Abel melihat reaksi Excel seperti apa jika ia menyindir dan mengungkit tentang janji nikah, jika nanti Excel ingat semoga akan langsung menyadari kesalahnnya karena telah melupakan janji yang menurutnya sangat penting ini.
“wah udah sampai janji nikah tapi dia malah lupa ?”. Abel mengangguk dengan semangat.
“tapi dia udah punya pacar dan lupain kamu ?”. Abel mengangguk dengan cepat lagi, sepertinya memang tepat ia mengungkit tentang janji nikah ini, semoga dengan ini Excel bisa ingat jika yang sedang mereka bahas adalah Excel.
“gimana ya aku juga bingung bel, kok kisah kamu rumit banget ya”. Abel melihati Excel dengan penuh harap semoga Excel bisa ingat atau setidaknya mengingat sesuatu.
“kak Excel nggak pernah buat janji yang kayak gitu ?”. Abel memancing supaya Excel ingat namun Excel malah melihati Abel dengan tatapan bingung dan menggelengkan kepala.
“nggak aku nggak pernah buat janji gitu”. Abel mendengus kesal sangat kesal, ingin rasanya Abel menggetok kepala Excel agar ingat seperti yang ada di sinetron dimana ada yang amnesia setelah kepalanya terbentur sesuatu maka akan ingat.
Tapi beda cerita ini kan Excel tak amnesia jadi bagaimana cara mengingatkannya, sepertinya cara untuk memancing Excel gagal, bahkan sepertinya Excel benar-benar tak ingat atau yang lebih buruk lagi tak mau ingat, apalagi ia selalu di anggap sebagai adiknya saja.
“udah jangan di fikirin laki-laki gitu, gimana kalau kamu main ke apartemen baru aku ?”. Abel langsung melihati Excel karena terkjut, benarkah tadi Abel baru saja diundang.
Tunggu Excel bilang apartemen baru apakah itu artinya Excel sekarang tidak tinggal bersama dengan mami dan papinya, kalau begitu ia akan sangat senang dan akan berkunjung setiap hari ke apartemen baru Excel soalnya Abel tak terlalu dekat dengan mami dan papinya Excel.
“kak Excel punya apartemen baru ? kapan belinya ?”. tanyanya .
“bukan aku yang beli tapi papi beli buat aku katanya biar bisa mandiri, awalnya mami nggak setuju aku tinggal sendiri tapi akhirnya setuju, gimana mau main ?”. Abel mengangguk dengan cepat, tentu ia tak akan menyiakan kesempatan bisa mengunjungi apartemen Excel.
******
Abel dan Excel kini sudah ada di depan pintu apartemen Excel, dan setelah memasukkan kode sandi pintu tersebut terbuka. Abel cukup terkejut lantaran apartemen Excel sangat luas dan bagus, walaupun papa Rey juga punya apartemen tapi dekorasi apartemen Excel sangat unik karena menonjolkan kesan maskulin.
“kak Excel jadi tinggal sendirian disini dong mulai sekarang ?”. tanyanya saat semakin masuk kedalam.
“sebenarnya udah seminggu yang lalu aku mulai tinggal sendiri kadang juga pulang ke rumah papi mami, gimana bagus nggak ?”. Abel langsung menoleh dan mengangguk, tentu saja bagus apa yang bersangkutan dengan Excel pasti Abel suka.
Abel menghampiri Excel yang mulai mengeluarkan bahan masakan dari dalam kulkas, sepertinya Excel hendak memasak, Abel tak heran lantaran Excel pernah cerita selama di luar negri Excel kerap mencoba untuk memasak.
“aku bantuin ya gini-gini aku lumayan bisa masak”. Ucapnya dan Excel memberitahukan Abel ingin masak apa, mereka berdua sekarang sudah seperti layaknya pengantin baru yang berkutat di dapur.
Abel terkesima melihat jari terampil Excel yang lihai menggunakan pisau dan epron yang melekat pada tubuhnya juga lengan baju yang ia lipat ke atas membuat Abel makin kagum. Kalau di kantor Excel adalah bos besar maka kalau di rumah ia bisa menjadi seorang koki yang handal dengan hanya cara memasaknya saja Abel tau jika Excel tak hanya sekali dua kali di dapur.
“kak apa kak Jennie sudah pernah kesini ?”. Excel yang sibuk memasukkan bahan makanan ke panci jadi menoleh.
“iya dia juga udah tau sandi masuknya jadi bebas masuk kesini”. Abel mengiris terong yang ia pegang dengan keras kala mendengar Jennie bahkan sudah di beritahu kata sandinya sementara Abel hanya baru sekali datang dan tak di beritahu kata sandinya.
“aku bolehkan tau sandinya kak Excel juga ? masa kak Jennie tau aku nggak ?”. Abel melihat Excel dengan penuh harap jika Excel setuju tapi sepertinya Exce masih ragu dan tak segera memberitahukan kata sandi apartemennya.
“kenapa apa kak Excel nggak percaya sama aku ? aku nggak bermangsud lancang tapi yaudah deh kalau kak Excel keberatan”. Abel memperlihatkan wajah sedih dan kecewanya, sepertinya itu berhasil membuat Excel merasa bersalah.
“boleh kok kamu tau kan tanggal lahirku ?”. Abel mengangguk dengan bingung, “itu kata sandinya”.
Abel tersenyum senang akhirnya ia dapat kata sandi apartemennya Excel
“oh ya bel cowok yang kamu suka kayaknya kamu harus lupain dia aja”. Abel seketika membatu ini dia tidak salah dengar kan, apa memang pendengarannya yang salah atau memang baru saja Excel menyuruhnya untuk menyerah.
“kok lupain sih kak kan aku udah cinta banget sama dia, nggak mudah lupain dia”. Abel merasa kecewa tak hanya tak ingat mengenai janjinya namun Excel malah menyuruhnya menyerah, apakah memang ia tak di takdirkan dengan Excel.
“kalau gitu berjuang buat dia, coba kamu berjuang nanti bagaimana hasilnya kan bukan kamu yang menentukan tapi Tuhan”. Abel melihat ke arah Excel dengan tatapan sedih, dengan gampangnya Excel mengatakan untuk berjuang padahal orang yang ia cintai adalah Excel sendiri, bagaimana jadinya jika Excel tau jika orang yang Abel mangsud adalah dirinya, apakah Excel juga akan tetap mengatakan untuk berjuang atau malah sebaliknya.
“berjuang ya kak ?”. tanyanya lagi dan setelah Excel mematikan kompor ia melihat ke arah Abel.
“iya kalau cinta ya berjuang siapa tau memang dia cinta sejatimu dan jodohmu yang tertunda”. Ucanya lalu mengambil piring sebagai wadah makanan dan menaruh masakan yang telah matang ke piring.
“nih udah mateng cobain, mungkin nggak seenak masakan mama Dina tapi seenggaknya bisa di makan”. Abel mengambil sendok dan mencicipi masakan Excel, kemudian mengacungkan jempol.
“enak kak enak banget malah”. Excel mengajak Abel untuk ke meja makan untuk makan bersama.
“kak cobain yang ini tadi masakanku”. Abel berniat menyuapi Excel namun Excel tak kunjung menerima suapan dari Abel, seperti nampak ragu tapi akhirnya Excel mau juga makan dari suapan Excel.
“masakan kamu juga enak”.
Abel sangat senang mendengar pujian Excel, akhirnya merekan makan bersama tanpa gangguan dari siapapun terutama oleh Jennie yang pastinya tidak Abel harapkan keberadaanya. Mereka makan sambil mengenang masa lalu, tawa dan canda membuat keduanya asik mengobrol.
*****
“makasih ya kak udah di bolehin main ke apartemennya”. Excel mengiyakan dan mengantar Abel menghampiri sang supir yang telah menjemputnya.
Rasa bahagia kala mendengar Excel mengatakan untuk memperjuangkan cintanya membuat Abel seakan memiliki semangat baru, padahal ia hampir saja menyerah mengingat seakan jalannya penuh liku dan tak ada harapan tapi kini ia punya harapan baru.
Abel pulang ke rumah dengan senyuman yang selalu mengembang di bibirnya, itu membuat Alvin yang telah lebih dulu pulang jadi heran, “tumben lo senyum gitu mau jadi model iklan pasta gigi ?”.
Abel tak menghiraukan ucapan sang kakak dan melewati Alvin begitu saja menuju kamarnya, ia sangat lelah namun rasa lelahnya seolah hilang kala membayangkan senyum Excel tadi kala bersama.
Abel menaruh tasnya di nakas dan menuju ke balkon kamarnya, hari yang sudah gelap membuat ia bisa melihat bintang. Abel memegang kalung yang melingkar di lehernya dengan bahagia, kalung pemberian Excel kala mereka masih kecil.
*Kak seperti yang kamu katakan aku akan berjuang mendapatkan cintamu, aku tak akan menyerah sebelum kamu benar-benar jadi milik Jennie aku anggap aku masih punya kesempatan*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Yolan Zian
aku kok gak suka y sama sifatnya abel terlalu memaksakan perasaan,berjuang jd pelakor itu namanya.....
2020-12-28
1
carenina
bego banget abel abel...
2020-11-12
1
otw tobat
misi author, ijin promosi yak 😄
yukk, mampir di Novel Chat Storyku, judulnya "She Is My Soulmate". masih baru and segelan nih. terimakasih qaqa! ♡
2020-10-28
0