Queen
25
Bab 25: Surga dunia seorang Mafia
26
Bab 26: Surprise Meeting
27
Bab 27: Undangan unik
28
Bab 28: Intimidasi Tuan Besar
29
Bab 29: Bunda Anya
30
Bab 30: Proposal langka
31
Bab 31: Satu atap dua perasaan
32
Bab 32: Cinta seorang ibu
33
Bab 33: Satu berita dari biang kerok
34
Bab 34: Kupu-kupu Istana
35
Bab 35: Virus aroma coklat
36
Bab 36: Bukan saatnya kembali
37
Bab 37: Kembali nya Dia
38
Bab 38: Penghuni pondok
39
Bab 39: Keputusan dari pilihan terbaik
40
Bab 40: Hukuman setimpal
41
Bab 41: Percaya tidak percaya
42
Bab 42: Menantu ajaib
43
Bab 43: Akhir seorang kepala pelayan
44
Bab 44: Gerombolan ikan di club
45
Bab 45: Quality time Family
46
Bab 46: Salah Satu klausul
47
Bab 47: Moli di tebing keramat
48
Pengumuman
49
Bab 48: Sepenggal cerita
50
Bab 49: Bertemu pria beruban
51
Bab 50: Apartemen Lavender
52
Bab 51: Tindakan tegas queen
53
Bab 52: Kepercayaan seorang kakak
54
Bab 53: Rombongan sirkus
55
Bab 54: Kembali beraksi
56
Bab 55: Royal Asfa Company
57
Bab 56: Menyesal tapi terlanjur menolong
58
Bab 57: Perkenalan singkat
59
Bab 58: Kekaguman Leon
60
Bab 59: Tuan rumah seperti tikus
61
Bab 60: Skakmat
62
Bab 61: Diatas langit masih ada langit
63
Bab 62: Diam terkadang lebih baik
64
Author narsis
65
Bab 63: Dalang meeting dadakan
66
Bab 64: Wakil berlagak pemimpin
67
Bab 65: Menjenguk kesayangan
68
Bab 66: Peduli
69
Bab 67: Kemunculan dokter utama
70
Bab 68: Balapan liar
71
Bab 69: Mie ayam special
72
Bab 70: Ucapan di dalam hati
73
Bab 71: Meminta maaf dan belajar
74
Bab 72: Mansion di kebun jeruk bali
75
Bab 73: Kembali melihat
76
Bab 74: Terpesona
77
Bab 75: Delia vs Rania
78
Bab 76: Arti pensiun
79
Bab 77: Xifer versi wanita
80
Bab 78: Sama tapi berbeda cara
81
Bab 79: Nasgitel
82
Bab 80: Meeting
83
Bab 81: Bibit pengkhianat
84
Ramadhan Kareem
85
Bab 82: Sistem perusahaan
86
Bab 83: Duel jalur bukit
87
Bab 84: Darah
88
Bab 85: Pertanyaan demi pertanyaan
89
Bab 86: Hanya jatuh Cinta, apa salah?
90
Bab 87: Rayuan yang gagal
91
Bab 88: Serpihan ingatan
92
Bab 89: Mencari Bintang
93
Bab 90: Patut di curigai
94
Bab 91: Pembicaraan tentang hati
95
Bab 92: Masih tentang cinta
96
Bab 93: Pelukan seorang sahabat
97
Bab 94: Dilema
98
Bab 95: Dominic frustasi
99
Bab 96: Suara itu
100
Bab 97: Doorrr
101
Bab 98: Heli dengan barikade motor sports
102
Bab 99: Bau anyir
103
Bab 100: Racun baru
104
Bab 101: Bantuan dan Kepercayaan
105
Bab 102: Pengorbanan seorang Ayah
106
Bab 103: Asfa kembali
107
Bab 104: Key Unlocks
108
Bab 105: Darah
109
Bab 106: Permintaan aneh dokter Aal
110
Bab 107: Wajah lecek di dalam Villa
111
Bab 108: Nek Nyawa mu Siji, Baliyo
112
Bab 109: Game
113
Bab 110: Nada bariton Alvaro
114
Bab 111: Si Wanita iblis
115
Bab 112: Love Sick
116
Bab 113: Masih polos
117
Bab 114: Kontrak untuk Rania
118
Bab 115: Penawar Racun
119
Bab 116: Pohon Rahasia
120
Bab 117: Rumah terlarang di Perum Laskar Pelangi
121
Bab 120: Rumah terlarang di Perum Laskar Pelangi
122
Bab 118: Penguntit si Penguntit
123
Bab 119: Identitas Rania
124
Bab 120: Pernyataan Asfa
125
Bab 121: Percaya
126
Bab 122: Ikrar janji suci
127
Bab 123: Rasa sesak
128
Bab 124: Ekpresi
129
Bab 125: Tak berakhlak
130
Bab 126: Zain Vs Abhi
131
Bab 127: Patung dan Drakula
132
Bab 128: Meeting bumbu emosi
133
Bab 129: Pencurian First Kiss
134
Bab 130: Kanza Hermawan
135
Bab 131: Heli pengantar
136
Bab 132: Villa Keluarga Aranda
137
Bab 133: Abhi Vs Asfa
138
Bab 134: Ultimatum
139
Bab 135: Satu koin dua sisi
140
Bab 136: My rabbit
141
Bab 137: Game
142
Bab 138: Will you Marry me
143
Bab 139: Best wedding with surprise day
144
Ruang Othoor
145
Bab 140: Ini malam kita.
146
Bab 141: Alasan pernikahan Abhi Vs Asfa
147
Bab 142: Aliska kembali
148
Bab 143: Pasien kamar 6A
149
Bab 144: Waktu
150
Bab 145: Makan malam di Villa Delima
151
Bab 146: Makan malam di Villa Delima II
152
Bab 147: Kanker Darah
153
Bab 148: Club dan Misi balas dendam
154
Bab 149: Batasan dan kesadaran
155
Bab 150: Sang Pengawas
156
Bab 151: Emosi
157
Bab 152: Panggilan
158
Bab 153: Terong
159
Bab 154: Melow
160
Bab 155: Nenek Ara Vs Tuan Luxifer
161
Ruang Othoor #Respect Penulis
162
Bab 156: Konferensi Pers AGC
163
Bab 157: Aku kakak macam apa?
164
Bab 158: Mansion
165
Bab 159: Rencana Tuan Luxifer
166
Bab 160: Pertanyaan
167
Bab 161: Iska adalah
168
Bab 162: Riwayat kesehatan Queen
169
Bab 163: Cinta dan Luka
170
Bab 164: Kenangan seperti Layar Tancap
171
Bab 165: Mengalah
172
Bab 166: Kembali ke perusahaan
173
Bab 167: Sahabat dan Luka
174
Bab 168: Kontrak kerjasama
175
Bab 169: Kerjasama
176
Bab 170: Perasaan Abhi dan Sikap Asfa
177
Bab 171: Perdebatan
178
Bab 172: Sahabat? Cinta?
179
Bab 173: Dia gila?
180
Bab 174: Ikatan Batin
181
Bab 175: Menyerah
182
Bab 176: Jadilah dirimu sendiri!
183
Bab 177: Makanan Kesukaan
184
Bab 178: Tak ada Jawaban- Sikap
185
Bab 179: Tugas
186
Bab 180: Tanggung Jawab
187
Bab 181: Harapan dan Menurut
188
Bab 182: Tuan Muda Burhan
189
Bab 183: Club dan Rumah Sakit
190
Bab 184: Bad Dream dan Perselisihan
191
Bab 185: Si bos Mager
192
Bab 186: Senyuman-Taman Cinta
193
Bab 187: Tragedi Cafe HighStar
194
Bab 188: Kepercayaan hancur - Perpisahan
195
Bab 189: Cinta - usapan nyaman
196
Promo Novel Baru
197
Bab 190: Topeng -Ratu Drama
198
Bab 191: Dilema
199
Bab 192: Pengalih Suasana
200
Bab 193: Kegilaan sang Sugar Daddy
201
Bab 194: Ruangan Operasi
202
Bab 195: Dia Rania Istriku!
203
Bab 196: Percayalah! - Hipotermia
204
Bab 197: Bukan Menantuku! - Pria pecandu alkohol
205
Bab 198: Anak Haram - Janji
206
Bab 199: Cleo Dilema - Amarah untuk siapa?
207
Bab 200: Penantian Abhi - Segudang tanda tanya
208
Bab 201: Abhi dan si Suster
209
Bab 202: Pernyataan Kebenaran
210
Bab 203: Lirikan Mata - Suster biasa
211
Bab 204: Hanya Benalu - Bertahanlah
212
Bab 205: Dimana Bayiku?
213
Bab 206: BERPURA-PURA
214
Bab 207: Ruangan itu? - Perdebatan
215
Bab 208: Queen - Emosi
216
Bab 209: Abhi Cemburu - Kenapa?
217
Bab 210: Selidiki Semuanya!
218
Bab 211: Ruang Kerja Tuan Luxifer
219
Bab 212: Menantu Pertama
220
Bab 213: Pria si Pemarah
221
Bab 214: Perdebatan
222
Bab 215: Bagiku dia....
223
Bab 216: FLASHDISK
224
Bab 217: Pasukan Khusus
225
Bab 218: BOOM
226
Bab 219: BOS
227
Bab 220: Sang Bos - Sang Sopir
228
Bab 221: RUANGAN EKSEKUSI
229
Bab 222: SIAPA??
230
Bab 223: DIAM! - Agen J
231
Bab 224: KEGELAPAN - CAIRAN KIMIA
232
Bab 225: HAMIL ANAKMU! - READY!
233
Bab 226: SIAPA KAMU?
234
Bab 227: KITA TUKAR TEMPAT!
235
Bab 228: KOTAK PETI? - SHOOT!
236
Bab 229: DENTUMAN - ULTIMATUM
237
Bab 230: PERCAYA? - ADIL, TIDAK ADIL?
238
Bab 231: FOKUS!
239
Bab 232: KEBENARAN PAPA?!
240
Bab 233: HATI ke HATI
241
Bab 234: SIAPA BOS MU?
242
Bab 235: LIVE SHOW - PERBINCANGAN
243
Bab 236: HUJAN
244
Bab 237: MAAF - SEMUA TELAH BERAKHIR
245
Bab 238: RUMAH SAKIT - AIR...
246
Bab 239: Hmmm?
247
Bab 240: BERTAHANLAH NAK!
248
Bab 241: APA YANG TERJADI?
249
Bab 242: KAKEK BURHAN WITH TUAN LUXIFER
250
Bab 243: CINTA - ELISA
251
Bab 244: HANNA, I MISS YOU
252
Bab 245: KISAH CINTA SINGKAT
253
Bab 246: QUEEN
254
Bab 247: SUASANA MANSION
255
Bab 248: MENDENGARKAN KELUHAN
256
Bab 249: RENCANA? - DITAHAN
257
Bab 250: PRIA TERBODOH
258
Bab 251: PERJALANAN
259
Bab 252: HUTAN, READY?
260
Bab 253: JALUR ATAS? - MEMEJAMKAN MATA
261
Bab 254: TOUCH ME! YOU CAN?
262
Bab 255: HARI BERSEJARAH
263
Bab 256: QUEEN ASFA LUXIFER!
264
Bab 257: SPECIAL PART

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!