“Hai gaesss....!!!!” sapa Niko pada teman- temannya yang tengah asyik nongkrong di kantin kampus.
“Hai Nik, dari mana aja loe, menghilang mulu dari tadi....???” tanya Nia sambil melahap bakso favoritnya.
“Sorry, gue ada urusan bentar tadi ama dosen.” Jawab Niko sambil menggeser duduk Nia lalu ikut melahap
bakso milik Nia.
“Iya...iya... Bapak Ketua yang super sibuk” goda Nindya.
“Loe kangen sama gue ya...??” ujar Niko menggoda Nia dan mengacuhkan Nindya.
Nia mendengus tak merespon godaan Niko.
“Eh, jangan lupa.. abis kelas nanti jangan langsung pulang” Niko mengingatkan teman-temannya.
“Jadi kita survey lapangan hari ini ...??” sambung Ayu
“Iyalah...jadi besok kita langsung capcuss buat baksos nya” terang Niko kembali.
“Sering-sering aja bikin acara ya Pak Ketua, sering-sering juga dosennya si doi.. jadi gak sia-sia gue aktif organisasi” ujar Nia sambil menepuk bahu sahabatnya itu.
“Yeeee...ngarep loe..” sahut Nindya dan Ayu berbarengan.
“Lah... kan emang itu tujuan gue aktif organisasi. Kalian pikir karena apa coba... ya karena Pak Satya lah...??” jawab Nia terbahak-bahak..
“Yaaaah... patah hati lagi dong gue...” ujar Kevin memelas.
“ Dasar.... rasain loe...” timpal mereka serentak ke arah Kevin. Lalu mereka tergelak bersama.
Siang hari, mereka survey untuk lokasi kegiatan baksos yang rutin diadakan oleh pengurus Hima. Kegiatan kali ini masih berada di pinggiran kota. Walau masih berada di lingkungan perkotaan, namun kesenjangan sosial di tempat itu masih begitu terasa. Kehidupan perkampungan kumuh yang berbanding terbalik dengan gedung-gedung pencakar langit di sisi lainnya.
Setelah selesai survey lokasi baksos, mereka segera pulang ke rumah masing-masing.
Niko mengantar Nia pulang, karena mobil Nia masih di bengkel. Niko mengantar sampai depan rumah Nia.
Nia pun turun dari dari mobil Niko,
“Gue gak mampir ya Ni... langsung tancap aja, capek gue pengen istirahat.” Ujar Niko dari dalam mobil.
“Yoi... makasih ya udah nganterin gue.” Ujar Nia sedikit membungkukkan badannya.
“Oke. Salam buat bokap nyokap loe ya..”
“Oke.. bye..”
Mobil Niko pun melesat jauh pergi. Nia pun segera masuk ke dalam rumahnya. Dan mendapati mamanya tengah berada di ruang tengah.
“Assalamu’alaikum ma....” sapa Nia saat memasuki ruang tengah dan melihat mamanya sedang duduk menonton sinetron favoritnya.
“Wa’alaikumsalam... kok baru pulang Ni...?? tanya Mama Dessy
“Iya ma, sorry... tadi habis survey lokasi buat baksos besok.” Terang Nia
“Sudah makan..?? mandi dulu sana, terus sholat, makan... mama tunggu di ruang makan ya..??”
“Siap bos” jawab Nia sambil hormat gerak ke arah mamanya. lalu melesat ke kamarnya.
Nia langsung membersihkan dirinya di kamar mandi karena memang ia begitu gerah seharian terkena debu jalanan.
Tidak lebih dari 30 menit Nia sudah berada di ruang makan. Menanti mamanya yang menyiapkan makan malam yang sudah terlewat.
“Papa sama Tiara dimana ma...??” tanya Nia sambil memasukkan makanan ke mulutnya.
“Papa pulang terlambat hari ini, masih ada urusan di kantor. Tiara di atas, habis makan malam tadi dia langsung ke kamarnya.” Jawab Mama Dessy sambil menatap paras ayu anak gadisnya.
“Adikmu kenapa ya Ni...?? dari kemarin kok murung terus..??” tanya Mama Dessy khawatir.
Nia mengangkat bahunya
“ gak tau ma.. patah hati kali...!!” jawab Nia asal.
“Lho... Tiara sudah punya pacar..?? kok mama gak tahu..??” ujar Mama Dessy kaget.
Dibandingkan dengan Nia, Tiara lebih sering bercerita dengan mamanya. Walaupun Nia anaknya yang periang dan ceria, ia lebih sering tertutup untuk urusan pribadi dengan mamanya.
“Gak tahu juga sih ma... ya kali aja..” Nia tersenyum nyengir.
Setelah makan malam, Mama Dessy mengajak Nia untuk duduk sebentar di ruang keluarga.
Nia duduk di samping mamanya, lalu beringsut tidur pangkuan mamanya. Sebenarnya Nia begitu lelah, tapi ia tidak enak hati jika harus menolak ajakan mamanya.
“Nia... apa kamu sudah punya pacar,nak...??”tanya Mama Dessy seraya membelai lembut rambut anak
gadisnya.
“Belum ma... memangnya kenapa ma...??” jawab Nia dengan mata terpejam.
“Mama kira kamu sudah punya pacar Ni. belakangan mama lihat kamu senyum-senyum sendiri. Kadang cemberut, terus senyum-senyum lagi. Gitu itu biasanya tanda-tanda orang kasmaran sih...”
“Oh itu...” Nia tidak melanjutkan kata-katanya.
“Nia.... Niko tuh anaknya baik ya... sering bantuin kamu, bantuin mama, anaknya sopan lagi.” Ujar Mama Dessy masih membelai kepala putrinya.
“he’em ma... Niko emang baik banget. Makanya Nia bisa awet temenan sama dia.” Ujar Nia masih dengan memejamkan mata nya.
“Kalau nak Satya bagaimana..?? nak Satya, anaknya Tante Wike....” sambung Mama Dessy.
Sontak Nia kaget. Ia membelalakkan matanya, bangun dari pangkuan mamanya. Menatap kedalam netra mamanya, tanpa ingin menjawab pertanyaan mamanya.
“Kenapa Mama tiba-tiba nanyain Pak Satya...???” tanya Nia.
“Ya... mama cuma pengen tahu aja, katanya dia kan dosen kamu...”
“Iya ma, dia dosen Nia. Tapi, beeeeeeh... killer minta ampun ma... judes, jutek, cuek banget...!! mana galak lagi...!!! kalau ngasih tugas tuh bejibun ma... Nia pernah kena hukumannya lagi...!!!” ujar Nia menggebu-gebu.
“Oh ya...?? berarti kamu gak suka donk sama Satya...?? tapi kok senyum-senyum terus...??” goda Mama Dessy.
Nia terkejut dengan penuturan mamanya, dan justru membuatnya salah tingkah.
“Tuh... senyum-senyum lagi kan...??” Mama Dessy semakin menggoda Nia yang terlihat salah tingkah itu.
Mama Dessy memahami situasinya. Ia tersenyum hangat lalu memeluk sayang anak gadisnya.
****
Hari ini Nia, Niko dan teman-temannya tengah disibukkan dengan kegiatan baksos. Acara rutin yang diselenggarakan oleh pengurus Hima, Himpunan Mahasiswa. Seperti lainnya, Niko yang notabene adalah Ketua Hima terlihat antusias dan semangat menikmati acara baksos ini.
Terlebih dengan Nia, dia terlihat begitu antusias. Apalagi penyebabnya, tidak lain dan tidak bukan karena penanggung jawab baksos kali ini adalah Pak Satya, dosen pujaan hati Nia.
Saat memasuki tengah hari, mereka memutuskan untuk istirahat makan siang. Nia lantas menuju ke mushola terdekat untuk menunaikan kewajibannya. Ia berpikir untuk sholat dulu sebelum mengambil makan siang bersama teman-temannya.
Nia sempat menangkap sosok Pak Satya saat akan keluar dari mushola. Ia melihat sosok dosennya itu sedang memakai sepatu nya. Nia tersenyum simpul, lantas beranjak mengambil jatah makan siangnya.
“Ni... sebelah sini” Ayu melambai ke arah Nia untuk mengajaknya berkumpul bersama. Sesaat Ayu merasa aneh karena Nia mengambil dua kotak jatah makanan.
Nia yang disapa hanya mengedipkan mata ke arah teman-temannya. Bola matanya kemudian memutari tempat itu.
Kemudian menemukan sosok yang ia cari tengah duduk sendirian di bawah pohon rindang agak menjauh
dari anak-anak lainnya.
“Eem...permisi pak... disini sejuk ya pak” ujar Nia seraya menyerahkan kotak makan siang yang dibawa nya.
Pak Satya tertegun melihat Nia yang tiba- tiba sudah berdiri di dekatnya.
“Aduh pak, capek nih...” keluh Nia karena Pak Satya belum juga mengambil kotak makan siang itu dari tangan Nia.
“Ah iya.. terimakasih..” ujar Pak Satya kemudian.
“Ini minumnya pak...Kita boleh fokus pada sesuatu, tapi jangan lupa makan dan jaga kesehatan pak..... saya permisi” sambung nia seraya pergi meninggalkan Pak Satya yang masih tertegun melihat punggung Nia yang semakin menjauh.
Nia kembali bergabung bersama teman-temannya.
“ Gilaaaaaa.... keren banget loe Ni.... berani loe ya... gak ada malu – malunya sama sekali...!!!” sindir Nindya.
“Jadinya gue gila, keren, berani atau gak tau malu nih...??” celetuk Nia.
“ Semuanya...!!!!” jawab mereka kompak. Menghabiskan waktu istirahat mereka dengan gelak tawa.
Acara baksos selesai menjelang petang. Mereka segera berlalu dari tempat itu. Terkecuali Nia, ia memutuskan untuk menunaikan kewajibannya di mushola setempat sebelum pulang.
“Ni... loe gak apa-apa gue tinggal pulang duluan..?? “ tanya Niko sesaat sebelum dia pulang.
“Gak apa-apa... loe duluan aja, nyokap loe kan udah nungguin..”
“Sorry ya, Ibu negara gini nih, kalau ada mau nya pengennya cepetan mulu. Ntar kalo loe uda nyampe rumah kabarin gue ya.”
“Siiiiip... uda buruan sono.”
Niko pun menjalankan mobilnya, berlalu meninggalkan Nia.
Nia duduk-duduk di mushola sembari menunggu waktu adzan. Setelah selesai menunaikan kewajibannya, ia segera berlalu untuk pulang ke rumah.
Nia memencet hpnya berniat memesan ojek online untuk mengantarnya pulang.
Tin.. Tiiiin... Tin...
.
.
.
.
.
.
Hai reader, ini adalah karya pertama Author, mohon maaf jika masih agak kaku ya..
Jangan lupa like dan koment ya, supaya Author lebih bersemangat lagi untuk berkarya.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments