Husein menarik tangan ku dalam sekejap tubuh ku berada dalam pelukannya.
Ya Allah ini pelukan pertama kami bagaimana ini jantung ku berdebar lebih cepat dari biasanya, aku masih bernafas tapi sesak yang ku rasa aku butuh asupan oksigen lebih, perasaan apa ini? Apa aku jatuh cinta pada Husein? Tapi bukankah nyaman bersamanya sama juga dengan cinta tapi kenapa rasa ini lain
"Ku mohon jangan marah, jangan pernah sedikitpun berfikir untuk meninggalkan aku meski aku yang meminta. Tetaplah disamping ku aku tak mungkin bisa jalani hari - hari seperti biasa tanpa sosok dirimu disekitar ku, aku bisa gila hanya dengan memikirkannya saja" suara lirih Husen disamping telinga membuat tubuh ku meremang dan bergetar, tak mau terlalu jauh merasakan perasaan yang baru aku alami aku pun melepaskan pelukan Husein.
Ku palingkan muka ke arah lain untuk menghindari tatapan Husein, tangan Husein menyentuh dagu ku dan tatapan mata kami bertemu.
"Kau masih marah sayang? Baiklah kau boleh makan makanan itu aku takkan melarang lagi tapi berdua ya? Aku tak mau kau memakan terlalu banyak dan setelah makan kau harus minum susu untuk mengurangi gejala sakit perut dan rasa pedasnya bagaimana mau?" Tanya Husen dengan suara lembut
"B..bbaaikklah a.. akkku mau" entah sihir apa yang aku rasakan seketika aku setuju dengan semua persyaratan Husein.
Kami pun kembali duduk di tempat semula Husein memesan susu steril berlogo panda, kami makan satu mangkuk berdua dengan sendok masing - masing, aku masih terpaku dengan apa yang aku alami hari ini, apa ini cinta? Pertanyaan ini memenuhi otak ku, tapi bukannya tidak salah ya Husein kan sudah bersama ku meski kami hanya bisa dibilang pacaran.
Aku hanya mengaduk - ngaduk mangkuk dihadapan ku dengan satu tangan menopang dagu, melihat selakuan ku Husein mencoba menyuapi ku.
"Aaaa..." ucap Husein
"Apa?" Aku masih bingung dan hanya menatap Husein
"Katanya mau makan seblak ayo dimakan, kita sampai harus perang gara - gara makanan ini padahal niat ku baik tak mau kau sakit lagi, aaaa..." Husein mendorongkan satu sendok penuh seblak ke depan mulut ku.
Dengan malu - malu aku melahapnya.
Kenapa aku merasa makanan pedas ini berubah menjadi semanis coklat hanya karena berasal dari tangan Husein yang menyuapinya apa cinta juga bisa mematikan indra perasa ku.
"Bagaimana rasanya? Enak.." tanya Husein
"Ini enak.." jawab ku pelan.
"Kau kenapa Humairah? Apa kau sakit? Sikap mu aneh sekali" Husein Menjulurkan tangan dan menempelkannya di kening ku semburat rona merah keluar dari kedua pipi ku
"Kau tidak panas, tapi pipi mu merah apa kau kepanasan apa karna makanan pedas ini? Sudah ku bilang kan jangan makan ini sudah buang saja!!! Sekali saja kau menurut pada ku sayang" pinta Husein dengan merain satu tangan ku dan menggenggamnya.
" Patuh ya..?" Melihat sikap perhatian yang tulus dan wajah tampannya aku merasa ada banyak jutaan bunga bertebaran disekelilingku.
Ya Allah semoga perasaan ini tidak membawaku ke jalan yang salah jauhilah kami dari zina, bila memang kami berjodoh berkahilah hubungan kami selalu beri kesadaran kami saat khilaf itu ingin menghampiri, aku mencintainya jangan sampai rasa ini membuatku malah jauh darimu. Semua rasa ini aku kembalikan kepadaMu hanya Kaulah yang bisa membolak - balikan hati seseorang.
"Aku akan mematuhi kekasihku" jawab ku
"Wanita ku memang pintar dan baik" Husein tersenyum menunjukan deretan putih gigi dengan lesung pipi yang menggemaskan ingin rasanya aku mencubit bahkan menciumnya.
Astagfirullah sadar Indri kau harus banyak beristigfar aku harus menenangkan hati
"Husein sebentar lagi jam istirahat selesai lebih baik kau kembali, aku akan menunggumu disini" Husein harus segera pergi atau perasaan ini akan mengacaukan akal sehat ku.
"Hmmmpp.. aku akan kembali, jangan makan yang aneh - aneh lagi kabari aku bila terjadi sesuatu, Assalamualaikum Humairah sayang" Husein beranjak dari tempat duduknya
"Wa'alaikumus salam Husein sayang" lambaian tangan ku berikan padanya.
"Huuffh... Aku harus menenangkan diri"
ku beranjak pergi menuju mushola sekolah bermaksud untuk shalat istikhara untuk menenangkan hati.
Setelah shalat sunah dua rakaat ku laksanakan ku lanjutkan dengan mengaji, rasanya jauh lebih baik beberapa kali aku atur nafas dan hembuskan perlahan.
Ku tadahkan tangan.
Ku panjatkan doa.
Setelah selesai ku rapihkan kembali sajadah beserta mukena yang telah aku pakai kedalam raknya.
Aku kembali ke kantin karena sebelumnya aku berjanji akan menunggu Husein disini.
Terdengar segerombolan remaja putri sedang berghibah ria disalah satu sudut kantin suara riuh itu terdengar sampai ke telinga ku.
Ya meski kelas X dan kelas XI diliburkan karna adanya Ujian Nasional kelas XII tapi masih ada saja kelas X dan kelas XI yang pergi kesekolah untuk mendapat nilai tambahan dari mata pelajaran yang kurang memenuhi target penilaian.
"Apa kalian tau siswa baru anak XI namanya kalau tidak salah Jeslyn candrika atmaja keluarga kongkomerat di kota sebelah" ujar A
"Taulah dia itu anak bungsu dari keluarga Atmaja yang terkenal dengan perusahaan property dan textile nya itu kan??" jawab si B
"Tapi kenapa dia bersekolah disini bukannya di kota sebelah banyak sekolah menengah atas yang lebih baik dari sekilolah kita?" tanya si c
"Emang kalian belum tau kasusnya ya? Dia itu tukang buat onar meskipun dia wanita cantik dengan tampilan modis bak artis ternama di ibu kota tapi sikapnya yang bar - bar membuat pihak sekolah kewalahan dan angkat tangan meski keluarganya selalu menyokong dan membantu menyumbangkan dana untuk pembangunan sekolah yang dia tempati, aku dengar sekolah kita sekolah ke lima ditahun ini berarti dia sudah empat kali dikeluarkan oleh pihak sekolah sebelumnya" ujar si A panjang lebar
"Wah tidak disangka wanita secantik itu bisa jadi anak nakal juga" ujar si C
"Aku peringatkan kalian jangan pernah membuat masalah dengan wanita manja dan arogan itu aku dengar siapa saja yang berselisih dengannya selalu mendapatkan kemalangan" ucap si A yang di tanggapi anggukan antusias si B dan C
Mendengar pembicaraan mereka membuat aku menjadi mawas diri, semoga saja aku tidak berurusan dengan wanita kaya itu orang miskin seperti keluarga ku hanya ingin hidup aman saja tidak berharap lebih.
Bell pun berbunyi tanda waktu ujian hari ini telah usai, tampak dari kejauhan ku lihat Husein setengah berlari menghampiri ku seketika senyum terpampang indah diwajah ini.
"Sayang senyum mu indah sekali menyambutku aku jadi gemas ingin mecium mu" ujar Hasan
Ya ampun ini anak frontal sekali disini kan banyak orang bagaimana kalau semua orang mengira kami pernah melakukannya ini bisa jadi fitnah.
"Husein jaga ucapan mu kau mau ada fitnah yang tidak patut didengar karna ucapan mu itu!"
Dengan tawa terkekeh Husein menganggukan kepalanya.
"Baiklah maafkan aku, mari kita pulang"
Husein meraih tangan ku dan mengisi ruang kosong dijari - jari ku dengan jari - jari nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments