"Guys gue pulang dulu yah" pamit Violla pada ke dua sahabatnya
"Oh oke hati-hati lho" jawab Cindy membalas lambaian tangan Violla
Violla melangkah keluar kemudian masuk ke dalam mobil, menghidupkan mesin mobil tersebut kemudian melaju meninggalkan area parkir Cafe
Setelah tadi berkumpul dengan Ervan Cs Violla memang langsung ke Kampus dan benar saja Do'a-Nya di ijabah oleh Alloh
Tiga mata kuliah yang harus di ikuti Violla tidak ada Dosen yang masuk, hanya ada satu mata kuliah saja dan untungnya sang Dosen yang sedang berbaik hati tidak terlalu memberi banyak materi
Mengemudikan mobilnya dengan santai dan sesekali bersenandung , membuat Violla sedikit merasa tenang sebelum nanti malam dia bertemu dengan calon suami yang entah seperti apa rupa dan wujudnya
Namun Violla berharap semoga saja calonnya itu buka lah bapak-bapak tua yang buncit atau om-om yang berkepala botak
Akan sangat menjijikan bagi Violla, apalagi jika harus tidur satu kamar yang sama
Amit-amit gumam Violla bergidik ngeri
30 menit waktu yang di tempuh oleh Violla sampai mobil tersebut masuk ke halaman rumah Violla
Sudah terlihat mobil papah Adiwijaya terparkir dengan mulus di garasi dan sang supir yang sudah duduk santai dengan secangkir Cofe
Melangkah keluar dari dalam mobil, kemudian menutup pintu mobil dan mengunci
Violla berjalan masuk ke dalam rumah dan di sambut hangat oleh para bibi ART yang sedang mengerjakan tugas mereka
"Mah" panggil Violla yang melihat Laras sedang berkutat dengan alat tempur sedangkan sang papah sedang begitu khusu dengan alat kerjanya
"Sudah pulang" tanya nya ketika Violla sudah berdiri di samping sang mama
"Udah, doa aku di kabul sama Alloh dosen gak masuk" jawab nya kemudian mencomot roti "Abang belum pulang"
"Belum mungkin sebentar lagi, kamu masuk gih istirahat terus siap-siap gaun udah mamah siapin di kamar kamu"
"Oke momm" jawab Violla mengecup pipi Laras kemudian melangkah ke arah tangga
Sesekali Violla bersenandung, menyanyikan lagu yang tadi ia putar di dalam mobil dan hal itu tidak luput dari pandangan Laras yang terus memperhatikan putrinya sampai masuk ke dalam kamar
"Seneng banget kayaknya dia Mah" tanya Adiwijaya yang sudah berdiri di samping Laras
"Eh? kaget mamah" jawabnya mengusap dada "Iyah seneng banget kaya menang undian" lanjutnya terkekeh
"Bumi udah kamu telpon pah, ini udah sore loh"
"Nanti papah telpon, mau ngerjain dulu ini masih ada beberapa" jawab Adiwijaya mengangkat map
Laras hanya mengangguk, kemudian melanjutkan aktifitasnya
Sedangkan Violla dia sudah sampai ke dalam kamar dan menghempaskan tubuhnya ke atas kasur
Menoleh pada gaun yang sudah tergantung dengan cantik dan juga heels yang berwarna senada dengan gaun yang akan di pakai oleh Violla
***
Di kediaman Dirgantara, Siska yang terlalu senang akan bertemu dengan calon menantu justru malah terlihat begitu gugup
Kembali mengecek barang yang akan dia bawa takut-takut ada yang terlewat, dan juga merepotkan si bungsu Panji yang di larang ke Sekolah hanya demi untuk membantu Siska
"Mah mau sampai kapan, ini udah semua aku capek" keluh Panji bersandar malas di sofa
"Iya iya ini udah beres" jawab Siska tanpa menoleh pada Panji
"Dari tadi jawabannya gitu tapi gak beres-beres heran deh aku, padahal ini cuman lamaran bukan seserahan nikah"
"Eh kamu gak tahu apa-apa udah diem aja, mending masuk ke kamar sana siap-siap"
Dengan malas Panji masuk ke dalam kamar, kemudian membanting tubuh nya. Rasanya sakit di pinggang membuat Panji sedikit meringis kemudian mencoba meregangkan otot-ototnya meski sakit yang harus ia rasakan
Sedangkan di ruang tamu Siska lagi-lagi melihat tulisan yang sudah ia coret menandakan barang yang akan ia bawa sudah di kemas dengan sangat apik
Namun dahinya terlihat mengkerut, karena tidak mendapati nama barang yang ia baca. Kemudian memutuskan mencari sendiri barang tersebut tanpa ingin merepotkan anak bungsunya
Panji yang terlelap mendengar kegaduhan di luar kamarnya, kemudian merasakan seseorang menggoyang tubuhnya dengan brutal
Perlahan Panji membuka matanya, untuk melihat siapa pelaku yang sudah menganggu waktu istirahatnya
"Astaga Mah apa lagi" tanya Panji memasuk kan wajah nya ke bawah bantal
"Panji bangun, ini ada yang ilang barang buat seserahan" ucap Siska menggoyang-goyang kaki panji
Panji mengerang namun tetap bangun dari tidurnya "Apa nya yang ilang sih mah, semuanya udah ada di meja depan"
"Berlian ya dimana" tanya Siska yang terlihat panik
"Astaga mama" kesal Panji kemudian kembali merebahkan tubuhnya
"Malah tidur lagi, cepat cari keburu papah kamu pulang"
"Mah, berliannya mama simpan di lemari" jawab Panji enggan untuk bangun
Siska mencoba mengingat kemudian menjentikkan jari nya "Oh iya mama lupa, maaf yah" ucapnya kemudian pergi meninggalkan Panji yang tengah menahan umpatannya
Punya ibu gini amat tuhan kesalnya memukul-mukul kasur
***
Malam yang di tunggu pun datang, Adiwijaya dan keluarga sudah terlihat begitu siap bahkan Violla gadis itu terlihat begitu cantik dan anggun
Tangannya yang terus di gandeng oleh Bumi membuat Violla merasa lebih tenang meskipun debaran dalam dadanya tidak bisa ia tenangkan
Rasa gugup yang tiba-tiba menyerang karena mendengar klakson mobil yang sudah memasuki pekarangan rumah
Membuat Violla semakin mengerat kan gandengan tangannya, bahkan tangan Violla begitu basah karena terus mengeluarkan keringat
Bumi yang sadar betul bahwa sang adik diterpa rasa gugup kemudian mengusap tangannya untuk memberikan penenang
Sama halnya dengan Rayhan, pemuda itu pun merasakan gugup yang amat sangat meskipun hati dan pikirannya terus berkata tenang namun jantungnya terus berdetak tidak beraturan
Dirga yang paham putranya gugup pun meraih tangannya mencoba untuk menenangkan, Sedangkan Panji yang sedang merasa kesal pada sang mama terus memalingkan wajahnya keluar jendela
"Udah gak usah kesel nanti uang jajan nya mamah tambahin" ucap Siska menepuk tangan Panji
Dengan cepat Panji menoleh pada sang Mama, kemudian memberikan senyum manis seolah dia tidak pernah merasa kesal
"Duit aja cepat" goda Dirga menepuk kepala Panji "Kita turun sekarang" ajaknya
Meraih tangan Siska untuk ia gandeng dan membiarkan kedua putranya untuk mengikuti di belakang mereka
Disambut hangat oleh Adiwijaya dan juga sang Istri saling melepas rindu karena lama tidak bertemu
"Ya ampun Siska aku kangen banget" ucap Laras memeluk erat tubuh Siska
"Kenapa kamu gak berubah sih Ras, tetep aja ramping nah aku malah gendut" ucap Siska memperhatikan tubuh Laras
"Kamu ini, kamu juga gak gendut Sis"
"Ah iya Dirga kau masih ingat, dia putra ku" ucap Adiwijaya menarik tangan Bumi
"Tentu kau adalah putra kecilku" jawab Dirga menarik Bumi untuk ia peluk
Sedangkan Rayhan dan Panji mereka berdua masih berdiri di belakang Dirga dan Siska
"Mana menantuku" tanya Laras ketika Siska maupun Dirga tidak kunjung menarik tangan Rayhan
"Ah iya aku sampai lupa, dia Rayhan putra sulung ku" ucap Dirga
Adiwijaya dan Laras saling melirik, kemudian mengkerut kan kening melihat siapa yang di tarik oleh Dirga
"Tampan kan seperti aku" lanjut Dirga
"Pah aku Panji bukan abang" ucapnya mengangkat kepala
"Astaga kenapa tidak bilang" jawab Dirga karena dia memang asal menarik tangan "Maaf dia si bungsu ku" lanjutnya kemudian menarik tangan Rayhan
"Ini baru putra sulung ku, apa kalian masih ingat"
"Tentu saja" jawab Laras tersenyum kemudian mendekat pada Rayhan untuk dia peluk dan bergantian dengan Adiwijaya
"Lalu menantuku mana, apa kalian menyembunyikannya" tanya Dirga karena tidak mendapati keberadaan Violla
"Dimana adikmu" tanya Laras karena tidak mendapati Violla berada di sampingnya
"Dia sedang ke toilet" jawab Bumi
"Lebih baik kita masuk dulu saja" Ajak Adiwijaya kemudian menggandeng tangan Dirga "Ah ternyata itu putri ku" lanjut nya menunjuk Violla yang tengah berjalan ke arah mereka
Mata mereka menatap kagum pada Violla, meskipun gadis itu berjalan menunduk karena rasa malu
"Sayang kenalkan ini Om Dirga" ucap Laras merangkul tubuh Violla
Violla menegakkan kepalanya kemudian tersenyum dengan ramah pada Dirga
"Cantik sekali" ucap Siska menarik tubuh Violla untuk ia peluk
"Nah ini calon suami kamu" ucap Siska setelah meregangkan pelukannya kemudian menunjuk ke arah Rayhan
Violla menatap tidak percaya, kemudian menoleh pada Siska yang tengah tersenyum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Aduuuhhh thor kok aku yang salting..deg degan ni loh🤭🤭😅😅😅
2022-06-14
0
mama yuhu
yuuu huuuu
2022-04-16
0
Ferial Aziz
Wow
2022-04-12
0