Aku melirik Husein dia masih dalam mode cemburu ternyata.
"Huseeiinnn..." panggilku manja berharap dia luluh, tapi sayangnya itu tidak berhasil sepertinya dia benar - benar marah, aku kan tidak bersalah. Jujur sudah apa masih salah?
"Sayaaannngg.."
Husein langsung membelakangiku tapi yang aku lihat leher dan telinganya memerah apa dia sedang malu dan masih berpura - pura marah. Ku tusuk - tusuk bahu lengannya.
"Husein sayang, apa kau masih marah? Aku kan tidak menggodanya, kau dengar sendiri kan aku sudah pernah mengatakan kalau aku milik mu dia saja tidak mendengarkan"
"Itu karna kau terlalu cantik dan baik hati jadi sangat mudah para pria untuk mendekati mu dan menyatakan cintanya" jawab husen ketus
"Apa? Jadi semua ini salah ku? Haruskah aku jadi jahat agar tak ada yang menyukai ku termasuk kau" tanyaku dengan polos
"Tidak dengan ku! cukup mereka saja yang kau jauhi jangan dengan aku. Kau boleh sesuka hati dekat dengan ku bahkan setiap waktu" Husein berbalik dan meraih tanggan ku, mata kami pun beradu pandang bisa ku rasakan perasaan yang tulus dalam diri Husein.
"Kau adalah milik ku tak ada yang boleh memilikimu selain aku" ungkapan cinta Husein saat ini membuat terjalinnya hubungan kami.
Aku memang belum mencintai Husein perasaan ku padanya hampir sama seperti perasaan ku pada Hasan dahulu hanya sebatas suka dan kagum meski aku pernah berpikir aku lebih menyukai Hasan tapi dengan Husein aku merasa nyaman bahkan saat aku bertingkah konyol sekalipun diantara kami tidak ada kecanggungan, aku berfikir nyaman satu tingkat lebih tinggi dari pada cinta jadi aku akan mencoba menjalani hubungan ini dan memberi peluang Husen untuk kami saling mencintai, Meski banyak yang beranggapan kami pacaran tapi kami tak menyebutnya demikian menurutku pacaran identik dengan zina karena hubungan kami hanya sebatas jalan bersama dan bergandeng tangan tidak ada yang lebih, baik aku maupun Husein kami sangat tau batasan apalagi Husein lahir dan tumbuh dalam keluarga yang memegang teguh prinsip agama Islam.
Hari demi hari kami lalui bersama pergi sekolah bersama, istirahat dikantin bersama, pulang sekolah bersama, kadang Husein menunggu ku saat ada kelas tambahan, kadang juga aku yang menunggu Husein exskull music ya sekarang tidak ada lagi Husein yang murung dia sudah ceria kembali menjadi sosok positif dengan kadar kemanjaan berlebihan saat bersama ku.Terkadang aku sampai bingung disini siapa wanitanya?
Sebentar lagi Ujian Nasional tiba, banyak diantara kami yang memutuskan hubungan cinta kasihnya saat ujian tiba sungguh itu membuatku seperti mendengar lelucon aku hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala ada patah hati massal akhir - akhir ini. Banyak adik kelas yang ditinggalkan kakak kelas, menangis dan mendengarkan lagu galau meratapi nasib karena cinta.
Namun beda dengan Aku dan Husein, lelaki yang akhir -akhir ini mendapat predikat bucin disekolah ini malah makin giat belajar dengan syarat ditemani dan di semangati oleh ku, dia bahkan mengancam tidak mau ujian bila aku berniat meninggalkannya dengan alasan ujian.
Ujian Nasional pun tiba.
Seketika ruangan demi ruangan terlihat mencekam tidak ada lagi siswa - siswi bersendau gurau bahkan berlarian dikoridor kelas.
Aku seharusnya libur dikarnakan aku hanya kelas XI, tapi aku punya misi penting menunggui pria bucin dan tidak boleh pergi dari lingkungan sekolah. Pria ini kadang berubah menjadi pria posesif dan sering mengatur - ngatur ku, ya beruntungnya masih tahap wajar dan kadang masih bisa dinego.
Karena merasa bosan aku pergi ke perpustakaan untuk membaca beberapa buku.
Jam pertama pun telah usai, terdengar bunyi handphone berdering ku rogoh benda pipih dalam saku ku pandangi layar.
Pangeran.
Pria bucin ini terlalu melebih - lebihkan saat menamai dirinya sendiri.
"Assalamualaikum Husein, aku masih di perpustakaan"
"Waaikumus salam Humairah, mau aku yang ke sana atau kita bertemu di kantin tempat biasa?" Tanya Husein
"Kita bertemu di kantin saja Husein"
"Baiklah sayang Assalamualaikum"
"Waalaikumus salam"
Ku simpan kembali buku yang baru ku baca ke dalam rak nya lalu berjalan keluar menuju kantin. Seperti biasa Husein selalu menunggu di kedai mie ayam, salah satu makanan kesukaan kami berdua.
"Humairah!!" Teriak kencang Husein membuat pengunjung sekitar menoleh padaku, anak ini selalu membuat kehebohan dengan lambaian tangan ku sapa balik dia.
Ya meski aku sudah terbiasa dengan sikapnya tapi tetap saja dia tidak bisa melihat kondisi sekitar. Alhasil sorak sorai siswa - siswi membuat gaduh kantin ini.
Kini aku sudah tak punya muka lagi.
"Husein selalu seperti ini, bisa tidak kau tidak perlu teriak - teriak, kini muka ku sudah hilang berceceran dilantai" keluh ku dengan bibir menerucut.
"Humairah apa kau malu memiliki ku?"
"Maaf"
"Husein bukan begitu, aku hanya malu kau berteriak - teriak memanggil ku itu saja"
"Baiklah lupakan masalah tadi apa kau sudah memesan?" Tanya ku
"Belum mau aku pesan kan mie ayam seperti biasa?" Tanya Husein
"Tidak, aku ingin yang lain biar aku memeseannya sendiri"
Setelah memesan makanan aku kembali duduk dihadapan Husein sambil menunggu pesanan tiba kami pun bercerita tentang semua hal hingga pesanan kami tiba.
"Kamu pesan SEBLAK?!" Tanya husen kesal
"Kenapa? Bukannya sudah tidak aneh aku makan seblak, apa lagi saat panas seperti ini pasti rasanya sangat nikmat" ku raih mangkok seblak dengan kepulan asap diatasnya, Husein hanya mendelik jengkel menatap mangkuk seblak dihadapan ku.
Yah Husen tau aku menyukai seblak tapi untuk kadar pedasnya selalu dia yang mengatur, Husein pernah melihat ku sakit dan terkapar di rumah sakit karena memakan seblak terlalu pedas tapi mana enak makan seblak tidak pedas apa lagi ini seblak komplit dengan topping ceker, tulang dengkul, bakso, telur dan sayur, dengan kuah merah merona siapa yang tahan dengan godaan seperti ini hampir semua wanita menyukainya ku rasa.
"Tapi tidak semerah ini Humairah, tunggu biar aku coba!" Husen menarik mangkuk seblak ku dan mencicipinya seketika dia tersedak dan terbatuk - batuk
"ini terlalu pedas Humairah, tukar ganti yang lain!!" Hmmmpp anak ini menganggu selera makan ku saja.
"Husein apa kau ingin kita putus disini karna kau mengganggu selera makan ku?"
"Kau sangat kejam Humairah kau ingin memutuskan aku karena semangkuk makanan tidak sehat itu!"
"Mau tidak?"
"TIDAK AKAN PERNAH ADA KATA PUTUS !!!"
"Ih kau egois sekali Husein, aku seperti tawanan mu saja!" aku sudah kehabisan akal jurus terakhir adalah merajuk dan menangis.
Ku mulai menunduk isak tangis pun terdengar.
"Kau pelit sekali Husein, kau tak sayang padaku makanan saja kau tak bagi apa lagi kalau aku meminta lebih.. hiihhkkhh kau jahat aku pulang saja" aku melangkah beranjak pergi ku lihat Husein mulai kelabakan karna kebohonganku.
Rasakan kau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments