"Eh Husein sejak kapan kau disini?" Tanya ku heran Husein memang jarang berkunjung diwaktu malam karena aku yang melarangnya.
"Kamu habis dari mana Humairah? Kenapa berdandan cantik seperti ini??" Tanya Husein lagi
"Aku baru saja menghadiri undangan teman Ibu" Husein duduk disamping ku dengan wajah di tekuk
"Ada apa?" Ku lihat air mukanya seperti sedang memendam kekesalan.
"Aku hanya lelah" ujar nya lirih
"Apa kau bertengkar lagi dengan Abi?" Tanya ku halus Husein tak menjawab dia hanya memandang wajah ku sendu.
"Husein kenapa?" Ku raih tangan Husein menautkan jari jemari ku diantara jari jemarinya.
"Abi memaksa ku untuk pergi ke Kairo" jawabnya kesal menahan amarah
"Husein apa yang membuat mu enggan untuk pergi? Apa kau menghawatirkan aku? Aku berjanji akan setia dengan mu Husein" Ku tatap wajah yang selama dua hari ini aku rindukan kedua mata kami pun bersiborok terpaku memandang satu sama lain.
"Humairah aku sangat mencintaimu, disaat aku berada disekitar mu saja sudah banyak lelaki yang menginginkan mu bagaimana bila aku jauh dari mu? Aku bisa gila karena merindu dan cemburu" terdengar suara lirih isak tangis Husein.
Kata orang bila seorang lelaki menangis karena perempuan bisa dipastikan bahwa laki - laki itu menunjukan perasaan tertingginya mencintai kita dengan tulus hingga meruntuhkan ego dan rasa malunya sebagai sosok lelaki yang kadang memiliki pantangan dalam menangis. Padahal menangis adalah salah satu hal alami yang sering terjadi bila seseorang mengalami tekanan perasaan yang berlebihan seperti marah, sedih bahkan bila kita terlampau bahagia tak jarang tangis haru pun mengiringi kebahagiaan itu.
Aku mengusap sisa - sisa air mata yang membasahi pipi Husein dengan ibu jari ku.
"Hehe.. Aku jadi cengeng akhir - akhir ini" ucap Husein menertawai dirinya sendiri
"Lelaki yang menangis itu bukan berarti bahwa dia cengeng atau tidak gentle kau pasti punya alasan kenapa kau menangis dan aku tau kau menangis karena tak mau jauh dari ku, itu artinya kau membuktikan bahwa kau benar - benar sangat mencintaiku, toh kamu juga punya perasaan kan? Aku malah tersentuh kau menangis karena ku" jawab ku penuh haru.
"Humairah aku akan mempertahankan hubungan ini, aku tidak mau Abi memisahkan kita meski dengan alasan pendidikan. Aku sangat mencintaimu Humairah" setiap kali Husein mendeklarasikan rasa cintanya setiap itu pula ada banyak jutaan bunga bermekaran disekitar ku.
Tapi bila Husein enggan untuk pergi hal itu malah akan memutuskan hubungan kami, Abi akan lebih menekan ku untuk mengambil tindakan pemutusan hubungan ini.
"Husein kau tau, aku teringin sekali kau sukses dan membahagiakan kedua orang tua mu itu akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi ku, Husein mengalahlah ini semua demi kebaikan mu, tidak ada satu pun orang tua yang menginginkan anak kesayangannya dalam kesusahan dan tidak bahagia" aku harus berusaha lebih keras agar Husein bisa menerima permintaan Abi dengan lapang dada.
"Aku tau, tapi bisakan mereka menyuruh ku berkuliah di negara ini saja, kenapa harus Kairo" ujar Husein frustasi
"Husein aku akan memutuskan mu hari ini bila kau tak menuruti permintaan mereka" ucap ku menyerah putus asa
"Humairah cukup mereka yang membuat ku menggila tidak dengan kau" hardik Husein marah
"Maaf Husein, aku tidak bisa menjalani hubungan dengan laki - laki yang membangkang dengan orang tuanya lebih baik kita akhiri saja" sungguh kata - kata ini sebenarnya mampu mencekik leherku sendiri.
"Kau jahat sekali Humairah, disaat aku sedang tertekan seperti ini kau bisa -bisa nya mengucapkan kata putus" geram Husein kesal
"Hari sudah malam lebih baik kau pulang, aku ingin istirahat" aku masuk kedalam rumah dan meninggalkan Husein yang masih menatap ku dengan kesal.
"Aku tidak akan meninggalkanmu dan tidak pernah ada kata putus" Husein berlalu menghilang dikegelapan malam.
Setelah pertengkaran kami malam itu, aku sengaja menjauhi Husein, aku menyibukan diri dengan belajar dan belajar karena saat ini sudah masuk semester terakhir beberapa minggu lagi aku akan mengikuti Ujian Nasional.
Aku harus terus meluluhkan pendirian pria keras kepala itu, bila tanpa sengaja aku bertemu dengannya aku tetap berusaha menghindari tatapan matanya itu akan membuat ku lemah dan merindu.
Tak terasa sudah beberapa bulan kami menjalani hubungan seperti ini, aku berusaha menyakiti Husein yang bahkan perlakuan ku sendiri telah menyakiti ku lebih dalam.
Hari sudah memasuki senja seberkas cahaya jingga dilangit menyilaukan setiap insan yang memandang, aku duduk termenung di bangku taman dengan semua rasa yang berkecamuk dalam dada.
Tampa aku sadari seorang pria telah duduk disamping ku.
"Apa kau sudah lelah dengan hubungan ini?" tanya nya dengan raut muka datar, ku pandangi pria itu dengan tampilan yang berantakan, lingkaran hitam disekitar kantung mata.
"Yah ini cukup melelahkan?" jawab ku mengalihkan pandangan.
Kami seperti dua orang asing tidak saling kenal dan tidak sengaja duduk di kursi yang sama.
"Bagaimana sekolah mu?" tanya nya lagi.
"Sekolah ku baik - baik saja"
"Bagaimana kabar mu setelah jauh dari ku? Kau tampak seperti tidak terjadi apa -apa? disini yang terlihat kacau hanya aku saja, aku jadi ragu dengan pernyataan cinta mu dulu sepertinya hanya aku yang benar - benar cinta, ternyata begini rasanya cinta bertepuk sebelah tangan" Husein meracau tatapan matanya kosong entah apa yang dia pikirkan.
Ucapannya sudah cukup membuat dada ini sakit.
Husein andai engkau tau semua yang aku lakukan karena terlalu serakah menginginkan mu, aku ingin kau pergi dan kita masih bersama ini juga aku lakukan agar hubungan mu dengan Abi baik - baik saja tanpa tau tekanan yang aku terima.
"Apa kau ingat di tahun yang lalu kita seperti sepasang kekasih yang saling mencintai bahkan hampir satu sekolah iri dengan hubungan kita tapi kini kita lebih seperti dua orang asing yang tidak saling kebal"
"Semua keputusan ada ditanganmu Husein, bila kau lelah dengan semua sikapku kau bisa memilih pergi dan mencari pengganti ku, aku hanya meminta kau menuruti permintaan orang tua mu dan aku akan setia menunggu mu kembali"
"Aku sudah memutuskan apa yang sebaiknya aku pilih, aku akan menghitbah atau bila perlu aku akan melakukan nikah siri agar aku bisa tenang meninggalkanmu pergi"
Aku hanya mematung terkejut dengan mata membola sempurna, sebegitu takut kah dia meninggalkan ku kenapa aku selalu saja dibuat terkejut dan tersentuh dengan tindakan Husein setiap dia menunjukan rasa cintanya.
"Lakukan apa yang kau mau, selama itu tidak menentang keinginan orang tua mu" aku hanya ingin ke dua orang tua kita memberi restu tidak lebih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments