Love You Brother
Mariana Novabel Admaja yang kerap di sapa Abel, nama panggilan itu bukan kedua orang tuanya yang memberikan namun orang lain yang amat berarti baginya. Ia kini telah menjadi gadis cantik dan mempesona bagi kaum adam.
Namun sudah beberapa kali di tembak oleh laki-laki tapi selalu ia tolak, bukan maksud sombong atau merasa diri cantik tapi hanya saja hatinya sudah terpaut oleh yang lain. Padahal yang ia sukai sedang jauh darinya tapi ia selalu merasa dekat di hati kala memakai kalung yang orang tersebut berikan.
"Kapan sih kamu pulang ?". Ucapnya lirih.
Abel melihati kalung yang terpasang di lehernya dan tak pernah ia lepas selama ini. Kalung tersebut terlihat cantik di pantulan cermin walau sudah berumur tua. Tapi selalu ia jaga walau tau jika kalung itu hanyalah kalung murah yang di beli seorang anak kecil dan di berikan kepadanya saat masih kecil dulu tapi menurutnya kalung itu lebih berarti dari pada berlian mahal sekalipun.
*******
Abel telah sampai di kampusnya dan ia sudah hampir lulus hanya saja ia masih harus magang dan menyelesaikan skripsinya sebelum benar-benar lulus. Kampus itu juga tempat di mana kedua kakaknya menimba ilmu alias alumni situ karena permintaan sang papa. Dan Papa Rey juga menyuruh ketiga anaknya untuk mengambil jurusan bisnis dengan alasan bisa meneruskan bisnis keluarga nantinya.
Dari SD sampai dengan kuliah papanya menyuruh untuk selalu bersama kedua kakaknya padahal sang kakak terpaut usia 2 tahun jadi pastinya lulus lebih dulu darinya, ia sampai bosan melihat kakanya kalau tidak di sekolah, di rumah juga selalu lihat sampai bosan. Kalau begitu bagaimana ia bisa mandiri coba.
" Abel ". Abel menoleh ke arah sumber suara dan ternyata Felly yang memanggilnya dan berlari menuju ke arah Abel berdiri.
" Ada apa sih di kejar anj*ng kamu ?". Tanyanya kala melihat Felly yang tengah tergesa ke arahnya.
"Lo mesti ikut gue sekarang". Felly menarik tangan Abel untuk ke suatu tempat yang tentunya tidak ia sebutkan dan itu membuat Abel bingung dengan kelakuan temannya itu.
" Bentar ini mau kemana dulu ?". Belum sempat Abel menjawab tapi mereka sudah sampai di lapangan basket kampus dimana sudah ada banyak sekali mahasiswi yang ada di sana dan juga hiasan balon di sekeliling tempat itu.
"Ini ada apaan sih ada yang ulang tahun ?". Tanya lagi karena bingung namun bukannya menjawab Felly malah berlari ke pinggir lapangan basket bergabung dengan yang lain, dan itu membuatnya sadar jika ia sedang berdiri di tengah lapangan basket seorang diri.
Abel jadi merasa malu karena Felly membuatnya berdiri di tengah lapangan dan menjadi tontonan mahasisiwi sekitar, ia hendak ke pinggir bergabung dengan yang lain sebelum semakin malu.
" Jangan pergi". Suara dari seseorang menghentikan langkahnya dan kala melihat ke belakang ternyata sumber suara tersebut berasal dari Steve yang menuju ke arahnya, namun anehnya seraya membawa bunga dan balon di masing-masing tangannya.
Steve tanpa di duga berjongkok di depan Abel seraya menyodorkan bunga dan balon tersebut, tentu membuat Abel jadi bingung sekaligus malu karena mereka berdua menjadi tontonan yang lain.
"Steve berdiri dong malu nih". Tapi bukannya berdiri Steve malah tersenyum padahal Abel sudah sangat malu.
" Abel kamu jangan hiraukan yang lain, sebenarnya semua ini aku siapin untuk kamu karena aku ingin menyatakan cintaku". Steve menghirup nafas dalam dan membuangnya sebelum mengatakan kalimat lagi.
"Abel will you be my girlfriend". Abel ternganga tak percaya dengan yang ia dengar hingga tak sanggup lagi bicara apapun namun berbeda dengan para penonton yang bersorak ria karena melihat Abel yang di tembak dengan cara sangat romantis hingga membuat semuanya iri.
" Kalau kamu terima kamu ambil bunga di tangan kananku dan kalau kamu tolak kamu ambil balon di tangan kiriku lalu kamu pecahin".
Abel sangat bingung bagaimana harus lari dari situasi yang terasa berat baginya, ingin menerima tapi tidak cinta, ingin menolak tapi takut steve malu.
"Terima Terima Terima". Semuanya bersorak agar Abel menerima ungkapan cinta dari Steve padahal dalam lubuk hatinya sudah ada orang lain.
" Oh Tuhan ampuni dosaku mengapa kau berikan cobaan berat ini". Gumamnya dalam hati.
Abel mengangkat tangannya berat bahkan rasanya sangat berat sekali karena bingung harus mengambil bunga atau balon. Bahkan kini tangannya gemetar meraih balon dan meletuskannya.
"Sorry Steve". Ternyata dalam balon tersebut berisi tepung yang langsung mengenai kepala Steve dan belepotan mengenai seluruh tubuh juga kepala.
Abel segera berlari meninggalkan tempat tersebut karena malu dan takut dengan Steve yang sudah ia tolak, Felly yang melihat Abel berlari segera menyususlnya dengan berlari juga meninggalkan tontonan Steve yang tengah kecewa karena baru saja di tolak Abel.
" Abel tungguin gue". Abel menghentikan larinya dan duduk di kursi kantin kampus seraya menghirup udara sebenyak-banyaknya begitu juga Felly yang lelah mengejar Abel.
"Gila rasanya gue abis maraton". Felly lalu celingukan mencari ibu kantin dan setelah ketemu ia mengangkat tangan.
" Bu jus jeruk 2". Tariaknya dan beralih memandang Abel dengan tatapan kesal setengah mati.
"Lo nyadar nggak apa yang baru lo lakuin ? Lo tuh abis nolak Steve, Steve bel prince charming kampus kita abis lo tolak mentah-mentah, lo gila apa nggak waras ?".
Ibu kantin menghampiri mereka dan Abel langsung menyambar jus jeruk milik Felly lalu menenggaknya sampai habis, tak memikirkan Felly yang kian sebal melihatnya. " Jus gue tuh".
"Nih jus kamu pelit banget sih ntar aku ganti". Abel menyodorkan gelas yang sudah habis isinya tersebut dan tinggal beberapa tetes.
" Kamu kok nggak bilang kalau Steve mau nembak aku, kalau kamu bilangkan aku bisa lari dulu sebelum ke lapangan". Tuturnya dan membuat Felly melongo.
"Kurang apa coba si Steve bel ? Udah ganteng maksimal, kece badai, tajir melintir kalau gue yang di tembak nih ya nggak usah nolak langsung bilang yes, dari dulu lo kalau ada yang nembak selalu lo tolak, jadi cewek jangan kebanyakan nolak bel ntar nggak laku gimana ?".
" Kurang cinta makanya nggak aku terima, aku tuh nggak cinta gimana dong mau maksain terima yang ada ngejalaninya setengah hati". Felly sebal hingga menghembuskan nafas kasar bingung dengan jalan pemikiran temannya itu.
"Kata embah gue nih ya withing tresno jalaran soko kulino seng penting lakonono, maksudnya itu datangnya cinta berasal dari kebiasaan yang penting jalani dulu". Tuturnya dengan nada penuh kewibawaan dan menenggak jusnya sebelum di habiskan Abel juga.
" Kamu punya mbah dari jawa sejak kapan ? Bukannya embah kamu orang china ?". Felly pun menyengir kuda.
"Mantan pacarnya mbah gue orang jawa jadi ya belajar bahasa jawa mbah gue, maklum mbah gue badboy gitu dulu". Abel memutar bola matanya jengah, pantas saja cucunya asal terima cowok orang mbahnya aja gitu.
" Lo tuh bingung deh gue nyari yang kayak gimana sih ? Yang cakep nggak mau yang jelek lo tolak ntar lama-lama lo jodohnya sama orang gila". Abel langsung mengetuk meja dan kepalanya.
"Dih amit amit jangan sampai, kalau ngomong di filter dulu dong jangan asal keluar, aku tuh ya udah ada yang aku sukai dari dulu sampai sekarang". Felly jadi serius dan menyingkirkan jus yang menghalanginya untuk menyimak Abel.
" Beneran gue kira lo lesb* ? Eh kayak gimana orangnya ? Umurnya berapa ? Kuliah sini juga nggak ?". Tanyanya dengan beruntun sampai membuat Abel bingung harus jawab yang mana dulu.
"Yang pastinya ganteng dong tapi aku nggak mau lihatin fotonya ke kamu takutnya entar ikut naksir, dia beda 8 tahun sama aku, sekarang dia nggak disini masih di luar negri ngurusin bisnis keluarganya". Felly langsung menyenderkan punggungnya dengan kecewa.
" gue kira lebih badai daripada Steve ternyata selera lo om om, kalau beda 8 tahun mah ya udah kepala 3 dong, jangan-jangan dia tipe om om pedof*l yang suka ma anak kecil kayak lo lagi, nolak Steve cuma buat om om lo mendingan ke psikeater pa psikolog deh kali aja otak lo korslet ". Tuturnya dengan santai.
"Kalau ngomong di jaga neng, kalau otak aku korslet nggak bakalan ya aku bisa nyelesein tugas aku sekaligus ngerjain punya kamu juga".
Felly tertawa nyengir dan mengelus tangan Abel karena takut menyinggung Abel dan tak mau lagi memberinya contekan apalagi mengerjakan tugasnya.
" Iya deh neng cantik moga jodoh ya ma om omnya jan lupa ntar gue kasih jawaban tugas bu Ani".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Erni Haryani
iuup6dpoydpkofpifp
2021-08-21
0
ѕєιηdαн sєηjα
seeeeppppppp
2021-03-17
0
💫💞💫
like dh
2021-03-17
2