Kediaman Pak Wijaya malam ini tampak berbeda dari malam biasanya. Para rekanan bisnis tampak memenuhi halaman belakang rumah itu.
Mereka tengah menikmati makan malam santai yang sengaja diadakan hanya untuk mempererat tali pertemanan diantara mereka.
Tampak pula orang tua Niko hadir di acara malam itu. Mereka terlihat akrab berbincang dengan orang tua Nia
dan para tamu undangan lainnya.
Beda hal nya dengan Niko dan Nia. Mereka berdua lebih memilih menyendiri duduk di gazebo di belakang area taman.
Nia yang malam ini memakai dress floral berwarna lilac selutut dipadukan dengan jaket denim dan sneaker putihnya, membuatnya terlihat sedikit feminim namun tetap kasual.
Rambut lurusnya sebahu dibiarkan terurai diterpa sepoi angin malam.
“Setidaknya ada elo Nik, jadi gue gak bosan - bosan banget” ucap Nia sambil menyesap minuman yang di
bawanya.
Niko hanya mengangguk kan kepalanya. Mulut dan tangannya penuh dengan makanan yang ia bawa dari taman tadi. Dia menikmati makanannya sambil mendengarkan Nia berceloteh panjang kali lebar.
Entah apa saja yang Nia bicarakan. Niko hanya mengangguk seperlunya. Dia terlalu fokus dengan makanannya.
Hingga akhirnya Niko tak mendengar lagi celotehan keluar dari mulut Nia. Niko mendongakkan kepala
nya, melihat apa yang terjadi pada Nia. Niko cukup heran melihat Nia yang tercengang dengan mulut setengah terbuka.
“Nik, lihat...!!!”
Niko mengikuti arah telunjuk Nia. Dan Niko pun cukup terkaget dengan apa yang di lihatnya.
Di sisi lain di dalam Taman, Mama dessy tampak menyalami perempuan paruh baya yang baru saja hadir di perjamuan malam itu.
“Hai Jeng Wike, terimakasih sudah mau datang ke rumah saya.” Mama Dessy terlihat mengembangkan senyumnya melihat sosok pemuda tampan berdiri di samping temannya itu.
“Kenalkan jeng, ini anak semata wayang saya.”
Pemuda yang dikenalkan itupun mencium takzim punggung tangan Mama Dessy. Sopan santun yang selalu diajarkan oleh orangtuanya sedari kecil.
“Saya minta maaf jeng, suami saya tidak bisa ikut kesini karena ada urusan mendadak. Jadi deh saya bawa anak saya, sekalian mau saya kenalin ke Jeng Dessy”
“Wah, anaknya ganteng sekali jeng...”
Mama dessy lantas tersenyum melihat pemuda yang dikenalnya sebagai anak dari temannya itu.
Memakai kemeja denim lengan pendek dengan celana senada serta sepatu sneaker.
Membuatnya terlihat santai namun tetap maskulin.
Dari kejauhan Pak Wijaya yang sedang berbincang dengan orang tua Niko lantas pamit dan menghampiri istrinya.
“Siapa yang ganteng sayang...?” Pak Wijaya datang lalu memeluk pinggang istrinya dari samping.
“Eh papa, ini pa, kenalkan anaknya Pak Dika dan Jeng Wike.”
Pemuda itu tampak mengulurkan tangannya,menjabat tangan Pak Wijaya.
Pak Wijaya menyambut baik jabatan tangannya.
“Mari Jeng Wike, masuk kedalam. Nikmati dulu makanannya. Ayo, nak”
Mama Dessy mengajak kedua tamunya itu untuk masuk dan mempersilahkan mereka menikmati makanannya.
Mama dessy dan Bunda Wike tampak berbincang akrab. Sembari sesekali tertawa bahagia.
“Jadi anaknya jeng Wike ini ngajar di universitas A...?? wah, kebetulan anak saya juga kuliah disitu lho..” ujar Mama Dessy antusias.
Ia nampak terkagum melihat pemuda gagah dihadapannya. Tinggi, tampan, lulusan universitas terbaik,dari keluarga baik-baik, bahkan di usianya yang terbilang cukup matang, ia sudah mandiri dengan menjadi dosen sekaligus ikut bekerja di perusahaan ayahnya.
“Wah, kebetulan yang kebetulan ini jeng...” Bunda Wike mengerlingkan matanya. Mereka berdua kembali
tertawa bersama.
Sedangkan orang yang dijadikan bahan pembicaraan dari tadi hanya tersenyum datar saja. Sampai akhirnya netra nya beradu tatap dengan sosok yang dikenalnya di belakang sana. Berdiri di Gazebo belakang taman dengan mulut setengah terbuka.
“Gadis itu...??” gumamnya
“Dia terlihat berbeda dengan penampilan seperti itu... cantik...”
Niko saling bertatap dengan mata pemuda itu, yang berdiri di samping orang tua Nia.
Rasa tidak sukanya langsung menyeruak masuk ke dalam hati Niko. Namun lain hal nya dengan Niko, hati Nia justru berbunga-bunga melihat orang yang dicintainya berdiri tepat di depannya.
“Pak Satya ngapain kesini...?? duh, kalau jodoh mah bener gak ‘kan kemana” Batin Nia sambil tersenyum manis.
Satya melihat senyum itu dari kejauhan. Senyum yang secara tidak ia sadari sudah membuat hatinya menghangat.
“Nah, itu anak saya Jeng Wike...” terang Mama Dessy sambil melambaikan tangannya pada Nia, menyuruhnya untuk mendekat.
Serasa terhipnotis Nia pun maju ke depan menghampiri mama nya. Disusul pula dengan Niko di belakangnya.
Dia benar- benar mengekori Nia. Merasa tidak ingin jauh dari Nia.
Masih dengan senyuman di bibirnya, Nia berdiri di samping mamanya.
“Kenalkan, ini Nia, Putri pertama saya jeng...”
“Nia, tante...” ujar Nia sopan seraya mencium takzim punggung tangan Bunda Wike.
“Cantiknya....dan sopan sekali” ujar Bunda wike sambil mengelus halus rambut Nia.
Nia yang mendapat pujian dari calon ibu mertua ( ngarepnyaaaaa) hanya tersipu malu-malu.
“Kamu kenal dengan anaknya Tante wike, Nia...?? Dia katanya dosen di kampusmu lho..” tanya Mama Dessy.
“Iya ma” Nia menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari Satya.
“Kalau gitu kamu temani dulu nak Satya ya, kamu juga Niko. Mama dan Tante Wike ke sebelah sana dulu” perintah Mama Dessy tanpa basa-basi.’
“Iya tante” Niko mengangguk patuh pada sahabat orang tua nya itu.
Nia yang sedari tadi masih terhipnotis dengan sosok Satya yang berdiri di hadapannya, kaget dengan colekan Niko.
“Hush!!... mata loe copot tuh...!!”
“Apaan siy Nik...” Nia mendengus kesal, merasa dipermalukan didepan pujaan hatinya.
“Em.. pak, mari ke sebelah sana. Makanannya enak-enak” ajak Nia tanpa malu-malu. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, yang pasti dia merasa berbunga-bunga bisa melihat Satya di rumahnya.
Nia berceloteh panjang ria, menceritakan panjang lebar tentang semuanya. Makanannya, keluarganya bahkan bunga-bunga di tamannya. Dan tentu saja, Niko hanya mengekor di belakang Nia dengan tenang. Sambil sesekali melirik tidak senang ke arah dosennya itu.
“Gadis ini benar-benar cerewet” Batin Satya.
Tanpa dia sadari, bibirnya sedikit melengkung ke atas.
Sedikiiiit saja melengkung ke atas.
Nia yang sedang berceloteh pun mendadak terdiam melihat senyuman Satya.
Aduh, senyumnyaaaaaa... meleleeeeeeeh....
“Kenapa pak,ada yang lucu..?? tanya Nia, Niko pun melihat ke arah Pak Satya setelah mendengar pertanyaan Nia.
Sepersekian detik, kemudian Satya kembali dengan mimik muka datarnya.
“Tidak”
Hanya kata yang itu yang terlontar dari bibir Satya sepanjang ini. Selama Nia berceloteh ria panjang kali lebar.
Mereka pun kembali memutari halaman belakang sambil bercerita, lebih tepatnya Nia sendiri yang bercerita, hingga acara usai dan para tamu mulai berpamitan pulang.
“Terimakasih sudah berkenan datang kesini jeng Wike, nak Satya...” ucap Mama Dessy saat mengantarkan
keduanya ke halaman depan.
“Terimakasih sudah mengundang saya jeng Dessy... kami pamit pulang dulu ya..” ucap Bunda Wike
seraya memasuki mobilnya.
“ Hati-hati di jalan tante...” kata Nia yang sedari tadi hanya tersenyum berdiri di samping mamanya.
“Iya sayang.. pasti...” Jeng Wike melambaikan tangannya.
Nia pun membalas melambaikan tangannya, dan menganggukkan kepalanya saat bertatapan dengan Satya.
Satya pun mengangguk berpamitan dari dalam kursi kemudi.
Nia memandangi mobil Satya yang keluar dari pelataran rumahnya hingga hilang dari pandangan.
Hatinya begitu berbunga-bunga malam ini. Dan bisa dipastikan ia akan melewati malamnya dengan nyenyak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hai reader, ini adalah karya pertama Author. mohon maaf jika masih agak kaku ya...
Jangan lupa like dan koment ya. supaya author lebih bersemangat lagi berkarya.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Erna Pujii
lanjut
2022-09-27
0
Reifna Patty Beilohy
lucu..seru..
2022-02-02
2