Cahaya mentari memaksa masuk ke kamar seorang gadis, mengusik tidur nyenyak nya dan memaksa untuk bangun
Menggeliat dan meregangkan otot badannya, kemudian duduk dan menundukkan kepalanya menyambar ponsel untuk melihat jam
Jam 6 ternyata gumaman lirihnya
Kemudian beranjak masuk ke kamar mandi, mengisi bak mandi dan membakar lilin aroma terapi
OHH nikmatnya dunia ini
Menggosok-gosok badannya, dan mencuci rambut adalah kebiasaan yang sering kali Violla lakukan
Setelah selesai Violla memakai kimono handuknya kemudian melangkah untuk memilih baju yang akan ia kenakan
Menggulung rambutnya dengan handuk, kemudian duduk di cermin untuk merias wajahnya
Dengan terampil dan telaten, satu persatu alat tempur yang tersedia di meja rias ia gunakan
Baru sebelah alisnya ia ukir, rasa sakit pada perutnya membuat Violla sedikit meringis kemudian beranjak masuk kembali ke kamar mandi
"Ini pasti gara-gara seblak gila si Cindy"
Kembali keluar dari kamar mandi, dan melanjutkan aktifitasnya setelah di rasa cukup dan terlihat rapih Violla beralih pada rambut menyambar alat pengering lalu ia gunakan
"Mules lagi" ucap Violla, kemudian kembali masuk ke dalam kamar mandi
Sedangkan di dapur para bibi dan Nyonya rumah sedang menyiapkan sarapan
Seperti biasa Laras akan turun langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan" Bi tolong ambilkan saya wadah" ucapnya
"Ini nyonya" ucap bibi menyodorkan wadah cukup besar pada Laras
Terlihat Violla berjalan turun, dengan membawa buku dan menenteng tas nya. Berjalan ogah-ogahan dan terlihat sedikit pucat
"Pagi Mom" sapa Violla menghampiri Laras kemudian mencium pipinya
"Pagi anak Mama" jawab Laras "Hei kenapa, lesu amat"
Violla menggeleng, kemudian memilih untuk duduk "Abang sama papah mana"
"Mereka belum keluar kamar" jawab Laras "Mau teh anget gak"
"Boleh"
Bumi turun dari lantai atas dengan pakaian yang sangat rapih, kemudian berjalan menghampiri sang adik yang terlihat tidak semangat
"Pagi" sapa Bumi seperti biasa dengan tampang cueknya
Violla mendongak sekilas, kemudian kembali menopang dagunya
"Kenapa" heran Bumi mengusap rambut sang adik
Violla menggeleng dengan cepat, kemudian membenamkan wajah nya pada meja
"Minum dulu teh nya" ucap Laras memberikan secangkir teh
"Dia kenapa" tanya Bumi pada sang Mama
Laras hanya mengedikkan bahunya, kemudian melangkah untuk memanggil suami tercinta
Adiwijaya berjalan bergandengan dengan sang Istri, kemudian menarik kursi mempersilahkan istrinya untuk duduk
"Anak papa kenapa" tanya Adiwijaya mencium rambut Violla
"Enggak semangat" jawab Violla kembali menopang dagunya
"Kok tumben" heran Mama Laras
Violla menggeleng, kemudian mengangkat piring untuk di isi oleh sang Mama"Sedikit aja"
Bumi yang sudah memakan nasi goreng kemudian mendongak melihat sang adik"Kamu kenapa, pucat sekali" tanya nya dengan khawatir
"Enggak papa" jawab Violla kemudian menyendok nasi goreng
Perlahan Violla mengunyah, dan kembali menyendok nasi tersebut
Hoek hoek hoek
Dengan cepat Violla berlari ke arah westtafle memuntahkan makanan yang baru ia makan
Laras, Adiwijaya dan Bumi terlihat terkejut kemudian bangkit untuk menyusul Violla
"Kamu ini kenapa" khawatir Laras yang sedang memijat tengkuk Violla
Violla terus memuntahkan isi perutnya, tanpa menjawab pertanyaan sang mama
Setelah merasa cukup dan lebih enak Violla membasuh wajahnya dan membalikkan badannya kembali berjalan ke arah meja makan
"Dek" panggil Bumi yang terdengar berbeda
Violla mendongak, kemudian menegakkan tubuhnya setelah melihat tatapan berbeda dari keluarganya"Kenapa" heran Violla
"Kamu kenapa" tanya Papah Adiwijaya
Violla menggeleng, kemudian menundukkan kepalanya
"Kamu kenapa Violla" tanya Bumi dengan emosi
"Abang kenapa sih kok ngebentak aku" jawab Violla
"Abang tanya kamu kenapa" tanya Bumi lagi
"Aku gak papa" jawab Violla kemudian menundukkan kepalanya
"Violla" panggil Adiwijaya dingin
Violla menoleh pada Adiwijaya kemudian pada Laras"Kalian ini kenapa, aku gak papa" sangkal Violla
"Siapa yang hamilin kamu" tanya Bumi
Laras dan Adiwijaya terkejut mendengar pertanyaan Bumi sama halnya dengan Violla dia pun ikut terkejut
"Hamil" ulang Laras melihat wajah Violla "Kamu hamil" tanya Laras dengan sorot mata penuh kekecewaan
Violla mengkerjap kan matanya, kemudian menundukkan wajah nya
"Violla jawab" teriak Laras yang sudah berlinang air mata
Adiwijaya terkesiap mendengar teriakan istrinya, kemudian beranjak untuk memegangi sang Istri yang terlihat bergetar
"A aku" gugup Violla yang melihat keluarga nya menanti jawaban
"Siapa yang hamilin kamu" teriak Bumi menggebrak meja dengan keras
Violla terlonjak kaget, dan tanpa permisi air matanya ikut turun"A aku gak hamil" ucap Violla gemetar
Untuk pertama kali nya selama Violla hidup di keluarga Adiwijaya dia melihat Bumi begitu murka, bahkan kilatan amarah begitu terlihat di matanya
"Jangan bohong" teriak Bumi lagi
"Tapi aku emang gak hamil bang" jawab Violla ikut berteriak
Adiwijaya dan Laras terkejut mendengar teriakan Violla, pasalnya semarah-marah nya Violla dia tidak akan melawan bahkan memilih untuk diam
"Aku gak hamil kenapa kalian nuduh aku hamil" ucap Violla menangis
"Terus kenapa kamu muntah" tanya Bumi dengan suara pelan namun terdengar menakutkan
Violla menunduk, dia takut jika harus berkata jujur
"Jawab Violla" teriak Bumi
"Bumi kenapa kamu teriak-teriak" ucap Adiwijaya menenangkan anak sulungnya
Aaaaaaargh Bumi mencengkram rambutnya, kemudian memukul-mukul meja
Violla semakin takut dan semakin bergetar dia belum pernah melihat Abangnya begitu marah
Laras tidak lagi bertanya dia lebih memilih untuk menangis di dada suaminya, jika benar Violla hamil maka dia sudah menjadi ibu yang gagal
"Violla" panggil Adiwijaya
Violla mendongak kemudian kembali menunduk "Maaf" ucap Violla pelan
Adiwijaya geleng kepala, tidak menyangka bahwa dia akan kecolongan
"Akan aku bunuh dia" ucap Bumi mengepalkan tangannya kemudian berjalan meninggalkan meja makan
"Jangan" ucap Violla mencegah Bumi
"Kenapa? kamu Cinta iyah?" tanya Bumi berteriak
Violla menggeleng, kemudian terkulai lemas di lantai "Dia gak salah aku yang salah" ucapnya
"Kamu membela dia, iyah" teriak Bumi berjongkok di depan Violla
Violla kembali menggeleng, dia terlalu takut jika berkata jujur bukan hanya omelan yang dia dapat tapi kemurkaan dari dokter galak pun akan ia dapatkan
"Buang Cinta kamu Violla, dia akan mati" ucap Bumi beranjak
Violla dengan cepat memegangi kaki Bumi memeluknya dengan erat, tapi Bumi terus menariknya dengan paksa dan menghempaskan Violla dengan kasar
"Violla" teriak Laras yang melihat Violla tersungkur
Adiwijaya dengan cepat berlari kemudian menarik tangan Bumi
Plaaaak satu tamparan yang cukup keras mendarat pada pipi mulus Bumi
Bumi mengusap pipinya, kemudian mengelap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah
"Papah nampar aku" tanya Bumi dengan sinis "Papah membela Violla" teriak Bumi
"Cukup Bumi, papah tidak pernah mengajari kamu untuk kasar pada wanita. Dia adik kamu" ucap Adiwijaya dengan tegas
Laras memeluk Violla dengan erat, setelah tadi melihat Violla tersungkur dan hampir terbentur kaki meja
Violla beranjak dari dekapan sang Mam kemudian berdiri
"Sayang sudah" ucap Laras menghentikan Violla, Violla menoleh kemudian menggeleng
"Aku gak hamil bang, sumpah" ucap Violla di sela tangisnya
Bumi memandang sinis pada pada Violla, kemudian berjalan mendekat"Lalu jika bukan hamil apa, kenapa kamu tadi mencegah saya"
"Karena abang tadi bilang mau bunuh Mona" jawab Violla teriak kemudian menundukkan wajah nya
"Mona" ulang Laras ikut berdiri
Bumi terlihat mengernyitkan alisnya, dan Adiwijaya mendekat pada Violla
"Kenapa Mona" tanya Adiwijaya takut jika Mona lah yang sudah menjerumuskan anaknya
"Violla jawab" ucap Laras menggoyang-goyang bahu Violla
"Mo Mona" jawab Violla terbata
"Kenapa Mona" teriak Bumi
"Aku kemarin makan seblak terus sambel jadi akibatnya pagi-pagi aku mules dan tadi muntah, asam lambung aku naik" jawab Violla cepat "Maaf" sambungnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
ιda leѕтary
Lbayyyyy bgt sih
2023-06-15
0
Utine Agata Afkar Andra
jujur mau ktwa takut dosa 🤣🤣🤣
2023-01-10
0
yatiek lima sembilan
haddeeh...!! ndak nyambung blas...
2022-09-18
0