Luo Jian hanya bisa menaikan salah satu alisnya, karena saat ini ia tidak mengetahui bahwa didepannya Dong Fai, namun melihat lima pemuda yang pernah membuat masalah padanya, kini ia tahu pemuda yang memimpin lima pemuda itu adalah Dong Fai.
Luo Jian yang tidak ingin kembali membuat masalah pun hanya membiarkannya dan melanjutkan perjalanannya kembali ke kediaman Fang Lao. Namun tiba tiba, ia bergerak cepat kearah kiri menghindari tinjuan salah satu bawahan Dong Fai.
"Menyerang secara diam diam, apakah itu sifat lelaki?" Tanya sinis Luo Jian menatap pemuda itu dengan tajam.
Pernah merasakan rasanya dipukuli oleh Luo Jian, pemuda tersebut berjalan mundur sambil membasahi dirinya. Namun dengan cepat ia memberanikan diri setelah sadar Dong Fai berada dibelakangnya.
"Kau harus meminta maaf pada kami, dan Senior Fai, atau kamu akan..." Ucapnya kebingungan lalu terpotong.
"Akan apa? Ngomong saja kau tidak becus," ucap cetus Luo Jian.
"Kauuu!" Ucap pemuda tersebut menunjuk Luo Jian dengan kesalnya.
Dong Fai maju, dan membuat pemuda tersebut terdiam.
"Jika sudah melukai bawahanku, maka kamu juga harus menerima luka yang sama. Sekarang katakan lengan mana yang ingin kupatahkan?" Tanya Dong Fai sambil menatap tajam Luo Jian.
Kedua alis Luo Jian menyatu dengan wajah yang tidak perduli.
"Jika itu mampu," balas Luo Jian santai.
Mendengar provokasi Luo Jian, Dong Fai segera melesat dan mengarahkan tinjunya kearah Luo Jian.
"Asal kamu tahu, penegak keadilan sekte tidak akan pernah bisa menyelamatkanmu kembali! Terima ini!" Dong Fai dengan nada amarahnya mengarahkan tinju kearah wajah Luo Jian.
Plaaaaak!
Bergerak ke kanan dengan langkah santainya, Luo Jian menampar wajah Dong Fai hingga membekas dipipinya.
"Jika tidak pergi aku akan bertindak lebih jauh," ucap Luo Jian.
Namun ucapan Luo Jian itu membuat amarah Dong Fai semakin menjadi jadi, para murid yang juga ada dilapangan sekte segera berlari melihat pertikaian mereka.
"Jika aku tidak memberimu pelajaran kali ini, maka aku tidak memiliki harga diri sama sekali!" Teriak Dong Fai melesat dan mengamuk sejadi jadinya.
Dengan santainya, Luo Jian terus menghindari serangan Dong Fai dengan mudah. Hingga pertukaran serangan melewati sepuluh gerakan, Luo Jian mulai menyerang Dong Fai menggunakan kedua tangannya. Wajah Dong Fai terkejut, karena Luo Jian saat ini mendominasi dari segala serangan yang membuatnya termundur, dan akhirnya.
Pacccck! Buuuug! Paaaack!
Luo Jian memukul wajah Dong Fai beruntun, sontak para murid segera memegangi wajah mereka seperti merekalah yang merasakan rasa sakitnya.
"Pergilah, sebelum aku membuat perhitungan lebih jauh...," Ucap Luo Jian yang nyatanya ingin beristirahat.
Tanpa memperhatikan wajah pucat Dong Fai, Luo Jian berjalan santai menuju kediaman milik Fang Lao. Sesampainya, ia merasakan adanya aura lain didalam kediaman Fang Lao.
"Mata Dewa...," Ucap lirih Luo Jian memeriksa seluruh isi rumah Fang Lao.
Matanya tiba tiba menyipit melihat seseorang menggunakan cadar hitam mencuri sesuatu didalam kamar Fang Lao. Dengan berjalan mengendap endap, Luo Jian memasuki kediaman Fang Lao kedalam kamar Fang Lao.
Jglleeeek!
Sosok bercadar terkejut dan langsung melemparkan senjata rahasianya kearah Luo Jian. Namun dengan sigapnya, serangan kejutan itu sangat mudah dihindari oleh Luo Jian.
Jleeeb! Jleeeb!
"Siapa kamu," ucap santai Luo Jian.
"Itu bukan urusanmu, enyah dari sini atau mati!" Ancam sosok tersebut yang ragu melihat pemuda tanpa memiliki ranah kultivasi didepannya.
Dengan serangan kejutannya yang mampu dihindari dengan mudah, tentunya membuat ia berpikir dua kali sebelum menyerang. Dan hal yang terbaik menurutnya adalah mengancam.
"Jika kau hanya bisa mengancam, bagaimana aku tahu jika kamu mampu membunuhku," ejek Luo Jian.
"Keparat!"
Swuuush! Swuuuuush!
Pria bercadar hitam itu melesat dan menggunakan belati kecil sebagai senjata untuk melawan Luo Jian. Dengan lihainya, semua serangan pria bercadar itu dengan mudah dihindari oleh Luo Jian karena Kultivasinya ditingkat Fondasi Qi tiga, dengan begitu Luo Jian dengan mudah untuk mengimbangi kecepatannya.
"Entahlah! Atau kau akan benar benar mati!" Pria bercadar kembali mengancam, saat ini ia tidak berani menggunakan kekuatan jiwanya, karena hal itu dapat memicu auranya rembes dan ia akan menjadi buronan sekte.
"Pak tua jangan cuma bisa bicara, jika memang bisa seharusnya sejak tadi kau sudah membunuhku," ucap Luo Jian masih menghindari serangan pria bercadar tersebut.
"Lebih baik katakan tujuanmu, dan apa yang kau cari dirumah Senior Fang Lao," ucap lagi Luo Jian sambil menghindari serangan pria tersebut.
"Kauuu!"
Swuuuush!
Serangan pria bercadar itu bertambah cepat seolah olah ucapan Luo Jian bagaikan senjata yang menusuk kelakiannya.
Kraaaaack! Dhuuuuaar!
Meja didekat mereka akhirnya hancur dan menimbulkan suara yang berisik, sedangkan Luo Jian yang penasaran dengan sosok pria bercadar dengan lihainya memberikan serangan tipuan, yang padahal ia sedang mengincar kelemahan disisi wajah pria tersebut.
"Kena kau!"
Sraaaaaak!
Cadar pria tersebut sobek dengan hasil memperlihatkan wajah salah satu tetua sekte Naga Langit. Melihat hal itu, kedua alis Luo Jian menyatu. Meskipun ia belum memahami wajah semua para tetua, wajah tetua ini ia pahami karena Luo Jian tidak sengaja melihatnya dilapangan sekte menggunakan jubah tetua.
"Kau tetua sekte tapi bertindak seperti ini?" Cibir Luo Jian.
"Kau orang baru punya hak apa menanyakannya!" Balas sengit tetua tersebut.
"Itu karena tetua Fang Lao memberikan tempat tinggal sementara untukku," ucap Luo Jian.
Braaaaak!
Tiba tiba pintu kamar terdobrak oleh Fang Lao yang buru buru kembali dari ruang perpustakaan sekte.
"Tetua Lin Cang! Kau sungguh berani!" Ucap Fang Lao yang ternyata sudah sadar keberadaan tetua Lin Cang dikamarnya.
Lin Cang melotot kearah Luo Jian, karena membuatnya tertangkap basah, sedangkan Luo Jian sendiri mundur dan memberikan tempat untuk Fang Lao menyelesaikan masalah. Namun hal tak diduga terjadi, karena tiba tiba Fang Lao melesat dan mengerahkan seluruh tenaganya kearah tinjunya.
Dhuuuuuaar!
Seketika tubuh Lin Cang meledak menjadi kabut darah, dengan wajah yang memerah Fang Lao kemudian menghela napas, dan duduk berlutut sambil menahan air matanya yang ingin menetes.
"Senior apa kau baik baik saja?" Tanya Luo Jian yang tidak ingin memfitnah perlakuan Fang Lao, karena ia tahu Fang Lao punya alasan sendiri.
Fang Lao diam dan memejamkan matanya sejenak, setelah ia meredakan amarahnya. Ia kemudian menatap hangat Luo Jian.
"Dia adalah mata mata sekte Tangan Iblis."
Fang Lao menjelaskan panjang lebar hingga kematian keluarganya didesa kecil yang disebabkan oleh tetua tersebut. Tak hanya itu saja, ia sengaja memancing Lin Cang kedalam rumahnya untuk membalaskan dendam kematian keluarganya. Meskipun bukan hanya Lin Cang yang membunuhnya, ia pastikan semuanya akan mati ditangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Ayo...
2022-05-27
0
Hamdan Nst
lincang
2022-04-05
1
Ratmoko Ari
Jossssssssssssssssssssssssss😑
2022-02-19
3