Abel mengerjakan pekerjaanya yang kian menumpuk apabila tak segera di kerjakan, ia juga berusaha fokus mengerjakan pekerjaan dengan baik agar tak membuat Excel memarahi dirinya lagi. Abel tau jika Excel adalah tipe lelaki ramah namun disiplin kalau soal pekerjaan.
Hingga kini ia belum pulang karena lembur dan harus menyelesaikan pekerjaanya padahal Bagas sudah pulang sedari tadi. Tapi ia tetap ingin menyelesaikan walaupun tenggat waktu untuk memberikan hasil pekerjaannya masih lama.
“Abel kamu nggak pulang ?”. tanya Excel namun Abel tak mendengar akibat terlalu fokus menyelesaikan pekerjaanya hingga membuat Excel menghampiri Abel.
“Kamu lagi ngerjain apa sih sampai segitunya nggak jawab aku”. Abel yang menyadari ada seseorang yang sedang berbicara padanya jadi mendongak canggung kala melihat Excel.
“kamu berusaha mengejar gelar karyawan teladan ya ?”. tanya Excel lagi dengan kekehan dan Abel tersenyum tipis seraya mematikan komputer setelah tadi menyimpan pekerjaannya terlebih dulu.
“ini juga mau pulang cuma mau nyelesein aja biar nggak tambah menggunung”. Jelasnya dan Excel tersenyum.
"Yaudah ayo pulang". Mereka berdua jalan berdampingan masuk ke dalam lift dan turun ke lantai satu, karena hanya ada mereka berdua di dalam lift membuat keduanya hening, apalagi Abel yang merasa suasananya sangat canggung.
“kamu pulang naik apa ?”. Abel menoleh dan mendongak ke arah Excel yang lebih tinggi darinya, menurutnya itu adalah pertanyaan yang sangat garing tapi Abel menghargai karena pastinya tak ada obrolan.
“di jemput supir tapi bilang rada telat soalnya macet”. Jawabnya dan Excel mengangguk.
“kak Excel..”. Abel hendak bertanya mengenai Jennie yang punya banyak scandal tapi nanti takutnya malah membuat Excel tersinggung dan tidak terima jadi ia mengantungkan kalimatanya karena ragu.
“ada apa ?”. tanya Excel penasaran, Excel melihat Abel yang seperti ragu hendak mengatakan apa, “ kamu mau bilang apa ?”.
“aku kemarin lihat kak Jennie di tv jadi iklan sabun kak ? nggak apa-apa kak Jennie jadi model udah gitu bajunya waktu di iklan sabun kebuka gitu”. Abel rasanya ingin menepuk dahinya, ia tadi ingin bertanya mengenai scandal Jennie yang entah Excel tau apa tidak tapi saking gugupnya membuatnya jadi berkata melenceng.
“ya aku sendiri kurang suka Jennie jadi model aku juga kurang suka dia pakai pakaian terbuka kayak gitu tapi Jennie sangat suka dunia model, jadi ya aku harus menghargainya”. Abel melihat ada kesungguhan dalam pandangan Excel, terlihat seperti sangat mencintai Jennie kala mengatakan itu.
“apa kak Excel tau kak Jennie punya banyak gosip ?”. Abel spontan bilang itu hingga membuat Excel memandang Abel dengan pandangan yang tidak bisa diartikan, Abel jadi takut kalau-kalau Excel malah marah dan tersinggung.
“iya aku tau tapi Jennie bilang semua itu bohong jadi aku milih percaya sama Jennie kan pondasi sebuah hubungan adalah rasa saling percaya kan ?”. Excel mengatakan itu seraya tersenyum, Abel merasakan ngilu di hatinya kala Excel sangat percaya pada Jennie dan menutup semua mata dan telinga dari berita mengenai apapun yang berkaitan dengan Jennie.
“kak Excel nggak cari tau dulu gitu siapa tau_”. Excel lalu melihat Abel dengan tatapan tak bersahabat, sepertinya Abel sudah menyinggung Excel kalau begini ia memilih tak melanjutkan pertanyaanya lagi.
“aku percaya sama Jennie, dia adalah wanita yang paling aku cintai”. Jelasnya.
Abel tak mengatakan apapun lagi, ia tak mau karena bahasannya mengenai Jennie membuat hubungannya dengan Excel menjadi renggang. Kepercayaan Excel pada Jennie terlalu kuat hingga membuat Abel sedih. Keheningan membentang di antara mereka berdua, jarak antara lantai tertinggi gedung ke lantai satu terasa sangat lama kala mereka hanya diam saja.
"Kak Excel cinta banget sama kak Jennie, Tuhan aku harus apa ?". Tanyanya dalam hati, Abel meremas jemarinya untuk menyalurkan rasa sedih, kecewa juga sakit hati.
Abel tak bermangsud membuat Excel dan Jennie saling salah faham atau membuat scandal Jennie yang tak tau kebenarannya menjadi alasan bagi Abel menghancurkan hubungannya Excel. Abel hanya ingin mengingatkan Excel kalau-kalau memang Jennie bukan wanita baik dan melihat dulu bagaimana perilaku Jennie ketika di dunia modeling.
*****
Tiba-tiba lift berguncang dan lampu hidup mati, sepertinya ada yang tidak beres dengan lift hingga membuat Abel takut akan terjadi apa-apa. Dan benar saja terasa lift berhenti dan lampu mati membuat Abel ketakutan.
“kak ini gimana kak liftnya mati”. Abel merasa panik dan memundurkan langkahnya hingga berada di pojokan lift.
Lampu yang mati apalagi suasana kantor yang sudah sepi di tambah hanya ada mereka di ruang sempit itu membuat suasananya mencekam. Abel yang takut hanya bisa merapalkan doa dalam hati untuk menguatkan dirinya padahal ia sudah gemetaran.
Excel yang tau kepanikan Abel dan tau jika Abel memang takut dengan kegelapan sedari kecil jadi menghampiri Abel dan memeluknya, berusaha menenangkan Abel dengan mengelus kepala dan lengan Abel dalam pelukannya.
“tenang ada aku kamu nggak perlu takut”. Ucapnya namun sepertinya Abel masih takut, terlihat dari tangan Abel yang menggenggam kuat seraya gemetaran, bahkan sudut mata Abel sudah basah.
Akhirnya lampu lift kembali nyala dan lift kembali berjalan sebagaimana mestinya, Abel yang sudah sangat ketakutan hingga tak sadar jika ia dan Excel saling berpelukan membuat jantungnya berdetak cepat.
Ia sangat malu padahal ia langsung memeluk Excel kala Excel datang ke rumah tapi kali ini berbeda, rasanya lain dan ia ingin terus seperti ini selamanya kalau bisa bahkan ia ingin menghentikan waktu.
"Tuh listriknya udah nyala nggak usah takut lagi". Excel melepaskan pelukannya, Abel merasa ia tak rela melepaskan pelukan Excel tapi bagaimana lagi, Excel bukan miliknya jadi ia tak bisa sesuka hati berpelukan dengan Excel.
Setelah lift berdenting pertanda jika tujuan mereka telah sampai yaitu di lantai satu, Abel merasa jika hatinya berkecamuk, tadi ia sangat sakit hati kala Excel membela Jennie tapi setelah itu ia senang karena berhasil berpelukan dengan Excel.
" Aku pulang dulu". Abel mempercepat langkahnya meninggalkan Excel dan saat mobil jemputannya sudah ada di depan ia langsung masuk, tak tahan lagi dengan jantungnya yang berdebar, di sertai rasa senang dan sakit yang datang bersamaan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan Jejak
klik like, komen, subsribe, fov dan jangan lupa vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Rizna Aftha
abel plin plan
2021-02-23
0
NurKarni
udahlah adel nggak usah sama axcel yg udh dibutakan cinta jennie
2020-11-16
0
Nenk Fatmah Nenk Fatmah
udah cibta buta exsel oercuma di ingetin mending tingalin aja bel biar tau rasa kalau kedok pacar nya udah kebongkar,jdi nyesek dech
2020-11-01
2