Prangg.. Buug.. Prangg..
"Hancur sudah semua usaha ku! Semua ini gara-gara kau anak sial@n, andai saja kau tidak kabur dari pernikahan itu.Dan rencana mu semakin menghancurkan hidup keluarga ku di tambah lagi kakak mu yang menghilang ntah kemana setelah semua kejahatannya terungkap!" teriak seorang pria paruh baya yang melemparkan segala benda di sekitarnya.
"Ampun pa, bukan itu maksudku. Sungguh pria itu mengatakan untuk membantu keluarga kita,.... " jawab Aqsa sambil menangis tersedu.
"Tapi lihat, apa KAU BUTA! Semua saluran televisi kini menyiarkan pembatalan kerja sama ABF Company dengan perusahaan Narendra! Kau tahu artinya apa hah! Kita JATUH MISKIN! ARRRGGGHHH.Si@l!" seru tuan Narendra dengan menjambak rambutnya.
"Tenang pa, pasti ada jalan lain. Ayo duduk dulu, biarkan mama ambil kan minum dan kamu Aqsa cepat cari keberadaan kakakmu!" titah Nyonya Narendra dengan sikap tegasnya.
"Tapi ma, semua..." jawab Aqsa.
"Pergi! Apa kau mau jadi anak durhaka hah!" seru tuan Narendra dengan mengacungkan tangannya ke arah pintu keluar.
Dengan langkah lemas dan mata sembab Aqsa keluar dari rumah membawa tas selempang yang masih setia bertengger di pundaknya, dengan cepat memasuki mobilnya meninggalkan rumah. Tujuannya kali ini bukan ke club atau ke tempat lainnya, melainkan ke tempat sang kekasih yang bisa menghilangkan rasa frustasinya dengan cepat.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam akhirnya Aqsa memarkirkan mobilnya di sebuah apartemen yang cukup mewah, yah apartemen itu di beli olehnya untuk sang kekasih Jack agar pria itu mudah menuruti semua keinginannya. Selama ini sisi liar dari seorang nona muda keluarga Narendra tersimpan di dalam gemerlap apartemen sang kekasih, ntah berapa kali gadis itu mendapatkan kepuasan bercinta dari lelaki yang sudah menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun belakangan ini.
Dengan pakaian yang tidak karuan, Aqsa memasuki lift dan menuju ke kamar apartemen , dengan kunci duplikat maka Aqsa membuka kamar apartemen tanpa membutuhkan izin siapapun. Di dalam kamar terlihat seorang pemuda dengan celana kolor masih setia memeluk guling dengan dengkuran halusnya, Aqsa yang melihat itu melemparkan tasnya ke sofa dan membersihkan diri di dalam kamar mandi.
Selang tiga puluh menit, Aqsa keluar dari kamar mandi dan dengan kejailannya gadis itu meneteskan air dari rambut basahnya. Mencoba membangunkan pria yang selalu menghangatkannya selama ini, pria itu hanya mengusap air yang menetes dan melanjutkan tidur membuat Aqsa kesal dan membalikkan tubuh Jack tanpa aba-aba.
Dengan jari lentiknya Aqsa mulai memancing hasrat kekasihnya, mengukir sembarang arah di dada bidang pria itu yang tanpa mengenakan pakaian atasan. Merasakan ada sentuhan yang selalu membuatnya on, pria itu mulai menyambar tubuh Aqsa dengan membantingnya. Posisinya kini berubah, membuat gadis itu tersenyum nakal di bawah kungkungan pria tercintanya.
"Apa yang kamu lakukan hmm? Membangunkan kesayangan mu, mau itu?" tanya Jack dengan suara khas bangun tidur.
"Come on honey, i want you. Miss you honey, hummm. (Ayolah sayang,aku menginginkan mu. Merindukanmu sayang, hummm.)" jawab Aqsa yang langsung di bungkam oleh Jack dengan menyambar bibir gadis di bawahnya.
Perlahan keduanya mulai terbakar dengan api cinta berhasrat yang tidak memiliki ikatan, keduanya melayang tinggi tanpa mempedulikan dunia yang akan runtuh. Apakah setelah sesi pertempuran panas keduanya, Jack akan tetap menjadi kekasih penghangat ranjang nona muda Aqsa Narendra atau justru mencampakkannya. Karena pria itu bukan tipe pria penggemar televisi yang melihat breaking news, bahkan berita kasus kejahatan tuan muda A Narendra saja masih terblokir di dalam kotak panjang hitam yang selalu mati didalam kamarnya itu.
Sedangkan ditempat lain seorang pemuda dalam keadaan tidak baik, kedua tangannya terikat keatas menjadi satu. Dengan tubuh yang hanya memakai celana panjang miliknya. Banyak sekali goresan panjang yang tercetak di punggung pemuda itu dan darah yang mulai mengering, pemuda itu masih dalam keadaan pingsan setelah penyiksaan selama berjam-jam.
Kriieet... (pintu besi terbuka dan seorang wanita bertopeng memasuki tempat penyekapan)
"Lepaskan ikatannya!" perintah wanita bertopeng dan satu orang pria bertato melakukan perintahnya tanpa menjawab.
"Pergilah!" perintahnya lagi setelah melihat beberapa anak buahnya telah menyiapkan semua keperluannya.
Byuuur.... (dengan satu ember wanita bertopeng itu menyiramkan air dingin ke tubuh pemuda yang sudah terikat di kursi)
"Hap.. hap.. hap.. gil@! Auuw.." seru pemuda itu menahan rasa sakit di punggungnya yang nyeri dan ngilu karena tersiram air es.
"Sudah bangun? Uuuh lama sekali kau bangun! Let's Play boy!" ucap wanita bertopeng tanpa menghiraukan mata tajam dengan ringisan di bibirnya dari pemuda yang ada di depannya.
Tangan wanita itu memakai sarung tangan dengan cekatan seakan sudah terbiasa, memilih beberapa barang yang mencari keinginannya. Satu jarum dengan beberapa benang dan beberapa suntikan yang sudah terisi dengan beberapa jenis obat, membuat pemuda yang menatap setiap gerakannya merinding.
"Apaaa yaang kauu ingiinkan?" tanya pemuda itu dengan gugup.
"Wah nyali mu besar juga! Baiklah aku kurangi satu hukuman mu. Let's play Mr A Narendra." ucap wanita bertopeng dengan mendekati pemuda itu membawa dua suntikan sekaligus.
Bruugh... (seseorang mendobrak pintu besi dengan sekali dorongan)
"Stop!(Berhenti!)." serunya dengan tergesa-gesa.
"Queen? Why you here?(Ratu? Kenapa kamu disini?)." tanya wanita bertopeng yang melihat kedatangan wanita lain dengan topeng mawar hitamnya.
"Not me! But you! Why you here?!(Bukan aku! Tapi kamu! Kenapa kamu disini?!)" cecar wanita topeng mawar hitam dengan tajam membuat wanita topeng pertama, kembali meletakkan suntikan ke meja.
"Teri ma ka sih." ucap tuan muda A Narendra sebelum pingsan kembali.
Melihat hal itu membuat wanita bertopeng mawar hitam memerintahkan anak buahnya mengobati luka pemuda itu di tempat seharusnya. Sedangkan kini urusannya adalah dengan wanita yang ada di hadapannya. Dengan cengkraman yang kuat tangannya menarik wanita bertopeng pertama, membawa wanita itu ke dalam kamar pribadinya. Kamar yang selalu terkunci dan hanya dirinya yang bisa masuk, di lemparkannya wanita itu ke atas kasur king size miliknya.
"Amppun ka. Maafkan aku." pinta wanita itu yang melihat kemarahan di balik topeng mawar hitam.
Doorr.. doorr...
Untuk melepaskan kekesalannya, hanya peluru itu yang bisa menjadi senjata amarahnya, terlebih beberapa bulan kemarahannya terus saja terpendam tanpa henti. Dan hari ini disaat dirinya ingin bersantai justru melihat sesuatu yang mencurigakan di dalam mansion pribadinya, gadis kecil yang memiliki tubuh bongsor yang sudah di anggap menjadi adiknya justru bermain-main dengan tahanannya.
"Are you Crazy?! What are You doing Delia! What?(Apa kamu gila?!Apa yang kamu lakukan Delia! Apa?)" cecar wanita bertopeng mawar hitam sembari melepaskan topeng.
"Sorry ka Asfa, aku tidak suka pemuda itu mencampakkan mu. Dia tidak pantas di maafkan!" tukas wanita itu juga membuka topengnya.
"Listen Me! You just need for study and takecare of yourself. My problem is mine! Don't touch or coming in my way! Understand Delia Arora! (Dengarkan aku! Kamu hanya harus belajar dan menjaga diri mu sendiri. Masalah ku milik ku! Jangan sentuh atau datang dalam jalan ku! Paham Delia Arora!)." ucap Asfa dengan lembut namun penuh penekanan.
"But.." jawab Delia yang masih menyiratkan pertentangan.
"If you not want follow all my rules, you know what can i do!( Jika kamu tidak ingin ikuti semua aturan ku, kamu tahu apa yang bisa ku lakukan!)" ancam Asfa dengan tatapan tajam yang menyurutkan keberanian gadis di depannya.
"Ok fine.(Baik lah)" jawab Delia lirih.
"...." belum sempat Asfa menjawab, satu panggilan masuk ke dalam earphones di telinganya.
(Queen, pria itu melarikan diri) ucap seseorang yang menelfon.
(Biarkan saja! Pastikan pria itu kembali ke rumah nya!) jawab Asfa memejamkan matanya.
"Kembalilah ke rumah, jangan kembali ke mansion ini! Hukuman mu menjadi enam bulan ke depan. Dan jangan berfikir bermain-main dengan ku, Justin sudah menunggu di luar." jelas Asfa pada Delia, memeluknya sebentar dan mengantarkan gadis itu hingga benar-benar memasuki mobil sport miliknya.
"Pastikan gadis nakal ini menjauh dari kegelapan dunia kita! Biarkan aku sendiri yang menangani semua masalah di dalam mafia. Aku akan kembali menjadi putri bintang." ucap Asfa pada Justin sebelum memasuki mansion lagi.
Berita yang membahagiakan, harus aku laporkan pada tuan besar.~ batin Justin dengan senyum-senyum sendiri.
Tiiin.. tiiin... tiiin...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ
Asfa bener2 kakak yang perhatian gak mau adiknya terlibat di dunia mafia
2022-10-29
0
Zhou Zhi lou
namanya jg usaha, pasti ada kalanya brd dibawah, jgn mengeluh kalau jatuh miskin lh
2022-10-29
1
Zhou Zhi lou
astaga, papanya kali ini bnr2 marah besar akibat penipuan
2022-10-29
1