BAB 10

Suasana kelas pagi ini begitu dingin dan mencekam. Semua mata fokus menatap Satya yang sedang memberikan materi di depan kelas.

Tapi tidak dengan Nia, dia sibuk menulis entah apa di  atas bukunya.

Lelah rasanya, mencintai tanpa dicintai. Sampai kapan aku harus mengejar cinta Pak Satya..?? ah,lebih baik aku menyerah saja.

1tahun...?? no, 2 tahun... 2 tahun lebih.

Tapi ini seperti mengejar yang tak pasti, yang sulit digapai.

No.. no.. no.. kemarin Pak Satya mulai tersenyum dan mengantarku pulang. Bahkan kita juga makan malam

bersama. Ayo nia, kamu harus semangat. Jangan menyerah!!

Sedikit lagi, Nia..!!

Toh ini baru 2 tahun... 4 tahun pun kamu pasti sanggup...!!!

Tapi aku capek......huhu huhu...

Saat Nia tengah sibuk dalam perdebatan batinnya, memandang dan berhalusinasi dosen pujaan hatinya, ia

justru tersadar dan kalang kabut karena tidak menemukan Satya di depan kelas.

Nia melihat sekeliling, disudut ruang kelas, ke depan pintu, namun ia juga tidak melihat pujaan hatinya itu.

“Lah... menghilang kemana...?? buku ama tas nya masih ada di meja...” gumam Nia lirih.

Tanpa Nia sadari, gumaman lirihnya terdengar oleh seseorang yang berdiri tepat di belakangnya.

“Ehem...!! tugasmu sudah selesai,Nia...??” Satya yang dicari-cari Nia berdiri tepat dibelakang Nia dengan tangan yang bersedekap ke dada.

“Allahu akbar, bapak....!!!” Nia kaget sampai terjingkat,mengelus dadanya.

“Jangan berisik dan kerjakan secara mandiri.” Ujar Pak Satya datar dan dengan tatapan dinginnya.

"iya pak..."

“Buseeeet..berasa di kutub utara, bukan di kelas...!!” dengus Nia setelah Satya berlalu.

Nia segera merampungkan tugas dari Satya, namun justru mengumpulkannya paling terakhir. Setelah semua teman-temannya keluar dari kelas.

Niat Nia yang mengumpulkan tugasnya dengan sedikit menyapa Satya pun ia urungkan, saat melihat Satya sedang menerima telepon dengan raut wajahnya yang begitu dingin dan tatapan tajam serasa ingin membunuh lawan bicaranya.

Nia pun hanya mengangguk sopan kemudian berlalu menyusul teman-temannya ke kantin.

“Gaes..ntar sore abis kelas kita Sunset Cafe yuk...” ajak Nia pada teman-temannya yang tengah berkumpul di kantin.

“Gaslaaaah... uda lama gak nongki ... .penat gue” ujar Kevin

“Lagak loe penat vin...” seloroh Nindya

“Oke deal ya.. ntar abis kelas langsung kesono” ucap Nia.

“Okeeee” jawab Kevin, Ayu, Nindya dan Niko kompak.

Sedangkan itu, di ruangan Satya, dia sibuk memeriksa dan menilai tugas mahasiswa yang ia berikan tadi.

Lembar demi lembar ia periksa dengan teliti dan seksama.

Hingga saat ia menilai lembar jawaban milik Nia, Satya sedikit tersenyum.

“Kemampuan anak ini lumayan juga, walau aku lebih sering melihatnya melamun daripada fokus memperhatikan materi.” Gumam Satya sendiri.

Satya melirik arloji di tangannya. Menunjukan pukul 15.00. Satya menghembuskan nafasnya dengan kasar,

lalu kembali berkutat dengan lembaran- lembaran yang masih di genggamannya.

Tak lama ia sudah menyelesaikan pekerjaannya, lalu melirik kembali arlojinya. Antara ingin dan tidak ingin dia beranjak dari ruangannya. Namun seseorang yang menelponnya tadi terdengar begitu putus asa.

Dia memutuskan untuk sedikit bersantai di ruangannya, sekedar untuk meluruskan punggungnya.

Satya tidak ingin cepat-cepat bertemu orang itu, dan lebih membiarkannya sedikit menunggu.

Mobil yang dinaiki Satya memasuki pelataran sebuah cafe yang tak jauh dari kampusnya mengajar.

“Sudah lama menunggu...??” tanya Satya pada seorang wanita yang duduk di sudut ruangan membelakangi pintu masuk.

“Eh..Satya, kamu sudah datang..?? belum.. duduklah..”

Satya melirik arlojinya kembali, 16.00.

“Ada perlu apa kamu ingin mengajakku bertemu..??” Satya mengawali percakapan mereka dengan tatapan

yang cukup dingin.  Lalu segera membuang mukanya ke sisi meja.

“Satya, maaf....aku ingin meminta maaf padamu..”

“Untuk apa..??” tanya Satya dingin masih membuang mukanya ke sisi meja.

Terlihat Satya sangat tidak ingin untuk menatap wajah wanita itu.

“Kamu tahu aku tidak sengaja melakukan iku, aku...”  wanita itu tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Satya masih enggan menatap wajah wanita didepannya. Ia mengedarkan pandangannya ke sisi outdoor

cafe. Matanya terusik dengan sekumpulan muda mudi yang berbincang dan tertawa lepas bersama. Sesaat Satya menangkap sosok yang tak asing baginya.

"Nia......." gumam Satya.

“Mau kemana Ni..??” tanya kevin saat melihat Nia beranjak dari kursinya.

“Ngilangin suntuk dikit.”

Nia berjalan ke arah stage, berbincang ke arah pemain musik di atas sana. Lalu mengambil gitar dan mulai memetik,memainkannya.

Di kala hati resah.. seribu ragu datang memaksaku..

Rindu smakin menyerang.. kalau aku dapat membaca pikiranmu

Dengan sayap pengharapanku ingin terbang jauh..

Biar.. awan pun gelisah.. daun-daun jatuh berguguran

Namun cintamu kasih terbit laksana bintang, yang bersinar cerah menerangi jiwaku..

Andaikan ku dapat, mengungkapkan perasaanku..

Hingga membuat kau percaya...

Akan ku berikan seutuhnya rasa cintaku

Rasa cinta yang tulus dari dasar lubuk hatikuuuuu...

Tuhan, jalinkanlah cinta... bersama.... selamanyaaaaaaaa..

( d’cinnamons_ selamanya cinta)

Teman-teman Nia begitu terhanyut dengan petikan gitar dan alunan suara hati nia. Begitupun para

pengunjung cafe, tak terkecuali Satya, yang tidak melepaskan sedikitpun tatapannya pada Nia.

Nia...

Satya segera beranjak dari cafe itu, tanpa peduli pada wanita yang memanggil namanya dari tadi. Memilih untuk meninggalkannya sendirian di tempat itu.

“Cieeelaaah... loe curhat publik, Ni...??”ledek Nindya saat mendapati Nia kembali duduk bersama mereka.

Niko menatap nanar sahabat yang duduk di depannya itu

"Perasaan loe benar-benar tulus ama Pak Satya, Nia.. gue bisa apa..??” batin Niko.

Satya baru memasuki parkiran apartemennya saat waktu sudah lebih dari jam 10 malam. Setelah dari

cafe tadi,ia mampir ke rumah orang tua nya terlebih dahulu. ia sudah berjanji kepada Bunda nya untuk lebih sering mampir agar Bunda nya tidak terlalu merasa kesepian.

Segera setelah sampai di apartemennya, Satya membersihkan diri. Melepaskan segala peluh penat karena aktivitas seharian tadi.

Satya baru saja keluar dari kamar mandi hanya dengan lilitan handuk di pinggangnya dan rambut yang

masih setengah basah ,saat ia mendapati ponselnya terus berdering.

Satya melirik jam yang tergantung di dindingnya.

“Tidak seperti biasanya.” Lalu Satya berjalan ke arah nakas, mengambil ponselnya.

“Marsya..” gumam satya.

Satya yang tidak berniat mengangkat panggilan itu, ia meletakkan kembali ponselnya, berlalu menuju walk in closet untuk memakai bajunya.

Setelah memakai bajunya, Satya merebahkan dirinya diatas kasur. Melepas segala penat yang ada di hati.

Banyak hal yang terjadi hari ini. Dimulai dari saat Marsya tiba-tiba menghubunginya dan meminta bertemu, tanpa sengaja bertemu atau lebih tepatnya melihat Nia di cafe, bernyanyi yang ia yakin itu ditujukan untuknya, dan yang terakhir saat di rumah orangtuanya tadi. Saat bundanya menyuruh untuk segera menikah. Menyuruhnya entah untuk yang ke berapa kali.

Ketika Satya sedang asyik menilas balik beberapa kejadian konyolnya dengan Nia, tiba-tiba ada

sebuah pesan masuk. Satya kembali melihat jam dindingnya lalu tersenyum.

 

"Selamat malam Pak Satya, tugas dari Bapak sudah saya kirimkan by email, Pak. Terimakasih.

Ow iya pak, Jaga kesehatan ,dan jangan lupa makan pak.

Dan kalau boleh jangan lupakan saya.”

Nia

Satya membaca pesan panjang dari Nia.

“Dia selalu berhasil membuatku kesal dan tersenyum secara bersamaan” gumam Satya, sambil membalas

pesan Nia.

“Ya, sama-sama.”

Satya kembali menaruh ponselnya keatas nakas lalu menarik selimutnya, beranjak tidur, dengan senyuman tipis di bibirnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.Hai Reader, ini adalah karya pertama Author, mohon maaf jika masih agak kaku ya...

Jangan lupa like dan koment, supaya Author lebih bersemangat lagi dalam berkarya.

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Indah Afriani

Indah Afriani

katanya nia cinta stya, trus dia bilang lelah..
lelah mencintai tanpa berjuang gitu..
katanya cinta, tapi mna perjuangan nya😅😅😅

2022-04-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!