semua langsung melihat ke arah Excel hingga membuatnya jadi canggung sekaligus bingung menjawab apa. Jika ia tidak menginap itu artinya Abel akan kecewa namun jika ia menginap ia harus meninggalkan pekerjaan yang kian menumpuk.
“maaf ya lain kali aja aku nginepnya masih banyak hal yang harus aku urus”. Abel terlihat kecewa padahal ingin sekali Excel menginap agar bisa membuatnya mengenang masa lalu.
“dah wajahnya jangan kusut gitu ntar gue strika kalau masih kusut”. Sambar Alvin yang tambah membuat suasana hati Abel jadi buruk , tapi ia berusaha menjaga image di depan Excel kalau tidak mungkin cabe rawit sudah melayang ke muka Alvin sekarang.
“tapi janji ya lain kali”. Excel mengangguk dan mengiyakan perintaan Abel.
Mereka makan seraya berbincang bersama seperti keluarga bahagia, mungkin jika ada Andre keluarga mereka akan balik ke formasi lengkap. Walau begitu tetap terasa sekali kebahagiaan yang ada disana. Dan setelah itu Excel pamit untuk pulang walau rasanya Abel tak ingin Excel cepat pulang namun ia tau bisa lagi bertemu lain kali, apalagi sekarang Excel sudah pindah ke Indonesia lagi.
******
Malamnya Abel memeluk boneka Hello Kitty pemberian dari Excel seraya tersenyum mengingat kejadian siang tadi, apabila Excel menginap mungkin akan lebih sempurna. Entah kenapa Excel memberinya boneka Helko Kitty padahal ia sudah punya banyak tapi apapun pemberian dari Excel selalu membuatnya senang mungkin inilah sihir cinta bisa membuat orang jadi selalu kasmaran.
"Senyum mulu dari tadi awas kebanyakan senyum ntar gigi kering". Tegur Alvin yang tiba-tiba ada entah bagaimana caranya masuk dan selalu bisa membuatnya kesal.
" Kak Alvin masuk dari mana pintu kamarku kan ku kunci ?". Alvin menunjuk pintu yang ada di belakangnya, pintu itu menghubungkan kamar Alvin dan Abel langsung dari dalam.
"Lupa lo ada pintu itu". Abel mendengus kesal lantaran angan dan lamunanya pudar seketika dengan gangguan dari Alvin.
" Denger-denger tempo hari lo abis di tembak lagi ? Dan lo tolak lagi ?". Tanyanya tepat sasaran hingga membuat Abel langsung melihat Alvin dengan tatapan penuh tanya mengapa sang kakak bisa tau.
"Jangan natap gue kayak gitu, gue tau dari temen gue yang mahasiswa Abadi, lo lupa kita kan dulu satu kampus". Abel sangat kesal dengan ia selalu satu sekolah dan satu kampus membuatnya punya cctv 24 jam, ia jadi merasa seperti tak punya privasi.
" ngapa sih lo tolak katanya tuk anak pangeran kampus ? kaya ?populer lagi, kurang apa coba ?". Abel malas meladeni Alvin dan membuka buku untuk ia baca namun Alvin selalu menuntut jawaban.
"Iya aku tolak ya kalau nggak suka gimana dong yang namanya hati kan nggak bisa di paksa". Jawabnya dengan terpaksa, rasanya ia ingin memindahkan kamarnya agar tak terhubung dengan kamar Alvin.
" Wah jangan-jangan lo tolakin semua cowok karena suka ama yang lain ya ?". Abel sudah tak bisa tahan dengan kekepoan kakanya dan mengusir Alvin agar pergi dari kamarnya, ia mendorong Alvin lalu mengunci pintu kamarnya tersebut agar Alvin tak bisa masuk lagi.
"Tidak menerima orang kepo dikamar akuuu". teriaknya kala sudah mengusir Alvin.
******
Abel masih mengantuk namun ia harus bangun lebih awal lantaran hari ini hari pertama kali ia magang ke kantornya Excel dan ia tak ingin terlambat di hari pertamanya. Ia tak ingin memberikan kesan yang buruk sebagai pegawai magang baru.
Namun saat hendak ke kamar mandi terlihat kamar mandi itu tertutup dan pastinya yang ada di dalam adalah Alvin, ia punya kamar mandi sendiri di dalam kamar namun kamar mandinya sedang rusak.
“kak Alvin cepetan aku juga mau mandiiiii”. Teriaknya saat di depan kamar mandi dan Alvin tak kunjung keluar juga hingga membuatnya menguap beberapa kali karena terlalu lama dikamar mandi.
Pintu terbuka dan menampilkan Alvin yang memakai handuk kimono seraya menggosok rambutnya dengan handuk.
“kak Alvin lama banget sih mandi apa pingsan ?”. Abel heran Alvin yang mandi sangat lama melebihi seorang perempuan.
“gue goreng bakwan di dalem, rese lo minggir sana gue mau lewat”. Abel segera masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah mandi Abel kembali ke kamarnya untuk bersiap namun ia sangat bingung harus memakai baju apa lantaran ia belum menyiapkan baju kerja, kalau begini ia jadi ingin pergi shopping tapi dimana toko baju yang buka di pagi hari seperti ini.
“yang mana nih ?”. Abel memilih di baju tersebut dengan bingung dan saking bingungnya hingga melempar baju yang menurutnya jelek ke atas kasur.
Waktunya habis hanya untuk memilih baju dan berdandan karena ingin membuat Excel terpesona, namun ia sangat terkejut karena waktu berjalan dengan cepat. Mama Dina yang menunggu Abel di bawah untuk sarapan bersama hingga menyusul ke kamarnya Abel karea terlalu lama.
“syukur mama dateng bantuin Abel pilih baju dong ma Abel pusing nih harus pakai baju apa ? abel nggak punya baju ma”. Mama Dina ingin mengelus dada lantaran melihat banyaknya baju hingga menggunung di atas kasur.
“ini apaan sih bel kacau kayak kapal pecah”. Mama Dina lalu membantu Abel memilih baju yang akan di kenakan, dan mama Dina menyodorkan dress sedikit diatas lutut di padukan dengan blazer yang menurutnya cocok untuk bekerja.
“kamu pakai ini, ingat Abel yang terpenting dalam bekerja itu harus kompeten di luar itu hanya sebagai pendukung”. Tutur sang mama dan memakai baju yang mama Dina pilihkan untuknya.
Mama Dina dan Abel turun ke bawah dan di meja makan sudah ada Alvin, tadinya Alvin sudah sangat lapar dan ingin makan duluan namun mama Dina bilang akan menyusul Abel dan menyuruh Alvin untuk menunggu.
“lo ganti baju apa nanem kembang lama amat”. Protesnya dan Abel menjulurkan lidah karena sebal.
“aku nyuci mobil kalau di kamar mandi ya mandilah”. Jawabnya yang sudah kesal dengan sang kakak.
Papa Rey pun menutup koran yang di baca dan segera mereka berempat sarapan, sebelum memulai hari agar tidak lemas, mama Dina membiasakan keluarganya untuk sarapan sedikit apapun agar tidak sakit dan punya tenaga.
*******
Abel telah sampai di kantor yang menjulang tinggi tersebut dan membuatnya jadi gugup lantaran hari ini adalah hari pertama jadi ia berharap ia bisa lancar dan menjalankan pekerjaan dengan mudah juga semoga ia cepat mengerti apa yang diajarkan.
Abel melihat reseptionis dan menanyakan di lantai mana ruangan Excel berada, setelah mendengar jika lantai kantor Excel berada di lantai paling atas segera Abel menuju ke lift menuju kantor Excel.
Tepat saat Abel keluar dari lift Excel juga hendak masuk ke dalam kantornya dan melihat Abel, Excel menyuruh Abel untuk masuk guna menjelaskan pekerjaan Abel dan Abel akan diajari oleh Bagas yang merupakan sekertaris Excel.
Walau bukan Excel sendiri yang mengajari Abel namun setidaknya Abel masih bisa bertemu dengan Excel setiap hari dan bisa lebih dekat dengan Excel karena sekarang ia sekertarisnya.
"Kamu kalau ada yang nggak ngerti bisa tanya sama Bagas, dia bisa mengajari". Tuturnya dan Abel hanya mengiyakan apa yang Excel katakan walau kecewa karena bukan Excel langsung yang mengajarinya.
Setelah selesai Abel hendak keluar setelah mendapat pengarahan singkat dari Excel namun dari tadi Excel rada risih dengan dress yang Abel kenakan karena mengekspos pahanya walau tak terlalu banyak, panggilan Excel menghentikan langkahnya Abel.
" Iya ada apa kak ?". Tanyanya penuh harap.
“besok-besok pakai rok yang agak panjangan ya”. Tuturnya membuat Abel malu lantaran seolah sengaja memakai rok kurang panjang padahal mama Dina yang memilihkan tapi kalau diingat bajunya memang tidak ada yang panjang paling kalau rok ya sedengkul.
“iya kak eh tuan Excel”. Abel melangkah keluar dan di depan ruangan Excel ada meja kerjanya Bagas, Abel menghampiri Bagas untuk bertanya tentang pekerjaanya sekaligus minta di ajari.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Yestitembemz Zeenunewmyangellove
coba cari visual orang Thailand mereka lebih gnteng" dan cocok buat visual novel apalgi Zee pruk
2022-10-08
0
saya cantikkj
akankah Abel & Exel bersatu
2021-03-17
0
Syavira Vira
ganteng
2020-11-20
0