Hasan dalam pangkuanku

"Hei jangan pernah mencoba menggoda Humairah ku" sulut Husein terkesan marah.

"Baiklah.. Baiklah dia milikmu!" Jawab Hasan dengan memutar bola matanya malas

Kami pun pergi bersama, bermaksud belajar mengaji di yayasan yatim piyatu yang KH. Abdull Kadir pimpin, abi dari Hasan dan Husein.

Sebenarnya aku merasa kurang nyaman bila mengaji bersama mereka, kesan pertama aku berjumpa dengan KH. Abdull Kadir kurang baik menurut ku Abi si kembar seperti tidak suka akan kehadiran ku ditengah - tengah mereka, mungkinkah karna aku hanya orang tak punya.

Disepanjang jalan pulang kami berjalan sambil bercanda riang Husein memang sering menggoda ku melontarkan kata - kata manis, memberi perhatian - perhatian kecil yang kadang membuat ku salah tingkah, kami bertiga memang sangat akrab kadang ada yang salah sangka mengatakan bahwa aku salah satu pacar si kembar, tapi bila ada yang bertanya aku lebih suka siapa jelas saja aku lebih suka Hasan meski dia cuek dan jarang berbicara entah mengapa itu malah yang membuat wanita tertarik termasuk aku tentunya.

"Humairah kenapa kamu selalu cantik? Seperti ada sinar disekelilingmu setiap aku melihatmu.." Husen sudah memulai aksinya..

"Husein mengapa kau seperti wanita, cerewet sekali" ujar ku terkekeh lucu.

"Hasan bukan kah kami serasi, apakah kau merestui kami??" Tanya Husein mengarahkan pandangan ke Hasan dan Aku secara bergantian

"Indri lebih cocok dengan ku kami lebih serasi ketimbang dengan lelaki kurus krempeng tak berotot sepertimu" ucap Hasan santai disertai senyum tipisnya

Pernyataan Hasan sontak membuatku yang sedang minum tersedak dan terbatuk - batuk.

"Kau.. liat apa yang kau buat pada Humairah" bentak Husein pada Hasan sambil mendorong pundak Hasan.

Hasan tak terima mereka pun saling dorong mendorong meski diselingi canda dan tawa, karna dorongan Hasan yang terlalu kuat Husein tanpa sengaja mendorong ku ke tepi jalan raya yang sedang kami lewati aku pun terjatuh di bahu jalan, tak jauh dari tempat ku terjatuh datang sebuah mobil box dengan terseok - seok seperti ada masalah dengan mesin mobil tersebut.

"Aaaaggghhhhhh...!"

"Indri...!!!" Teriak Husein

Dengan mata tertutup bisa ku rasakan tangan ku tertarik dan terlempar ke trotoar

Brrrraaakkkkk

Terdengar suara hantaman keras, sesaat ku buka mata itu Hasan yang tertabrak dia terbentur kap mobil dan terpental kepalanya menghantam aspal jalan darah segar keluar dengan derasnya.

"ABANG....!!!!" Teriakan Husein membuatku tersadar dalam keterkejutan, ku hampiri Hasan kuraih kepalanya dan ku pindahkan ke pangkuanku.

"Hasan..!!Hasan..!! Kau bisa dengar aku??Hasan bicaralah..!!!" Dengan bibir bergetar dan tangan menepuk pelan pipi Hasan ku coba tetap tenang.

"Iiinnn..dddrriiii.. kka..aauu... baa..aiikkk.. saa.. ajjjaa?" Dengan nada lirih dan sesak Hasan mulai bicara tangan kirinya mencoba meraih wajah ku.

"Aku baik - baik saja, kau tenang saja sebentar lagi kita akan kerumah sakit, apa ada yang sakit? Bagian mana yang sakit" aku tetap bertanya mencoba mempertahankan kesadarannya.

"Husein telpon rumah sakit dan minta mereka mengirimkan ambulans cepat!!!"

Aku sudah tidak bisa tenang lagi darah Hasan sudah terlalu banyak keluar hingga baju dan rok sekolahku sudah berlumuran darah.

Selang 30 menit ambulans tiba di tempat kejadian kami dibantu para warga dan perawat mengevakuasi Hasan ke ambulans untuk mendapatkan tindakan medis lanjutan dirumah sakit.

Pihak warga juga menahan supir mobil box yang ugal - ugalan mengendarai mobilnya ternyata baru diketahui bahwa rem mobil tersebut blong dan supir dalam keadaan mengantuk.

Setibanya kami dirumah sakit Hasan dipindahkan ke ruang UGD seorang suster menghampiri kami.

"Ada keluarga dari pihak korban?"

"Saya adiknya sus, ada apa?" Tanya Husein

"Dokter akan melakukan tindakan operasi dikarnakan luka yang cukup parah dibagian kepala korban, korban juga memerlukan transfusi darah secepatnya kebetulan golongan darah AB - dirumah sakit ini sedang kosong, dan untuk persetujuan operasi tolong bicarakan ini dengan orang tua anda" ujar suster tersebut

"Lakukan saja yang terbaik suster, untuk transfusi darah saya yang akan mendonorkan darah saya kebetulan kami kembar identik dan golongan darah kami sama" ucap Husein

"Mari ikut saya kalau begitu" ucap suster itu

"Humairah kamu telpon Ummi ya tolong aku, ini pakai handphone aku saja aku pergi dulu"

Husein pun pergi mengikuti suster, aku segera menelpon Ummi dengan handphone Husein.

"Assalamualikum Husein kenapa belum pulang? Hasan mana Ummi dari tadi khawatir dengan kalian berdua" suara Ummi disebrang sana membuat ku terisak menangis

"Wa'alaikumus salam Ummi ini indri, ummi Hasan tertabrak mobil saat kami berjalan menyusuri jalan raya hendak ke yayasan. Ummi cepatlah kemari Hasan harus dioperasi sekarang juga kami membutuhkan surat pernyataan dari orang tua pasien" ujarku masih diselingi isak tangis

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ya Allah Hasan, indri ummi titip mereka berdua ummi dan abi akan segera ke sana" terdengar suara lirih Ummi diselingi isak tangis.

"Baik ummi kami akan menunggu hati - hati dijalan ummi Assalamualaikum"

"Wa'alaikumus salam"

Ku tutup telpon.

Hasan kenapa tidak kau biarkan aku saja yang tertabrak mobil itu.

Husein telah kembali dan duduk disamping ku

terdengar isak tangis dari mulutnya. Dia pasti lebih terpukul dari ku.

"Husein tenanglah Hasan sangat kuat dia pasti bisa bertahan, dia akan baik - baik saja. Lebih baik kita perbanyak berdoa untuk kesembuhan Hasan hanya itu yang dibutuhkan Hasan saat ini dukungan dan doa kita" ku usap bahu Husein yang masih bergetar karna tangisan yang tak kunjung henti malah terdengar lebih sendu

"Humairah ini semua salah ku, bila aku tidak mendorong mu Hasan tidak akan terluka seperti ini, seharusnya aku yang menolongmu dan aku yang berbaring disana. Ini semua karna ulah ku"

"Sudahlah menyalahkan diri sendiri juga tidak baik Husein, ini semua ketentuan Allah. Sekarang lebih baik kita shalat ashar dimusolah dan kita berdoa meminta pertolongan dan kesembuhan untuk Hasan"

Jam dirumah sakit sudah menunjukan waktu shalat ashar jadi aku mengajak Husein untuk melaksanakan 4 rakaat bersama, sebelum kami beranjak pergi Abi dan Ummi si kembar datang dengan setengah berlari.

"Ummi.. Abi.. Hasan" Husein memeluk ummi

"Maaf kan Husein Ummi ini semua karna Husein, tapi Husein tidak sengaja Ummi.. Hasan jadi begini karna Husein.. dia sekarang sedang terbaring lemah semua itu karna Husein Ummi.. Abi.." Husein menangis dalam pelukan Ummi

"Husein kita harus ikhlas dalam menghadapi setiap Qhada dan Qhadar yang Allah berikan. jangan terlalu menyalahkan diri sendiri Abi dan Ummi tidak akan menyalahkan kamu" Abi mencoba menenangkan Husein dengan terus mengelus pucuk kepala Husein.

"Abi dan Ummi sudah memberikan surat pernyataan untuk tindakan operasi Hasan sebaiknya kita berbanyak berdoa untuk kelancarannya, ini sudah masuk waktu shalat ashar selagi kita menunggu sebaiknya kita shalat dulu dan berdoa agar operasi ini berjalan lancar" kami berempat pun pergi ke mushola untuk menunaikan shalat ashar.

Episodes
1 Pernyataan yang menyesakan dada
2 Sakit ini membuat ku putus asa
3 Akan ku terima semua takdirMu
4 Kisah cintanya buatku iri
5 Bisik - bisik tetangga
6 Si Kembar Yang menggemaskan
7 Hasan dalam pangkuanku
8 Aku gadis kecilmu
9 Kesedihan Husein
10 Perantara ciuman
11 Predikat pria bucin
12 Nyaman bukan Cinta??
13 Pengakuan cinta
14 Tamparan
15 Masa remaja
16 Bolehkan aku serakah
17 Kisah Dibalik Kelahiran Ku
18 Berusaha meyakinkan Husein
19 Tangisan Husein
20 Pengantin Pengganti
21 Selamat Tinggal cinta
22 Menjual Diri Karena Budi
23 Hitam Diatas Putih
24 Mengikuti Pelatihan
25 Teman Baru
26 Kunjungan Mengejutkan Part 1
27 Kunjungan Mengejutkan Part 2
28 Kakak Berasa Teman
29 Rinduku Terobati
30 Merasa terhianati
31 Kekesalan Husein.
32 Kerinduan Adam
33 Perasaan Evan
34 Sosok Ayah
35 Sambal Ku
36 Keluarga Berencana
37 Aku Kecewa
38 Kejutan Menyebalkan
39 Meniti Karir
40 Terkuak Sudah
41 Wanita dan Pria Sempurna
42 Sakit Yang Terulang
43 Aku Depresi Bukan Gila
44 Pewaris Tunggal
45 Luka Yang Belum Mengering
46 Semua Salah Ku?
47 Merawat Husein
48 Roti Sobek
49 Cinta Yang Pelik
50 Restu Yang Ku Rindu
51 Mamas Sayang
52 Penasaran Hasil Lamaran
53 Datanglah..!
54 Ini Jebakan!
55 Bertarung Dengan Nafsu
56 Tak Rela
57 Halusinasi
58 Menikah Siri
59 SAH
60 Talak Di Malam Pengantin
61 Memperebutkan Ibu
62 Rindu Si Kembar
63 Ukuran Gunung Kembar
64 Syarat Yang Aku Langgar
65 Syarat Yang Aku Langgar 2
66 Malam Pertama Yang Tertunda
67 Honey Moon
68 Perdebatan Konyol
69 Kecemburuan ku menyakitkan mu
70 Belajar saling mengerti
71 Lebih sensitif
72 Acara Ulang Tahun Adam
73 Kesedihan Adam
74 Kalian hadiah terindah
75 Dia Tak Peka
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Pernyataan yang menyesakan dada
2
Sakit ini membuat ku putus asa
3
Akan ku terima semua takdirMu
4
Kisah cintanya buatku iri
5
Bisik - bisik tetangga
6
Si Kembar Yang menggemaskan
7
Hasan dalam pangkuanku
8
Aku gadis kecilmu
9
Kesedihan Husein
10
Perantara ciuman
11
Predikat pria bucin
12
Nyaman bukan Cinta??
13
Pengakuan cinta
14
Tamparan
15
Masa remaja
16
Bolehkan aku serakah
17
Kisah Dibalik Kelahiran Ku
18
Berusaha meyakinkan Husein
19
Tangisan Husein
20
Pengantin Pengganti
21
Selamat Tinggal cinta
22
Menjual Diri Karena Budi
23
Hitam Diatas Putih
24
Mengikuti Pelatihan
25
Teman Baru
26
Kunjungan Mengejutkan Part 1
27
Kunjungan Mengejutkan Part 2
28
Kakak Berasa Teman
29
Rinduku Terobati
30
Merasa terhianati
31
Kekesalan Husein.
32
Kerinduan Adam
33
Perasaan Evan
34
Sosok Ayah
35
Sambal Ku
36
Keluarga Berencana
37
Aku Kecewa
38
Kejutan Menyebalkan
39
Meniti Karir
40
Terkuak Sudah
41
Wanita dan Pria Sempurna
42
Sakit Yang Terulang
43
Aku Depresi Bukan Gila
44
Pewaris Tunggal
45
Luka Yang Belum Mengering
46
Semua Salah Ku?
47
Merawat Husein
48
Roti Sobek
49
Cinta Yang Pelik
50
Restu Yang Ku Rindu
51
Mamas Sayang
52
Penasaran Hasil Lamaran
53
Datanglah..!
54
Ini Jebakan!
55
Bertarung Dengan Nafsu
56
Tak Rela
57
Halusinasi
58
Menikah Siri
59
SAH
60
Talak Di Malam Pengantin
61
Memperebutkan Ibu
62
Rindu Si Kembar
63
Ukuran Gunung Kembar
64
Syarat Yang Aku Langgar
65
Syarat Yang Aku Langgar 2
66
Malam Pertama Yang Tertunda
67
Honey Moon
68
Perdebatan Konyol
69
Kecemburuan ku menyakitkan mu
70
Belajar saling mengerti
71
Lebih sensitif
72
Acara Ulang Tahun Adam
73
Kesedihan Adam
74
Kalian hadiah terindah
75
Dia Tak Peka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!